PPPPTK IPA
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan - Kemdikbud
KEGIATAN PEMBELAJARAN 2: SISTEM TRANSPORTASI PADA MANUSIA
KELOMPOK KOMPETENSI E
40
Sedangkan limfosit yang berkembang di dalam kelenjar timus akan menjadi limfosit T. Limfosit-limfosit ini berperan penting untuk melawan penyakit.
2 Kelenjar Timus:memiliki fungsi spesifik, yaitu tempat perkembangan limfosit yang dihasilkan dari sumsum merah untuk menjadi limfosit T. Timus tidak
berperan dalam memerangi antigen secara langsung seperti pada organ- organ limfoid yang lain. Untuk memberikan kekebalan pada limfosit T ini,
maka timus mensekresikan hormon tipopoietin. b Organ Limfatik Sekunder
1 Nodus Limfe: berbentuk kecil lonjong atau seperti kacang dan terdapat di sepanjang pembuluh limfe. Nodus limfa terbagi menjadi ruangan yang lebih
kecil yang disebut nodulus. Nodulus terbagi menjadi ruangan yang lebih kecil lagi yang disebut sinus. Di dalam sinus terdapat limfosit dan makrofag.
Fungsi nodus limfa adalah untuk menyaring mikroorganisme yang ada di dalam limfa. Kelompok-kelompok utama terdapat di dalam leher, axial,
thorax, abdomen, dan lipatan paha. 2 Limpa: Limpa merupakan organ limfoid yang paling besar. Kelenjar yang
dihasilkan dari limpa berwarna ungu tua. Limpa terletak di belakang lambung. Fungsi limpa antara lain: membunuh kuman penyakit; membentuk
sel darah putih leukosit dan antibodi; menghancurkan sel darah merah yang sudah tua.
3 Nodulus Limfatikus: merupakan sekumpulan jaringan limfatik yang tersebar di sepanjang jaringan ikat yang terdapat pada membran mukus yang
membatasi dinding saluran pencernaan, saluran reproduksi, saluran urin, dan saluran respirasi. Beberapa bentuk nodulus limfatikus yaitu tonsil dan
folikel limfatik. Tonsil terdapat di tenggorokan. Folikel limfatik terdapat di permukaan dinding usus halus. Letak nodulus limfatikus sangat strategis
untuk berperan dalam respon imun melawan zat asing yang masuk dalam tubuh melalui pencernaan atau pernafasan.
KEGIATAN PEMBELAJARAN 2: SISTEM TRANSPORTASI PADA MANUSIA
MODUL E
Modul Guru Pembelajar Mata Pelajaran Biologi SMA
41
Gambar 2.7. Struktur nodulus limpatikus Sumber: http:medinaaisyah.blogspot.co.id201311biologi-sistem-peredaran-
limfa-getah.html
b. Fisiologi Sistem Limfatik
Sirkulasi limfe merupakan proses yang rumit dan sulit dipahami. Satu fungsi utama sistem limfe adalah untuk berpartisipasi dalam pertukaran kontinyu cairan
interstial merupakan filtrat plasma yang menyilang dinding kapiler dan kecepatan pembentukannya tergantung pada perbedaan tekanan di antara membran ini.
PPPPTK IPA
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan - Kemdikbud
KEGIATAN PEMBELAJARAN 2: SISTEM TRANSPORTASI PADA MANUSIA
KELOMPOK KOMPETENSI E
42
Pappenhimer dan soto-rivera mendukung konsep bahwa pori-pori kapiler
adalah kecil dan hanya permeabel sebagian bagi molekul besar seperti protein plasma. Molekul besar ini yang tertangkap di dalam kapiler menimbulkan efek
osmotik yang cenderung menjaga volume cairan di dalam ruang kapiler. Sehingga pertukaran cairan antara kapiler dan ruang interstiasial tergantung
pada empat faktor: tekanan hidrostatik di dalam kapiler dan di dalam ruang interstiasial serta tekanan osmotik di dalam dua ruangan ini. Tekanan onkotik
plasma normal sekitar 25 mmHg, sementara tekanan onkotik cairan interstisial hanya kira-kira 1 mmHg. Tekanan hidrostatik pada ujung arteiola kapiler
diperkirakan 37 mmHg. Dan pada ujung vena 17 mmHg. Tekanan Hidrostatik cairan interstisial bervariasi dalam jaringan yang berbeda sebesar
–2mm Hg dalam jaringan subkutis dan +6 mmHg di dalam ginjal.
