Faktor – Faktor Yang Berhubungan Dengan Kejadian Stunting Anak Sekolah Pada Siswa / Siswi Madrasah Ibtidaiyah (MI) Muhammadiyah Haurgeulis Indramayu Tahun 2015
Faktor
–
Faktor Yang Berhubungan Dengan Kejadian
Stunting Anak Usia Sekolah Dasar Pada Siswa/Siswi
Madrasah Ibtidaiyah (MI) Muhammadiyah Haurgeulis
Indramayu Tahun 2015
SKRIPSI
Oleh
Latanza Shima Dayyana
1111101000089
PEMINATAN GIZI KESEHATAN
PROGRAM STUDI KESEHATAN MASYARAKAT
FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF
HIDAYATULLAH JAKARTA
(2)
(3)
UNIVERSTAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN
PROGRAM STUDI KESEHATAN MASYARAKAT SKRIPSI, OKTOBER 2015
Latanza Shima Dayyana, NIM : 1111101000089
Faktor – Faktor Yang Berhubungan Dengan Kejadian Stunting Anak Sekolah Pada Siswa / Siswi Madrasah Ibtidaiyah (MI) Muhammadiyah Haurgeulis Indramayu Tahun 2015
(xvi +132, 36 tabel, 4 bagan, 7 lampiran) ABSTRAK
Latar belakang : Undernutrition atau gizi kurang merupakan satu dari tiga alasan kematian anak. Data di dunia menunjukkan 90% anak mengalami stunting. Jika
stunting dibiarkan akan mempengaruhi perkembangan kognitif dan rendahnnya prestasi akademik.
Metode Penelitian : Penelitian ini menggunakan desain studi case control dengan jumlah sampel 70. Variabel eksogen terdiri dari jumlah anak, pengetahuan gizi ibu, pendidikan ibu, pendapatan keluarga dan pola asuh. Variabel intervenning
penyakit infeksi dan asupan energi, protein, lemak. Variabel endogen stunting. Analisis data dengan univariat dan uji mann whitney, partial least square (PLS) serta uji Arorian. Analisis PLS dan uji arorian hanya dilakukan pada variabel eksogen pola asuh ibu, variabel intervenning dan variabel endogen.
Hasil :Univariat menggambarkan rata – rata setiap variabel eksogen. Uji mann whitney menunjukan tidak ada perbedaan rata – rata antara kelompok case dan
control (sig > 0,05), energi (sig : 0,9) protein (sig : 0,5) lemak (sig : 0,5) infeksi (sig : 0,3) pola asuh (sig : 0,9) pendapatan keluarga (sig : 0,6) pendidikan ibu (sig : 0,5) pengetahuan ibu (sig : 0,09) dan jumlah (anak sig : 0,5). PLS tidak ada hubungan (t test < 1,96) antara pola asuh (t test : 0,33), infeksi (t test : 0,83), lemak ( t test : 0,92), protein (t test : 1,35), energi (t test : 0,55) terhadap stunting. dan tidak ada hubungan antara pola asuh terhadap stunting melalui asupan energi (t test : 0,35), protein (t test : 0,39), lemak (t test : 0,19) dan penyakit infeksi (T Test : 0,69).
Kesimpulan : Tidak ada hubungan langsung antara variabel intervenning dan variabel eksogen terhadap variabel endogen. Tidak ada hubungan antara variabel
eksogen terhadap variabel endogen melalui variabel intervenning. Saran : Disarankan untuk meneliti lebih dalam faktor – faktor dari ibu. Daftar bacaan : 72 ( 2005 – 2015)
(4)
STATE ISLAMIC UNIVERSITY OF SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA
FACULTY OF MEDICINE AND HEALTH SCIENCES
PUBLIC HEALTH STUDY PROGRAM
UNDERGRADUATE THESIS, OCTOBER 2015 Latanza Shima Dayyana, NIM: 1111101000089
Factors - factors Related Events Stunting Children At School Students Islamic Elementary School (MI) Muhammadiyah Haurgeulis Indramayu 2015
(xvi +132, 36 tables, 3 image, 7 attachment) ABSTRACT
Background: Undernutrition is one of three reasons of child mortality. World’s data showed 90% of children got stunting. If the stunting doesn’t well handled, it could affects the cognitive development and decreasing academic achievement. Methods: This study used a case-control study design with 70 samples. The exogenous variabels consisted of number of children, mother’s nutritional knowledge, mother’s education level, family income and parenting. Intervenning variabels consists of infectious diseases, energy, protein, fat intake. The endogenous variablesn is stunting. Data were analyzed by univariate and Mann Whitney test, partial least square (PLS) and test Arorian. PLS analyzes and tests arorian only done in maternal parenting’s exogenous variable, intervenning variables and endogenous variable.
