Latar Belakang Masalah Bapak, dan Istri tercinta yang selalu memberikan semangat dan

commit to user 1 BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Tujuan Pendidikan Nasional secara umum adalah untuk meningkatkan kualitas Manusia Indonesia. Manusia yang berkualitas diharapkan mampu memahami ilmu dalam bidang-bidang tertentu, terlatih, berpikir kritis, menyelesaikan masalah untuk mengisi pembangunan sehingga pada akhirnya mampu bersaing dalam era globalisasi yang semakin kompetitif dan juga penuh perkembangan ilmu pengetehuan, teknologi, dan seni IPTEKS Maksud tersebut akan dapat dicapai dengan mengupayakan sistem pendidikan dalam sekolah. Pendidikan dalam sekolah dimulai dari jenjang Sekolah Dasar SD, sekolah lanjutan tingkat PertamaSLTP, Sekolah Lanjutan tingkat Atas SLTA hingga jenjang Perguruan Tinggi PT. Peningkatan Pendidikan kualitas juga diusahakan perjenjang, mulai dari tingkat SD hingga PT. Peningkatan ini secara terus menerus mengalami perbaikan dan penyempurnaan, mulai dari kurikulum yang terus menerus disempuarnakan, sarana dan prasarana, guru dan personalia lainnya. Penyempurnaan kurikulum, sarana dan prasarana, serta kualitas Pendidik dimaksudkan agar lebih berdaya guna sehingga tidak hanya menghasilkan siswa yang dapat melanjutkan ke jenjang yang lebih tinggi tetapi juga siswa yang dapat commit to user 2 memperoleh bekal hidup yang lebih memadai untuk menjadi insan yang mandiri memiliki daya juang tinggi dalam kehidupan yang semakin kompetitif. Kurikulum di Indonesia sering dimodifikasikan sampai saat sekarang pendidikan Indonesia menggunakan Kurikulum 2006 atau sering disebut Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan KTSP. Adanya Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan KTSP memberikan perubahan baru bagi pengelolaan proses belajar mengajar pada tingkat satuan pendidikan. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan sebagai perwujudan dari kurikulum pendidikan dasar dan menengah dikembangkan sesuai dengan relevansi oleh setiap kelompok satuan pendidikan dan komite sekolah madarasah di bawah koordinasi dan supervisi dinas pendidikan atau kantor departemen agama kabupaten kota untuk pendidikan dasar dan propinsi untuk pendidikan menengah berpedoman pada Standar Isi dan Standar Kompetensi lulusan serta panduan penyusunan kurikulum yang disusun oleh Badan Standarisasi Nasional Pendidikan BNSP. Penyusunan kurikulum tingkat satuan pendidikan khusus dikoordinasi dan disupervisi oleh dinas pendidikan provinsi, berpedoman pada standar isi dan satandar komeptensi lulusan serta panduan penyusunan kurikulum yang disusun oleh BNSP dikembangkan berdasarkan. 1. Berpusat pada potensi, perkembangan, kebutuhan, dan kepentingan peserta didik dan lingkungannya. 2. Beragam dan terpadu 3. Tanggab terhadap perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi dan seni commit to user 3 4. Relevan dengan kebutuhan kehidupan 5. Menyeluruh dan berkesinambungan 6. Belajar sepanjang hayat seimbang antara kepentingan nasional dan kepentingan daerah. Amanat Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan KTSP atau juga dikenal dengan kurikulum 2006, secara sederhana ialah bahwa setiap individu mempunyai potensi yang harus dikembangkan, maka proses pembelajaran yang cocok adalah yang menggali potensi anak untuk selalu kreatif dan berkembang. Jika suatu Satuan Tingkat Pendidikan telah memahami makna dan hakikat belajar dan juga melakukan pembelajaran yang sesuai dengan tuntutan kurikulum Berbasis Kompetensi maka persentase keberhasilan siswanya akan lebih besar jika dibandingkan dengan pembelajaran yang monoton, guru masih menjadi pusat pembelajaran teacher centered sementara siswa dianggap sebagai objek yang harus diisi dengan ilmu Pengetahuan atau apa saja tanpa memperhatikan potensi yang ada pada diri siswa. Keberhasilan Pembelajaran pada Suatu Tingkat Satuan Pendidikan dipengaruhi oleh berbagai hal yaitu kepala sekolah dalam memimpin, guru termasuk didalamnya strategi dan metode mengajarnya, sarana prasana, penggunaan metode pembelajaran yang tepat, lingkungan dan berbagai hal lain baik sifatnya langsung maupun tak langsung. Masalah proses belajar mengajar pada umumnya terjadi di kelas, kelas dalam hal ini berarti