Belajar dan Pembelajaran Mata Pelajaran Membuat Pola Busana

BAB 2 KAJIAN PUSTAKA

2.1 Kajian Teori

2.1.1 Belajar dan Pembelajaran

Manusia senantiasa melakukan kegiatan belajar. Belajar tidak hanya dilakukan di bangku sekolah, tetapi dapat pula terjadi pada seseorang dalam kehidupanya sehari-hari. Belajar adalah suatu kegiatan yang tidak terpisahkan dari kehidupan manusia sehingga dengan belajar manusia mampu mengembangkan potensi-potensi yang dibawanya sejak lahir sehingga nantinya akan mampu menyesuaikan diri demi pemenuhan kebutuhan. Anni 2006: 2 menyatakan belajar merupakan proses penting bagi perubahan perilaku manusia dan ia mencakup segala sesuatu yang dipikirkan dan dikerjakan. Belajar memegang peranan penting di dalam perkembangan, kebiasaan, sikap, keyakinan, tujuan, kepribadian, dan bahkan persepsi manusia. Belajar menurut Winkel yang dikutip oleh Purwanto 2013: 39 adalah aktivitas mentalpsikis yang berlangsung dalam interaksi aktif lingkungan yang menghasilkan perubahan-perubahan dalam pengetahuan, ketrampilan dan sikap. Kesimpulan dari pendapat dia atas, belajar adalah suatu proses perubahan tingkah laku seseorang yang disebabkan adanya pengalaman untuk memperoleh pengetahuan, ketrampilan dan sikap dari seseorang yang melakukan kegiatan belajar. Seseorang bisa dikatakan telah belajar apabila ia dapat melakukan sesuatu yang belum pernah dilakukan sebelumnya atau tingkah lakunya berubah karena mempunyai cara lain dalam menghadapi suatu situasi karena ia telah melalui berbagai pengalaman yang diperolehnya dari belajar.

2.1.2 Hasil Belajar

2.2.1.1 Pengertian Hasil Belajar

Hasil belajar Purwanto, 2013: 46 adalah perubahan perilaku siswa akibat belajar. Perubahan perilaku disebabkan karena tercapainya penguasaan atas sejumlah bahan yang diberikan dalam proses belajar mengajar. Pencapaian itu didasarkan atas tujuan pengajaran yang telah ditetapkan. Hasil itu dapat berupa perubahan dalam aspek kognitif, afektif maupun psikomotorik. Anni 2006: 5 mengatakan bahwa hasil belajar merupakan perubahan perilaku yang diperoleh pembelajar setelah mengalami aktivitas belajar Benyamin Bloom yang dikutip oleh Sudjana 2013: 22 secara garis besar membagi klasifikasi hasil belajar menjadi tiga ranah yakni ranah kognitif, ranah afektif dan ranah psikomotoris. 1 Ranah kognitif, berkenaan dengan hasil belajar intelektual yang terdiri dari enam aspek, yakni pengetahuan atau ingatan, pemahaman, aplikasi, analisis, sintesis, dan evaluasi. Kedua aspek pertama disebut kognitif tingkat rendah dan keempat aspek berikutnya termasuk kognitif tingkat tinggi. 2 Ranah afektif berkenaan dengan sikap yang terdiri dari lima aspek, yakni penerimaan, jawaban atau reaksi, penilaian, organisasi, dan internalisasi. Tipe hasil belajar afektif tampak pada siswa dalam berbagai tingkah laku seperti perhatiannya terhadap pelajaran, disiplin, motivasi belajar, menghargai guru dan teman sekelas, kebiasaan belajar dan hubungan sosial. 3 Ranah psikomotoris berkenaan dengan hasil belajar ketrampilan dan kemampuan bertindak. Ada enam aspek ranah psikomotoris, yakni a gerakan refleks, b ketrampilan gerakan dasar, c kemampuan perseptual, d keharmonisan atau ketepatan, e gerakan ketrampilan kompleks, dan f gerakan ekspresif dan interpretatif. Kesimpulan dari pendapat diatas, hasil belajar merupakan perubahan perilaku yang diperoleh setelah mendapatkan pengetahuan dan mengalami aktivitas belajar. Hasil belajar tersebut berupa pemahaman dan penguasaan konsep terhadapat materi yang dipelajari sehingga akan diketahui hasil yang dicapai siswa dalam mengikuti proses pembelajaran yang tampak dari hasil belajar di awal dan akhir pembelajaran.

2.2.1.2 Hasil belajar pada mata pelajaran membuat pola

a Hasil belajar kognitif adalah hasil belajar intelektual yang berupa pengetahuan siswa terhadap materi yang telah diajarkan. Mata pelajaran membuat pola materi membuat macam-macam pola gaun, diantaranya adalah pemahaman dan pengetahuan siswa tentang pengertian pola gaun, macam-macam jenis gaun, jenis alat yang digunakan dalam membuat pola gaun, dan ukuran yang dibutuhkan dalam membuat pola gaun. b Hasil belajar afektif adalah berkenaan dengan sikap atau tingkah laku siswa. Pada mata pelajaran membuat pola ini diantaranya adalah berdoa sebelum dan sesudah proses pembelajaran, memberi salam sebelum dan sesudah menyampaikan pendapat, kesiapan siswa mengikuti pelajaran, kehadiran siswa di kelas, ketertiban di kelas, kebersihan lingkungan, sikap mengikuti pelajaran, keaktifan siswa dalam menjawab pertanyaan guru, kejujuran siswa dalam mengerjakan tugas, menghargai pendapat teman, kerjasama dalam kelompok, dan keaktifan siswa dalam diskusi kelompok. c Hasil belajar psikomotoris adalah suatu bentuk ketrampilan skill yang diperoleh siswa. Mata pelajaran membuat pola busana materi membuat macam-macam pola gaun ini siswa dapat membuat pola gaun sesuai dengan model yang diinginkan, mengetahui alat dan bahan serta tempat kerja sesuai dengan standar ergonomic, ketepatan ukuran bagian-bagian pola, ketepatan garis dan bentuk pola, ketepatan jumlah komponen pola, ketepatan tanda-tanda dan keterangan pola, kebersihan dan kerapihan pola, serta ketepatan waktu penyelesaian pola.

