Aspek Medik yang dihadapi Odha Layanan ARV untuk Odha

terhadap sikap orang lain yang merendahkan, menghakimi, mengucilkan, dan melanggar hak asasi. Hal ini dapat terjadi sejak menjalani tes sampai hari-hari bahkan tahun-tahu berikutnya. Tiga juta orang meninggal akibat AIDS dan ada beberapa Odha melakukan bunuh diri karena merasa penyakit yang dideritanya tidak bisa disembuhkan lagi, ditambah dengan perilaku diskriminasi masyarakat terhadap Odha Kompas,2006. Dalam kehidupan sehari-hari, Odha sebaiknya menjadi pasien yang aktif. Karena belum ada penyembuhnya, Odha sebaiknya ikut memikirkan jalan keluar lain agar jiwa dan raganya tetap sehat. Pasien dengan HIV dan dokter sebenarnya sama-sama berusaha untuk mengatasi HIV dalam segala keterbatasan obat-obatan. Pasien dengan HIV belajar hidup dengan virus didalam tubuhnya. Pasien dengan HIV mencari berbagai cara hidup sehat, berusaha mengikuti kemajuan obat-obatan, dan dapat menentukan pilihan hidupnya sendiri.

2.4.3.1 Aspek Medik yang dihadapi Odha

Odha memerlukan pelayanan kesehatan serupa dengan penderita penyakit yang menahun lain. AIDS adalah penyakit menahun yang ditandai dengan serangan-serangan oportunistik. Penderitanya memerlukan pelayanan kesehatan berkesinambungan, pemantauan yang seksama untuk mencagah infeks, dan pengobatan segera agar infeksi sekunder tidak berlarut-larut dan menyebabkan cacat atau kematian. Seringkali merawat Odha bahkan lebih sulit dari penyakit kronik lain, karena : a. Terbatasnya tenaga yang terdidik dan terlatih b. Penderita memerlukan dukungan emosi yang khusus c. Pemantauan medik untuk mencegah kekambuan sehingga dapat dicegah peraatan di rumah sakit. Universitas Sumatera Utara d. Beberapa tenaga kesehatan sendiri masih cemas dan ketakutan untuk merawat karena belum mendapat penerangan dan pendidikan yang baik Fasilitas kesehatan yang diperlukan antara lain rumah sakit untuk layanan rawat inap, rawat jalan, unit gawat darurat, laboratorium, kamar jenazah dan juga puskesmas. Selain itu Odha yang sedang tidak dirawat di rumah sakit juga memerlukan dukungan medik dari anggota keluarga di rumah, ataupun semacam shelter yang merupakan tempat dukungan masyarakat. Di indonesia ada beberapa masalah medik yang harus dihadapi Odha dan harus ditangani, seperti : 1. Kesiapan rumah sakit 2. Masalah tindakan bedahprosedur invasif 3. Pencegahan infeksi 4. Penatalaksanaan jenazah 5. Masalah keterlambatan diagnosis 6. Masalah kekurangan saran diagnosis dan penunjang lain 7. Masalah perawatan di rumah 8. Masalah pengadaan obat

