Model Pembelajaran Penemuan Discovery Learning
16 Guru hanya sebagai fasilitator sedangkan siswa mencari dan
menemukan sendiri bahan pelajaran melalui berbagai aktifitas . Amien dalam Jamil S 2014:244 mengatakan bahwa belajar
penemuan mempunyai keuntungan, model pembelajaran mengacu pada keingintahuan
siswa, memotivasi
mereka untuk
melanjutkan pekerjaannya hingga mereka menemukan jawabannya. Siswa juga
belajar memecahkan
masalah-masalah secara
mandiri dan
keterampilan berfikir kritis karena mereka harus menganalisis dan menangani informasi.
Keuntungan yang didapat siswa dengan belajar menggunakan pendekatan penemuan terbimbing Carin Sund Jamil S 2014 : 244
sebagai berikut : a. Mengembangkan potensi intelektual. Menurut Bruner, throungh
guided discovery, a student slowly learner how to organize and carry out the investigations. Melalui penemuan terbimbing, siswa
yang lambat belajar akan mengetahui bagaimana menyusun dan melakukan penyelidikan lebih lanjut, dikatakan one ot the greates
payoffs of the guided discovery approach is that better memory retention.
Salah satu
keuntungan pembelajaran
dengan menggunakan pendekatan penemuan terbimbing adalah materi
yang dipelajari lebih lama membekas karena siswa dilibatkan dalam proses menemukan.
b. Mengubah siswa dari memiliki motivasi dari luar extrinsic motivation menjadi motivasi dalam diri sendiri intrinsic
motivation. Penemuan terbimbing membantu siswa lebih mandiri, bisa mengarahkan diri sendiri dan bertanggung jawab atas
pembelajarannya sendiri. Siswa akan memotivasi diri sendiri jika belajar dengan penemuan terbimbing.
c. Siswa akan belajar bagaimana belajar learning how to learn. Anak-anak dapat dilibatkan secara aktif dengan mendengarkan,
berbicara, membaca, melihat, dan berfikir, jika otak anak selalu dalam keadaan aktif, pada saat itulah anak-anak sedang belajar.
Piaget juga menegaskan, there it no learning without action. Melalui latihan untuk menyelesaikan masalah, seorang siswa akan
belajar bagaimana belajar learning how to learn
d. Mempertahankan memori. Otak manusia seperti komputer. Permasalahan terbesar otak manusia bukan pada penyimpanan
data, melainkan bagaimana mendapat data kembali yang telah
17 tersimpan didalamnya. Para ahli berpendapat bahwa cara paling
mudah untuk
mendapatkan data
adalah pengaturan
organization. Dengan pengaturan manusia lebih mudah mendapatkan informasi apa yang dicari dan bagaimana
mencarinya. Penelitian
membuktikan dengan
pengaturan, informasi
yang disimpan
didalam otak
akan berkuang
kerumitannya. Apalagi jika informasi tersebut dibangun sendiri yang salah satunya dengan penemuan terbimbing.
Discovery learning menurut Syaiful Bahri 2010: 19 yaitu :
Enquiry-discovery learning adalah belajar mencari dan menemukan sendiri. Sistem belajar mengajar ini guru menyajikan bahan pelajaran
tidak dalam bentuk yang final, tetapi anak didik diberi peluang untuk mencari dan menemukan sendiri dengan mempergunakan teknik
pendekatan pemecahan masalah. Sebagai garis besar prosedurnya adalah demikian :
a. Simulation. Guru mulai bertanya dengan mengajukan persoalan
atau menyuruh anak didik membaca atau mendengarkan uraian yang memuat permasalahan.
b. Problem
statement. Anak
didik diberi
kesempatan mengidentifikasikan
berbagai permasalahan.
Sebagian memilihnya yang dipandang paling menarik dan fleksibel untuk
dipecahkan. Permasalahan yang dipilih itu selanjutnya harus dirumuskan dalam bentuk pertanyaan, atau hipotesis, yakni
pernyataan statetment sebagai jawaban sementara atas pertanyaan yang diajukan.
c. Data collection. Untuk menjawab pertanyaan atau membuktikan
benar tidaknya hipotesis ini, anak didik diberi kesempatan untuk mengumpulkan collection berbagai informasi yang relevan,
membaca literatur,
mengamati objek,
wawancana nara
sumber,melakukan uji sendiri dan sebagainya. d.
Data processing. Semua informasi hasil bacaan, wawancara observasi,
dan sebagainya.
Semuanya diolah
diacak, diklasifikasikan, ditabulasi, bahkan bila perlu dihitung dengan cara
tertentu serta ditafsirkan pada tingkat kepercayaan tertentu. e.