Results: Univariate describe the average of each exogenous variable. Mann Whitney test showed no differences between the average of case and control groups (sig> 0.05), energy intake (sig: 0.9) protein intake (sig: 0.5) fat intake (sig: 0.5) infection (sig : 0.3), parenting (sig: 0,9), family income (sig: 0.6) mother’s education (sig: 0.5), mother’s knowledge (sig: 0.09) and the number of children (sig children: 0.5 ). PLS found no relationship (t test <1.96) between parenting (t test: 0,33), infection (t test: 0.83), fat intake (t test: 0.92), protein intake (t test: 1 , 35), energy intake (T Test: 0.55) and stunting. There is also no relationship between parenting and stunting through energy intake (t test: 0.35), protein intake (t test: 0.39), fat intake (t test: 0.19) and infectious diseases (T Test: 0.69 ).
Conclusion: There is no direct relationship between the intervenning variables and exogenous variables againts endogenous variables. There is no relationship between exogenous variables and endogenous variables againts the variable intervenning.
Suggestion: It is recommended to examine more the mother’s factors. Reading list: 72 (2005 - 2015)
(5)
(6)
(7)
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
PERSONAL DATA
Nama : Latanza Shima Dayyana
Jenis kelamin : Perempuan
Tempat, tanggal lahir : Jakarta, 23 Agustus 1993
Status : Belum Menikah
Agama : Islam
PENDIDIKAN FORMAL
· 1999 – 2005 : SD Muhammadiyah Haurgeulis Indramayu
· 2005 – 2008 : Mts Pondok Pesantren Al- Zaytun Indramayu
· 2008 – 2011 : MA Pondok Pesantren Al – Zaytun Indramayu
· 2011 – 2015 : Program Studi Kesehatan Masyarakat, Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
(8)
KATA PENGANTAR
Bismillahirrahmanirrahim, “Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatu”
Alhamdulillahirobbil alamin, puji sukur penulis ucapkan kepada Allah SWT yang telah memberikan rahmat, hidayah dan nikmat yang berlimpah, sehingga penulis dapat menyelesaikan proposal penelitian dengan judul “Faktor – Faktor yang Berhubungan dengan Kejadian Stunting Anak Sekolah Dasar Pada Siswa/Siswi Madrasah Ibtidaiyah (MI) Muhammadiyah Haurgeulis Indramayu Tahun 2015”. Sholawat serta salam penulis haturkan kepada Rasulullah SAW, semoga kita semua mendapatkan syafaatnya di akhirat nanti. Amin.
Penulis menyadari bahwa skripsi ini bukan hanya karena usaha penulis semata, namun banyak pihak yang telah membantu menyelesaikan skripsi ini. Oleh karena itu pada kesempatan ini penulisjuga ingin mengucapkan rasa terimakasih kepada :
1. Dr. Arif Sumantri, SKM, M.Kes, selaku dekan Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
2. Fajar Ariyanti, S.KM, M.Kes selaku Kepala Program Studi Keehatan Masyarakat.
3. Ratri Ciptaningtyas, MHS sebagai pembimbing I yang telah banyak meluangkan waktunya, memberikan masukan dan saran perbaikan serta semangat selama proses penyelesaian skripsi ini.
(9)
4. Riastuti Kusuma Wardani, MKM sebagai pembimbing II yang telah banyak meluangkan waktunya, memberikan masukan dan saran perbaikan serta semangat selama proses penyelesaian skripsi ini.
5. Para dosen-dosen Program Studi Kesehatan Masyarakat dan dosen-dosen Peminatan Gizi Kesehatan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, yang telah memberikan ilmu yang bermanfaat dan berbagi pengalaman hidup yang sangat berarti.
6. Ibu Nuur Sakinah dan Bapak J. Hafidh Dinillah yang selalu memberikan dukungan, semangat, nasehat doa serta kepercayaan yang selalu diberikan kepada penulis selama proses penyelesaian skripsi ini.
7. Ke 7 adik tersayang, Macia Hauna, Savana Najaha, Yais Fidau, Sacci Dananda, Thutsiruna Hifdzu Sakinah, Sammy Dokhma Awaeil dan Asyla Ba’saata Elayna yang selalu memberikan dukungan semangat, hiburan dan doa selama proses penyelesaian skripsi ini.
8. Puput, Lidya, Aqma, Dwi Ramadhani, Harum, Yarra, Reni, Dwi Rahmawati, Almen, Alifia, Rini, Ibnu, Danti, Putri PW, Sarah Islamiah yang selalu mendengarkan keluh kesah penulis dan selalu memberi semangat selama penyelesaian skripsi ini. Terimakasih
9. Geng Panci 2011 (Puput, Lidya, Aqma, Dwi dhani, Dwi Rahma, Harum, Yarra, Reni, Kiyah Abudan, Wulan, Mami, Ayu, Donna, Indah, Nana, Umi, Kahfi, Muslim, Kang Mas Hattan, Ryan, Bunda Bintan) yang sudah bersama – sama berjuang dalam meraih SKM.