2.4.3.2 Layanan ARV untuk Odha

ARV adalah singkatan dari Antiretroviral, sebuah pengobatan yang dapat menghentikan reproduksi HIV didalam tubuh. Bila pengobatan tersebut bekerja secara efektif, maka kerusakan kekebalan tubuh dapat ditunda bertahun – tahun dan dalam rentang waktu yang cukup lama sehingga orang yang terinfeksi HIV dapat mencegah AIDS. Universitas Sumatera Utara Penemuan obat antiretroviral pada tahun 1996 mendorong suatu revolusi dalam perawatan bagi orang terinfeksi HIV di negara maju. Peningkatan jumlah orang yang terinfeksi HIV terjadi secara drastis sejak dilaporkan pertama kali pada tahun 1987. Dengan semakin meningkatnya jumlah kasus infeksi HIV tersebut, ARV memiliki peran penting dalam menciptakan masyarakat sehat melalui strategi penanggulangan AIDS yang memadukan upaya pencegahan dengan upaya perawatan, dukungan serta pengobatan. Sesuai dengan Rencana Aksi penanggulangan AIDS Nasional akan pentingnya penyediaan dan distribusi ARV secara baik dan berkesinambungan di Indonesia, Pemerintah Republik Indonesia merealisasikan keseriusan penyediaan dan distribusi ARV melalui Keputusan Presiden No. 83 Tahun 2004 mengenai paten ARV agar Indonesia dapat memproduksi 2 jenis ARV didalam negeri. KEPPRES tersebut diperbaharui dengan KEPPRES No.6 Tahun 2007 dengan 3 jenis obat yang menjelaskan 3 jenis obat untuk diproduksi didalam negeri. Pada tahun 2004, Kementrian Kesehatan mengeluarkan sebuah pedoman Nasional mengenai terapi ARV. Pada tahun 2007 buku pedoman tersebut disempurnakan dengan versi kedua memuat rekomendasi tentang terapi dan pemantauan terapi ARV sebagai satu komponen paket perawatan serta menyediakan petunjuk sederhana dengan standar baku tatalaksana klinis ODHA dan penggunaan antiretroviral sebagai bagian dari perawatan HIV yang komprehensif dengan standar jumlah CD4 dibawah 350 sebagai prasyarat minimum untuk memulai terapi ARV. Meskipun ARV belum mampu menyembuhkan penyakit secara total namun secara dramatis ARV mampu menurunkan angka kematian dan kesakitan yang berdampak peningkatan kualitas hidup orang terinfeksi HIV sekaligus meningkatkan harapan masyarakat untuk hidup lebih sehat. Sehingga pada saat ini HIV dan AIDS telah diterima sebagai Universitas Sumatera Utara penyakit yang dapat dikendalikan seperti diabetes, asma atau darah tinggi dan tidak lagi dianggap sebagai penyakit yang pembunuh yang menakutkan. Layanan HIVAIDS dalam seksi ini menjabarkan realisasi komitmen Negara dalam menjalankan kewajibannya melayani setiap warga negara dan penduduk untuk memenuhi hak dan kebutuhan dasarnya dalam kerangka pelayanan publik yang merupakan amanat Undang- Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945. Diperlukan banyak cara tidak saja untuk membangun kepercayaan masyarakat atas layanan publik yang dilakukan seiring dengan harapan dan tuntutan seluruh warga negara dan penduduk. Layanan HIV dan AIDS harus menjadi layanan publik, dimana upaya penanggulangan AIDS harus dapat diakses oleh seluruh masyarakat Indonesia. Pengaturan yang jelas terkait dengan konteks layanan publik dijaminkan oleh UU No 25 Tahun 2009. Sebagai upaya untuk meningkatkan kualitas dan menjamin informasi pelayanan publik sesuai dengan asas-asas umum pemerintahan dan korporasi yang baik JOTHI berusaha membangun pintu komunikasi terkait layanan HIV dan AIDS di Indonesia. Bagian layanan juga membahas inisiatif masyarakat dalam merespon permasalahan HIV dan AIDS yang timbul dengan berbagai pendekatan program. Berbagai organisasi masyarakat sipil telah membangun upaya untuk menanggulangi AIDS di berbagai daerah. Seksi ini akan menjabarkan kegiatan - kegiatan lapangan beserta capaian yang ada.