Ada aliran bersih cairan keluar dari kapiler ke dalam ruang interstisial pada ujung arteriola yang bertekanan tinggi dari suatu kapile, dan aliran bersih ke dalam
pada ujung venula seperti gambar di atas 1. Normalnya aliran keluar bersih melebihi aliran masuk bersih dan cairan tambahan ini kembali ke sirkulasi melalui
pembuluh limfe. Aliran limfe normal 2 sampai 4 liter perhari. Kecepatan aliran sangat dipengaruhi oleh sejumlah faktor lokal dan sistemik, yang mencakup
konsentrasi protein dalam plasma dan cairan interstisial, hubungan tekanan arteri dan vena lokal, serta ukuran pori dan keutuhan kapiler.
Tenaga pendorong limfe juga merupakan proses yang rumit. Saat istirahat, kontraksi intrinsik yang berirama dari dinding duktus pengumpul dianggap
mendorong limfe ke arah duktus torasikus dalam bentuk peristeltik. Kontraksi otot rangka aktif, menekan saluran limfe dan karena adanya katup yang kompeten
dalam saluran limfe, maka limfe di dorong ke arah kepala. Peningkatan tekan intra-abdomen akibat batuk atau mengejan, juga menekan pembulu limfe,
mempercepat aliran limfe ke atas. Perubahan fasik dalam tekanan intratoraks yang berhubungan dengan pernafasan, membentuk mekanisme pompa lain
untuk mendorong limfe melalui mediastitinum. Aliran darah yang cepat dalam vena subklavia bisa menimbulkan efek siphon pada duktus torasikus.
4. Penyakit dan Kelaian pada SIstem Peredaran Manusia
Beberapa bentuk kelainan yang terjadi pada sistem peredaran darah manusia:
KEGIATAN PEMBELAJARAN 2: SISTEM TRANSPORTASI PADA MANUSIA
MODUL E
Modul Guru Pembelajar Mata Pelajaran Biologi SMA
43
a. Anemia
Anemia merupakan suatu keadaan kekurangan eritrositHemoglobinyang menyebabkan
suplaioksigenke jaringan
menurun sehingga
dapat mengganggu fungsi kerja sel. Gejala anemia antara lain di tandai dengan
muka pucat, cepat lelah, sakit kepala, timbulnya titik-titik hitam pada mata, jantung berdebar-debar, dan bertambahnya kecepatan denyut nadi di
pergelangan tangan.
b. Talasemia
Talasemiamerupakan suatu kelainan padaeritrosityang berakibat sel tersebut mudah rapuh dan cepat rusak. Talasemia termasuk penyakit keturunan yang
dapat terjadi pada perempuan maupun laki-laki.
c. Polisitemia
Polisitemia merupakan suatu penyakit yang di tandai dengan adanya kelebihan produksi eritrosit. Darah menjadi kental sehingga memperlambat
aliran darah di dalampembuluhatau dapat juga membentuk gumpalan di dalam pembuluh darah. Gumpalan tersebut dapat menyebabkan ganggren
kematian jaringan dan bila terjadi pada jantung dapat berakibat kematian.
Gejala yang di timbulkannya dapat berupa sakit kepala dan pusing.
d. Leukemia
Leukemiaatau kanker darah merupakan suatu penyakit yang di sebabkan oleh kelebihan produksileukosit. Leukemia terjadi akibat sumsum tulang atau
jaringan limpa bekerja secara tidak normal sehingga produksi leukosit menjadi berlipat ganda, sedangkan produksi eritrosit dan trombosit menurun.
Pada saat demikian, jumlah leukosit dapat mencapai 500.000 sel per mm3.
e. Agranulositosis
Agranulositosismerupakan kebalikan dari leukemia yang berakibat pada menurunnya daya tahan terhadap penyakit. Penyakit ini dapat menyebabkan
seorang pasien meninggal karena infeksiyang tidak dapat ia lawan.
f. Trombositopenia
Trombositopenia merupakan suatu penyakit yang di tandai dengan sedikitnya kandungan keping darah di dalam darah.