(10)
10.Anak WW, Anis, Eka, Ami, Zahra, Iyas, Ibu Indah, Nelly, Tiara, Dhillah, Oby yang sudah memberikan motivasi dan semnagat untuk segera menyelesaikan skripsi ini.
11.Anak Geng Bintaro Sony, Alip, Wifaq, Afif Umar, Arga, Jody yang sudah memberikan dukungan, semangat dan hiburan selama proses penyelesaian skripsi ini.
12.Seluruh abang Foto Copy, Staff Administrasi FKIK dan Prodi Kesmas serta anak kesmas angkatan 2011 yang sudah membantu dalam penyelesaian skripsi ini.
Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih kurang dari sempurna. Oleh karena itu, penulis sangat mengharapkan saran perbaikan dari pembaca.
“Wassalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatu”
Ciputat, 22 Oktober 2015
(11)
DAFTAR ISI
ABSTRAK✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄
ABSTRACT✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄
PERNYATAAN PERSETUJUAN PEMBIMBING✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄
✁
PERNYATAAN PERSETUJUAN PENGUJI✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄
✁
DAFTAR RIWAYAT HIDUP✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄
✁
KATA PENGANTAR✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄
✁
DAFTAR TABEL✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄ ✂ ✁
DAFTAR GAMBAR✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄ ✂ ✁
BAB I✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄ ☎
PENDAHULUAN✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄ ☎
A. Latar Belakang✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄ ☎
B. Rumusan Masalah✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄ ✆
C. Pertanyaan Penelitian✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄ ✝
D. Tujuan Penelitian✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✞
1. Tujuan Umum✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✞
2. Tujuan Khusus✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✞
E. Manfaat Penelitian✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✟
1. Bagi Siswa / Siswi MI Muhammadiyah Haurgeulis✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✟
2. Bagi Ibu atau Wali Siswa / Siswi MI Muhammadiyah Haurgeulis✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✟
3. Bagi Sekolah MI Muhammadiyah Haurgeulis✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✟
4. Bagi Puskesmas Haurgeulis✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄ ☎ ✠
5. Bagi Peneliti Selanjutnya✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄ ☎ ✠
F. Ruang Lingkup✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄ ☎ ☎
BAB II✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄ ☎ ✠
TINJAUAN PUSTAKA✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄ ☎ ✠
A. Stunting (pendek) Pada Anak Sekolah✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄ ☎ ✠
1. Penilaian Status Gizi✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄ ☎ ✡
B. Faktor- Faktor Risiko Stunting Pada Anak✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄ ☎ ☛
1. Asupan Makanan✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄ ☎ ☛
2. Penyakit Infeksi✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄ ✡ ✡
3. Akses Pangan Yang Tidak Terjangkau✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄ ✡ ✞
4. Pola Asuh Anak✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄ ☛ ✠
5. Pelayanan Kesehatan Dasar yang Tidak Terjangkau dan Lingkungan Tidak Sehat.✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄ ☛ ☎
(12)
6. Pendapatan Pendidikan Pengetahuan Ibu terkait Gizi dan banyaknya Jumlah Anggota Keluarga✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄ ☛ ☛
a) Pendapatan✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄ ☛ ☛
b) Pendidikan Dan Pengetahuan Ibu✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄ ☛ ☞
c) Jumlah Anak Dalam Keluarga✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄ ☛ ✌
7. Krisis Ekonomi Sosial Dan Politik✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄ ☛ ✆
C. Argumentasi Jenis Analisis Data✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄ ☛ ✞
BAB III✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄☞ ✠
KERANGKA KONSEP, DEFINISI OPRASIONAL DAN HIPOTESIS✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄☞ ✠
A. Kerangka Konsep✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄☞ ✠
B. Definisi Operasional✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄☞ ✡
C. Hipotesis✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄☞ ✌
BAB IV✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄☞ ✆
METODOLOGI PENELITIAN✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄☞ ✆
A. Metodologi Penelitian✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄☞ ✆
B. Waktu dan tempat penelitian✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄☞ ✆
C. Populasi Dan Sampel Penelitian✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄☞ ✝
1. Populasi✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄☞ ✝
a) Definisi Kelompok Total✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄☞ ✝
b) Definisi Kelompok Kasus✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄☞ ✝
c) Definisi Kelompok Kontrol✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄☞ ✞
2. Sampel✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄☞ ✞
a) Kriteria inklusi sampel penelitian✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄☞ ✞
b) Kriteria eklusi sampel penelitian✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄☞ ✞
3. Teknik Pengambilan Sampel✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄☞ ✟
4. Besaran Minimal Sampel✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄ ✌ ✠
D. Pengumpulan Data✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄ ✌ ☎
1. Sumber data✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄ ✌ ☎
a) Primer✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄ ✌ ☎
b) Sekunder✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄ ✌ ☎
2. Alur pengumpulan Data✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄ ✌ ☎
a) Stunting (TB/U)✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄ ✌ ☎
1) Instrumen Pengambilan Data Stunting✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄ ✌ ✡
2) Cara Ukur✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄ ✌ ✡
(13)
1) Instrumen Pengambilan Data Tinggi Badan✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄ ✌ ☛
2) Cara Ukur✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄ ✌ ☛
c) Asupan Energi Protein Lemak✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄ ✌ ☞
1) Instrumen Pengambilan Data Energi Protein Lemak✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄ ✌ ☞
2) Cara Ukur✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄ ✌ ☞
d) ISPA Dan Diare✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄ ✌ ✌
1) Instrumen Pengukuran Riwayat Ispa Dan Diare✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄ ✌ ✌
2) Cara Ukur✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄ ✌ ✌
e) Pola Asuh Anak Pendapatan Keluarga Pengetahuan Ibu Terkait Gizi Pendidikan Ibu Dan Jumlah Anggota Keluarga✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄ ✌ ✆
1) Instrumen Pengambilan Data✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄ ✌ ✆
2) Cara ukur✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄ ✌ ✆
E. Pengolahan data✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄ ✌ ✝
1. Manajeman Data✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄ ✌ ✝ a) Entry Data✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄ ✌ ✝ b) Cleaning✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄ ✌ ✞ c) Coding✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄ ✌ ✞
F. Analisis Data✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄ ✌ ✞
1. Univariat✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄ ✌ ✞
2. Bivariat dan Multivariat✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄ ✌ ✟
a) Bivariat✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄ ✌ ✟
b) Multivariat✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄ ✌ ✟
BAB V✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄ ✆ ☛
HASIL✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄ ✆ ☛
A. Univariat✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄ ✆ ☛
B. Uji Mann Withney Test (Uji U)✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄ ✆ ☛
1. Gambaran Wilayah Kecamatan Haurgeulis, Kabupaten Indramayu.✄✄✄✄✄✄ ✆ ☞
2. Gambaran Siswa / Siswi MI Muhammdiyah Haurgeulis Indramayu Tahun 2015✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄ ✆ ✌
3. Rata - Rata Asupan Energi Protein dan Lemak✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄ ✆ ✝
4. Rata - Rata Penyakit Infeksi✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄ ✝ ✠
5. Rata - Rata Pola Asuh✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄ ✝ ✡
6. Rata - Rata Pendapatan Keluarga✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄ ✝ ☛
7. Gambaran Pendidikan Ibu atau Wali Murid✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄ ✝ ☞
(14)
9. Gambaran Jumlah Anak Dalam Keluarga✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄ ✝ ✝
C. Bivariat✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄ ✝ ✞
1. Analisis dengan Partial Least Square (PLS)✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄ ✝ ✞