2.5 Dukungan Keluarga terhadap Keberfungsian Sosial Odha

Dukungan sosial diartikan sebagai tindakan menolong yang diperoleh melalui hubungan sosial Norris, 1996. Nietzel dkk 1998 juga mengatakan bahwa dukungan sosial sangat penting dalam berbagai aspek kehidupan individu, mengingat individu adalah makhluk sosial yang selalu berhubungan satu dengan yang lain. Tersedianya dukungan sosial Universitas Sumatera Utara akan memberi pengalaman pada individu bahwa dirinya dicintai, dihargai, dan diperhatikan. Adanya perhatian dan dukungan dari orang lain terutama keluarga akan menumbuhkan harapan untuk hidup lebih lama, sekaligus dapat mengurangi kecemasan individu. Sebaliknya, kurang atau tidak, tersedianya dukungan sosial akan menjadikan individu merasa tidak berharga dan terisolasi Pearson dalam Toifur dan Prawitasari, 2003. Dukungan sosial terutama dapat berasal dari dukungan keluarga Meywrowitz, 1980. House Winnusbst dkk; sarafino dalam Smet, 1994 membedakan empat jenis atau dimensi dukungan sosial yaitu : 1. Dukungan Penilaian Dukungan ini meliputi pertolongan pada individu untuk memahami kejadian depresi dengan baik dan juga sumber depresi dan strategi koping yang dapat digunakan dalam menghadapi stressor. Dukungan ini juga merupakan dukungan yang terjadi bila ada ekspresi penilaian yang positif terhadap individu. Individu mempunyai seseorang yang dapat diajak bicara tentang masalah mereka, terjadi melalui ekspresi pengharapan positif individu kepada individu lain, penyemangat, persetujuan terhadap ide-ide atau perasaan seseorang dan perbandingan positif seseorang dengan orang lain. Dukungan keluarga dapat membantu meningkatkan strategi koping individu dengan strategi-strategi alternatif berdasarkan pengalaman yang berfokus pada aspek-aspek yang positif. 2. Dukungan Instrumental Dukungan ini meliputi penyediaan dukungan jasmaniah seperti pelayanan, bantuan finansial dan material berupa bantuan nyata instrumental support material support, suatu kondisi dimana benda atau jasa akan membantu memecahkan masalah Universitas Sumatera Utara praktis, termasuk di dalamnya bantuan langsung, seperti saat seseorang memberi atau meminjamkan uang, membantu pekerjaan sehari-hari, menyampaikan pesan, menyediakan transportasi, menjaga dan merawat saat sakit ataupun mengalami depresi yang dapat membantu memecahkan masalah. Dukungan nyata paling efektif bila dihargai oleh individu dan mengurangi depresi individu. Pada dukungan nyata keluarga sebagai sumber untuk mencapai tujuan praktis dan tujuan nyata. 3. Dukungan Informasional Jenis dukungan ini meliputi jaringan komunikasi dan tanggung jawab bersama, termasuk di dalamnya memberikan solusi dari masalah, memberikan nasehat, pengarahan, saran, atau umpan balik tentang apa yang dilakukan oleh seseorang. Keluarga dapat menyediakan informasi dengan menyarankan tentang dokter, terapi yang baik bagi dirinya, dan tindakan spesifik bagi individu untuk melawan stressor. Individu yang mengalami depresi dapat keluar dari masalahnya dan memecahkan masalahnya dengan dukungan dari keluarga dengan menyediakan feed back. Pada dukungan informasi ini keluarga sebagai penghimpun informasi dan pemberi informasi. 4. Dukungan Emosional Selama depresi berlangsung, individu sering menderita secara emosional, sedih, cemas, dan kehilangan harga diri. Jika depresi mengurangi perasaan seseorang akan hal dimiliki dan dicintai. Dukungan emosional memberikan individu perasaan nyaman, merasa dicintai saat mengalami depresi, bantuan dalam bentuk semangat, empati, rasa percaya, perhatian sehingga individu yang menerimanya merasa Universitas Sumatera Utara berharga. Pada dukungan emosional ini keluarga menyediakan tempat istirahat dan memberikan semangat. Adanya dukungan dari keluarga yang berupa dukungan emosional, dukungan informasi, dukungan instrumental, dan penilaian diri akan memberikan pengalaman kepada Odha bahwa dirinya dicintai, diperhatikan, dan disayangi. Pengalaman tersebut akan dapat menuntun Odha pada suatu keyakinan bahwa dirinya masih berarti bagi orang-orang terdekatnya. Selanjutnya pengalaman tersebut akan dapat menyadarkan Odha bahwa dirinya masih pantas untuk hidup meskipun menderita HIVAIDS sehingga pemikiranuntuk berfungsi kembali secara sosial. Ketika odha menerima dukungan emosional berupa kehangatan, kepedulian dan empati maka Odha akan merasa diperhatikan. Selanjutnya perasaan ini akan mengantarkan Odha pada perasaan bahwa dirinya masih berarti bagi orang- orang terdekatnya. Dukungan berupa penghargaan positif dari orang-orang terdekat yang berupa penghargaan positif, dorongan maju atau persetujuan terhadapa gagasan akan menyadarkan kepada odha bahwa dirinya masih dapat melakukan hal-hal yang bermanfaat. Hal ini akan meninbulkan perasaan puas bahwa dirinya telah melakukan hal-hal yang bermanfaat dalam hidupnya.Berbagai dukungan ini akan dapat mengarahkan Odha pada perasaan berarti atau kepantasan hidup. Selain itu, Odha yang bergabung dalam suatu organisasi masyarakat atau LSM biasanya akan melakukan berbagai kegiatan. Kegiatan tersebut antara lain melakukan ceramah atau penyuluhan tentang hal-hal yang terkait dengan HIVAIDS, memperjuangkan hak-hak anggota, menjadi relawan pendamping Odha yang lain dan sebagainya. Tanggapan positif dari teman dan masyarakat terhadap apa yang dilakukan Odha akan memberikan perasaan bahwa dirinya berguna atau bermanfaat bagi orang lain. Perasaan tersebut akan menuntunnya pada kesadaran bahwa kehidupannya masih bermakna, meskipun Universitas Sumatera Utara dirinya mengidap HIVAIDS. Sehingga Odha akan lebih banyak lagi melakukan kegiatan- kegiatan positif dalam sisa hidupnya dan akan lebih bersyukur karena masih diberi kehidupan.

