Kriteria Penilaian Dokumen yang Disitir Relevansi

Evy Sofia Manurung : Analisis Relevansi Subyek Dokumen Yang Menyitir Dengan Dokumen Yang Disitir Pada Journal Of Technology Education Tahun 2006-2007, 2009. 12 Analisis sitiran merupakan bagian dari bibliometrika dimana metode bibliometrika tersebut dapat dilakukan dengan cara penghitungan analisis sitiran langsung direct citation counting. Pritchard dalam Beny 1999:18 mendefinisikan bahwa: “Bibliometrika adalah aplikasi metode statistik dan matematika terhadap informasi terekam”. Hal yang diselidiki dalam analisis sitiran mencakup subyek, pengarang, sumber-sumber dokumen dan tahun dokumen. Sulistyo-Basuki 1998:6 menyatakan bahwa: Analisis sitiran digunakan untuk mengukur pengaruh intelektual ilmuwan dari pengarang yang disitir, karena beberapa studi sitiran literatur digunakan untuk mengetahui karakteristik komunikasi ilmu pengetahuan dan banyak aspek kualitatif dari penelitian dan publikasi. Dari beberapa pendapat tersebut, penulis merumuskan bahwa analisis sitiran adalah kajian atas sejumlah sitiran atau sejumlah rujukan yang terdapat dalam karya ilmiah yang didasarkan pada hubungan antara dokumen yang menyitir dengan dokumen yang disitir.

2.4. Kriteria Penilaian Dokumen yang Disitir

Suatu karya ilmiah merupakan suatu karyatulisan yang proses penulisannya tidak terlepas dari dokumen lain sebagai referensi. Penulis harus mengetahui dengan benar kriteria-kriteria dalam menyitir suatu dokumen yang akan dijadikan bahan referensi untuk tulisannya Wang dan Soergel dalam Andriani 2003:11 menyatakan: “ beberapa kriteria dalam menyitir suatu dokumen adalah : 1. Topik 2. Orientasi 3. Disiplin ilmu atau subyek area 4. Keklasikankepeloporan 5. Nama jurnal dan tipe dokumen 6. Pengarang Evy Sofia Manurung : Analisis Relevansi Subyek Dokumen Yang Menyitir Dengan Dokumen Yang Disitir Pada Journal Of Technology Education Tahun 2006-2007, 2009. 13 7. Noveltykebaruan 8. Penerbit 9. Recencykemutakhiran Dari pendapat tersebut di atas, maka penulis merumuskan suatu uraian secara umumuniversal tentang kriteria penilaian tersebut di atas, yakni bahwa seorang peneliti harus memahami objek yang akan ditelitinya dengan baik dan menggunakan bahan referensi yang relevan dengan topik yang akan diteliti, bahan pustaka yang digunakan memiliki karakter yang khas sejalan dengan penelitian yang dilakukan, menentukan jurnal yang mendukung penelitian yang akan dilakukan, mencari artikel-artikel yang ditulis oleh penulis yang popular dan berkualitas dan masih memiliki nilai informasi yang baru up-to-date. Penelitian tersebut juga harus berorientasi, serta mengutip informasi yang bersifat mutakhir.

