ini pula, konsumen mulai mengevaluasi alternatif pembelian tergantung pada konsumen itu sendiri dan situasi pembelian tertentu.
4. Keputusan Pembelian Secara umum, keputusan pembelian konsumen adalah membeli merek yang
paling disukai. Setelah melalui beberapa pertimbangan pada tahap evaluasi, akhirnya konsumen melakukan keputusan pembelian. Keputusan pembelian
konsumen tentunya didasari oleh berbagai macam pertimbangan personal. 5. Perilaku Pasca Pembelian
Setelah melakukan keputusan pembelian, konsumen biasanya akan bereaksi terhadap produk atau jasa yang dipilihnya. Inilah yang dinamakan perilaku
pasca pembelian. Perilaku konsumen setelah melakukan keputusan pembelian dapat berupa reaksi positif ataupun negatif. Kedua hal ini tergantung kepada
tingkat kepuasan konsumen tersebut.
2.2 Hubungan Word of Mouth dengan Keputusan Pembelian
Jika dilihat secara fisik, kegiatan promosi Word of Mouth Communication sangatlah sederhana dan terkadang diremehkan sebagai salah satu kiat jitu untuk
mempengaruhi keputusan pembelian konsumen. Faktanya, pada tahun 1995, Katz dan Lazarsfeld dalam Jin, Bloch dan Cameron, 2002:6 melakukan penelitian
tentang media terbaik untuk menemukan informasi. Katz dan Lazarsfeld menemukan bahwa Word of Mouth merupakan sumber pengaruh terpenting dalam
kategori pembelian. Word of Mouth dikatakan tujuh kali lebih efektif dalam mempengaruhi keputusan pembelian dibandingkan dengan majalah dan koran,
Universitas Sumatera Utara
empat kali lebih efektif dibandingkan dengan personal selling, dan dua kali lebih efektif dibandingkan dengan iklan di radio.
Keputusan pembelian muncul ketika seorang konsumen yakin akan sebuah produk yang akan dibelinya melalui proses pertimbangan-pertimbangan.
Wangenheim 2005 menyatakan bahwa Word of Mouth dapat mempengaruhi perilaku, preferensi dan keinginan serta keputusan untuk membeli. Word of Mouth
dapat mempengaruhi keputusan pembelian apabila terdapat konsumen yang membutuhkan rekomendasi orang lain yang dipercayainya mengenai suatu barang.
Respon yang datang dari si pemberi informasi influencer dapat berupa respon positif atau respon negatif. Sesuai dengan respon yang diberikan, penanya akan
bereaksi terhadap jawaban tersebut yang akan mempengaruhi proses keputusan pembeliannya di kemudian hari.
Word of Mouth cenderung dipercayai untuk mempengaruhi keputusan
pembelian karena berasal dari sumber yang dapat dipercayai dan jujur karena si pemberi informasi bukan merupakan bagian dari perusahaan. Influencer biasanya
berasal dari kalangan keluarga, teman dekat, dan kolega yang dapat dipercaya. Semakin sering frekuensi pembicaraan positif tentang suatu produk, maka akan
semakin meningkatkan keputusan konsumen dalam memilih produk tersebut. Adapun gambar dari hubungan antara Word of Mouth Communication
adalah sebagai berikut:
Universitas Sumatera Utara
Gambar 2.3 Hubungan Word Of Mouth Communication dan Keputusan Konsumen
Sumber: Peneliti 2016
2.3 Penelitian Terdahulu