2.6 Rumah Singgah Caritas PSE

Caritas PSE adalah lembaga sosial kemanusian Keuskupan Agung Medan yang ikut terpanggil untuk berpartisipasi dalam pemberdayaan anggota masyarakat yang rentan terhadap persoalan-persoalan sosial di Sumatera Utara. Caritas PSE bersinergi dengan lembaga-lembaga sosial kemanusiaan lainnya di Sumatera Utara untuk mengurangi kerentanan masyarakat dari permasalahan yang mereka hadapi . salah satu bentuk pelayanannya adalah Rumah Singgah Caritas. Rumah Singgah Caritas PSE adalah sebuah pusat informasi dan kegiatan Drop In Center yang bergerak dalam bidang pelayanan seputar narkotika, HIVAIDS. Kesehatan reproduksi bahkan persoalan psikologis. Rumah Singgah Caritas diresmikan pada 6 Agustus 2010 oleh Uskup Agung Mgr. DR. Anicetus.B.Sinaga OFM Cap. Tujuan Rumah Singgah Caritas PSE : 1. Meningkatkan akses informasi dan pelayanan kesehatan bagi pengguna narkotika yang hidup dalam resiko tinggi dan masyarakat umum. 2. Pusat informasi narkotika, HIV dan AIDS bagi warga kota Medan. 3. Pusat kegiatan komunitas peduli isu Narkoba, HIV dan AIDS untuk menjalin kerja sama dalam penanggulangan dampak buruk Narkoba, HIV dan AIDS.

