4.1.2.2 Perilaku Siswa
Perilaku siswa pada siklus I ini dilihat berdasarkan observasi, jurnal, wawancara, dan dokumentasi foto.
4.1.2.2.1 Perilaku Siswa Berdasarkan Observasi
Observasi dilakukan pada saat proses pembelajaran menulis paragraf persuasif dengan pendekatan kontekstual komponen learning community melalui
media brosur di kelas X MA Sunan Muria berlangsung yaitu dari awal dimulainya pembelajaran sampai akhir pembelajaran. Kegiatan observasi ini dilakukan oleh guru
atau peneliti untuk mengamati perilaku siswa baik yang bersifat positif maupun yang bersifat negatif selama proses pembelajaran berlangsung pada siklus I. Observasi ini
dilakukan berdasarkan karakteristik pembelajaran dengan pendekatan kontekstual komponen learning community. Hasil observasi pada siklus I dapat dilihat pada tabel
14 berikut.
Tabel 14 Hasil Observasi Siklus I
No. Aspek Observasi
Frekuensi Persentase
Positif Negatif
Positif Negatif
1 Adanya
kelompok belajar
yang berkomunikasi untuk berbagi gagasan
dan pengalaman 25
100 2
Ada kerja sama untuk memecahkan masalah
16 9
64 36
3 Ada rasa tanggung jawab kelompok,
semua anggota dalam kelompok mempunyai tanggung jawab yang
sama 14
11 56
44 4
Membangun motivasi belajar bagi anak yang belum mampu
19 6
76 24
5 Menciptakan situasi dan kondisi yang
memungkinkan seorang anak belajar dengan anak lainnya
17 8
68 32
6 Ada rasa tanggung jawab dan kerja
sama antara anggota kelompok untuk saling memberi dan menerima
18 7
72 28
7 Ada fasilitator guru yang memandu
proses belajar dalam kelompok 25
100 8
Ada komunikasi dua arah atau multi arah
19 6
76 24
9 Ada
kemauan untuk
menerima pendapat yang lebih baik
20 5
80 20
10 Ada kesediaan untuk menghargai
pendapat orang lain 21
4 84
16 11
Dominasi siswa-siswa pintar 25
100 12
Penggunaan media brosur dalam kelompok
25 100
13 Pemanfaatan media brosur untuk
menemukan ide atau gagasan 25
100
Data observasi tersebut menunjukkan bahwa terdapat 25 siswa yang mengikuti pembelajaran menulis paragraf persuasif dengan pendekatan kontekstual
komponen learning community melalui media brosur. Sebagian siswa sudah menunjukkan sikap positif. Dari data tersebut menunjukkan bahwa 25 siswa
membuat kelompok belajar untuk memecahkan suatu masalah atau 100 mengikuti perintah guru untuk membentuk kelompok belajar. Dari kelompok belajar tersebut,
ada 16 siswa yang bekerja sama atau sebesar 64. Siswa yang mempunyai rasa tanggung jawab dalam kelompok hanya 14 siswa atau sebesar 56. Siswa yang bisa
membangun motivasi belajar bagi anak yang belum mampu sebanyak 19 siswa atau sebesar 76. Ada 17 siswa atau sebesar 68 yang mampu menciptakan situasi dan
kondisi yang memungkinkan seorang anak belajar dengan anak lainnya. Ada 18 siswa atau sebesar 72 siswa yang mempunyai rasa tanggung jawab dan kerja sama
antara anggota kelompok untuk saling memberi dan menerima. Siswa yang berkomunikasi dua arah atau multi arah sebanyak 19 siswa atau sebesar 76. Siswa
yang mau menerima pendapat yang lebih baik sebanyak 20 siswa atau sebesar 80. Ada 21 siswa atau sebesar 84 yang mempunyai kesediaan untuk menghargai
pendapat orang lain. Tidak ada dominasi siswa-siswa pintar. Semua siswa atau sebesar 100 siswa memanfaatkan brosur dalam kelompok dan untuk menemukan
ide atau gagasan. Ada juga siswa yang menunjukkan sikap negatif. Dari data tersebut
menunjukkan bahwa masih ada 9 siswa atau sebesar 36 yang tidak mau bekerja sama dengan teman sekelompoknya. Ada 11 siswa atau sebesar 44 yang belum
mempunyai rasa tanggung jawab dalam kelompok. Ada 6 siswa atau sebesar 24 siswa yang belum bisa membangun motivasi belajar bagi anak yang belum mampu.
Siswa yang belum mampu menciptakan situasi dan kondisi yang memungkinkan seorang anak belajar dengan anak lainnya sebanyak 8 siswa atau sebesar 32. Masih
ada 7 siswa atau sebesar 28 siswa yang tidak mempunyai rasa tanggung jawab dan kerja sama antara anggota kelompok untuk saling memberi dan menerima. Siswa
yang belum bisa berkomunikasi dua arah atau multi arah sebanyak 6 siswa atau sebesar 24, siswa yang tidak mau menerima pendapat yang lebih baik sebanyak 5
siswa atau sebesar 20, dan masih ada 4 siswa atau sebesar 16 yang belum mempunyai kesediaan untuk menghargai pendapat orang lain.
Berdasarkan data pada tabel tersebut dapat disimpulkan bahwa perilaku negatif siswa masih ada selama proses pembelajaran berlangsung. Sikap negatif ini
terjadi karena siswa belum dapat menyesuaikan diri terhadap pola pembelajaran yang diterapkan oleh guru atau peneliti. Selain itu, perilaku negatif yang terjadi dalam
kelompok juga disebabkan oleh ada beberapa siswa yang kurang nyaman dengan anggota kelompok mereka. Keadaan ini merupakan suatu pemasalahan yang harus
dipecahkan peneliti. Oleh karena itu, agar perilaku negatif siswa berkurang dan siswa tidak
melakukan perilaku negatif, peneliti harus melaksanakan perbaikan tindakan pada siklus II. Rencana pelaksanaan pembelajaran pada siklus II harus diperbaiki agar
perilaku negatif siswa berkurang dan tidak melakukan perilaku negatif selama proses pembelajaran berlangsung.
4.1.2.2.2 Perilaku Siswa Berdasarkan Jurnal