2.1.3 Mata Pelajaran Membuat Pola Busana

Mata pelajaran produktif kompetensi kejuruan tata busana yang diajarkan di kelas X SMK PGRI Batang ada bermacam-macam, salah satunya adalah mata pelajaran Membuat Pola pokok bahasan membuat macam-macam pola gaun. Membuat macam-macam pola gaun tersebut diajarkan di kelas X pada semester genap. Standar Kompetensi SK dari mata pelajaran tersebut yaitu membuat pola Pattern Making, diantaranya adalah membuat pola wanita, pria, anak dan bayi. Kompetensi Dasar KD dari SK antara lain; Melakukan persiapan menggambar pola dasar, menggambar macam-macam pola dasar, dan memeriksa pola. Indikator pada mata pelajaran Membuat Pola diantaranya adalah alat gambar pola dan temapat kerja disiapkan sesuai dengan standar ergonomic; pola dibuat sesuai ukuran badan dengan menggunakan alat gambar pola yang tepat; pola dilengkapi tanda-tanda pola sesuai SOP yang digunakan oleh industri setempat; ukuran bagian-bagian pola diperiksa sesuai ukuran pemesanan dan diperbaiki bila perlu; garis dan bentuk pola diperiksa; tanda-tanda keterangan pola diperiksa sesuai dengan kebutuhan; jumlah komponen pola diperiksa. Mata pelajaran membuat pola pattern making sesuai silabus Busana Butik SMK PGRI Batang mempunyai beberapa kompetensi dasar, salah satunya adalah menggambar macam-macam pola dasar. Siswa diharapkan dapat menggambar pola dasar dengan menunjukkan sikap jeli terhadap model busana wanita, pria, anak dan bayi; menunjukkan sikap teliti dan cermat membuat pola dasar serta menggambar pola dasar secara konstruksi dengan cermat sesuai ukuran. Pola dibuat sesuai ukuran badan dengan menggunakan alat gambar yang tepat dan dilengkapi tanda-tanda pola yang digunakan oleh industri. Kompetensi dasar menggambar macam- macam pola salah satu adalah membuat pola busana wanita sesuai model yang diinginkan. Pola busana wanita diantaranya adalah membuat macam- macam pola gaun. Materi membuat macam-macam pola gaun ini siswa diajarkan untuk membuat gaun rumah dan gaun pesta secara konstruksi.

2.1.4 Materi Membuat Macam-Macam Pola Gaun 2.3.1.1 Pengertian Pola

Dokumen yang terkait

Pengaruh model pembelajaran kooperatif tipe team assisted individuallization (tai) terhadap pemahaman konsep matematika siswa kelas v sdi ummul quro bekasi

0 10 221

Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kritis Matematis Siswa dengan Menggunakan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Team Assisted Individualization (TAI).

6 9 167

PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TAI (TEAM ASSISTED INDIVIDUALIZATION) TERHADAP PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA SMA NEGERI 1 PARANGINAN.

0 2 17

PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TAI (TEAM ASSISTED INDIVIDUALIZATION) Penggunaan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Tai (Team Assisted Individualization) Untuk Meningkatkan Motivasi Dan Prestasi Belajar Siswa Dalam Pembelajaran Matematika

0 2 16

PENINGKATAN KREATIVITAS BELAJAR MATEMATIKA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEAM ASSISTED INDIVIDUALIZATION Peningkatan Kreativitas Belajar Matematika Melalui Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Team Assisted Individualization (TAI) pada Siswa K

0 1 17

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TAI (TEAM ASSISTED INDIVIDUALIZATION) DENGAN MEDIA ISIS DRAW TERHADAP HASIL BELAJAR KIMIA SISWA.

0 0 11

PENINGKATAN MOTIVASI BELAJAR MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEAM ASSISTED INDIVIDUALIZATION ( TAI ) Peningkatan Motivasi Belajar Melalui Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Team Assisted Individualization ( TAI ) Dengan Pemanfaatan Media Komik

0 0 18

PENINGKATAN MOTIVASI BELAJAR MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEAM ASSISTED INDIVIDUALIZATION ( TAI ) Peningkatan Motivasi Belajar Melalui Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Team Assisted Individualization ( TAI ) Dengan Pemanfaatan Media Komik

0 0 13

PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MELALUI METODE KOOPERATIF TAI (TEAM ASSISTED INDIVIDUALIZATION) PADA PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MELALUI METODE KOOPERATIF TAI (TEAM ASSISTED INDIVIDUALIZATION) PADA OPERASI HITUNG CAMPURAN SISWA KELAS IV SDN

0 0 15

PENINGKATAN KEAKTIFAN BELAJAR SISWA DALAM PEMBELAJARANMATEMATIKA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN TEAM ASSISTED Peningkatan Keaktifan Belajar Siswa Dalam Pembelajaran Matematika Melalui Model Pembelajaran Team Assisted Individualization (Tai) Di Kelas IV Semest

0 1 15