Hakikat Pemahaman Konsep Susunan Pemerintahan Pusat a.

commit to user 1 Kebanyakan guru menilai metode kooperatif tipe jigsaw mudah dipelajari, 2 Kebanyakan guru menikmati mengajar dengan metode kooperatif tipe jigsaw, 3 Dapat digabungkan dengan strategi metode mengajar lainnya, 4 Dapat berhasil meskipun alokasi waktunya hanya satu jam per hari, 5 Bebas dalam penerapannya. Bridgeman dalam Robert E. Slavin 2008:141 menemukan bahwa para siswa yang bekerja sama menggunakan jigsaw lebih mampu melihat perspektif orang lain dibandingkan dengan para siswa dalam kelas kontrol. Sehingga dengan demikian sangat penting untuk mengembangkan pembelajaran kooperatif sebagai contoh dengan model kooperatif tipe jigsaw ini dalam menciptakan perilaku prososial yang semakin dibutuhkan di dalam masyarakat dimana kemampuan bergaul dengan orang lain menjadi semakin krusial.

2. Hakikat Pemahaman Konsep Susunan Pemerintahan Pusat a.

Pemahaman Konsep Pemahaman konsep merupakan hasil belajar yang akan dicapai dalam kegiatan pembelajaran. Pemahaman konsep untuk setiap siswa tidaklah sama, karena setiap siswa mempunyai kemampuan yang berbeda – beda untuk memahami atau menangkap makna dan fakta dari apa yang dipelajarinya. Pemahaman atau comprehension seperti yang dikemukakan oleh Daryanto 2008:106 adalah memahami atau mengerti apa yang diajarkan, mengetahui apa yang sedang dikomunikasikan dan dapat memanfaatkan isinya tanpa harus menghubungkannya dengan hal – hal lain. Bloom dalam Purwanto 2010:50 membagi taksonomi hasil belajar menjadi tiga domain, yaitu kognitif, afektif, dan psikomotor. Taksonomi hasil belajar kognitif terdiri atas enam tingkatan, yaitu hafalan, pemahaman, penerapan, analisis, sintetis, dan evaluasi. Taksonomi hasil belajar afektif dibagi menjadi lima tingkatan, yaitu penerimaan, partisipasi, penilaian, organisasi, dan interbalisasi. taksonomi belajar psikomotor dibagi menjadi enam yaitu persepsi, kesiapan, gerakan terbimbing, gerakan terbiasa, gerakan kompleks, dan kreativitas. Berdasarkan commit to user penjelasan tersebut pemahaman termasuk dalam salah satu domain kognitif pada taksonomi Bloom. Menurut Nana Sudjana 2009:24 pemahaman dapat dibedakan ke dalam tiga kategori, yaitu : 1 Pemahaman terjemahan, mulai dari terjemahan dalam arti sebenarnya 2 Pemahaman penafsiran, menghubungkan bagian – bagian terahulu dengan yang diketahui berikutnya, membedakan yang pokok dan yang bukan pokok. 3 Pemahaman ekstrapolasi, mampu melihat dibalik yang tertulis, membuat ramalan tentang konsekuensi atau memperluas persepsi dalam arti waktu, dimensi, kasus ataupun masalah. Kemampuan memahami dapat juga disebut dengan ist ilah “mengerti”. Kegiatan yang diperlukan untuk bisa sampai pada tujuan ini ialah kegiatan mental intelektual yang mengorganisasikan materi yang telah diketahui. Temuan-temuan yang didapat dari mengetahui seperti definisi, informasi, peristiwa, fakta, disusun kembali dalam struktur kognitif yang ada. Dalam proses ini, simbol-simbol komunikasi yang ada pada penemuan baru ditanggalkan dan mengambil maknanya, kemudian diberi simbol baru yang sesuai dengan stok kognitif yang ada. Masuknya makna baru ini di dalam struktur kognitif mengakibatkan berubahnya struktur kognitif itu sendiri. Dengan demikian, orang yang bersangkutan mengalami perubahan dalam perilakunya. Makna yang telah ditangkap itu dapat saja diberi simbol yang baru. Oleh karena itu, perilaku yang dapat didemonstrasikan yang menunjukkan bahwa kemampuan mengerti memahami itu telah dikuasai, antara lain ialah : dapat menjelakan dengan kata-kata sendiri, dapat membandingkan, dapat membedakan, dan dapat mempertentangkan. Pemahaman atau comprehension merupakan tingkatan yang lebih sulit daripada pengetahuan, karena pengetahuan adalah tingkat kemampuan siswa untuk mengenal dan mengingat konsep, fakta, atau informasi, sedangkan pemahaman memerlukan pemikiran dan juga menghendaki agar siswa dapat memanfaatkan bahan – bahan yang telah dipahami. commit to user Berdasarkan pengertian di atas maka pemahaman merupakan penguasaan pengetahuan, sehingga kemampuan pemahaman telah mencakup kemampuan pengetahuan, dengan demikian maka belajar itu akan bersifat lebih mendasar. Winkel 2005: 92 menyatakan bahwa pengertian atau konsep adalah satuan arti yang mewakili sejumlah objek yang memiliki ciri-ciri yang sama. Orang yang memiliki konsep mampu mengadakan abstraksi terhadap segala objek yang dihadapi, sehingga objek ditempatkan dalam golongan tertentu klasifikasi. Selanjutnya, Oemar Hamalik 2003:162 berpendapat bahwa suatu konsep adalah suatu kelas atau kategori stimulti yang memiliki ciri – ciri umum, stimulti itu berupa obyek – obyek atau orang person. Oleh karena itu konsep – konsep itu merupakan penyajian-penyajian internal dari sekelompok stimuli – stimuli, konsep – konsep itu tidak dapat diamati, konsep – konsep harus disimpulkan dari perilaku. Menurut Nana Syaodih 2004:189 suatu konsep akan mempunyai makna logis dan makna psikologis. Makna logis terbentuk karena pemahaman akan ciri – ciri umum yang ditemukan dalam kehidupan. makna psikologis merupakan makna yang diperoleh dari pengalaman pribadi. Konsep diperoleh dari fakta, peristiwa maupun pengalaman. Winkel 2005: 91 mengemukakan bahwa dalam belajar konsep orang mengadakan abstraksi, yaitu semua objek yang meliputi benda, kejadian, orang hanya ditinjau aspek-aspek tertentu saja. Belajar konsep merupakan salah satu belajar dengan pemahaman. Pemahaman ini mencakup kemampuan untuk menangkap makna dan arti dari bahan yang dipelajari. Berdasarkan pendapat dari para ahli tentang pemahaman dan konsep di atas, maka peneliti menyimpulkan bahwa pemahaman konsep merupakan kegiatan lanjutan dari penanaman konsep dengan tujuan agar siswa lebih memahami sesuatu yang tersimpan dalam pikiran sebagai langkah untuk memberikan label kepada sesuatu atau sebagai alat untuk berpikir, yang dapat membantu seseorang untuk mengenal, mengerti, dan memahami terhadap sesuatu konsep tersebut. commit to user Oemar Hamalik 2003:166 menyatakan bahwa hal-hal yang harus diperhatikan untuk mengetahui keberhasilan siswa memahami suatu konsep, yaitu: 1 dapat menyebutkan contoh konsep; 2 dapat menyatakan ciri-ciri konsep; 3 dapat memilih dan membedakan antara contoh dari yang bukan konsep; 4 dapat memecahkan masalah yang berkenaan dengan konsep. Pemahaman konsep sangat perlu ditekankan dalam pembelajaran PKn. Melalui pemahaman konsep, siswa akan mampu mengerti dan menyelesaikan soal yang harus dikerjakannya dengan benar. Bahkan, siswa juga dapat membantu temannya yang mengalami kesulitan dalam belajar PKn materi Susunan Pemerintahan Pusat. Selain itu, dapat menerapkan pemahamannya dalam kehidupan sehari – hari karena PKn selalu berkaitan dengan kehidupan kita. Pemahaman konsep juga membuat materi yang rumit menjadi lebih sederhana sehingga tidak menyulitkan proses pembelajaran para siswa atau dengan kata lain pembelajaran konsep mengurangi kerumitan – kerumitan yang dihadapi saat mempelajari obyek materi dalam hal ini pelajaran PKn terkhusus materi susunan pemerintahan pusat.

