Teori Keagenan Agency Theory

12

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Tinjauan Teoritis

2.1.1 Teori Keagenan Agency Theory

Teori Keagenan Theory Agency merupakan konsep yang menjelaskan hubungan kontrak antara prinsipaldan agent. Jensen dan Meckling mendefinisikan pemegang saham sebagai prinsipal dan manajer perusahaan sebagai agent. Prinsipaladalah pemegang saham yang memberikan wewenang kepada pihak lain yaitu agent. Agent adalah manajemen perusahaan yang melakukan semua kegiatan atas nama principaldalam kapasitasnya sebagai pengambil keputusan sehari-hari dalam perusahaan kepada direktur selaku agen. Jensen dan Meckling 1976 mendefinisikan hubungan keagenan muncul katika satu orang ataulebih principal yang menyewamempekerjakan orang lain agent untuk memberikansuatu jasa atas nama pemilik dan mendelegasikan wewenangpengambilan keputusan kepada agent tersebut. Menurut Eisenhardt 1989 teori keagenan dilandasi oleh tiga asumsi, yaitu: 1. Asumsi tentang sifat manusia Asumsi tentang sifat manusia mengemukakan bahwa manusia memiliki kecenderungan untuk mementingkan diri sendiri self Universitas Sumatera Utara 13 interest, memiliki keterbatasan rasionalitas bounded rationality, dan menghindari risiko risk aversion. 2. Asumsi tentang keorganisasian Asumsi keorganisasian mengemukakan adanya konflik antar anggota organisasi, efisien sebagai kriteria produktivitas dan adanya asimetris informasi antara pemilik perusahaan dan manajemen. 3. Asumsi tentang informasi. Asumsi Informasi menerangkan bahwa informasi dipandang sebagai komoditas yang dapat diperjual-belikan. Teori keagenan ditekankan untuk mengatasi dua permasalahan yang dapatterjadi dalam hubungan keagenan Eisenhardt, 1989. Permasalahan yang dapat terjadi antara principaldan agentsebagai salah satunya adalah perbedaan pendapat dan tujuan dari masing-masingpihak berdasarkan posisi dan kepentingannya terhadap perusahaan. Dengan demikian terdapat dua konflik perbedaan kepentingandidalam perusahaan dimana dari masing-masing pihak berusaha untuk mencapai danmempertahankan tingkat kepentingan yang dikehendakinya. Manajemen diasumsikan seringkali bertindak berdasarkan kepentingan pribadi Self Interest sehingga terjadi konflik kepentingan antara pemegang saham dan manajemenyang pada akhirnya merugikan pemegang saham. Universitas Sumatera Utara 14 Arifin 2005:7 menyebutkan bahwa “Perbedaan kepentingan antara prinsipal dan agent inilah disebut dengan Agency Problem yang salah satunya disebabkan oleh adanya informasi asimetri Asymmetric Information.” Asymmetric Information AI, yaitu informasi yang tidak seimbang yang disebabkan karena adanya distribusi informasi yang tidak sama antara prinsipal dan agen. Dalam hal ini prinsipal seharusnya memperoleh informasi yang dibutuhkan dalam mengukur tingkat hasil yang diperoleh dari usaha agen, namun ternyata informasi tentang ukuran keberhasilan yang diperoleh oleh prinsipal tidak seluruhnya disajikan oleh agen. Akibatnya informasi yang diperoleh prinsipal kurang lengkap sehingga tetap tidak dapat menjelaskan kinerja agen yang sesungguhnya dalam mengelola kekayaan prinsipal yang telah dipercayakan kepada agent. Masalah keagenan juga dapat terjadi karena adanya asimetri informasiantara principaldan agent,Putri dalam Liftiani, 2014. Asimetri informasi mempunyai dua tipesebagai berikut: 1. Adverse Selection Padatipe ini, pihak yang merasa memiliki informasi lebih sedikitdibandingkan pihak lain tidak akan mau untuk melakukan perjanjiandengan pihak lain tersebut apapun bentuknya, dan jika tetap melakukan perjanjian, pihak yang memiliki sedikit informasi tersebut akan membatasidengan kondisi yang sangat ketat dan biaya yang sangat tinggi. Universitas Sumatera Utara 15 2. Moral Hazard Moral hazard terjadi ketika manajer melakukan tindakan tanpa sepengetahuan pemilik untuk keuntungan pribadinya dan menurunkankesejahteraan pemilik. Dariperbedaankepentingan tersebut menyebabkan timbulnya konflikyang biasa disebutkonflikagensi.Konflikkepentingandan asimetri informasi antaramanajerdanpemegangsahamdapatdiminimumkandengansuatumekani smepengawasanyangdapatmensejajarkankepentingan- kepentinganyangterkaittersebut.Akibatdarimunculnyamekanismepengawas antersebuttimbulnyasuatukosyangdisebutdengan biaya keagenanAgency cost. Jensen dan Meckling 1976 menjelaskan biaya keagenan Agency costdalam tiga jenis, yaitu: 1. Biaya Monitoring monitoring cost Biaya Monitoring monitoring cost merupakan biaya yang dikeluarkanuntuk melakukan pengawasan terhadap aktivitas- aktivitas yang dilakukanoleh agen. 2. Biaya Bonding bonding cost Biaya Bonding bonding cost merupakan biaya untuk menjamin bahwaagen tidak akan bertindak merugikan principal, atau dengan kata lainuntuk meyakinkan agen, bahwa Universitas Sumatera Utara 16 principalakan memberikan kompensasijika agen benar-benar melakukan tindakan tersebut. 3. Biaya Kerugian Residual residual loss Biaya Kerugian Residual residual loss merupakan nilai uang yangekuivalen dengan pengurangan kemakmuran yang dialami oleh principalakibat dari perbedaan kepentingan. Ada beberapa alternatif untuk mengurangiagency cost, yaitu: pertama dengan meningkatkan kepemilikan saham perusahaan oleh manajemen danmanajer juga merasakan langsung manfaat dari keputusan yang diambil, dan apabila ada kerugian yang timbul sebagai konsekuensi dari pengambilan keputusan yang salah. Kepemilikan ini mensejajarkan kepentingan manajemen dengan pemegang saham Jensen Meckling, 1976.Dengan demikianmaka kepemilikan saham oleh manajemen merupakan insentif bagi para manajer untuk meningkatkankinerja perusahaan. Kedua, dengan menggunakandividend payout ratio, dengan demikian tidak tersediacukup banyak free cash flowCrutchley Hansen,1989 dan manajemen tidak memiliki kesempatanuntuk berinvetasi yang tidak sesuai dengan keinginan pemegang saham. Ketiga, institutional investor sebagai monitoring agents. Moh’d, et.al, 1998 dalam Starga Dkk, 2014 menyatakanbahwa distribusi saham antara pemegang saham dariluar yaitu institutional investor dan shareholder dispersiondapat mengurangi agency cost. Hal ini Universitas Sumatera Utara 17 karenakepemilikan mewakili suatu sumber kekuasaansource of power yang dapat digunakan untuk mendukung atau sebaliknya menentang terhadap keberadaan manajemen.

