atas pengetahuan fakta, konsep, prinsip, prosedur keterampilan, dan sikap atau nilai.
2.2.1.2 Jenis-jenis Materi Pengajaran
Menurut Depdiknas 2008:6 jenis-jenis materi pembelajaran dapat diklasifikasikan sebagai berikut.
1. Fakta, yaitu segala hal yang bewujud kenyataan dan kebenaran, meliputi nama- nama objek, peristiwa sejarah, lambang, nama tempat, nama orang, nama bagian
atau komponen suatu benda, dan sebagainya. 2. Konsep, yaitu segala yang berwujud pengertian-pengertian baru yang bisa timbul
sebagai hasil pemikiran, meliputi definisi, pengertian, ciri khusus, hakikat, intiisi dan sebagainya.
3. Prinsip, yaitu berupa hal-hal utama, pokok, dan memiliki posisi terpenting, meliputi dalil, rumus, adagium, postulat, paradigma, teorema, serta hubungan
antarkonsep yang menggambarkan implikasi sebab akibat. 4. Prosedur, yaitu langkah-langkah sistematis atau berurutan dalam mengerjakan
suatu aktivitas dan kronologi suatu sistem. 5. Sikap atau nilai, yaitu hasil belajar aspek sikap, misalnya nilai kejujuran, kasih
sayang, tolong-menolong, semangat, dan minat belajar dan bekerja, dsb.
2.2.1.3 Prinsip-prinsip Pengembangan Materi Pembelajaran
Menurut Depdiknas 2008 prinsip-prinsip yang dijadikan dasar dalam menentukan materi pembelajaran adalah kesesuaian relevansi, keajegan
konsistensi, dan kecukupan adequacy. 1. Relevansi kesesuaian. Materi pembelajaran hendaknya relevan dengan pencapaian
standar kompetensi dan pencapaian kompetensi dasar. Jika kemampuan yang diharapkan dikuasai peserta didik berupa menghafal fakta, materi pembelajaran
yang diajarkan harus berupa fakta, sedangkan jika kompetensi yang diharapkan dikuasai siswa berupa menggunakan sifatkonsep, materi pembelajaran yang
diajarkan harus berupa prinsip. 2. Konsistensi keajegan. Jika kompetensi dasar yang harus dikuasai siswa satu
macam, materi pembelajaran yang harus diajarkan juga harus meliputi satu macam. Untuk mata pelajaran bahasa Indonesia, pada saat mengembangkan
materi pembelajaran dari suatu aspek mendengarkan dan kompetensi dasar menyimpulkan informasi melalui tuturan langsung, misalnya harus dirinci terlebih
dahulu indikator-indikator yang akan mendukung pencapaian kompetensi dasar tersebut. Jika satu KD terdiri atas empat indikator, maka bahan yang harus
disediakan harus berkaitan dengan keempat indikator tersebut. Contoh, indikator dari kompetensi dasar menyimpulkan informasi melalui tuturan langsung terdiri
atas a kemampuan untuk menjelaskan pengertian informasi, b kemampuan untuk mencatat pokok-pokok informasi yang disimpulkan melalui tuturan
langsung, c kemampuan untuk memberi tanggapan informasi yang didengar melalui tuturan langsung, dan d kemampuan untuk menyusun simpulan isi
informasi secara tertulis. 3. Adekuasi kecukupan. Materi yang diajarkan hendaknya cukup memadai dalam
membantu peserta didik menguasai kompetensi dasar yang diajarkan. Materi tidak boleh terlalu sedikit, dan tidak boleh terlalu banyak. Jika terlalu sedikit maka
kurang membantu tercapainya standar kompetensi dan kompetensi dasar.
Sebaliknya, jika terlalu banyak maka akan mengakibatkan keterlambatan dalam pencapaian target kurikulum pencapaian keseluruhan SK dan KD.
Hal-hal yang harus diperhatikan dalam pengembangan materi pembelajaran meliputi; 1 potensi peserta didik, 2 relevansi dengan karakteristik
daerah, 3 tingkat perkembangan fisik, intelektual, emosional, sosial, dan spritual peserta didik, 4 kebermanfaatan bagi peserta didik, 5 struktur keilmuan, 6
aktualitas, kedalaman, dan keluasan materi pembelajaran, 7 relevansi dengan kebutuhan peserta didik dan tuntutan lingkungan, dan 8 alokasi waktu.
2.2.1.4 Kriteria Penelaahan Kelayakan Materi Ajar