17
Observasi pesut pada kedua survei dilakukan oleh 3 orang pengamat. Dua pengamat memantau arah depan. Salah satunya berdiri dan menggunakan
teropong binokuler. Satu pengamat lainnya, memantau arah belakang untuk memastikan tidak ada pesut yang luput dari pengamatan Kreb 2004.
Dalam setiap survei, ketika terjadi perjumpaan dengan individukelompok pesut, semua individu
“ditangkap dan ditandai” dengan cara mengambil foto sirip punggungnya. Foto sirip punggung diambil secara “perpendicular” atau tegak
lurus bidang sirip Kreb 2004; Beasley 2007; Sutaria 2009. Proses pengambilan foto sirip dilakukan sampai semua individu diyakini telah diambil foto siripnya.
Pengamatan dan pengambilan foto sirip dari setiap perjumpaan rata-rata menghabiskan waktu selama 45 menit. Keseluruhan waktu yang telah dihabiskan
untuk pengamatan dan pengambilan foto sirip pada semua perjumpaan selama survei populasi ini adalah 18,2 jam.
2. Sebaran
Data primer sebaran pesut diperoleh melalui kegiatan penelusuran dan pengamatan di S. Mahakam beserta anak-anak sungai dan danaunya selama
rentang waktu Februari 2012 hingga Januari 2013, termasuk pada saat yang bersamaan dengan dua survei yang dilakukan untuk menduga kelimpahan. Total
panjang alur sungai yang ditelusuri dan diamati untuk mengetahui sebaran pesut mahakam adalah 4.611,3 km. Wilayah studi sebaran pesut membentang dari
Tenggarong Kabupaten Kutai Kartanegara di hilir hingga Laham Kabupaten Kutai Barat di hulu.
Kegiatan penelusuran dan pengamatan selama rentang waktu tersebut di atas mencatat 134 perjumpaan dengan pesut mahakam. Setiap perjumpaan direkam
posisinya dengan menggunakan GPS. Koordinat semua lokasi perjumpaan yang terekam kemudian dipetakan untuk menentukan sebaran pesut mahakam.
Penelitian ini, secara khusus telah merekam trajektori dari pergerakan 13 kelompok pesut untuk mengetahui jelajah hariannya. Koordinat hasil rekaman
trajektori tersebut juga digunakan untuk memetakan sebaran pesut di S. Mahakam.
Untuk melengkapi peta sebaran pesut, informasi tentang perjumpaan pesut dari masyarakat, khususnya di wilayah-wilayah yang jarangkadang-kadang
dikunjungi pesut, telah dikumpulkan.
3. Ukuran Kelompok dan Jarak Jelajah Harian
Ukuran kelompok adalah jumlah individu pesut mahakam yang tergabung dalam suatu kelompok. Ukuran kelompok diperoleh melalui identifikasi terhadap
individu dalam kelompok-kelompok yang dijumpai selama penelitian berlangsung Februari 2012
–Januari 2013. Bahan utama bagi identifikasi individu adalah foto-foto sirip punggung yang diambil ketika terjadi perjumpaan dengan
kelompok pesut. Seratus dua belas 112 kelompok telah dijumpai, baik melalui penjelajahan sungai dengan menggunakan perahu motor maupun melalui
pengamatan dari pos observasi darat di 7 lokasi yakni Muara Kaman, Pela, Muara Muntai, Minta, Tering, Sebulu dan Tenggarong lihat Land-base Observation di
Bab 5.
Jarak jelajah harian pesut mahakam diukur dengan mengikuti pergerakan satu kelompok pesut mahakan selama hari terang 8
–11 jam dan merekam trayek jelajahnya dengan menggunakan GPS. Pergerakan kelompok diikuti dengan
18
menggunakan perahu motor kecilces dalam jarak ± 50 m dari kelompok agar pergerakan pesut tidak terpengaruh oleh kehadiran pengamat. Kecepatan perahu
motor pengamat disesuaikan dengan kecepatan pergerakan pesut.
Angka Kelahiran dan Kematian
Angka kelahiran pesut mahakam pada tahun 2012 diperoleh melalui pengamatan langsung di lapangan selama periode Februari 2012 hingga Januari
2013. Adanya pesut yang lahir diidentifikasi melalui keberadaan bayi pesut yang berumur kurang dari 1 tahun. Secara visual, kategorikelas umur “bayi” untuk
pesut ditentukan oleh kriteria sebagai berikut Kreb 2004: 1 panjang tubuh kurang dari separuh ½ rata-rata panjang individu dewasa, 2 hampir sepanjang
waktu berada dekat sekali dengan induknya, dan 3 memperlihatkan cara berenang yang masih kikukkaku.
Jumlah pesut mahakam yang mati di tahun 2012 diperoleh dari pengamatan langsung di lapangan, wawacara dengan masyarakat, database Yayasan Kon-
servasi Rare Aquatic Species of Indonesia YK-RASI serta laporan masyarakat. Informasi tentang kematian pesut yang berasal dari wawancara, hanya
diperhitungkan apabila informan bisa menyebutkan secara pasti tentang lokasi, waktu dan kronologis kejadian serta saksi-saksi yang menguatkan dan dapat
dilacak keberadaannya.
Analisis Data 1.
Identifikasi Individu
Proses terpenting dalam menentukan jumlah individu yang “tertangkap” baik pada survei pertama maupun kedua adalah mengidentifikasi dan mengenali
individu-individu untuk dapat membedakan satu dari yang lainnya. Identifikasi dilakukan melalui analisis dari ratusan foto sirip punggung yang diperoleh dari
survei. Foto-foto yang digunakan dalam analisis adalah foto dengan kualitas tinggi yang memperlihatkan dengan jelas ciri-ciri khas sirip setiap individu
Gambar 3.2 seperti pola luka, tonjolan, lekukan, kurva dll Kreb 2004 yang membedakannya dari individu lain. Analisis foto dilakukan oleh dua orang agar
obyektivitas tetap terjaga. Untuk membantu proses identifikasi digunakan pula katalog foto individu pesut mahakam yang dimiliki oleh YK-RASI.
2. Pendugaan Jumlah Individu Populasi