4. Hasil Uji T Uji Hipotesis merupakan tahap akhir pengujian data untuk mendapatkan hasil
uji beda pada setiap tindakan bimbingan. Berikut adalah hasil uji beda:
Tabel 20 Rekapitulasi Uji Hipotesis
Test Statisticsb
S1 – PRA
S2 - S1 S2
– PRA Z
-4,170a -3,904a
-4,287a Asymp. Sig. 2-tailed
,000 ,000
,000 a Based on negative ranks.
b Wilcoxon Signed Ranks Test
Jika dilihat dari tabel di atas menjelaskan bahwa nilai Z pada pra tindakan –
siklus I adalah -4,170 dan Asymp Sig 2-tailed adalah ,000. Pada siklus I – siklus
II niali Z adalah -3,904 dan Asymp Sig 2-tailed adalah ,000. Pada pra tindakan –
siklus II nilai Z adalah -4,287 dan Asymp Sig 2-tailed adalah ,000. Jika Asymp Sig 2-tailed 0,00 0,05 maka Ho ditolak, jadi kesimpulannya ada peningkatan
pada kematangan siswa kelas XI TKJ SMK Piri 1 Yogyakarta melalui bimbingan karier dengan menggunakan metode sosiodrama.
C. Pembahasan
Tujuan penelitian ini adalah untuk meningkatkan kematangan karier siswa melalui bimbingan karier menggunakan metode sosiodrama. Gejala masalah yang
muncul pada siswa kelas XI TKJ SMK Piri 1 Yogyakarta adalah banyak siswa tamatan program keahlian TKJ yang banyakmelanjutkan ke perguruan tinggi. Padahal
tujuan utama dari lembaga pendidikan SMK adalah menyiapkan peserta didiknya sebagai tenaga kerja yang terampil untuk memasuki dunia kerja, dengan berbekal ilmu
pengetahuan dan berbagai keahlian.
Selain itu, beberapa dari mereka juga ada yang memutuskan untuk bekerja, tetapi pekerjaan mereka tidak sesuai dengan program keahlian yang sudah dipelajari selama
menuntut ilmu di sekolah. Hal ini yang menjadi latar belakang peneliti untuk melakukan penelitian terhadap siswa kelas XI TKJ. Sesuai dengan gejala masalah
yang telah diketahui peneliti melakukan upaya untuk meningkatkan kematangan karier siswa melalui bimbingan karier dengan menggunakan metode sosiodrama.
Pada saat bimbingan karier,siswa dibimbing untuk mengenal dan memahami berbagai bidang pekerjaan. Ketika siswa mulai merasa bahwa pekerjaan ini sangat
cocok dan sesuai dengan dirinya, mereka akan memiliki gambaran tentang pekerjaan yang mereka minati. Mereka dapat memprakirakan di mana mereka bekerja, apa saja
yang akan mereka lakukan saat bekerja, keahlian apa yang dapat mendukung mereka dalam bekerja, hambatan apa yang akan mereka temui saat bekerja, bagaimana cara
mengatasi habatan tersebut, dan belajar memprakirakan resiko yang akan terjadi agar mereka juga dapat membuat prakiraan bagaimana agar sesuatu yang buruk tidak akan
terjadi.Kegiatan ini sesuai dengan pengertian bimbingan karier menurut Winkel dan Hastuti 2007: 114, bimbingan karier adalah bimbingan dalam mempersiapkan diri
menghadapi dunia pekerjaan, dalam memilih lapangan pekerjaan atau jabatanprofesi tertentu serta membekali diri supaya siap memangku jabatan itu, dan dalam
menyesuaikan diri dengan berbagai tuntutan dari lapangan pekerjaan yang telah dimasuki.
Agar kematangan karier siswa dapat meningkat, kegiatan bimbingan karier dilakukan menggunakan metode sosiodrama. Hal ini sepedapat dengan Siregar dan Hartini
2011: 80, metode adalah salah cara yang digunakan utnuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Selama kegiatan bimbingan, siswa dapat belajar mendramatisasikan
tingkah laku dalam hubungannya dengan masalah dunia kerja. Pementasan sosiodrama dilakukan sebelum peneliti menyampaikan materi
bimbingan. Peneliti bertugas menjadi pemimpin dalam pementasan drama tersebut. Selama pementasan siswa dapat belajar dari pengalaman yang nyata dari peran yang
sedang dimainkan, siswa juga dapat belajar bertanggungjawab untuk mementaskan drama secara optimal agar teman-teman yang lain dapat menerima manfaat dari cerita
drama yang dipentaskan, siswa juga dapat belajar mengambil keputusan dengan percaya diri dan secara spontan dalam situasi kelompok, sdan siswa yang menjadi
penonton dapat terangsang untuk aktif berpikir untuk memecahkan masalah. Berdasarkan deskripsi hasil penelitian yang telah dilaksanakan, dapat diketahui
bahwa peneliti sudah melaksanakan secara optimal langkah-langkah bimbingan karier dengan menggunakan metode sosiodrama. Hasil analisis data juga menunjukan bahwa
pelaksanaan layanan bimbingan karier dengan menggunakan metode sosiodrama dapat meningkatkan kematangan karier siswa kelas XI TKJ SMK Piri 1 Yogyakarta.
Peningkatan kematangan karier ini dapat diketahui dari hasil observasi selama proses kegiatan bimbingan.
Hal ini menunjukan adanya peningkatan kematangan karier yang baik dan menunjukan bahwa metode sosiodrama cukup efektif digunakan dalam bimbingan
karier untuk meningkatkan kematangan karier siswa kelas XI TKJ SMK Piri 1 Yogyakarta.
BAB V SIMPULAN DAN SARAN