2.7 Kerangka Pemikiran

Keluarga adalah unit terkecil dari masyarakat yang terdiri dari kepala keluarga dan beberapa orang yang berkumpul dan tinggal dalam satu atap dalam keadaan saling Universitas Sumatera Utara ketergantungan, saling menghormati, saling mendengarkan dan saling mendukung antara anggota keluarga yang satu dengan yang lain. Salah satu tempat terbaik merawat orang dengan HIVAIDS Odha adalah rumah, dikelilingi oleh orang-orang yang mencintainya. Banyak Odha dapat tetap hidup aktif untuk waktu yang lama tanpa harus di rumah sakit karena dukungan dan perawatan dari keluarga. Sebenarnya penyakit yang berhubungan dengan Odha biasanya akan cepat membaik, dengan kenyamanan rumah, dengan dukungan dari teman, keluarga dan orang-orang yang dicintainya. Bahkan seseorang yang sudah mendekati tahap AIDS kritis mampu berubah menjadi HIV-positif berkat dukungan keluarga. Odha yang didukung keluarga biasanya akan lebih mudah untuk berbabur, menerima dan memberi informasi. Bahkan mereka mampu untuk menjadi pendidik sebaya bagi rekan-rekan mereka yang baru mengetahui status menjadi HIV-positif. Mental seorang Odha lebih mudah rapuh sebab Odha harus bisa menerima status dirinya, disini peran tanggung jawab keluarga sangat penting. Sebab keluarga dan Odha sendiri saling bekerja sama untuk memutuskan apa yang harus dilakukan, berapa banyak yang harus mereka perbuat, dan lapangan pertolongan tambahan dilakukan. Dengan menghadapi tantangan merawat Odha, keluarga dapat berbagi pengalaman yang memuaskan secara emosional, bahkan kegembiraan dengan orang yang dicintainya. Akan tetapi dukungan keluarga tidak menjadi patokan yang dominan untuk seorang Odha berfungsi secara sosial. Sebab, faktanya ada juga Odha yang mampu berfungsi sosial dengan baik walau dia telah ditolak bahkan dikucilkan oleh keluarganya. Mungkin diawal mereka sempat merasa rendah diri atau bahkan tidak dapat menerima keadaannya, tetapi dengan munculnya kesadaran dan semangat dalam diri mereka maka mereka pun memutuskan untuk berkarya dan berfungsi sosial yang baik. Dengan sikap membuka diri, Universitas Sumatera Utara menerima informasi dan mengetahui bagaimana proses penularan HIVAIDS dan pencegahannya kemudian memberi informasi tersebut kepada masyarat luas melalui jaringan yang telah dibentuk atau diikutinya. Dari sisi sudut pandang yang lain, terdapat juga Odha yang tidak mampu berfungsi sosial secara baik salah satu faktornya tidak terdapt dukungan dari keluarga. Terdapat mental seseorang yang lemah dan pasrah pada keadaan, seorang Odha yang tidak mampu atau tidak mau memberdayakan dirinya ke hal yang positif. Kebanyakan Odha seperti ini berasal dari kaum pemakai narkoba khusunya pengguna narkoba jarum suntik penasun. Mereka bahkan terus memakai narkoba walaupun sudah ada virus didalam tubuhnya, bahkan sesama pendidik sebaya telah mendekati sekaligus mencoba mengubah pola pikir mereka tetapi Odha yang seperti ini tetap menutup diri. Seorang pekerja sosial yang menangani Odha yang berasal dari golongan penasun harus memiliki kesabaran yang lebih karena pendekatan yang dilakukan dilakukan dengan bertahap. Jika hal itu dilakukan berhasil maka akan menghasilkan pendidik sebaya yang baru, apalagi Odha yang seperti ini lebih gampang untuk masuk dilingkungan para pecandu narkotika. Universitas Sumatera Utara Bagan Alur Kerangka Pemikiran Dukungan Keluarga : • Dukungan Penilaian : penyemangat, menyetujui ide-ide yang positif • Dukungan Instrumental : memberi atau meminjamkan uang, membantu pekerjaan sehari-hari, menyampaikan pesan, menyediakan transportasi, menjaga dan merawat saat sakit ataupun mengalami depresi yang dapat membantu memecahkan masalah. • Dukungan Informasional : keluarga sebagai penghimpun informasi dan pemberi informasi. • Dukungan Emosional : kehangatan, kepedulian dan empati Keberfungsian Sosial Odha : 1 Siap belajar dan menerima apa yang terjadi dalam tubuhnya 2 Mampu menanggapi permasalahannya sendiri, serta mendorong ikut terlibat dalam penanggulangan AIDS 3 Memperluas pemerolehan dukungan dan perawatan di tingkat lokal 4 Bekerja sama dengan dokter untuk mengatasi HIV dalam segala keterbatasan obat-obatan 5 Menjaga pola makan, hidup bersih dan sehat 6 Teratur dalam mengikuti terapi pengobatan ARV 7 Melakukan pekerjaan sehari-hari 8 Belajar mengenai pengobatan HIV 9 Berani mengambil keputusan sendiri 10 Menjadi pendidik sebaya peer educator bagi sesama Odha 11 Meningkatkan pemerolehan obat-obatan HIVAIDS 12 Menegakkan hak asasi manusia 13 Mampu bekerja untuk mencari finansial sendiri 14 Odha berintegrasi dengan keluarga Universitas Sumatera Utara