2. Evaluasi Outer Model✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄ ✝ ✟
3. Evaluasi Inner Model✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄ ✝ ✟
4. Hubungan Variabel Eksogen dan Variabel Intervenning terhadap Variabel Endogen✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✞ ✠
5. Hubungan Antara Variabel Eksogen Terhadap Variabel Endogen melalui Variabel Intervenning✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✞ ✆
BAB IV✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✞ ✟
PEMBAHASAN✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✞ ✟
A. Keterbatasan Penelitian✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✞ ✟
B. Kejadian Stunting Pada Siwa/Siswi MI Muhammadiyah Haurgeulis Indramayu tahun 2015✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✟ ✠
C. Rata - Rata Asupan Energi Protein Lemak✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✟ ☛
D. Rata - Rata Riwayat Penyakit Infeksi✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✟ ✟
E. Rata - Rata Pola Asuh Ibu Atau Wali Murid✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄ ☎ ✠ ✡
F. Rata - Rata Pendapatan✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄ ☎ ✠ ✆
G. Rata - Rata Pendidikan dan Pengetahuaan Ibu Terkait Gizi✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄ ☎ ✠ ✞
H. Rata - Rata Jumlah Anak Dalam Keluarga✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄ ☎ ☎ ☎
I. Hubungan Variabel Intervenning Asupan Energi Protein Lemak Terhadap
Stunting✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄ ☎ ☎ ☛
J. Hubungan Variabel Intervenning Penyakit Infeksi Dengan Variabel Endogen
Stunting✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄ ☎ ✡ ✠
K. Hubungan Variabel Eksogen Pola Asuh Dengan Variabel Endogen
Stunting✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄ ☎ ✡ ☛
L. Hubungan Variabel Eksogen Terhadap Variabel Endogen Melalui Variabel
Intervenning✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄ ☎ ✡ ✆
BAB VII✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄ ☎ ✡ ✞
SIMPULAN DAN SARAN✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄ ☎ ✡ ✞
A. Simpulan✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄ ☎ ✡ ✞
B. Saran✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄ ☎ ☛ ✠
DAFTAR PUSTAKA✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄ ☎ ☛ ✡
(15)
DAFTAR TABEL
No Tabel
Nama Tabel
Halaman
Tabel 2.1 Angka Kecukupan Gizi 2013 Untuk Energi
15
Tabel 2.2 Angka Kecukupan Gizi 2013 Untuk Protein
16
Tabel 2.3 Angka Kecukupan Gizi 2013 Untuk Lemak
18
Tabel 3.1 Definisi Operasional
42
Tabel 5.1 Rata - Rata Asupan Energi Protein Lemak Siswa / Siswi MI Muhammadiyah Haurgeulis Tahun 2015
67
Tabel 5.2 Rata - Rata Asupan Kalsium Siswa / Siswi MIMuhammadiyah Haurgeulis Tahun 2015
67
Tabel 5.3 Rata - Rata Asupan Kalsium Siswa / Siswi MIMuhammadiyah Haurgeulis Tahun 2015
68
Tabel 5.4 Hasil Uji U Asupan Energi, Protein dan LemakAntara Kelompok Case dengan Kelompok Control di MI Muhammadiyah tahun 2015
69
Tabel 5.5 Hasil Uji U Asupan Kalsium Antara Kelompok Case dengan Kelompok Control di MI Muhammadiyah tahun 2015.
69
Tabel 5.6 Distribusi Riwayat Penyakit Infeksi Siswa MI
Muhammadiyah Haurgeulis Tahun 2015
70
Tabel 5.7 Distribusi Riwayat Penyakit Infeksi Siswa MIMuhammadiyah Haurgeulis Tahun 2015
71
Tabel 5.8 Hasil Uji U Penyakit Infeksi Antara KelompukStunting dengan Kelompok Tidak Stunting di MI Muhammadiyah tahun 2015
71
Tabel 5.9 Distribusi Rata - Rata Pola asuh Siswa MI Muhammadiyah Haurgeulis Tahun 2015
72
Tabel 5.10 Gambaran Pekerjaan Ibu atau Wali Siswa / SiswiPada Kelompok Case dan Kelompok Control di MI Muhammadiyah tahun 2015
72
Tabel 5.11 Hasil Uji U Pola Asuh Antara Kelompok Case dengan Kelompok Control di MI Muhammadiyah tahun 2015
73
Tabel 5.12 Distribusi Rata – Rata Pendapatan Keluarga Siswa
MI Muhammaidyah tahun 2015
73
Tabel 5.13 Hasil Uji U Antara Kelompok Case dengan Kelompok Control di MI Muhammadiyah tahun 2015
74
(16)
Oleh Ibu Atau Wali Murid, Siswa MI Muhammadiyah tahun 2015
Tabel 5.15 Nilai Modus Lama Tahun Pendidikan Oleh Ibu Atau Wali Murid, Siswa MI Muhammadiyah tahun 2015
75
Tabel 5.16 Hasil Uji U Antara Kelompok Case dengan Kelompok Control di MI Muhammadiyah tahun 2015
75
Tabel 5.17 Distribusi Rata- Rata Pengetahun Ibu Siswa MI Muhammadiyah Haurgeulis Tahun 2015 Terkait Pengetahun Gizi
76
Tabel 5.18 Hasil Uji U Antara Kelompok Case dengan Kelompok Control di MI Muhammadiyah tahun 2015
76
Tabel 5.19 Distribusi Jumlah Anak Dalam Keluarga atau Rumah Siswa MI Muhammdaiyah Haurgeulis Tahun 2015
77
Tabel 5.20 Urutan Anak yang Dilahirkan Dalam Keluarga atau Rumah Siswa MI Muhammdaiyah Haurgeulis Tahun 2015.
