Latar Belakang Masalah PENDAHULUAN

Negara Indonesia merupakan suatu negara yang sedang dalam proses tahap membangun developing country, di mana pada saat ini sedang giat melaksanakan pembangunan di segala bidang, baik pembangunan di bidang fisik maupun di bidang non fisik. Salah satu bentuk realisasi dari pembangunan yang dilaksanakan, berupa pembangunan proyek-proyek sarana dan prasarana yang berwujud pembangunan seperti rehabilitasi jalan, jembatan, pelabuhan, irigasi, pasar, sekolah, perkantoran dan sebagainya. 3 Potensi industri konstruksi luar biasa. Apabila dilihat dari size market konstruksi di Indonesia sebagaimana diungkapkan oleh Direktur Jenderal Bina Konstruksi Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat PUPR, Ir. Yusid Toyib, M.Eng. Sc, mencapai sekitar Rp1.000 triliun per tahun. Terhitung tahun 2014 – 2019 pasar konstruksi di Indonesia diperkirakan mencapai Rp5.000 triliun. 4 Seiring dengan semakin berkembangnya pembangunan infrastruktur di Indonesia, berbagai peluang bisnis pun semakin terbuka sekarang ini. Untuk menjaga kepentingan berbagai pihak dalam satu instrument perbankan yang bisa dimanfaatkan nasabah pada setiap tahapan bisnisnya. Sebagai contoh bisnis konstruksi, bank garansi bisa digunakan mulai dari proses tender, pemberian uang muka, pelaksanaan hingga proses pemeliharaan suatu proyek. Bank garansi 3 Diman Ade Mulada, “Jurnal Peranan Bank Garansi Dalam Kontrak Konstruksi Antara Pemerintah Dengan Kontraktor”, Jurnal IUS, Vol.1:2, 2013: h.265. 4 Eva, “Pasar Industri Konstruksi Indonesia Capai Rp1.000 Triliun per Tahun”, diakses pada 18 Juli 2016 dari http:concreteshowseasia.compasar-industri-konstruksi-indonesia-capai-rp1-000-triliun- per-tahun. menghadirkan bank di tengah pemilik proyek untuk menjamin kedua pihak melaksanakan kewajiban yang telah disepakati sebelumnya. 5 Semakin lengkap jasa-jasa bank yang dapat dilayani oleh suatu bank maka akan semakin baik apresiasi bank bagi calon nasabah. Bank garansi merupakan jasa yang diberikan oleh bank dalam rangka memberikan jaminan kepada nasabah. Jaminan tersebut dapat diberikan oleh bank kepada nasabah dalam mengikuti tender atas penawaran pekerjaan dari pemberi kerja, serta untuk mengerjakan sesuatu untuk kepentingan pihak lain, dan berbagai macam jaminan bank lainnya. 6 Bank garansi ini timbul karena adanya kebutuhan nasabah pengusaha untuk memenuhi kewajiban yang diminta oleh pihak lain. Dalam kontek Islam penanggungan hutang ini dikenal dengan istilah kafalah. 7 Pemberian jaminan ini pada umumnya diisyaratkan oleh pihak ketiga terhadap mitra kerjanya, yang bertujuan untuk mendapatkan kepastian dilaksanakannya isi kontrak sesuai yang telah disepakati. Apabila terjadi cidera janji oleh mitra kerjanya, berdasarkan surat jaminan bank bank garansi maka pihak ketiga tadi dapat mengajukan klaim kepada bank penerbit garansi tersebut, asal saja semua syarat-syarat untuk pengajuan klaim telah terpenuhi. 8 5 Aldi, “Trik mengenali bank garansi dengan benar”, Tempo, 13 Agustus 2015, diakses pada 19 Juni 2016 dari https:m.tempo.coreadnews20150813280691675trik-mengenali-bank-garansi-dengan- benar . 6 Ismail. Manajemen perbankan: Dari Teori Menuju Aplikasi, Jakarta: Kencana 2010, h. 166. 7 Abdul Ghafur Anshori, Perbankan Syariah di Indonesia, Yogyakarta: Gadjah Mada University , 2007, h.149. 8 Tim Pengembangan Perbankan Syari‟ah, Institut Bankir Indonesia, Konsep Produk dan Implementasi Operasional , Jakarta: Penerbit Djambatan, 2002, h. 241. Berikut ini data bank garansi kafalah yang telah diterbitkan Bank Umum Syariah di Indonesia: Tabel 1.1 Rekening Administratif-Bank Umum Syariah Bank Garansi Yang Diterbitkan dalam miliar rupiah Tahun 2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015 Bank Garansi Yang Di Terbitkan 922 1038 997 1389 1675 1744 1851 3367 Sumber: www.bi.go.idstatistikperbankansyariah Jika dilihat dari data diatas, terlihat bahwa penerbitan bank garansi oleh bank syariah di Indonesia rata-rata mengalami peningkatan di setiap tahunnya, namun jumlah ini masih tergolong rendah apabila dibandingkan dengan bank garansi yang diterbitkan oleh bank umum di Indonesia. Berikut ini data bank garansi yang telah diterbitkan Bank Umum di Indonesia: Tabel 1.2 Rekening Administratif-Bank Umum Indonesia Bank Garansi Yang Diterbitkan dalam miliar rupiah Tahun 2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014 Bank Garansi Yang Di Terbitkan 109488 99985 116029 140652 180788 229098 247851 Sumber: www.bi.go.idstatistikperbankansyariah Perkembangan market share perbankan syariah pada tahun 2015 yakni 4,87, angka ini masih belum bisa menembus target 5 dari pasar perbankan nasional. 