2.8 Hipotesis

Hipotesis adalah suatu pernyataan sementara. Hipotesis yang baik harus menyatakan hubungan yang jelas dan tegas antara dua atau lebih variabel dan juga membenarkan, bahkan memerlukan pengujian atas kebenaran pernyataan yang dirumuskan Siagian, 2011:148. Adapun hipotesis yang dirumuskan dalam penelitian ini adalah : Ha : Ada pengaruh dukungan keluarga terhadap keberfungsian sosial orang dengan HIVAIDS di Rumah Singgah Caritas PSE Medan. Ho : Tidak ada pengaruh dukungan keluarga terhadap keberfungsian sosial orang dengan HIVAIDS di Rumah Singgah Caritas PSE

2.9 Definisi Konsep

Defenisi konsep merupakan sejumlah pengertian atau ciri-ciri yang berkaitan dengan berbagai peristiwa, obyek, kondisi, situasi dan hal-hal lain yang sejenis. Konsep diciptakan dengan mengelompokkan obyek-obyek atau peristiwa-peristiwa yang mempunyai ciri-ciri yang sama. Defenisi konsep bertujuan untuk merumuskan sejumlah pengertian yang digunakan secara mendasar dan meyamakan persepsi tentang apa yang akan diteliti serta menghindari salah pengertian yang dapat mengaburkan tujuan penelitian Silalahi, 2009: 112. Untuk menghindari salah pengertian atas makna konsep-konsep yang dijadikan obyek penelitian, maka seorang peneliti harus menegaskan peneliti harus menegaskan dan membatasi makna-makna konsep yang diteliti. Proses dan upaya penegasan dan pembatasan makna konsep dalam suatu penelitian disebut dengan defenisi konsep. Secara sederhana Universitas Sumatera Utara defenisi disini diartikan sebagai batasan arti. Defenisi konsep adalah pengertian yang terbatas dari suatu konsep yang dianut dalam suatu penelitian Siagian, 2011: 138. Adapun batasan konsep dalam penelitian ini adalah: 1. Pengaruh dalam penelitian ini adalah suatu daya atau kekuatan yang timbul dari sesuatu, baik itu orang maupun benda serta segala sesuatu yang ada di alam sehingga mempengaruhi apa-apa yang ada di sekitarnya. 2. Dukungan keluarga dalam penelitian ini adalah sebagai informasi verbal atau non verbal, saran, bantuan yang nyata atau tingkah laku yang diberikan oleh orang-orang yang akrab dengan subjek di dalam lingkungannya atau yang berupa kehadiran dan hal-hal yang dapat memberikan keuntungan emosional dan berpengaruh pada tingkah laku penerimanya. 3. Keberfungsian sosial berkaitan dengan kemampuan seseorang dalam memenuhi kebutuhan dasar diri dan keluarganya, serta dalam memberikan kontribusi positif bagi masyarakat. 4. Rumah Singgah Caritas PSE Medan sebuah pusat informasi dan kegiatan Drop In Center yang bergerak dalam bidang pelayanan seputar narkotika, HIVAIDS, kesehatan reproduksi bahkan persoalan psikologis.