segala aktivitas yang dilakukan oleh guru dan peserta didik disuatu ruangan dalam melaksanakan KBM. Kelas dalam arti luas mencakup commit to user 4 interaksi guru dan siswa, tekhnik dan strategi belajar mengajar, model pembelajaran dan implementasi kurikulum serta evaluasi. Guru dalam kelas sesuai dengan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan tidak lagi menajadi satu-satunya sumber ilmu lagi, tetapi berfungsi sebagai fasilitator bagi siswa – siswanya menemukan pengalaman dalam pembelajaran, sehingga suatu pembelajaran akan lebih bermakna. Belajar bukan apa isi pembelajarannya yang penting, melainkan bagaimana menggunakan peralatan, mental kita untuk menguasai hal- hal yang kita pelajari, pengetahuan diciptakan kembali dan dibangun dari dalam diri seseorang melalui pengalaman, pengamatan, pencernaan digest dan pemahaman. Kenyataan di lapangan banyak Tingkat Satuan Pendidikan belum menunjukkan ke arah pembelajaran yang bermakna. Banyak pendidik masih perlu penyesuaian dengan KTSP meskipun KTSP sudah dikenalkan sejak tahun2006. Banyak guru belum siap dengan kondisi yang sedemikian plural sehingga untuk mendesain pembelajaran yang bermakna masih kesulitan. Sistem pembelajaran duduk tenang, mendengarkan informasi dari guru sepertinya sudah membudaya sejak dulu, sehingga untuk mengadakan perubahan ke arah pembelajaran yang aktif, kreatif, efektif dan menyenangkan agak sulit, tujuan pembelajaran pun sering kehilangan arah hal ini dapat dilihat dari perolehan nilai siswa yang sering berada di bawah Kriteria Ketuntasan Minimal yang sudah ditentukan oleh Tingkat Satuan Pendidikan tersebut. Dalam pembelajaran ini siswa begitu pasif, mereka hanya menunggu perintah, melaksanakan dan menilaikan hasil, sehingga seolah-olah pemahaman commit to user 5 suatu pelajaran tidaklah penting yang lebih penting adalah nilai, dan akhirnynya terjebak dalam kemalasan serta keengganan belajar. Berdasarkan pengamatan awal terhadap proses pembelajaran IPS di Tingkat Satuan Pendidikan SD Kalam Kudus Banjarsari Kodya Surakarta diperoleh informasi bahwa selama proses pembelajaran, siswa tidak menunjukkan partisipasinya dalam belajar pada pelajaran IPS, sehingga sering terlihat anak tidak tertarik ketika guru memberikan informasi ataupun pelajaran, siswa lebih sering berbicara sendiri dengan temannya, tidak ikut berpartisipasi atau kelihatan diam tetapi tidak memperhatikan pelajaran. Perhatian siswa tidak terpusat pada pembelajaran maka pembelajaran jadi tidak seperti yang diharapkan guru, tampak lesu dan kurang bergairah, dan kadang berbicara dengan teman sendiri atau diam tetapi pikiran menerawang jauh di luar pembelajaran. Hal ini diperparah dengan sistem pembelajaran guru yang masih mempraktekan sisitem pembelajaran duduk tenang, mendengarkan pelajaran, mencatat,dan sedikit tanya jawab sehingga kebutuhan anak dalam proses pembelajaran tidak terakomodasi. Guru belum memberdayakan seluruh potensi siswa sehingga sebagian besar siswa belum mampu mencapai kompetensi individual yang diperlukan untuk mengikuti pelajaran lanjutan. Beberapa siswa belum belajar sampai pada tingkat pemahaman. Siswa baru mampu menghafal fakta, konsep, prinsip, hukum, teori, dan gagasan inovatif lainnya pada tingkat ingatan, mereka belum dapat menggunakan dan commit to user 6 menerapkannya secara efektif dalam pemecahan masalah sehari-hari yang kontekstual. Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial IPS pada kelas V SD Kristen Kalam Kudus Surakarta juga tidak luput dari paradigma ini, guru cenderung masih menjadi pusat pembelajaran Teacher Centered. Kondisi demikian tentu membuat proses pembelajaran hanya didominasi oleh guru. Siswa sering terlihat bosan dan tidak berkonsentrasi pada pembelajaran. Hasil Ulangan Harian Semester II Tahun Pelajaran 20102011 belum begitu memuaskan lampiran 1. Hal tersebut dapat dilihat dari rata-rata nilai IPS yang hanya 6,6 Enam koma enam di bawah Kriteria Ketuntasan Minimum KKM yang sudah ditetapkan, yaitu 7.0 Tujuh koma nol dan jika dibandingkan dengan nilai yang lain maka pencapain prestasi nilai pelajaran IPS menempati urutan bawah. Berikut ini adalah tabel nilai uji kompetensi pertama empat matapelajaran Bahasa Indonesia, IPA, IPS, dan Matematika.

