Sejarah PT Lion Air

Friskawati Simanjuntak : Upaya Peningkatan Kualitas Pelayanan Penumpang Pada PT Lion Air Di Bandara Polonia Medan, 2009. USU Repository © 2009

BAB III GAMBARAN UMUM PT LION AIR

3.1 Sejarah PT Lion Air

Wilayah Indonesia terdiri dari ± 17.567 pulau. Luasnya ± 5110 km dari barat sampai ke timur dan ± 1888 km dari utara ke selatan. Samudra Pasifik terletak di sebelah timur dan Samudra Hindia di sebelah barat Indonesia. Garis ekuator melintang di bagian tengah wilayah Indonesia. Hujan serta cuaca tropis menciptakan hutan-hutan lebat, sungai beraliran deras dan rawa-rawa Indonesia berada di jalur gunung berapi zona gempa. Sebuah gunung bersalju terletak hanya 4 sebelah selatan ekuator, yakni di Irian Jaya. Indonesia berpenduduk ± 200 juta jiwa yang merupakan negara berpenduduk terbesar ke-4 di dunia. Oleh karena itu tidak mengherankan jika Indonesia sangat mengandalkan transportasi udara. Yang mendirikan Lion Air adalah Rusdi Kirana. Presiden Direktur Lion Air, Rusdi Kirana memiliki kebiasaan yang mungkin bagi setiap orang kurang baik, yakni menghayal. Kebiasaan menghayal itu ia lakukan sejak masih kecil, terutama menjelang tidur “ Menghayal tentang sesuatu yang sangat berguna.” Dia pun mengaku, sikap dan visi bisnisnya banyak dipengaruhi kebiasaan menghayal tersebut. Sebelum menjalankan usaha, direnungkan dulu apa kira-kira untung ruginya kalau mengolah bisnis yang akan digarap. Terjun ke dunia bisnis secara mandiri sebetulnya baru dilakukan sejak tahun 1990. Tapi sebelumnya, pria kelahiran Jakarta sekitar 39 tahun silam tersebut sudah mulai bekerja yakni sebagai karyawan pada sebuah perusahaan biro Friskawati Simanjuntak : Upaya Peningkatan Kualitas Pelayanan Penumpang Pada PT Lion Air Di Bandara Polonia Medan, 2009. USU Repository © 2009 perjalanan tahun 1984. Waktu itu, Rusdi bekerja sambil kuliah di Fakultas Ekonomi Universitas Pancasila. Selama 6 tahun berkiprah di dunia biro perjalanan, Rusdi sudah merasa mapan untuk mengelolah usaha sendiri. Sehingga setelah lulus kuliah tahun 1989, dia pun mempersiapkan untuk mendirikan perusahaan baru, yakni Lion Tour. Nama itu diambil dari simbol kelahirannya yang bertanggal 17 Agustus yakni bintang Leo. Kebetulan simbolnya kepala singa atau Lion. Singa merupakan lambang semangat dan keberanian. Maka jadilah nama Lion Tour. Dan ketika menggarap dunia bisnis penerbangan, lambang yang digunakan tetap sama, hanya saja kepala gambar singa ditambah dengan sayap dan matahari. Sayap sebagai jenis usaha yakni penerbangan dan matahari itu merupakan kebutuhan semua orang. Rusdi mengatakan, Lion Air tidak memiliki hubungan dengan perusahaan di luar negeri. PT Lion Air murni perusahaan yang didirikan dengan modal dalam negeri. Perusahaan ini dimulai dari nol. Mulai dari pembuatan logo, desain pakaian pramugari dan lain sebagainya dikerjakan sendiri. Menurut Rusdi yang tidak suka dengan kegiatan rutin tersebut, pihaknya tidak ikut-ikutan dalam memasuki bisnis penerbangan. Semua dilakukan melalui perhitungan yang matang. Termasuk dalam memilih tipe pesawat. Pada tahap awal, pesawat yang digunakan adalah Boeing 737 – 200 dan jenis yang buatan Rusia. Kemudian, pesawat Airbus 310. Perjalanan panjang yang telah ditempuh Lion Air berawal dari penerbangan domestik yang kecil. Setelah 13 tahun pengalaman di bisnis wisata Friskawati Simanjuntak : Upaya Peningkatan Kualitas Pelayanan Penumpang Pada PT Lion Air Di Bandara Polonia Medan, 2009. USU Repository © 2009 yang ditandai dengan kesuksesan biro perjalanan Lion Tour, kakak- beradik Kusnan dan Rusdi Kirana bertekad menjadikan mereka untuk memiliki usaha penerbangan menjadi kenyataan. Dibekali ambisi yang tinggi dan modal awal 10 juta dolar Amerika Serikat, Lion Air secara hukum didirikan pada bulan Oktober tahun 1999. Namun pengoprasian baru berjalan pada tanggal 30 Juni tahun 2000. Saat ini, Rusdi Kirana sebagai salah satu pemilik Lion Air memegang jabatan sebagai presiden dan juga direktur. Hingga pertengahan 2005, bersama dengan penerbangan internasional lainnya, Lion Air menempati terminal dua bandara Soekarno-Hatta. Sedangkan perusahaan penerbangan lokal atau penerbangan domestik menempati terminal satu. Faktor tersebut, selain mampu memberikan para penumpang kemudahan penerbangan sambungan ke Indonesia atau dari Indonesia ke tujuan internasional lainnya, juga memberikan keuntungan lebih dari segi pretise. Tapi kemudian Lion Air dipindahkan ke terminal satu, hingga saat ini. Pada 2005, Lion Air memiliki 24 pesawat penerbangan yang terdiri dari 19 seri MD80 dan lima pesawat DHC-8-301. Untuk memenuhi layanan dengan biaya rendah, Armada Lion Air didominasi oleh MD80 karena efisiensi dan kenyamanannya. Dalam upaya meremajakan armadanya, Lion Air telah memesan 60 Boeing 737-900ER yang akan diantar bertahap dari 2007-2010. Pada Juni 2008, Lion Air akan berubah menjadi full-service. Lion Air juga berencana bersaing dengan Garuda maupun dengan Saudi Arabia Air untuk menerbangi rute- rute umroh bahkan haji dengan pesawat 777. Friskawati Simanjuntak : Upaya Peningkatan Kualitas Pelayanan Penumpang Pada PT Lion Air Di Bandara Polonia Medan, 2009. USU Repository © 2009 Armada Lion Air per 17 Agustus 2007 terdiri dari : 1. 9 Boeing 737-400 2. 2 Boeing 737-300 3. 6 McDonnell Douglas MD-82 4. 1 McDonnell Douglas MD-83 5. 4 McDonnell Douglas MD-90 6. 10 Boeing 737-900ER total pemesanan : 178

3.2 Lion Passport