Pengamatan Professional Learning Untuk Indonesia Emas

411

c. Pengamatan

Untuk mengetahui peningkatan hasil belajar siswa dari aspek kognitif pada siklus I dilakukan tes hasil belajar. Adapun hasil tes belajar siswa adalah sebagai berikut pada siklus I setelah dilakukan tindakan nilai rata-rata siswa hanya mencapai 79,5. Siswa yang belum memenuhi KKM 70 mencapai 32,5 13 siswa dan siswa yang sudah memenuhi KKM 67,5 27 siswa, sedangkan tingkat keberhasilan memenuhi indikator yaitu 75. Adapun hasil tes kemampuan siswa dapat dilihat pada Tabel 1. Tabel 1. Hasil Belajar pada Siklus 1 Keterangan Nilai Rata-Rata 79,5 Nilai Maksimal 100 Nilai Minimal 54 Median 77 Modus 69 Siswa yang Tuntas 67,5 Siswa yang Belum Tuntas 32,5 Setelah mengalami pembelajaran dengan menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw hasil belajar mengalami peningkatan. Nilai rata-rata skor 79,5, nilai terendah 54, nilai tertinggi mencapai 100, nilai tengah 77, nilai yang banyak diperoleh siswa modus adalah 69, dan standar deviasi adalah 12,20. Namun pada tes siklus I hanya 27 siswa yang mencapai nilai KKM dengan persentase keberhasilan sebanyak 67,5 . Proses pembelajaran kooperatif tipe jigsaw pada siklus I untuk tiap pertemuannya dilengkapi dengan penggunaan Lembar Kerja Siswa LKS. LKS diberikan kepada masing-masing kelompok yang telah dibentuk. Hasil penilaian LKS untuk tiap kelompok menunjukkan penilaian Lembar Kerja Siswa pada pertemuan pertama sudah baik karena sudah semua kelompok mencapai nilai KKM ada dua kelompok mendapatkan nilai sama dengan nilai KKM, dengan nilai tertinggi 100 dan nilai terendah 70. Rata-rata perolehan nilai LKS adalah 84. Begitu pula penilaian LKS pada pertemuan kedua semua kelompok sudah mencapai nilai KKM. Dengan demikian, proses pembelajaran terlaksana sesuai dengan harapan adanya interaksi dalam kelompok untuk pencapaian belajar bersama-sama berbantu LKS. Pada tahap evaluasi masing-masing siswa diberikan tes individu berupa latihan soal. Pada pertemuan pertama siklus I siswa diberikan soal isian singkat sebanyak 5 soal, sedangkan pada pertemuan 412 kedua diberikan soal uraian singkat sebanyak 5 soal juga. Pemberian latihan soal ini bertujuan untuk memberikan hasil evaluasi dari hasil pembelajaran yang telah dilaksanakan, sehingga dapat diketahui kemampuan penguasaan materi anak. Hasil evaluasi latihan soal yang diberikan kepada setiap siswa pada siklus I diperolehan latihan soal pada pertemuan pertama rata-ratanya 91,3 sedangkan pada pertemuan kedua rata-ratanya mencapai 92. Sehingga dapat dikatakan bahwa hasil perolehan nilai pada pertemuan kedua mengalami peningkatan. Hasil pengamatan proses belajar dengan observasi yang dilaksanakan selama proses pembelajaran dengan mengggunakan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw pada siklus I pertemuan pertama ditemukan beberapa kekurangan dalam pelaksanaannya. Ada beberapa siswa yang dalam kelompoknya masih kurang serius dan bermain-main saat diskusi kelompok. Ada kesesuaian cara mengajar guru dalam menerapkan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran RPP tetapi siswa belum terbiasa dengan pembelajaran model kooperatif tipe jigsaw. Siswa masih terpaku pada buku saat melakukan presentasi dan masih malu-malu dalam melakukan presentasi bahkan enggan dalam memberikan tanggapan terhadap kelompok yang berpresentasi. Pada pertemuan kedua sudah mulai ada peningkatan di mana siswa sudah mulai memahami model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw. Siswa sudah lebih tertib dalam berdiskusi kelompok, berani dalam memberikan presentasi dan memberikan tanggapan. Walupun ini hanya beberapa siswa saja. Dapat disimpulkan pembelajaran pada siklus I siswa telah mengikuti proses pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran koooperatif tipe jigsaw. Begitu pula hasil observasi yang dilaksanakan selama proses pembelajaran dengan mengggunakan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw pada siklus I pertemuan pertama ditemukan bahwa secara umum proses yang dilakukan guru sudah baik. Guru sudah memfasilitasi interaksi antarsiswa, memotivasi siswa untuk bertanya dan memberikan respon terhadap pertanyaan siswa. Guru juga sudah menggunakan media pembelajaran. d. Releksi Pada siklus I terdiri dari dua pertemuan yang dilakukan secara keseluruhan siswa telah berperan aktif selama proses pembelajaran. Akan tetapi ada sedikit siswa yang kelihatan pasif khususnya pada saat berdiskusi. Pelaksanaan pembelajaran dengan model kooperatif tipe jigsaw pada materi morfologi tubuh hewan dan fungsinya masih terdapat kekurangan. Sehingga perlu dilakukan perbaikan. Adapun kekurangan dan perbaikan yang terdapat pada siklus I dapat diuraikan 413 pada Tabel 2. Tabel 2. Kekurangan dan Perbaikan Siklus I No. Tindakan Kekurangan Perbaikan 1. Pemahaman siswa terhadap materi Terkadang terlihat ada beberapa siswa yang tidak serius dalam pembelajaran ketika proses pembelajaran berlangsung sehingga siswa tidak fokus dalam menangkap materi pelajaran. Guru harus lebih aktif memantau siswa agar tidak ada kesempatan siswa untuk beraktivitas lain selain proses belajar 2. Kegiatan siswa Hanya beberapa siswa yang berani bertanya, mengungkapkan pendapatnya dalam proses pembelajaran dan diskusi Memotivasi siswa agar terbentuk sikap percaya diri dalam bertanya dan berpendapat 5. Waktu pelaksanaan Kurangnya waktu yang tersedia dalam menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw Guru harus berusaha mengatur waktu yang tersedia dengan baik sehingga efektif selama proses pembelajaran

e. Keputusan