Verification atau pembuktian. Berdasarkan hasil pengelolaan dan tafsiran, atau informasi yang ada, pertanyaan atau hipotesis yang
telah dirumuskan terlebih dahulu itu kemudian dicek, apakah terjawab atau tidak, apakah terbukti atau tidak.
f. Generalization. Tahapan selanjutnya terhadap verifikasi data, anak
didik belajar mengambil kesimpulan atau generalisasi tertentu.
18 Kegiatan mengajar dengan penemuan pada umumnya melibatkan
siswa dalam mengonstruksi pengetahuan secara mandiri. Siswa diberi kesempatan untuk melakukan eksplorasi, menjelaskan explain,
melakukan elaborasi, dan mengevaluasi proses dan produk belajarnya. Proses belajar menurut Ridwan Abdullah S 2014:104 digambarkan
sebagai berikut :
Tabel01. Proses Belajar
Kegiatan Belajar Melibatkan
Engage Meraih perhatian siswa, merangsang pemikiran mereka,
dan membantu mengungkapkan pengetahuan yang telah mereka miliki.
Eksplorasi Explore
Memberikan kesempatan pada siswa untuk berfiki, merencanakan, menyelidiki, dan mengorganisasikan data
yang diperoleh Menjelaskan
Explain -
Melibatkan siswa dalam menganalisis eksplorasi yang dilakukan.
- Menggunakan
kegiatan refleksi
untuk memperjelas atau memperbaiki pemahaman.
Elaborasi Elaborate
Memberikan kesempatan
pada siswa
untuk mengembangkan dan memantapkan pemahamannya
tentang konsep serta menerapkannya dalam situasi nyata
Evaluasi Evaluate
Mengevaluasi seluruh proses dan output pembelajaran
Discovery learning dibedakan menjadi dua yaitu pembelajaran penemuan bebas free discovery learning dan pembelajaran penemuan
terbimbing guided
discovery learning.
Dari kedua
macam pembelajaran tersebut pembelajaran penemuan terbimbing lebih sering
dijumpai karena dengan petunjuk dan arahan dari guru siswa lebih terarah dalam upaya mencapai tujuan pembelajaran yang akan telah
ditetapkan. Seperti yang telah disampaikan Carin Sund dalam Jamil S 2014:246, ada tiga alasan mengapa guru harus menggunakan
19 penemuan terbimbing, yaitu sebagian besar dari guru lebih nyaman
menggunakan pendekatan ekspositori, mungkin karena sudah lama sekali dikenal dalam dunia pendidikan. Kedua jika menginginkan siswa
menjadi seorang saintis yang selalu mengikuti perkembangan teknologi dan mampu menyelesaikan masalah, siswa harus selalu berperan aktif
dalam tingkat kegiatan sains dengan petunjuk dan pendampingan dari guru. Ketiga, pembelajaran dengan penemuan terbimbing akan
mengembangkan kemampuan
metode mengajar
guru untuk
mempertemukan berbagai macam tingkat pemahaman siswa dalam pembelajaran.
Proses pembelajaran akan berjalan lancar jika langkah langkah pembelajaran sesuai dengan tujuan dan model pembelajaran. Agar
proses pembelajaran berlangsung dengan baik adapun langkah-langkah pembelajaran discovery yang perlu diterapkan, sebagai berikut :
a. Guru menjelaskan tujuan pembelajaran b. Guru membagi petunjuk praktikumeksperimen
c. Peserta didik melaksanakan eksperimen dibawah pengawasan guru.
d. Guru menunjukan gejala yang diamati e. Peserta didik menyimpulkan hasil eksperimen.
Pendekatan belajar ini sangat cocok untuk materi pelajaran yang bersifat kognitif. Kelemahannya antara lain memakan waktu banyak
time-consuming dan kalau kurang terpimpin dan terarah, dapat menjurus kepada kekacauan dan kekaburan atas materi yang dipelajari
.A.Tabrani Rusyan,dkk,1992:142.
20 Berdasarkan pendapat-pendapat di atas, dapat disimpulkan
bahwa model pembelajaran discovery learning merupakan model pembelajaran yang mengarahkan siswa untuk berperan aktif dalam
mengungkapkan, merencanakan, menyelidiki, mengembangkan, dan memantapkan konsep dalam pemecahan masalah yang diberikan oleh
guru. Keaktifan siswa dalam pemecahan masalah memacu siswa untuk lebih kreatif dan secara langsung mengasah kreatifitas siswa dalam
memecahkan masalah. Dari kedua macam pembelajaran tersebut pembelajaran penemuan terbimbing dipilih oleh peneliti karena dengan
petunjuk dan arahan dari guru siswa lebih terarah dalam upaya mencapai tujuan pembelajaran yang akan telah ditetapkan.