2.10 Definisi Operasional

Perumusan definisi operasional adalah langkah lanjutan dari perumusan definisi konsep. Definisi operasional sering disebut sebagai suatu proses operasionalisasi konsep. Operasionalisasi konsep berarti menjadikan konsep yang semula bersifat statis menjadi dinamis. Wujud operasionalisasi konsep adalah dalam bentuk sajian yang benar-benar terperinci, sehingga makna dan aspek-aspek yang terangkum dalam konsep tersebut terangkat dan terbuka. Definisi operasional merupakan petunjuk bagaimana suatu variabel dapat diukur Siagian, 2011 : 141. Universitas Sumatera Utara Variabel bebas x yaitu dukungan keluarga yang diukur dengan indikator berupa : 1. Dukungan Penilaian 2. Dukungan Instrumental 3. Dukungan Informasional 4. Dukungan Emosional Variabel terikat y keberfungsian sosial Odha yang diukur dengan indikator berupa : 1. Siap belajar dan menerima apa yang terjadi dalam tubuhnya a. Membaca buku tentang HIVAIDS b. Menjaga kesehatan 2. Mampu menanggapi permasalahannya sendiri, serta mendorong ikut terlibat dalam penanggulangan AIDS : a. Tidak merepotkan orang lain b. Berusaha untuk tetap sehat c. Frekuensi penjangkauan ke lapangan d. Bergabung dengan LSM yang bergerak di isu HIVAIDS e. Menjadi pendidik sebaya f. Semangat dan optimis dalam menjalani hidup g. Berpikiran positif selalu h. Tersenyum i. Mampu menginspirasi orang 3. Memperluas pemerolehan dukungan dan perawatan di tingkat lokal a. Mengikuti pelatihan HIVAIDS b. Mengikuti aksi HIVAIDS c. Mendampingi pengobatan ke rumah sakit Universitas Sumatera Utara 4. Bekerja sama dengan dokter untuk mengatasi HIV dalam segala keterbatasan obat- obatan a. Frekuensi konsultasi pada dokter b. Tanya jawab seputar HIV dan ARV pada dokter c. Meminta petunjuk dokter untuk suplemen tambahan 5. Menjaga pola makan, hidup bersih dan sehat a. Makan teratur, 3x sehari b. Mandi 2x sehari c. Sikat gigi minimal 2x sehari d. Mencuci rambut e. Menjahui makanan yang dilarang dokter f. Berpakaian rapi g. Gunting kuku 6. Teratur dalam mengikuti terapi pengobatan ARV a. Makan obat sesuai jamnya b. Mengambil obat jika jatahnya sudah habis 7. Melakukan pekerjaan sehari-hari a. Menyapu rumah b. Mencuci piring c. Melipat kain 8. Belajar mengenai pengobatan HIV a. Mengetahui bagaimana efek samping dari obat b. Mengapa obat harus diminum secara teratur d. Memberi makan hewan jika mempunyai peliharaan hewan 9. Berani mengambil keputusan sendiri Universitas Sumatera Utara a. Dirawat di rumah sakit atau dirumah b. Mau berdaya atau tidak 10. Menjadi pendidik sebaya peer educator bagi sesama Odha a. Memberi informasi HIVAIDS kepada rekan sesama Odha b. Mengadakan pelatihan HIVAIDS bagi rekan sesam Odha c. Menguatkan atau memotivasi teman sesama Odha 11. Meningkatkan pemerolehan obat-obatan HIVAIDS a. Bergabung dengan rekan sebaya untuk memperjuangkan terapi ARV gratis b. Mengajak rekan sebaya untuk berdiskusi tentang ARV 12. Menegakkan hak asasi manusia a. Melindungi rekan yang terdiskriminasi b. Menyuarakan isu stop stigma dan diskriminasi Odha c. Memberi sosialisasi pada masyarakat tentang penularan HIV 13. Mampu bekerja untuk mencari finansial sendiri a. Mempunyai pekerjaan tetap b. Mampu membuka usahawirausaha 14. Odha berintegrasi dengan keluarga a. Makan bersama b. Beribadah bersama c. Rekreasi bersama d. Keluarga mengambil obat ARV e. Menjaga kerahasiaan Odha Universitas Sumatera Utara

BAB III Metode Penelitian

3.1 Tipe Penelitian

Penelitian ini adalah penelitian eksplanasi yang bertujuan untuk melihat hubungan antara variabel penelitian dan menguji hipotesis yang telah dirumuskannya sebelumnya. Variabel dala penelitian ini terdiri dari variabel bebas x yaitu dukungan keluarga dan variabel terikat y keberfungsian sosial orang dengan HIVAIDS.