9 Sedangkan market share dari bank umum yakni sebesar 95,13 pada tahun 2015. Semakin besar pertumbuhan perbankan syariah, maka akan semakin banyak masyarakat yang terlayani. Makin meluasnya jangkauan perbankan syarah menunjukkan peran perbankan syariah makin besar untuk pembangunan ekonomi rakyat di negeri ini. Mengenai kafalah ada beberapa hal yang perlu disempurnakan antara lain: jasa Kafalah di Bank Syariah hendaknya dapat lebih ditingkatkan lagi, hal yang perlu diperbaiki adalah mengenai promosi pengenalan terhadap keberadaan jasa ini dan pelayanan yang efektif dan efisien terhadap jasa ini agar dapat dikenal luas dan disosialisasikan kepada masyarakat. 10 Pentingnya pemasaran dilakukan dalam rangka memenuhi kebutuhan dan keinginan masyarakat akan suatu produk atau jasa. Pemasaran menjadi semakin penting dengan semakin meningkatnya pengetahuan masayarakat. Kesuksesan dalam persaingan bisnis terletak pada kemampuan menciptakan dan mempertahakan pelanggan dengan cara menghasilkan dan menyampaikan produk yang bersesuaian dengan keinginan dan perilaku 9 Enny, “Market Share Perbankan Syariah Masih Dibawah Target”, Neraca, 25 Februari 2016, diakses pada 8 Maret 2016 dari http:www.neraca.co.idarticle66031market-share-perbankan- syariah-masih-dibawah-target . 10 Muttatoh Hirin, “Jurnal Hambatan Dan Solusi Dalam Praktik Bank Garansi Bagi Masyarakat Pengguna Tinjauan Sistem Syariah dan Konvensional ”, Jurnal Kewirausahaan, Vol. 13:2, 2014: h. 217. konsumen pada harga yang layak reasonable. Oleh karena itu, setiap marketer harus berupaya memahami perilaku konsumen. Kelangsungan hidup perusahaan sangat ditentukan oleh pelanggan. Oleh karena itu, penting mengangkat penerimaan publik untuk mempercayai bank Islam yang mampu dan terpercaya dalam menyediakan jasa perbankan dan memerlukan rumusan program pemasaran dan promosi produk dan jasa perbankan Islam lebih luas, sehingga mampu men-direct persepsi pelanggan ke bank Islam, baik customer banking maupun corporate banking. 11 Promosi yang dilakukan oleh perbankan syariah masih sangat kurang, sehingga masih banyak masyarakat yang tidak mengerti bagaimana mengakses layanan perbankan syariah. Bank syariah harus mampu merancang suatu strategi promosi yang efektif agar masyarakat mengerti tentang berbagai produk yang ditawarkan oleh perbankan syariah. Berdasarkan hal tersebut, perbankan syariah Indonesia dituntut untuk lebih giat mengembangkan usahanya, baik dalam sosialisasi, inovasi instrument dan produk bank, pemberian pelayanan yang memuaskan dan memfungsikan bank syariah bukan hanya sekedar sebagai lembaga finansial dan komersial tapi juga lembaga keuangan sosial akan melahirkan sentiment positif dalam berbagai hal. 12 Pada tahun 2014 Mars Research Spesialist Indonesia, sebuah perusahaan riset independen pernah melakukan penelitian mengenai brand 11 Ali Hasan, “Marketing Bank Syariah”, Bogor: Penerbit Ghalia Indonesia, 2010, h.48. 12 A. Riawan Amin, “Menata Perbankan Syariah di Indonesia”, Jakarta: UIN Press, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 2009, h,158. awareness bank syariah di Indonesia. Penelitian ini berguna untuk mengukur sejauh mana tingkat retensiketahanan informasi merek-merek bank yang ditangkap oleh konsumen yang kemudian di recall ketika dibutuhkan. Nama bank yang muncul pertama ketika konsumen ditanya top of mind awareness berarti retensi dari informasi tersebut cukup kuat di benak konsumen. Secara total, Bank Syariah Mandiri memperoleh pangsa terbesar sebagai bank syariah yang disebut pertama kali dengan porsi mencapai 32,6 13 . Top of mind awareness ini seringkali disebut sebagai “share of mind”, karena mencerminkan seberapa besar sebuah merk menguasai benak dari keseluruhan konsumen atau pasar. Berdasarkan uraian di atas, maka penulis tertarik untuk meneliti dan mengangkat permasalahan mengenai bagaimana bank syariah menetapkan strategi pemasaran dalam produk bank garansi untuk peningkatan minat masayarakat, dalam bentuk skripsi dengan judul: “STRATEGI PEMASARAN BANK GARANSI KAFALAH DALAM PENINGKATAN MINAT MASYARAKAT BERDASARKAN ANALISIS BAURAN PEMASARAN JASA STUDI PADA BANK SYARIAH MANDIRI CABANG BINTARO TANGERANG SELATAN. ” 13 Mars Research Specialist, Studi Pasar Bank Syariah Di Indonesia 2014, Jakarta: Mars Indonesia, 2014, h.20.

