Dalam sudut pandang teori atau filsafat hukum, nilai hukum dan rasa keadilan, bukan saja aneka ragam tapi dapat bertentangan satu sama lain. misalnya
nilai kepastian hukum yang menuntut keseragaman dapat bertentangan dengan rasa keadilan yang menuntut ketidakseragaman karena perbedaan status atau keadaan
sosial pencari keadilan dan lain-lain. Demikian pula nilai hukum mengenai bagaimana semestinya peranan hukum dalam masyarakat, nilai baik dan buruk, dan
lain sebagainya sangat tergantung pada cara pandang mengenai hukum dan aliran hukum yang dianut. Salah satu indikator pelaksanaan kewajiban hakim
memperhatikan nilai hukum dan rasa keadilan yang hidup dalam masyarakat adalah upaya membuat putusan yang mampu memberi kepuasan kepada para pencari
keadilan. Kepentingan masyarakat tidak boleh mengorbankan kepentingan pencari keadilan. Namun kepuasan tersebut tidak boleh mengorbankan kewajiban mengadili
menurut hukum dan kepastian hukum.
77
2. Landasan Konsepsional
Agar tidak terjadi kekeliruan dalam memahami istilah atau konsep yang dipergunakan, maka dapat diberikan definisi operasional sebagai berikut :
77
Ibid, hal. 21.
1. Kewenangan adalah kekuasaan yang mendapatkan keabsahan atau legitimasi.
78
2. Mengadili adalah serangkaian tindakan hakim untuk menerima, memeriksa, dan
memutus perkara berdasarkan asas bebas, jujur, dan tidak memihak di sidang pengadilan dalam hal dan menurut cara yang diatur dalam undang-undang.
79
3. Kewenangan mengadili adalah pengadilan yang berwenang mengadili sengketa
tertentu sesuai dengan ketentuan yang digariskan peraturan perundang-undang.
80
4. Pengadilan Niaga adalah pengadilan yang mempunyai kewenangan absolut untuk
memeriksa setiap permohonan pernyataan pailit dan PKPU, juga berwenang untuk memeriksa perkara lain yang ditetapkan dengan undang-undang.
81
5. Pengadilan Hubungan Industrial adalah pengadilan khusus yang dibentuk di
lingkungan Pengadilan Negeri yang berwenang memeriksa, mengadili dan memberi putusan terhadap perselisihan hubungan industrial.
82
6. Pailit merupakan suatu keadaan dimana debitor tidak mampu untuk melakukan
pembayaran-pembayaran terhadap utang-utang dari para kreditornya.
83
7. Pekerjaburuh adalah setiap orang yang bekerja dengan menerima upah atau
imbalan dalam bentuk lain.
84
78
Uwes Fatoni, “Kewenangan dan Legitimasi”, http: pengantarilmupolitik.blokspot.com 200603 kewenangan-dan-legitimasi.html, diakses tanggal 4 Mei 2009.
79
Pasal 1 angka 9 UU Nomor 8 Tahun 1981 Tentang Kitab Undang-Undang Hukum Acara Pidana.
80
Terence Ingman, The English Legal Process, London: Blackstone, 1996, hal. 1. Dalam M. Yahya Harahap, Hukum Acara Perdata Tentang Gugatan, Persidangan, Penyitaan, Pembuktian,
dan Putusan Pengadilan, Op.cit, hal. 179.
81
Jono, Hukum Kepailitan, Jakarta: Sinar Grafika, 2008, hal. 84
82
Pasal 1 angka 17 UU PPHI.
83
M. Hadi Shubhan, Op.Cit, hal. 1.
84
Pasal 1 angka 9 UU PPHI, Pasal 1 angka 3 UU Nomor 13 Tahun 2003.