3.2 Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Rumah Singgah Caritas PSE Medan. Alasan peneliti memilih lokasi ini memiliki dampingan yang fungsi sosialnya beragam sehingga membuat peneliti tertarik untuk meneliti pengaruh dukungan keluarga terhadap keberfungsian sosial orang dengan HIVAIDS. 3.3 Populasi Penelitian 3.3.1 Penanganan Sebelum mengarah pada penjelasan populasi penelitian, penulis menjelaskan sedikit bagaimana penanganan yang dilakukan tim pekerja sosial dari Rumah Singgah Caritas PSE Medan terhadap Orang dengan HIVAIDS beserta keluarganya. Penanganannya berupa mensosialisasikan pengertian HIVAIDS, penularan dan pencegahannya dengan cara kunjungan langsung ke rumah sakit yang khusus merawat Odha ataupun datang langsung ke rumah untuk bertemu klien atau keluarganya family based, memberi konseling dan penguatan kepada Orang dengan HIVAIDS beserta keluarga, mendampingi klien yang ingin berobat, bagi Orang dengan HIVAIDS yang berasal dari golongan pemakai narkoba Universitas Sumatera Utara pengguna narkotika suntikpenasun pendekatan penanganan juga dilakukan pada keluarga tetapi lebih ditekan secara individu intervensi mikro sebab kepribadian seorang pemakai narkoba pada umumnya sedikit menyimpang dari orang yang normal sehingga dilakukan secara bertahap dan perlahan, berupa pemberian informasi seputar bahaya narkotika yang berdampak pada HIV, bagaimana untuk tetap memakai jarum secara perindividu dengan tidak begantian dan tetap steril Harm Reduction, mendampingi klien penasun untuk cek darah Voluntary Counseling and Testing dan memberikan informasi seputar terapi pengobatan ARV Anti Retroviral.

3.3.2 Populasi

Dokumen yang terkait

Peranan Konselor Dalam Pemulihan Korban Penyalahgunaan Narkoba Di Recovery Center Rumah Singgah Caritas Pengembangan Sosial Ekonomi Medan

4 140 168

Pengaruh Dukungan Keluarga Terhadap Keberfungsian Sosial Orang Dengan HIV/AIDS (ODHA) di Rumah Singgah Caritas PSE Medan

13 122 157

Respon Keluarga Terhadap Keluarga Orang Dengan HIV dan AIDS (ODHA) Perempuan Dampingan Rumah Singgah Caritas Pengembangan Sosial Ekonomi Medan

0 42 156

Pengaruh Faktor Predisposisi, Dukungan Keluarga Dan Level Penyakit Orang Dengan HIV/AIDS Terhadap Pemanfaatan VCT Di Kota Medan

0 56 101

Konsep Diri Orang Dengan HIV-AIDS (ODHA) di Kota Medan

9 94 199

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Pengaruh - Pengaruh Dukungan Keluarga Terhadap Keberfungsian Sosial Orang Dengan HIV/AIDS (ODHA) di Rumah Singgah Caritas PSE Medan

1 13 49

Pengaruh Dukungan Keluarga Terhadap Keberfungsian Sosial Orang Dengan HIV/AIDS (ODHA) di Rumah Singgah Caritas PSE Medan

1 2 18

Respon Keluarga Terhadap Keluarga Orang Dengan HIV dan AIDS (ODHA) Perempuan Dampingan Rumah Singgah Caritas Pengembangan Sosial Ekonomi Medan

0 0 15

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Respon 2.1.1. Pengertian Respon - Respon Keluarga Terhadap Keluarga Orang Dengan HIV dan AIDS (ODHA) Perempuan Dampingan Rumah Singgah Caritas Pengembangan Sosial Ekonomi Medan

0 0 46

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah - Respon Keluarga Terhadap Keluarga Orang Dengan HIV dan AIDS (ODHA) Perempuan Dampingan Rumah Singgah Caritas Pengembangan Sosial Ekonomi Medan

0 0 11