2.5. Relevansi

Kegiatan sitir-menyitir sitiran dilatarbelakangi oleh adanya hubungan yang berarti antara dokumen yang menyitir dengan dokumen yang disitir. Hubungan tersebut dapat terjalin dikarenakan adanya relevansi yang koheren. Secara umum, definisi relevansi adalah kecocokan atau kesesuaian. Artikel dalam suatu dokumen akan disitir apabila relevanmemiliki korelasi dengan kegiatan penelitian yang dilakukan seorang peneliti. Paisley dalam andriani 2003:10 menyatakan bahwa: “perceived relevance adanya hubungan dan utility kegunaan sebagai variabel terpenting bagi pengarang dalam menilai suatu dokumen yang disitir”. Nilai kegunaan suatu dokumen dapat dilihat dari beberapa hal, salah satu diantaranya adalah: “Functional values, yakni kegunaan suatu dokumen karena memberi kontribusi pada tugas atau penelitian yan dilakukan. Dokumen akan berguna karena berisi teori, data pendukung empiris, atau Evy Sofia Manurung : Analisis Relevansi Subyek Dokumen Yang Menyitir Dengan Dokumen Yang Disitir Pada Journal Of Technology Education Tahun 2006-2007, 2009. 14 metodologi”, Wang dan Soergel dalam Andriani, 2003:10. Sedangkan Froelich dalam Green yang dikutip oleh Andriani 2003:10 menyebutkan bahwa: “inti dari relevance relevansi adalah topicality topic yang dibahas. Dari pendapat di atas dapat dirumuskan bahwa seorang penulispengarang akan menyitir beberapa dokumen yang berbeda dan beragam, dengan syarat bahwa dokumen yang akan disitirnya berisi informasi yang relevan dan dapat digunakan untuk mempertanggungjawabkan serta mengkomunikasikan hasil kegiatan penulisannya. Dang dalam Andriani 2002:29 berpendapat bahwa: “sistem sitiran adalah suatu bentuk integrasi informasi dokumen yang mencakup hubungan intern antara dokumen yang menyitir dengan dokumen yang disitir”. Jadi dapat disimpulkan bahwa relevansi atau kecocokankesesuaian antara dokumen yang menyitir dengan dokumen yang disitir sangat diperlukan sehingga hasil penelitian yang dilakukan dapat dipertanggungjawabkan secara ilmiah. Park dalam andriani 2003:11 menyatakan bahwa: “relevansi secara intrinsik berhubungan dengan proses mental sikap atau perilaku selektif dalam menilai suatu kriteria yang digunakan dalam mengevaluasi suatu dokumen”. Hal ini dilihat dari sisi pengguna yang secara langsung memilih dokumen yang akan disitirnya. Sifat selektif pengguna dalam menilai informasi yang terkandung dalam sebuah dokumen juga memegang peranan penting dalam memutuskan dokumen apa yang akan disitirnya. Menurut pendapat Green dalam Andriani 2003:10 bahwa: “relevansi adalah sesuatu sifat yang terdapat pada dokumen yang dapat membantu pengarang memecahkan kebutuhan akan informasi. Berdasarkan beberapa pendapat tersebut, penulis dapat menyimpulkan bahwa apabila seorang penulis memutuskan untuk menyitir suatu dokumen, maka Evy Sofia Manurung : Analisis Relevansi Subyek Dokumen Yang Menyitir Dengan Dokumen Yang Disitir Pada Journal Of Technology Education Tahun 2006-2007, 2009. 15 terlebih dahulu penulis tersebut membaca dan memahami isi dokumen tersebut. Disamping itu, disiplin ilmu dari dokumen yang akan disitirnya harus berada pada satu garis linear yang sama saling berhubungan dan mengikat. Jadi secara singkat pengertian relevansi menurut Harahap 2006:13 adalah hubungan berarti antara dokumen yang menyitir dengan dokumen yang disitir berdasarkan kesamaan subyek. Gambar di bawah ini merupakan ilustrasi dari penjelasan di atas. = dokumen yang menyitir = sitiran = menyitir = disitir Ilustrasi tersebut menunjukkan bahwa sebuah dokumen D bersubyek x, hanya menyitir dokumen yang bersubyek sama dengan