8. Perusahaan adalah :
85
a. setiap bentuk usaha yang berbadan hukum atau tidak, milik orang
perseorangan, milik persekutuan, atau milik badan hukum, baik milik swasta maupun milik Negara yang mempekerjakan pekerja buruh dengan membayar
upah atau imbalan dalam bentuk lain ; b.
usaha-usaha sosial dan usaha-usaha lain yang mempunyai pengurus dan mempekerjakan orang lain dengan membayar upah atau imbalan dalam
bentuk lain. 9.
Perselisihan hak adalah perselisihan yang timbul karena tidak dipenuhinya hak, akibat adanya pelaksanaan atau penafsiran terhadap ketentuan peraturan
perundang-undangan, perjanjian kerja, perjanjian perusahaan, atau perjanjian kerja bersama.
86
10. Kreditor adalah orang yang mempunyai piutang karena perjanjian atau undang-
undang yang dapat ditagih di muka pengadilan.
87
11. Debitor adalah orang yang mempunyai utang karena perjanjian atau undang-
undang yang pelunasannya dapat ditagih di muka pengadilan.
88
12. Utang adalah kewajiban yang dinyatakan atau dapat dinyatakan dalam jumlah
uang baik dalam mata uang Indonesia maupun mata uang asing, baik secara langsung maupun yang akan timbul di kemudian hari atau kontinjen, yang timbul
85
Pasal 1 angka 7 UU PPHI, Pasal 1 angka 6 UU Nomor 13 Tahun 2003.
86
Pasal 1 angka 2 UUK dan PKPU.
87
Pasal 1 angka 2 UUK dan PKPU.
88
Pasal 1 angka 3 UUK dan PKPU.
karena perjanjian atau undang-undang dan yang wajib dipenuhi oleh debitor dan bila tidak dipenuhi memberi hak kepada kreditor untuk mendapat pemenuhannya
dari harta kekayaan debitor.
89
13. Upah adalah hak pekerjaburuh yang diterima dan dinyatakan dalam bentuk uang
sebagai imbalan dari pengusaha atau pemberi kerja kepada pekerjaburuh yang ditetapkan dan dibayarkan menurut suatu perjanjian kerja, kesepakatan, atau
peraturan perundang-undangan, termasuk tunjangan bagi pekerjaburuh dan keluarganya atas suatu pekerjaan danatau jasa yang telah atau akan dilakukan.
90
14. Uang pesangon adalah uang yang diberikan oleh perusahaan kepada
pekerjaburuh yang berhenti bekerja.
91
G. Metode Penelitian 1. Jenis dan Sifat Penelitian
Untuk menjawab dan membahas permasalahan dalam penelitian ini, maka jenis penelitian yang dipergunakan adalah penelitian hukum normatif yang bersifat
deskriptif analitis, yaitu penelitian ini mengacu kepada norma-norma hukum yang terdapat dalam peraturan perundang-undangan dan putusan pengadilan yang biasa
disebut juga dengan penelitian hukum doktrinal
92
dan hanya menggambarkan tentang
89
Pasal 1 angka 6 UUK dan PKPU.
90
Pasal 1 angka 30 UU Nomor 13 Tahun 2003
91
Sri Subiandini Gultom, Aspek Hukum Hubungan Industrial, Jakarta: Inti Prima, 2008, hal. 82.
92
Ronald Dworkin menyebut penelitian semacam ini sebagai penelitian doctrinal doctrinal research, yaitu penelitian yang menganalisis hukum baik yang tertulis di dalam buku law as it is
written in the book, maupun hukum yang diputuskan oleh hakim melalui proses pengadilan law as it
situasi atau keadaan yang terjadi terhadap permasalahan yang telah dikemukakan dengan tujuan untuk membatasi kerangka studi kepada suatu analisis terhadap hukum
dan peraturan mengenai perselisihan perburuhan dan kepailitan serta berusaha untuk memaparkan bagaimana kewenangan Pengadilan Niaga dalam mengadili tuntutan
pekerjaburuh atas upah atau uang pesangon yang tidak dibayar oleh perusahaan.
2. Sumber Data