B. Identifikasi, Pembatasan, dan Perumusan Masalah

1. Identifikasi Masalah

Dari latar belakang yang telah dipaparkan di atas dapat dilakukan identifikasi masalah. Maka masalah yang dapat diidentifikasi penulis adalah sebagai berikut: a. Mengapa kebutuhan bank garansi di Indonesia tinggi tetapi bank syariah belum berperan dalam produk jasa bank garansi kafalah? b. Bagaimana strategi yang digunakan bank syariah dalam menghadapi persaingan yang ketat antara lembaga yang dapat menerbitkan bank garansi atau produk sejenis? c. Bagaimana daya tarik dari bank garansi kafalah di bank syariah Indonesia? d. Strategi apa yang diterapkan Bank Syariah Mandiri dalam pemasaran bank garansi kafalah? e. Dimana letak kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman pada Bank Syariah Mandiri dalam memasarkan produk bank garansi?

2. Pembatasan Masalah

Berdasarkan latar belakang dan identifikasi masalah yang telah dideskripsikan, maka penulis membatasi permasalahan pada: a. Strategi pemasaran dibatasi hanya pada bauran pemasaran jasa. b. Bank garansi dibatasi hanya pada produk bank garansi syariah kafalah. c. Analisis bauran pemasaran jasa dibatasi pada bauran pemasaran 7P yakni product, price, place, promotion,people, process, dan physical evidence. d. Data yang dianalisis dibatasi pada peraturan dan standar operasional prosedur bank garansi yang berlaku di Bank Syariah Mandiri Cabang Bintaro. e. Subjek penelitian di Bank Syariah Mandiri Cabang Bintaro yang beralamat di Jalan Jendral Sudirman Bintaro Tangerang Selatan.

3. Perumusan Masalah

Adapun perumusan masalah yang akan di teliti pada penelitian ini diantaranya adalah: a. Bagaimana Strategi Pemasaran Bank Garansi kafalah Pada Bank Syariah Mandiri Cabang Bintaro Berdasarkan Bauran Pemasaran Jasa? b. Apa saja kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman yang dihadapi Bank Syariah Mandiri Cabang Bintaro dalam memasarkan Bank Garansi kafalah dalam peningkatan minat masyarakat? c. Bagaimana upaya yang dilakukan Bank Syariah Mandiri Cabang Bintaro dalam meningkatkan strategi pemasaran Bank Garansi?