4
keberhasilan pendidikan untuk menghasilkan output pendidikan yang berkualitas. Oleh karena itu, guru dituntut untuk meningkatkan kinerjanya dalam mengajar.
Salah satu faktor yang dapat mempengaruhi etos kerja seseorang menjadi bagus adalah faktor pemberian penghargaan, dan gaji. Pada sekolah-sekolah yang
ternama dan berkualitas, guru-guru bekerja dengan tekun bersemangat dalam menjalankan tugasnya sebagai guru.
Dari observasi yang penulis lakukan di MAN Cibinong, gaya kepemimpinan yang diterapkan sudah cenderung demokratis. Cenderung
demokratis yaitu pemimpin yang melibatkan para guru untuk bekerja sama demi memajukan mutu pendidikan disekolah. Namun dalam kepemimpinannya masih
ada kelemahan, karena belum efektifnya guru dalam menjalankan tugas, dan dalam memerintahkan bawahannya. Sedangkan kelemahan pada etos kerja guru di
MAN Cibinong, yaitu kurang terciptanya sikap dan tanggung jawab seorang guru dalam melaksanakan tugasnya, karena beberapa faktor seperti masih ada guru
yang belum memenuhi standar pendidikan minimum S1, dan latarbelakangnya yang tidak sesuai dengan bidang studi yang diambilnya, kurang disiplinnya kerja
guru dalam proses belajar mengajar karena datang terlambat, dan masih ada sebagian guru yang memberikan tugas pekerjaan rumah tetapi jarang dikoreksi
oleh guru tersebut.
3
Oleh karena itu, dalam memperbaiki kelemahan tersebut, banyak faktor dan upaya yang telah dilakukan di MAN Cibinong dalam memajukan kualitas
sekolah, dan mutu pendidikan siswa serta etos kerja gurunya. Untuk itu dalam meningkatkan etos kerja guru dapat melalui faktor-faktor yang menunjang seperti:
kondisi guru terlindungi dan tentram dalam bekerja, kondisi kerja yang menyenangkan dengan suasana dan rasa kekeluargaan saat mengajar. Dan upaya
kepala sekolah dalam mewujudkan tujuan pendidikan secara efektif dan efisien. Agar gaya kepemimpinan yang diterapkan menjadi lebih baik maka
diperlukan perhatian yang utama karena melalui gaya kepemimpinan yang baik diharapkan lahirnya tenaga-tenaga yang berkualitas dalam berbagai bidang
3
Hasil wawancara pada observasi awal dengan guru yang bernama SN, pada tanggal 9-2- 2011.
5
sebagai pemikir, pekerja, yang terpenting bahwa melalui pendidikan dipersiapkan tenaga-tenaga yang berkualitas, tenaga yang siap pakai dan siap latih memenuhi
kebutuhan masyarakat bisnis dan industri. Kepemimpinan dan etos kerja guru sangat berpengaruh terhadap semangat kerja guru-guru di sekolah. Kepemimpinan
merupakan variabel yang mempunyai pengaruh paling dominan terhadap semangat kerja guru di sekolah MAN Cibinong. Hal ini dapat dijelaskan bahwa,
etos kerja guru akan selalu meningkat pada saat pimpinan lebih tegas dalam melaksanakan kepemimpinannya guna meningkatkan etos kerja yang baik.
Menurut uraian Koontz dalam buku “Kepemimpinan Kepala Sekolah”
tersebut kepala sekolah sebagai pemimpin harus mampu mendorong timbulnya kemauan yang kuat dengan penuh semangat dan percaya diri para guru, staf dan
siswa dalam melaksanakan tugas masing-masing. Memberikan bimbingan dan mengarahkan para guru, staf dan siswa serta
memberikan dorongan memacu dan berdiri didepan demi kemajuan dan memberikan inspirasi sekolah dalam mencapai tujuan.
4
Sekolah sebagai salah satu institusi dipimpin oleh seorang manajer yang disebut kepala sekolah, ia memegang peranan yang penting dalam menentukan
maju mundurnya suatu sekolah. Paling tidak ada dua peran kepala sekolah, yaitu pertama: menekankan aspek adminstratif manajerial dan yang kedua menekankan
kepada kepemimpinan pengajaran. Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka pada penelitian ini
penulis hendak mengambil judul
“HUBUNGAN GAYA KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH DENGAN ETOS KERJA GURU DI MADRASAH
ALIYAH NEGERI CIBINONG BOGOR ”.
4
Wahjosumidjo, Kepemimpinan Kepala sekolah, Jakarta : PT Grafindo 2003 h. 104.
6
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, maka dapat diidentifikasikan masalah- masalah yang relevan dengan penelitian ini, sebagai berikut :
1. Belum efektifnya gaya kepemimpinan kepala sekolah yang demokratis. 2. Belum efektifnya gaya kepemimpinan yang diterapkan.
3. Masih kurangnya etos kerja guru dalam mewujudkan keberhasilan. 4. Masih kurangnya disiplin kerja guru.
5. Rendahnya motivasi siswa yang kurang bersemangat belajar. 6. Belum berhasilnya pemimpin dalam membangkitkan etos kerja yang
tinggi. 7. Adanya persepsi atau pandangan yang kurang tepat dalam penerapan gaya
kepemimpinan.
