dengan hasil belajar pada siklus II. Pada siklus III rata-rata hasil belajar siswa mencapai 82,10 dengan nilai terendah 50 dan nilai tertinggi sebesar 100.
Ketuntasan belajar klasikal pada siklus III sebesar 92,10 dengan jumlah siswa sebanyak 35 dari 38 siswa . Kriteria tingkat keberhasilan belajar siswa pada siklus
III masuk dalam kategori sangat tinggi. Berdasarkan data di atas hasil belajar siswa pada pembelajaran IPS
mengalami peningkatan yang cukup signifikan dari tiap siklusnya. Pada siklus I ketuntasan hasil belajar mencapai 65,79 dan pada siklus II mencapai 78,50.
Kenaikan tersebut mencapai 12,71. Pada siklus III ketuntasan hasil belajar mengalami peningkatan di banding siklus II yaitu sebesar 13,15. Ketuntasan
hasil belajar siklus III mencapai 92,10. Pencapaian ketuntasan belajar tersebut telah mencapai indikator keberhasilan yaitu sebesar 80. Hal ini menunjukkan
bahwa melalui model Example Non Example dapat meningkatkan kualitas Pembelajaran IPS.
2. Implikasi Hasil Penelitian
Model Example Non Example memberikan kesempatan siswa belajar dalam kelompok-kelompok kecil. Siswa juga diberi kesempatan untuk
mendiskusikan masalah. Dengan adanya diskusi, saling kerjasama dalam kelompok membuat siswa merasa senang dan lebih bersemangat dalam belajar.
Dengan cara ini, siswa yang tadinya merasa sulit ketika mengerjakan sendiri menjadi lebih mudah karena dapat bekerjasama dengan kelompok maupun
pasangan diskusinya.
Dalam pembelajaran tersebut, guru tidak langsung berperan sebagai teacher centered, melainkan berperan sebagai fasilitator, mediator, pembimbing
kegiatan pembelajaran yang membantu agar proses belajar siswa berjalan dengan baik. Guru memantau jalannya diskusi, membimbing siswa yang mengalami
kesulitan, sehingga hubungan guru dan siswa menjadi lebih dekat. Keterampilan guru seperti ini dapat meningkatkan keaktifan siswa dalam pembelajaran.
Berdasarkan hasil evaluasi yang dilaksanakan di SDN Karangayu 02 Kota Semarang diperoleh kesimpulan bahwa melalui model Example Non Example
hasil belajar IPS siswa kelas IVA SDN Karangayu 02 Kota Semarang meningkat. Pada siklus I rata-rata skor keterampilan guru sebesar 2,75 dengan kategori baik
B. Sedangkan pada siklus II rata-rata skor keterampilan guru sebesar 3,13 dengan kategori sangat baik SB dan pada siklus III mendapat rata-rata skor
sebesar 3,88 dengan kategori sangat baik SB. Data tersebut menunjukkan adanya peningkatan yang terjadi pada tiap siklusnya.
Hasil penelitian aktivitas siswa pada siklus I mencapai rata-rata skor 2,30 dengan kategori baik B. Sedangkan pada siklus II rata-rata skor aktivitas siswa
mencapai 2,70 dengan kategori baik B. Data tersebut menunjukkan adanya peningkatan yang cukup signifikan pada siklus I dan siklus II. Pada siklus III
aktivitas siswa mencapai 3,3 dengan kategori sangat baik SB. Hasil belajar siklus I nilai rata-rata tes awal adalah 45,52 dan rata-rata tes
akhir adalah 68,42 dan ketuntasan belajar klasikal yang diperoleh siswa adalah 68,79. Kriteria tingkat keberhasilan belajar siswa pada siklus I masuk dalam
kategori tinggi. Rata-rata hasil belajar siklus II mencapai 73,42 dan ketuntasan belajar klasikal yang diperoleh sebesar 78,95 yang artinya kriteria tingkat
keberhasilan belajar masuk dalam kategori tinggi. Pada siklus III rata-rata hasil belajar siswa mencapai 82,10 dan ketuntasan belajar klasikal pada siklus III
sebesar 92,10. Kriteria tingkat keberhasilan belajar siswa pada siklus III masuk dalam kategori sangat tinggi.
Hasil analisis penelitian yang dilakukan di SDN Karangayu 02 Kota Semarang dalam pembelajaran IPS dengan menggunakan model Example Non
Example telah menunjukkan adanya peningkatan pada keterampilan guru, aktivias siswa, dan hasil belajar. Hal ini dapat membuktikan bahwa model Example Non
Example mampu meningkatkan kualitas pembelajaran IPS.
BAB V SIMPULAN DAN SARAN
A. Simpulan
Berdasarkan hasil penelitian mengenai peningkatan kualitas pembelajaran IPS dengan menggunakan model Example Non Example pada siswa kelas IVA
SDN Karangayu 02 Kota Semarang, peneliti dapat menarik kesimpulan sebagai berikut:
1. Skor keterampilan guru pada siklus I adalah 22 dengan rata-rata skor 2,75 atau dengan persentase 68,75 masuk dalam kategori baik B. Pada siklus II
keterampilan guru mendapat skor 25 dengan rata-rata 3,13 atau dengan persentase 78,13 dan masuk dalam kategori baik B. Skor keterampilan
guru pada siklus III adalah 31 dengan rata-rata 3,88 atau dengan persentase 96,88 dan masuk dalam kategori sangat baik SB. Dari hasil tersebut dapat
disimpulkan bahwa model Example Non Example dapat meningkatkan keterampilan guru.
2. Hasil rata-rata aktivitas siswa pada siklus I adalah 2,30 atau dengan persentase 57,63 dengan kriteria baik B. Rata-rata aktivitas siswa pada siklus II
adalah 2,70 atau dengan persentase 67,87 dengan kriteria baik B. rata-rata aktivitas pada siklus III adalah 3,30 atau dengan persentase 82,25 dengan
kriteria sangat baik SB. Model Example Non Example dapat meningkatkan aktivitas siswa.