2.1.2 Auditor Berkualitas

Dokumen yang terkait

Pengaruh Kinerja Keuangan Terhadap Harga Saham Pada Perusahaan Real Estate Dan Properti Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia

4 102 103

Analisis Pengaruh Kinerja Perusahaan Dan Kinerja Pasar Terhadap Harga Saham Pada Perusahaan Real Estate Dan Property Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia

0 35 89

Analisis Pengaruh Faktor-Faktor Fundamental Terhadap Harga Saham Perusahaan Real Estate Dan Property Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia

3 50 111

Pengaruh Karakteristik Spesifik Perusahaan Terhadap Tingkat Pengungkapan Laporan Keuangan Perusahaan Real Estate Dan Properti Di Bursa Efek Indonesia

0 30 88

PENGARUH KEPEMILIKAN INSTITUSIONAL, STRUKTUR MODAL, DAN UKURAN PERUSAHAAN TERHADAP NILAI PERUSAHAAN (Studi pada Sektor Property dan Real Estate yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia)

1 25 1

Pengaruh Struktur Kepemilikan dan Keputusan Keuangan terhadap Nilai Perusahaan pada Perusahaan Property dan Real Estate yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 2008-2012

7 47 176

Pengaruh Struktur Aktiva dan Ukuran Perusahaan Terhadap Struktur Modal pada Perusahaan Property dan Real Estate yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia 2010-2014

4 50 73

Pengaruh Struktur Kepemilikan Perusahaan Terhadap Kecenderungan Pemilihan Audit Berkualitas pada Perusahaan Property dan Real Estate yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 2011-2014

0 0 14

Pengaruh Struktur Kepemilikan Perusahaan Terhadap Kecenderungan Pemilihan Audit Berkualitas pada Perusahaan Property dan Real Estate yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 2011-2014

0 1 11

Pengaruh Struktur Kepemilikan Perusahaan Terhadap Kecenderungan Pemilihan Audit Berkualitas pada Perusahaan Property dan Real Estate yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 2011-2014

0 0 3