77
Tabel 5.21 Hasil Uji U Antara Kelompok Case dengan Kelompok Control di MI Muhammadiyah tahun 2015
78
Tabel 5.22 Hasil Analisis Outer Model
79
Tabel 5.23 Hasil Analisis Inner Model
79
Tabel 5.24 Hubungan Variabel Eksogen dan Variabel
Intervenning terhadap Variabel Endogen di MI Muhammadiyah Haurgeulis Tahun 2015
81
Tabel 5.25 Hubungan Variabel Eksogen terhadap Variabel
Intervenning pada MI Muhammadiayah tahun 2015
81
Tabel 5.26 Hubungan Variabel Eksogen terhadap VariabelIntervenning pada MI Muhammadiayah tahun 2015
82
Tabel 5.27 Hubungan Variabel Eksogen terhadap VariabelIntervenning pada MI Muhammadiayah tahun 2015
82
Tabel 5.28 Hubungan Variabel Eksogen terhadap VariabelIntervenning pada MI Muhammadiayah tahun 2015
83
Tabel 5.29 Hasil Uji Arorian Pola Asuh dengan StuntingMelalui Energi
86
Tabel 5.30 Hasil Uji Arorian Pola Asuh dengan Stunting
Melalui Protein
86
Tabel 5.31 Hasil Uji Arorian Pola Asuh dengan Stunting
Melalui Lemak
87
Tabel 5.32 Hasil Uji Arorian Pola Asuh dengan Stunting
(17)
DAFTAR BAGAN
No Gambar
Nama Bagan
Halaman
Bagan 2.1 Kerangka Teori ☛ ✟
Bagan 3.1 Kerangka Konsep ☛ ☎
Bagan 4.1 Teknik Pengambilan Besar Sampel Desain Studi
Case control
✌ ✠
Bagan 4.2 Alur Sobel Test ✆ ✡
(18)
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Undernutrition atau gizi kurang merupakan satu dari tiga alasan yang mendasari semua kematian anak. Fenomena peningkatan harga pangan dan penurunan pendapatan yang terjadi tahun lalu, berdampak terhadap meningkatnya risiko kekurangan gizi, terutama pada kalangan anak – anak (WHO, 2010). Data dunia menunjukan 90% anak yang mengalami stunting
atau pendek berada di Asia dan Afrika, hal ini masih merupakan masalah kesehatan masyarakat yang belum terselesaikan (Wardlaw dkk., 2012).
Stunting merupakan gambaran kurangnya tinggi badan untuk umur yang disebabkan oleh kekurangan gizi kronis (Sharlin dan Edelstein, 2011). Stunting
pada anak sekolah dapat diketahui dari indikator TB/U, timbulnya kondisi seperti ini erat kaitannya dengan kegagalan pertambahan tinggi badan yang tidak mencapai batas angka pertumbuhan tinggi badan sesuai umur (SMERU dkk., 2010).
Menurut teori tahap perkembangan Ericson, anak sekolah dasar ialah anak yang berada pada tahapan usia 6 – 12 tahun (Thalib, 2010). Masa usia sebelum Madrasah Ibtidaiyah dan usia Madrasah Ibtidaiyah mengalami penurunan laju pertumbuhan jika dibandingkan dengan laju pertumbuhan masa bayi (Almatsier dkk., 2011). Oleh karena itu, penelitian setelah periode bayi relatif diabaikan, padahal nutrisi tetap memiliki peran terhadap perkembangan kognitif pada usia anak sekolah (Bryan dkk., 2004).
(19)
Gangguan perkembangan kognitif seperti penurunan IQ, apatis, tidak percaya diri, sulit berkonsentrasi sehingga mengalami penurunan prestasi akademik di sekolah merupakan dampak dari anak sekolah yang mengalami
stunting (Nency dan Arifin, 2005).
Menurut UNICEF, banyak faktor yang saling mempengaruhi terjadinya anak mengalami stunting. Faktor tersebut terdiri dari faktor langsung yaitu asupan makanan dan penyakit infeksi, serta faktor tidak langsung yaitu akses terhadap pangan, akses terhadap pelayanan kesehatan, lingkungan yang sehat, perawatan untuk anak dan wanita serta kebijakan pemerintahan (SMERU dkk., 2010). Sehingga diketahui, anak mengalami stunting secara langsung disebabkan oleh kurangnya asupan makanan bergizi atau terkena infeksi (Nency dan Arifin, 2005).
Asupan makanan yang dimaksud adalah makanan yang kaya akan nutrisi. Energi, protein dan lemak merupakan nutrisi penting dalam pertumbuhan anak, energi membantu anak untuk mancapai berat badan dan tinggi badan yang sesuai periode pertumbuhanya. Protein membantu pembentukan jaringan tubuh seperti otot dan organ tubuh lainnya. Sedangkan lemak berperan dalam pertumbuhan otak anak, setidaknya 60% pembentukan saraf pusat dan saraf tepi dibentuk oleh lemak (Sharlin dan Edelstein, 2011).
Penyakit infeksi yang dapat mempengaruhi gizi buruk adalah Infeksi Saluran Pernafasan Akut (ISPA) dan diare (Ernawati, 2006). ISPA dapat menurunkan nafsu makan (Ernawati, 2006), padahal ISPA pada anak biasanya diikuti dengan kenaikan suhu tubuh sehingga anak membutuhkan asupan
(20)
makanan lebih besar (Anshori, 2013). Akhirnya, pada anak yang mengalami ISPA memiliki risiko lebih besar untuk mengalami gizi kurang.