b. Materi Susunan Pemerintahan Pusat

Dokumen yang terkait

pengaruh model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw terhadap tingkat pemahaman siswa tentang materi zakat pada mata pelajaran pendidikan agama islam (Penelitian Quasi Eksperimen di Kelas VIII SMP Sulthan Bogor Tahun Ajaran 2015/2016)

1 10 154

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP BANGUN RUANG DALAM PELAJARAN MATEMATIKA SISWA KELAS IV SDN 03 SIDANEGARA KEDUNGREJA CILACAP TAHUN PELAJARAN 2009 2010

0 6 75

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN PENGUKURAN SUDUT DALAM PELAJARAN MATEMATIKA SISWA KELAS IV SDN NYAMPLUNG GAMPING SLEMAN TAHUN PELAJARAN 2010 2011

0 4 80

PENERAPAN STRATEGI JIGSAW UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DALAM PEMBELAJARAN PKn PADA SISWA KELAS IV Penerapan Strategi Jigsaw Untuk Meningkatkan Aktivitas Dalam Pembelajaran PKn Pada Siswa Kelas IV SDN 03 Bangsri Karangpandan Tahun Pelajaran 2012/2013.

0 3 11

PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP TENTANG PEMERINTAHAN PUSAT PADA PELAJARAN PKn MELALUI METODE POINT Peningkatan Pemahaman Konsep Tentang Pemerintahan Pusat Pada Pelajaran PKn Melalui Metode Point Counter Point (PCP) Pada Siswa Kelas IV SD Muhammadiyah Plo

0 1 15

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERBICARA PADA MATA PELAJARAN BAHASA INDONESIA.

0 2 43

MODEL KOOPERATIF TIPE TGT UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP KOPERASI PADA MATA PELAJARAN IPS.

0 1 7

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERTIF TIPE JIGSAW BERBASIS MULTIMEDIA UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP SISTEM PEMERINTAHAN TINGKAT PUSAT DALAM PEMBELAJARAN PKn (Penelitian Tindakan Kelas Pada Siswa Kelas IV SD Negeri 1 Tempursari Sambi Boyolali Tahun

0 1 19

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW DAN MULTIMEDIA UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP SISTEM PEMERINTAHAN TINGKAT PUSAT DALAM PEMBELAJARAN PKn.

0 0 6

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAWUNTUK MENINGKATKAN KERJASAMA SISWA PADA MATA PELAJARAN PKN KELAS IV DI SDN KLEDOKAN DEPOK.

0 2 204