Strengths-Weaknesses-Opportunities-Threats SWOT Matrix Analisis Strategi Pemasaran Asuransi Umum pada PT. Asuransi ABC
13
Tabel 12. Nilai skala banding Analytical Hiearachy Process AHP
Intensitas Pentingnya
Definisi Penjelasan
1 Kedua elemen sama pentingnya
Dua elemen menyumbang sama besar pada sifat itu
3
Elemen yang satu sedikit lebih penting ketimbang yang lainnya
Pengalaman dan
pertimbangan sedikit
menyokong satu elemen atas yang lainnya
5
Elemen yang satu esensial atau sangat penting ketimbang elemen
yang lainnya Pengalaman
dan pertimbangan dengan kuat
menyokong satu elemen atas elemen yang lainnya
7
Satu elemen jelas lebih penting dari elemen yang lainnya
Satu elemen dengan kuat disokong dan dominasinya
terlihat dalam praktek
9
Satu elemen mutlak lebih penting ketimbang elemen yang lainnya
Bukti yang
menyokong elemen yang satu atas yang
lain memiliki
tingkat penegasan tertinggi yang
mungkin menguatkan
2,4,6,8
Nilai-nilai di
antara kedua
pertimbangan yang berdekatan Kompromi diperlukan antara
dua pertimbangan
Kebalikan
Jika untuk aktivitas i mendapat satu angka bila dibandingkan dengan aktivitas j, maka j mempunyai nilai kebalikannya bila
dibandingkan dengan i.
Sumber: Saaty 1993
4. Mendapatkan
semua pertimbangan
yang diperlukan
untuk mengembangkan perangkat matriks di langkah tiga. Setelah matriks
banding berpasangan antar elemen dibuat, dilakukan penilaian antar setiap elemen pada kolom ke-i dengan setiap elemen pada baris ke-j. Penilaian
antar elemen tersebut dilakuk an dengan pertanyaan: “seberapa kuat elemen
baris ke-i didominasi, dipengaruhi, dipenuhi, atau diuntungkan oleh fokus di puncak hierarki, dibandingkan dengan kolom ke-
j?” jika unsur-unsur yang diperbandingkan merupakan suatu peluang atau waktu, maka
pertan yaannya adalah “seberapa lebih mungkin suatu unsur baris ke-i
dibandingkan dengan unsur kolom ke- j, sehubungan dengan fokus?”.
Untuk mengisi matriks banding berpasangan, pengisian matriks hanya dilakukan untuk bagian di atas garis diagonal dari kiri ke kanan bawah.
5. Memasukkan nilai-nilai kebalikannya beserta bilangan 1 sepanjang
diagonal utama. Angka 1 sampai 9 digunakan apabila Fi lebih mendominasi atau mempengaruhi sifat fokus puncak hierarki x
dibandingkan dengan Fj, namun bila Fi kurang mendominasi atau kurang mempengaruhi sifat X dibandingkan Fj, maka digunakan angka
kebalikannya. Matriks di bawah garis diagonal utama diisi dengan nilai- nilai kebalikannya.
14 6.
Melaksanakan langkah 3, 4 dan 5 untuk semua tingkat dan gugusan dalam hierarki. Perbandingan dilanjutkan untuk semua elemen pada setiap tingkat
keputusan yang terdapat pada hierarki, berkenaan dengan kriteria elemen di atasnya. Terdapat dua matriks perbandingan dalam model AHP, yaitu :
Matriks Pendapat Individu MPI dan Matriks Pendapat Gabungan MPG.
7. Menggunakan komposisi secara hierarki sintesis untuk membobotkan
vektor-vektor prioritas
itu dengan
bobot kriteria-kriteria
dan menjumlahkan semua nilai prioritas terbobot yang bersangkutan dengan
nilai prioritas dari tingkat bawah berikutnya dan seterusnya. Hasilnya adalah vektor prioritas menyeluruh untuk tingkat hierarki paling bawah.
Jika hasilnya ada beberapa, diperbolehkan diambil nilai rata-rata aritmetiknya.
8. Mengevaluasi inkonsistensi untuk seluruh hierarki. Pengukuran
konsistensi ini diperlukan untuk mengetahui konsistensi jawaban yang berpengaruhi terhadap kesahihan hasil. Langkah yang digunakan yaitu
dengan mengalikan setiap indeks konsistensi dengan prioritas kriteria bersangkutan dan menjumlahkan hasil kalinya. Hasil ini dibagi dengan
pernyataan sejenis yang menggunakan indeks konsistensi acak, yang sesuai dengan dimensi masing-masing matriks. Dengan cara yang sama
setiap indeks konsistensi acak juga dibobot berdasarkan prioritas kriteria yang bersangkutan dan hasilnya dijumlahkan. Resiko konsistensi hierarki
harus kurang dari sama dengan 10 persen. Jika tidak, mutu informasi harus diperbaiki, antara lain dengan memperbaiki cara menggunakan pertanyaan
ketika melakukan pengisian ulang kuesioner atau lebih baik dalam mengarahkan responden yang mengisi kuesioner.