Diare dapat mengubah status gizi seseorang, berdasarkan pernyataan Brown (2003) bahwa di saat diare, terjadi penurunan asupan makanan dan absorpsi di usus, selain itu diare juga meningkatkan katabolisme dan sekuestransi nutrisi yang dibutuhkan untuk pertumbuhan dan sintesa jaringan (Yusuf dan Abidin, 2011).
Prevalensi nasional ISPA tahun 2013 sebesar 25% (KEMENKES, 2013), dan prevalensi ISPA menurut periode prevelence ISPA pada usia 5 – 14 tahun berdasarkan diagnosis / gejala sebanyak 27,8%. Prevalensi ISPA berdasarkan diagnosis / gejala di Jawa Barat sebesar 24,8% (KEMENKES, 2014), dan prevalensi ISPA di Indramayu berdasarkan diagnosis gejala sebesar 27,3 % (KEMENKES, 2009).
Prevalensi nasional diare tahun 2013 sebesar 3,5%, dan periode
prevelence diare untuk usia 5 – 14 tahun berdasarkan diagnosis / gejala sebesar 3,0% (KEMENKES, 2013), prevalanesi diare di Jawa Barat berdasarkan periode prevelence gejalasebesar 7.5% (KEMENKES, 2014), dan prevalensi diare di Indramayu berdasarkan diagnosis gejala sebesar 13,3% (KEMENKES, 2009).
Pola asuh terhadap anak merupakan hal yang mendasar dalam membantu berkembangan dan pertumbuhan anak (Adriani dan Wijatmadi, 2012). Semakin baik kontak fisik dan psikis antara ibu dan anak maka semakin baik perkembangan dan status gizi seorang anak (Adriani dan Wijatmadi, 2012).
(21)
Ibu memiliki peran besar dalam penyusunan menu makanan di rumah, sehingga ibu diharapkan untuk memiliki pendidikan yang tinggi dan pengetahuan dasar tentang gizi (Adriani dan Wijatmadi, 2012). Ibu yang memiliki pengetahuan dalam penyusunan menu yang baik, akan dapat menyajikan makanan yang baik pula dalam keluarga, sehingga pada akhirnya anak akan memiliki risiko yang lebih kecil untuk mengalami kurang gizi (Pratama dan Zain, 2012).
Jumlah anak dalam satu keluarga dapat mempengaruhi jumlah banyak dan sedikit asupan setiap anggota keluarga. Hal ini terjadi terutama pada keluarga yang berada dalam kondisi ekonomi kurang (Candra, 2011).
Pendapatan secara tidak langsung memiliki hubungan yang kuat dan universal dengan status gizi (Adriani dan Wijatmadi, 2012). Seseorang yang memiliki pendapatan rendah akan cenderung membelanjakan sumber makanan serelia, sedangkan untuk keluarga yang memiliki pendapatan tinggi akan lebih membelanjakan sumber makanan olahan susu (Adriani dan Wijatmadi, 2012).
Karena terdapat faktor penyebab secara langsung dan tidak langsung terhadap kejadian stunting. Oleh karena itu, dalam penelitian ini menggunakan analisis dengan Partial Least Square (PLS). PLS menupakan alat bantu analisis untuk melihat hubungan langsung dan tidak langsung penyebab stunting
tersebut. Penelitian terkait stunting yang dilakukan sebelumnya oleh (Anshori, 2013), (Rosha dkk., 2012) serta (Oktaviana dan Sudiarti, 2013) menggunakan analisis dengan chi – square. Oleh karena itu, menggunakan jenis penelitian dengan PLS merupakan salah satu perbedaan penelitian ini.
(22)
Dalam penelitian ini stunting merupakan masalah gizi karena kekurang gizi dalam waktu yang lama/ panjang. Hal ini yang mendasari peneliti menggunakan desain case control dalam penelitian. Case control merupakan desain penelitian yang dilakukan terhadap penelitian terhadap kasus yang masa laten panjang (Suradi dkk., 2002). Penelitian yang sudah dilakukan sebelumnya oleh (Oktaviana dan Sudiarti 2013), (Ulfani dkk., 2011), (Najahah dkk., 2013) menggunakan desain cross sectional. Sehingga, menggunakan desain case control merupakan perbedaan lain dalam penelitian ini.
Beberapa penelitian (Nador, 2011), (Wardani, 2007) dan (Arifin dkk., 2012) dengan desain penelitian case control menyatakan bahwa asupan gizi dan riwayat penyakit memiliki hubungan yang signifikan dengan kejadian stunting (p = 0,013 dan OR = 4,14), (p = 0,00) dan (p = 0,021, OR = 2,2 dan p = 0,007 dan OR = 2,6).