dokumen D yaitu: x1, x2, x3 dan x4. Untuk mengetahui tingkat relevansi suatu subyek dokumen, seorang penulis dapat melakukan pendekatan sistem klasifikasi subyek subject classification system yaitu dengan melakukan pengklasifikasian terhadap setiap judul yang terdapat di daftar pustaka dari doumen yang disitirnya. Penulis dapat menggunakan Dewey Decimal Classification DDC sebagai bahan notasi klasifikasi dan Library of Congress Subject Heading LCSH sebagai daftar tajuk subyek untuk menetapkan subyek yang disitirnya. Harter dalam Mustangimah 1998:31 menyatakan bahwa: tingkat relevansi akan menambah bervariasinya penilaian relevansi selain karakteristik penilai, karakterisitk pertanyaan, karakteristik dokumen, Dx x1 y1 x2 y2 x3 x4 Evy Sofia Manurung : Analisis Relevansi Subyek Dokumen Yang Menyitir Dengan Dokumen Yang Disitir Pada Journal Of Technology Education Tahun 2006-2007, 2009. 16 karakterisitk sistem temu kembali informasi, kondisi penilaian, dan pemilihan skala juga merupakan faktor yang berpengaruh terhadap penilaian relevansi. Berbeda dengan Burgin dalam Mustangimah 1998:31 yang membagi tingkat relevansi menjadi tiga bagian dan mendefinisikannya sebagai berikut: a Sangat relevan highly relevant, yaitu bahwa makalah adalah respon langsung bagi pertanyan. b Relevan marginal marginally relevant, yaitu bahwa topik makalah relevan tapi bukan respon langsung bagi pertanyaan. c Tidak relevan not relevant, yaitu bahwa makalah tidak relevan dengan pertanyaaan. Silaen 2005:17 menetapkan batas relevansi notasi klasifikasi subyek sitiran terhadap notasi klasifikasi subyek yang menyitir sebagai berikut: a Relevan R Dikatakan relevan apabila tiga digit pertama notasi klasifikasi subyek sitiran sudah sama dengan tiga digit pertama notasi klasifikasi subyek dokumen yang menyitir. b Relevan Marginal RM Apabila dua digit pertama notasi klasifikasi subyek sitiran masih berada pada notasi klasifikasi subyek dokumen yang menyitir. c Noise N Apabila notasi klasifikasi subyek sitiran berada di luar notasi klasifikasi subyek dokumen yang menyitir. Penulis melakukan penelitian ini dengan menggunakan relevansi subyek sesuai dengan pendapat silaen di atas. Oleh sebab itu, untuk mengetahui adanya sesuatu kesesuaian antara subyek yang disitir dengan subyek yang menyitir, maka penulis melakukan pengklasifikasian terhadap dokumen yang disitir dan dokumen yang menyitir. Penulis akan memberikan gambaran singkat tentang definisi batas relevansi yang tersebut di atas melalui tabel-1 di bawah ini. Evy Sofia Manurung : Analisis Relevansi Subyek Dokumen Yang Menyitir Dengan Dokumen Yang Disitir Pada Journal Of Technology Education Tahun 2006-2007, 2009. 17 Tabel-1: Tingkat relevansi, definisi dan contohnya Kategori Relevansi Definisi Contoh Relevan 3 tiga digit pertama notasi klasifikasi subyek sitiran = subyek dokumen yang menyitir Subyek sitiran Young People : 305.23 = subyek dokumen yang menyitir Women : 305.400 Relevan Marginal 2 dua digit pertama notasi klasifikasi subyek sitiran = subyek dokumen yang menyitir Subyek sitiran Interracial Marriages : 306.846 = subyek dokumen yang menyitir Women : 305.400 Noise Notasi klasifikasi subyek sitiran subyek dokumen yang menyitir Subyek sitiran Sociological Jurisprudence : 340.115 subyek dokumen yang menyitir Women : 305.400 Dari beberapa pendapat di atas, maka penulis memutuskan untuk menggunakan pendapat Silaen sebagai dasar teori untuk melakukan penelitian tentang tingkat relevansi. Pendapat Silaen dianggap berhubungan langsung dengan subyek klasifikasi yang dibahas oleh penulis.

2.6. Metode Relevansi Subyek