Soft Skills KAJIAN PUSTAKA

32 jenisnya. Pada pembelajaran berbasis proyek, siswa dengan jenis belajar yang beragam disatukan dalam sebuah tim agar nantinya terlihat bagaimana ia dapat berbaur dan saling memahami cara belajar siswa lain sehingga mampu diperoleh hasil belajar yang maksimal.

2.5 Soft Skills

Soft skills merupakan jalinan atribut personalitas baik intra-personalitas maupun inter-personalitas. Intra-personalitas merupakan keterampilan yang dimiliki seseorang dalam mengatur dirinya sendiri, seperti manajemen waktu, manajemen stress, manajemen perubahan, karakter transformasi, berpikir kreatif, memiliki acuan tujuan positif, dan teknik belajar cepat Coates. 2006 dalam Rais. 2010: 3. Di Malaysia, kebijakan menanamkan soft skill pada tingkat tersier adalah gerakan sebagai respon terhadap masalah sosial pengangguran kaum muda yang tumbuh, terutama di kalangan lulusan pemeang gelar sarjana dan dirasakan kegagalan universitas untuk menghasilkan lulusan dipekerjakan. Kelemahan utama dari program sarjana di Malaysia disebabkan kurangnya pembentukan komponen soft skill dalam kurikulum universitas Mohe 2006. Soft skill merupakan bagian penting dari kompetensi seseorang untuk dapat “berhasil” dalam hidupnya. soft skill merupakan kemampuan yang mutlak dipenuhi individu pebelajar sebelum dan ketika akan memasuki dunia kerja. Depdiknas. 2008. Hal ini sejalan dengan peran yang di peroleh siswa SMK pasca kelulusan, yaitu bergabung dengan industri sesuai keahlian masing-masing siswa. Meskipun tidak 33 dipungkiri siswa SMK juga memiliki peluang untuk melanjutkan pendidikan ke jenjang Perguruan Tinggi PT, namun peranan soft skill ini menjadi sebuah kebutuhan bagi peserta didik sebagai bekal untuk mencapai pendidikan maupun pekerjaan yang lebih baik. Salah satu bagian dari soft skills adalah motivation skills atau kemampuan memberikan motivasi. Motivasi erat kaitannya dengan dorongan, Hill F Winfred 2011: 257 menjelaskan, kecenderungan-kecenderungan motivasional dewasa ini dipandang oleh para teoretisi koneksionis sebagai hasil dari proses-proses pembelajran yang kompleks, termasuk perolehan dorongan yang dipelajari. Deskripsi mengenai dorongan diungkapkan Hill menjadi tiga jenis, pertama, dorongan yang dipuaskan melalui pengalaman baru, yang dikenal dengan berbagai nama seperti dorongan ingin tahu, dorongan eksplorasi, dorongan manipulasi, dan dorongan mencari hal baru; kedua, dorongan yang dipuaskan oleh aktivitas dan ketiga, dorongan yang disebut sebagai kenyamanan kontak contact comfort. Dalam konteks pembelajaran, penanaman nilai soft skills ini harus ditularkan oleh guru terhadap siswa melalui model pembelajaran. Motivasi membentuk dorongan kepada manusia untuk melakukan dan mengusahakan apa yang ia inginkan, segala hal yang berkaitan dengan motivasi ini erat kaitannya dengan proses pembelajaran. Beberapa pendapat lain mengenai definisi motivasi yang ditulis Haryanto 2010 dalam Erwin Widiasworo 2015: 15 adalah sebagai berikut: 34 1. Mc Donald. Menurut Mc. Donald, motivasi adalah perubahan energy dalam diri seseorang yang ditandai dengan timbulnya perasaan dan reaksi untuk mencapai tujuan. Definisi tersebut menunjukan bahwa motivasi merupakan sesuatu yang kompleks. 2. Thomas L. Good dan Jere B. Braphy. Motivasi sebagai suatu energi penggerak dan pengarah, yang dapat memperkuat dan mendorong seseorang untuk bertingkah laku. Berdasarkan definisi tersebut, dapat diketahui bahwa seseorang melakukan sesuatu tergantung dari motivasi yang dimilikinya. Dalam proses pembelajaran, penggerak utama untuk para peserta didik adalah guru. 3. Siti Sumarni. Motivasi secara harfiah adalah dorongan yang timbul pada diri seseorang secara sadar atau tudak sadar, untuk melakukan suatu tundakan dengan tujuan tertentu. Sementara itu secara psikologis, berarti usaha yang dapat menyebabkan seseorang atau sekelompok orang tergerak melakukan sesuatu karena ingin mencapai tujuan yang dikehendakinya, atau mendapat kepuasan dengan perbuatannya. Tujuan yang dimaksudkan dalam penelitian ini adalah tujuan pembelajaran di dalam kelas. Dalam proses pembelajaran seperti yang dijelaskan diatas, motivasi adalah dorongan utama seseorang untuk memperoleh tujuan yang ia raih. Hill 2011: 259 juga mengemukakan pendapatnya mengenai modifikasi atas teori dorongan yaitu teori gairah optimal. Teori ini berpandangan bahwa penguatan tidak harus berupa reduksi dorongan melainkan berupa perubahan dorongan ke arah level optimal tertentu. 35 Level optimal yang dicapai oleh siswa berupa upaya mencapai titik tertinggi dari apa yang dapat siswa lakukan disekolah menurut teori hierarki maslow yaitu aktualisasi diri meliputi pertumbuhan, pencapaian potensi seseorang, dan pemenuhan diri sendiri. Pencapaian tersebut meliputi pencapaian hasil belajar dan motivasi belajar yang tinggi.

2.6 Animasi 2 Dimensi