b. Penerapan standar mutu dan keamanan pangan pada Usaha Mikro Kecil
dan Menengah UMKM pangan berbasis sumberdaya lokal. c.
Pemberian penghargaan kepada UMKM pangan lokal. d.
Evaluasi pencapaian penganekaragaman konsumsi pangan Tahap II.
2.3 Faktor–faktor yang Mempengaruhi Penganekaragaman Konsumsi
Pangan Faktor-faktor yang mempengaruhi penganekaragaman konsumsi pangan
diantaranya adalah sebagai berikut : 1.
Kepemilikan lahan Kepemilikan lahan sangat berpengaruh terhadap penghasilan petani karena
umumnya petani dengan lahan milik sendiri mempunyai pendapatan yang lebih baik daripada petani dengan lahan sewa milik orang lain. Pengaruh
ini secara langsung tidak langsung akan berdampak terhadap pola pemenuhan gizi keluarga. Pola penguasaan lahan dalam suatu masyarakat
merupakan penentu penting dalam pola pertanaman dan kemampuan untuk mengusahakan tanaman yang dapat memberikan keuntungan besar pda
tingkat setempat. Petani yang memiliki lahan sendiri dapat lebih leluasa dalam menentukan apa yang mereka tanam dan kapan serta bagaimana
menjual hasilnya. Penyewa atau buruh tani haknya terbatas untuk menentukan apa yang ditanam dan bagaimana sebaiknya melakukan
penjualan Suhardjo, dkk, 1986.
Universitas Sumatera Utara
2. Pendidikan
Perilaku penganeakaragaman konsumsi pangan seseorang atau keluarga dipengaruhi oleh tingkat pendidikan atau pengetahuan tentang pangan itu
sendiri, dalam satu keluarga biasanya ibu yang bertanggung jawab terhadap makanan keluarga. Karena pengetahuan gizi bertujuan untuk
mengubah perilaku konsumsi masyarakat kearah penganeakaragaman konsumsi pangan yang sehat dan bergizi Ampera, dkk, 2005.
Tingkat pendidikan seseorang dapat dilihat berdasarkan lamanya atau jenis pendidikan yang dialami baik formal maupun informal. Menurut Suhardjo
1986, tingkat pendidikan seseorang umumnya dapat mempengaruhi sikap dan perilakunya dalam kehidupan sehari-hari. Sedangkan menurut Syarief
1988 diacu dalam Hardinsyah 2007 menyatakan bahwa tingkat pendidikan formal umumnya mencerminkan kemampuan seseorang untuk
memahami berbagai aspek pengetahuan, termasuk pengetahuan gizi. 3.
Pendapatan Kenaikan tingkat pendapatan perorang, akan menyebabkan perubahan
dalam susunan pangan yang dikonsumsi. Akan tetapi, pengeluaran untuk pangan yang lebih banyak tidak menjamin lebih beragamnya konsumsi
pangan. Kadang-kadang, perubahan utama yang terjadi dalam kebiasaan makanan adalah pangan yang dimakan itu lebih mahal Suhardjo,dkk,
1986.
Universitas Sumatera Utara
Terdapat kecenderungan dengan semakin tingginya pendapatan terjadi perubahan dalam pola konsumsi pangan, yaitu pangan yang dikonsumsi
akan lebih beragam. Namun kadang-kadang peningkatan pendapatan tidak menyebabkan jenis pangan yang dikonsumsi menjadi beragam, tetapi
justru yang sering terjadi adalah pangan yang dibeli harganya lebih mahal PSKPG, 2002.
Tingkat pendapatan juga menentukan pola konsumsi pangan atau jenis pangan yang akan dibeli. Orang miskin biasanya akan membelanjakan
sebagian pendapatan tambahannya untuk pangan, sedangkan pada orang kaya porsi pendapatan untuk pembelian pangan lebih rendah. Porsi
pendapatan yang dibeli untuk jenis pangan padi-padian akan menurun tetapi untuk pangan yang berasal dari susu akan bertambah jika
pendapatan keluarga meningkat. Semakin tinggi pendapatan, semakin besar pula persentase pertambahan pembelanjaannya termasuk untuk
buah-buahan, sayur, dan jenis pangan lainnya Berg, 1986. 4.
Jumlah anggota keluarga Jumlah anggota keluarga dapat mempengaruhi jumlah dan pembagian
ragam pangan yang dikonsumsi dalam keluarga. Semakin banyak anggota keluarga,maka makanan untuk setiap orang akan berkurang terutama pada
keluarga dengan ekonomi lemah Suhardjo, dkk,1986. Hasil penelitian yang dilakukan oleh
Fransiska 2013 tentang
analisis diversifikasi konsumsi pangan beras dan pangan non beras,
dijumpai
Universitas Sumatera Utara
bahwa jumlah anggota rumah tangga berpengaruh nyata dan positif terhadap konsumsi pangan rumah tangga.
Hal ini juga didukung dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Bangun 2013 menunjukkan bahwa jumlah anggota keluarga berpengaruh nyata
dengan tingkat konsumsi beras dimana semakin banyak anggota keluarga semakin banyak beras yang dikonsumsi.
2.4 Program Percepatan Penganekaragaman Konsumsi Pangan