C. Pembatasan Masalah
Berdasarkan identifikasi masalah, yang telah dipaparkan di atas, untuk mempermudah dan mengarahkan penelitian ini, maka peneliti akan membatasi
masalah antara lain yaitu: 1. Belum efektifnya gaya kepemimpinan kepala sekolah yang demokratis.
2. Belum berhasilnya gaya kepemimpinan yang diterapkan dalam membangkitkan etos kerja yang tinggi.
D. Perumusan Masalah
Agar permasalahan ini lebih terarah, maka penulis merumuskan masalahnya yaitu Apakah ada hubungan gaya kepemimpinan kepala sekolah dengan etos kerja
guru di MAN Cibinong?
7
E. Manfaat Peneltian
Adapun manfaat penelitian ini adalah : 1. Kepala sekolah, sebagai bahan masukan untuk lebih memperhatikan lagi
etos kerja para guru serta mempertahankan gaya kepemimpinannya apabila sudah efektif diterapkan di sekolah tersebut, dan memperbaiki bila
dianggap kurang efektif. 2. Guru, sebagai cermin untuk lebih giat dan bersemangat lagi dalam
melaksanakan tugas-tugasnya dan meningkatkan etos kerja, agar proses belajar mengajar lebih efektif.
3. Siswa, sebagai sarana kelengkapan khazanah tentang ilmu pengetahuan terutama mengenai gaya kepemimpinan dengan etos kerja guru.
8
BAB II KAJIAN TEORI
A. Konsep Gaya Kepemimpinan Kepala Sekolah
1. Pengertian Kepemimpinan Kepala Sekolah
Kepemimpinan berarti kemampuan dan kesiapan yang dimiliki oleh seseorang untuk dapat mempengaruhi, mendorong, mengajak, menuntun,
menggerakan, mengarahkan, dan kalau perlu memaksa orang atau kelompok agar menerima pengaruh tersebut dan selanjutnya berbuat sesuatu yang dapat
membantu tercapainya suatu tujuan tertentu yang telah ditetapkan.
1
Kepala sekolah adalah pemimpin pendidikan yang mempunyai peranan yang sangat besar dalam mengembangkan mutu pendidikan di sekolah.
Berkembangnya semangat kerja, kerja sama yang harmonis, minat terhadap perkembangan pendidikan, suasana kerja yang menyenangkan dan perkembangan
mutu profesional diantara para guru banyak ditentukan oleh kualitas kepemimpinan kepala sekolah.
2
Menurut H. M Daryanto, kepala sekolah merupakan personal sekolah yang tanggung jawabnya terhadap seluruh kegiatan sekolah. Ia mempunyai tanggung
jawab dan wewenang penuh untuk menyelenggarakan seluruh kegiatan pendidikan dalam lingkungan sekolah yang dipimpinnya dalam dasar Pancasila.
Sebagai pengelola pendidikan, kepala sekolah harus bertanggung jawab terhadap kualitas SDM yang ada agar mereka mampu menjalankan tugas-tugas
1
Tim Dosen Administrasi, Manajemen Pendidkan Indonesia. Penerbit alfabeta: Bandung 2008 h. 125
2
. Soewadji Lazaruth, Kepala Sekolah dan Tanggung jawabnya, Penerbit KANISIUS: Yogyakarta 1984 h. 60
9
pendidikan. Oleh karena itu, sebagai penanggung jawab kegiatan, kepala sekolah mempunyai tugas untuk mengembangkan kinerja para personel terutama untuk
guru ke arah profesionalisme yang diharapkan oleh suatu lembaga pendidikan. Kegiatan tersebut antara lain:
a. Kegiatan mengatur proses belajar mengajar. b. Kegiatan mengatur kesiswaan.
c. Kegiatan mengatur personalia. d. Kegiatan mengatur peralatan.
e. Kegiatan mengatur dan memelihara gudang dan perlengkapan. f. Kegiatan mengatur keuangan.
g. Kegiatan mengatur hubungan sekolah dan masyarakat. Fungsi utama kepala sekolah sebagai pemimpin pendidikan ialah
menciptakan situasi belajar mengajar sehingga guru-guru dapat mengajar dan murid-murid dapat belajar dengan baik. Sebagai pemimpin pendidikan, kepala
sekolah menghadapi tantangan berat, untuk itu ia harus memiliki persiapan yang memadai. Karena banyaknya tanggung jawab maka kepala sekolah memerlukan
pembantu. Kepala sekolah hendaknya belajar bagaimana mendelegasikan wewenang dan tanggung jawab sehingga dapat memusatkan pada usaha
pembinaan program pengajaran.
3
Pekerjaan pemimpin pendidikan ialah menstimulir dan membimbing pertumbuhan guru-guru secara berkesinambungan sehingga mereka mampu
menjalankan tugasnya dengan sebaik-baiknya sesuai dengan perkembangan situasi. Kepala sekolah sebagai pemimpin pendidikan, harus mampu mengelola
sarana dan prasarana pendidikan, pelayanan khusus sekolah dan fasilitas-fasilitas pendidikan lainnya sedemikian rupa sehingga guru-guru dan murid-murid
memperoleh kepuasan dalam melaksanakan tugasnya. Sebagai pemimpin pendidikan, kepala sekolah bertanggung jawab atas
pertumbuhan guru-guru secara berkesinambungan, kepala sekolah harus mampu membantu guru-guru mengenal kebutuhan masyarakat, membantu guru membina
3
Tim Dosen Administrasi, Manajemen Pendidikan Indonesia, Penerbit Alfabeta: Bandung 2008 h. 141.