Dokumen yang terkait

Upaya meningkatkan hasil belajar siswa melalui model pembelajaran kooperatif tipe Stad (Student Teams Achievement Division) pada pembelajaran IPS kelas IV MI Miftahul Khair Tangerang

0 13 0

PENERAPAN PENDEKATAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPS KELAS IV SD Penerapan Pendekatan Pembelajaran Kooperatif Tipe Stad Untuk Meningkatkan Hasil Belajar IPS Kelas IV SD Kanisius Nglinggi Kecamatan Klaten Selatan Kab

0 3 16

PENERAPAN PENDEKATAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPS KELAS IV SD Penerapan Pendekatan Pembelajaran Kooperatif Tipe Stad Untuk Meningkatkan Hasil Belajar IPS Kelas IV SD Kanisius Nglinggi Kecamatan Klaten Selatan Kab

0 2 17

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA SD PADA PEMBELAJARAN IPS.

1 2 24

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD UNTUK MENINGKATKAN PROSES DAN HASIL BELAJAR IPS DI SD.

0 4 29

PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD DALAM MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPS PADA SISWA KELAS V Penerapan Pembelajaran Kooperatif Tipe Stad Dalam Meningkatkan Hasil Belajar Ips Pada Siswa Kelas V Sd Negeri Dawungan 1 Kecamatan Masaran Kabupaten Srag

0 0 13

PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD DALAM MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPS PADA SISWA KELAS V Penerapan Pembelajaran Kooperatif Tipe Stad Dalam Meningkatkan Hasil Belajar Ips Pada Siswa Kelas V Sd Negeri Dawungan 1 Kecamatan Masaran Kabupaten Sra

0 1 15

PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD SISWA KELAS V SD PANGUDI LUHUR I YOGYAKARTA SEMESTER I TAHUN AJARAN 2010 2011 SKRIPSI

0 0 166

PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA DALAM SOAL CERITA DENGAN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD PADA SISWA KELAS V SD NEGERI I SOMOKATON TAHUN AJARAN 2010 2011

0 2 135

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPA SISWA KELAS V SD NEGERI 021 RUMBAI

0 0 13