Identifikasi Bahaya Pada Pekerjaan Bongkar Muat di Pelabuhan 1 Identifikasi Bahaya Pada Proses

terjatuh ke laut. Menurut Gabriel 1995 kondisi tubuh yang seimbang terjadi ketika gaya yang bekerja pada tubuh saling meniadakan dan tubuh dalam keadaan istirahat, kondisi seimbang dapat berkurang ketika pusat gravitasi meningkat dengan cara mengangkat tangan keatas dan menjunjung barang, berada di ketinggian dan berdiri dengan cara menjinjit atau berdiri dengan satu kaki. Berikutnya pada saat pekerja membongkar dan memasukkan barang kedalam jala-jala pada tahap ini pekerja sering melakukan posisi membungkuk ketika akan memasukkan barang kedalam jala-jala, dengan cara kerja yang seperti itu dan beban angkut barang yang mencapai 15-25 kg, maka pekerja akan berpotensi terkena low back pain. Menurut Tarwaka 2004, kesalahan posisi atau postur tubuh saat menangani beban dapat menyebabkan pekerja mengalami cedera ataupun gangguan kesehatan pada otot tulang secara kronis. Pada saat pekerja mengaitkan jala-jala pada ring crane , pada tahapan ini pekerja berpotensi mengalami tabrakan pada kepala oleh ring crane yang keras dan tajam dan mengakibatkan luka parah pada bagian kepala. Hal ini terjadi karena jarak antara besi ring crane dengan pekerja yang terlalu dekat, terkadang pekerja juga tidak melihat darimana arah datangnya ring crane sehingga pekerja berpotensi mengalami kecelakaan. Kondisi ini sesuai dengan diperkuat oleh Suma’mur 2008 menyebutkan bahwa alat angkut merupakan salah satu penyebab kecelakaan kerja. Tahapan selanjutnya adalah pekeja memindahkan jala-jala yang berisi barang dari kapal ke dermaga dengan menggunakan crane , pada lingkungan kerja ini banyak pekerja yang berada di bawah crane menunggu barang yang akanditurunkan. Jika kita melihat tahapan kerja ini beban yang diangkat crane melewati pekerja yang sedang bekerja baik di deck kapal maupun di dermaga. Sehingga apabila perator crane terlalu cepat dalam mengoperasikan crane menyebabkan barang menjadi tidak stabil dan berayun, karena beban yang diangkut melewati pekerja maka pekerja akan berpotensi tertabrak dan menyebabkan luka parah pada bagian kepala. Kondisi ini tidak sesuai dengan penelitian Kiswanti tentang risk assessment pada pekerjaan ringging dan crane oleh TKBM pelabuhan Greseik 2013 menyebutkan bahwa penurunan beban harus perlahan dan memastikan bahwa kondisi sekitar penurunan area tersebut aman. Secara umum proses kerja stevedoring berada di luar ruangan dan terpapar langsung oleh sinar matahari, hal ini dapat menyebabkan pekerja akan mengalami dehidrasi ditambah lagi dengan prilaku pekerja yang sering tidak menggunakan baju lengan panjang. Apabila pekerja bekerja pada kondisi panas akan terjadi peningkatan metabolisme dalam tubuh pekerja, sesuai dengan hukum Van Hoff bahwa permeabilitas membran sel akan meningkat dengan peningkatan suhu, pada jaringan akan terjadi peningkatan metabolisme seiring dengan peningkatan pertukaran antara zat kimia tubuh dengan cairan tubuh. Dengan demikian pekerja akanmudah lelah, sehingga pekerja mengalami penurunan konsentarsi yang akhirnya dapat menyebabkan kecelakaan kerja.Sesuai dengan Suma’mur 2009 bahwa pekerja yang bekerja dalam suhu tinggi menyebabkan pekerja lebih cepat lelah sehingga pekerja rentan terhadap kecelakaan dan cidera.

5.1. 2 Identifikasi Pada Proses Kerja

Cargoding Pada proses kerja cargoding terdapat 3 tahapan kerja, tahapan pertama adalah membawa barang dari dermaga menuju gudang pada tahapan ini barang yang telah dipindahkan dari kapal ke dermaga akan disusun digudang. Untuk membawa barang dari kapal pekerja menggunakan kereta sorong.Namun kereta sorong ini tidak dilengkapi rem untuk berhenti dan juga pekerja yang terkesan buru-buru untuk menyelesaikan pekerjaanya.Selain itu kondisi jembatan penghubung antara dermaga dan gudang yang miring sehingga mempercepat laju kereta sorong. Berdasarkan Hukum II Newton yang berbunyi “Percepatan sebuah benda yang diberi gaya adalah sebanding dengan besar gaya dan berbanding terbalik dengan massa benda” dimana F = m x a. sehingga ketika kereta sorong yang mempunyai masa yang berat ditambah percepatan yang dilakukan oleh pekerja akan menghasilkan energi yang cukup besar untuk menyebabkanluka pada pekerja seperti luka memar dan bengkak. Pada saat pekerja mengeluarkan barang dari kereta sorong pada tahapan ini barang dibawa lengkap dengan kondisi jala-jala yang masih mengikat pada barang. Sehingga ketika pekerja akan melepaskan tali pengikat jala-jala, barang yang ada di dalam jala-jala berkemungkinan jatuh dan menimpa kaki pekerja. Karena barang yang berada di dalam jala-jala tidak disusun rapi melainkan hanya disusun secara sembarangan. Tahapan kerja selanjutnya adalah menyusun barang digudang, pada saat menyusun pekerja membungkuk ketika meletakan barang di atas kereta sorong.Bentuk barang yang diangkat lebih banyak barang yang sudah di kemas dalam kotak dengan berat sekitar 15-25 kg per masing-masing barang.Pekerja mengangkat dan menyusun barang dengan berulang-ulang. Ketika menyusun barang pekerja sering sekali melakukanya dengan cara membungkuk sehingga dengan kondisi seperti ini pekerja berisiko mengalami low back pain . Berdasarkan hal ini maka pada tahapan kerja menyusun barang digudang bahaya yang dominan adalah pekerja berpotensi mengalami low back pain . Hal ini diperkuat dengan Harrianto 2008, nyeri pinggang akibat pekerjaan manual material handling, 50 di antaranya diakibatkan oleh mengangkat beban, 9 karena mendorong dan membawa beban.

5.1. 3 Identifikasi Pada Proses Kerja

Delivery Pada proses kerja delivery terdapat 4 tahapan kerja. Tahapan kerja yang pertama adalah membuka engsel bak truk dan memasang gangway .Pada tahapan ini pekerja berpotensi untuk terjepit oleh engsel pintu bak truk apabila pekerja tidak berhati-hati dalam melakukan pekerjaanya.Pada tahapan ke 2 adalah mengangkat barang dari gudang menuju truk.Posisi pekerja yang bekerja sambil membungkuk dapat menyebabkan gangguan kesehatan seperti low back pain . Pada tahapan ke 3 pekerja menyusun barang kedalam truk, pada kondisi ini pekerja menyusun barang hingga seluruh truk penuh barang.Kondisi truk yang tidak adanya pagar pembatas di bibir atas truk dapat menyebabkan pekerja terjatuh dari ketinggian.Dengan kondisi yang panas dan sering bercanda gurau, dapat mengurangi konsentrasi pekerja yang sedang bekerja.Sehingga sangat berpotensi untuk menyebabkan pekerja jatuh dari ketinggian. Berikutnya adalah tahapan kerja selanjutnya dimana pekerja akan menutup bak truk dengan terpal,