Prevalensi nasional untuk kategori Stunting (TB/U) pada anak usia sekolah dasar yaitu 5 – 12 tahun sebesar 30,7% dengan rincian, 12,3% kategori sangat pendek dan 18,4% kategori pendek (KEMENKES, 2013b). Prevalensi stunting
di Jawa Barat pada anak usia 5 – 12 tahun sebesar 30% (KEMENKES, 2013). Prevalensi stunting di Indramayu sebesar 35,4% (KEMENKES, 2009). Berdasarkan dengan pernyataan, bahwa dikatakan masalah kesehatan masyarakat untuk kategori stunting adalah apabila ditemukan masalah disebuah populasi mecapai angka > 20 % (WHO, 2013), maka besar angka kejadian
stunting di Indramayu sudah melawati angka 20%, sehingga di Indramayu memiliki masalah kesehatan masyarakat terkait kejadian stunting pada anak usia 6 – 14 tahun.
(23)
Haurgeulis merupakan kecamatan yang berada di Indramayu. Berdasarkan data puskesmas Haurgeulis terdapat 20,8% anak sekolah mengalami stunting. MI Muhammadiyah merupakan salah satu sekolah yang memiliki masalah kesehatan untuk kategori stunting di Haurgeulis, yaitu sebanyak 35 anak sekolah mengalami stunting (20,21%) dengan rincian 4 (2,3%) anak kategori sangat pendek dan 31 (17,8) anak kategori pendek. Oleh karena itu, peneliti ingin mengetahui hubungan faktor – faktor yang berhubungan dengan kejadian
stunting anak usia sekolah dasar pada siswa / siswi MI di MadrasahIbtidaiyah
(MI) Muhammadiyah Haurgeulis, Indramayu.
B. Rumusan Masalah
Sebesar 20,21% anak sekolah di MI Muhammadiyah, Haurgeulis, Indramayu mengalami stunting, dimana jika dibandingkan dengan standar WHO yaitu dikatakan menjadi masalah kesehatan masyarakat jika dalam populasi kejadian stunting > 20%. Sehingga dapat disimpulkan, MI Muhammadiyah mengalami masalah kesehatan masyarakat terkait stunting.
Stunting merupakan hasil dari kekurangan asupan nutrisi dan penyakit infeksi secara terus menurus, yang mana jika stunting dibiarkan akan mempengaruhi perkembangan kognitif, penurunan IQ, apatis, tidak percaya diri, sulit berkonsentrasi dan rendahnnya prestasi akademik. Sehingga, sebagai tindakan pencegahan dan penanggulangan stunting perlu dilakukan penelitian terkait faktor – faktor yang berhubungan dengan kejadian stunting.
(24)
C. Pertanyaan Penelitian
1. Bagaimana gambaran variabel endogen (stunting) pada siswa/siswi MI Muhammadiyah, Haurgeulis, Indramayu tahun 2015?
2. Bagaimana rata – rata dan apakah ada perbedaan rata - rata variabel
intervenning (asupan energi, protein, lemak dan penyakit infeksi) pada siswa/siswi MI Muhammadiyah, Haurgeulis, Indramayu tahun 2015?
3. Bagaimana rata – rata dan apakah ada perbedaan rata - rata variabel eksogen (pola asuh, pendapatan keluarga, pendidikan ibu, pengetahuan gizi ibu dan jumlah anak) pada siswa/siswi MI Muhammadiyah, Haurgeulis, Indramayu tahun 2015?
4. Bagaimana hubungan langsung antara variabel intervenning dan variabel eksogen terhadap variabel endogen pada siswa / siswi MI Muhammadiyah, Haurgeulis, Indramayu 2015?
5. Bagaimana hubungan langsung antara variabel eksogen dengan variabel endogen jika melalui variabel intervenning pada siswa / siswi MI Muhammadiyah, Haurgeulis, Indramayu 2015?
(25)
D. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
Mengetahui faktor – faktor yang berhubungan dengan kejadian stunting anak sekolah pada siswa / siswi MI Muhammadiyah Haurgeulis, Indramayu 2015.
2. Tujuan Khusus
1. Diketahuinya rata – rata dan perbedaan rata - rata variabel
intervenning (asupan energi, protein, lemak dan penyakit infeksi) baik pada kelompok total, kelompok kasus dan kelompok kontrol siswa/siswi MI Muhammadiyah, Haurgeulis, Indramayu tahun 2015.
2. Diketahuinya rata – rata dan perbedaan rata – rata variabel eksogen (pola asuh, pendapatan keluarga, pendidikan ibu, pengetahuan gizi ibu dan jumlah keluarga) antara kelompok kasus dan kelompok kontrol pada siswa / siswi MI Muhammadiyah, Haurgeulis, Indramayu 2015.
3. Diketahuinya hubungan antara variabel intervenning dan variabel eksogen, terhadap variabel endogen pada siswa / siswi MI Muhammadiyah, Haurgeulis, Indramayu 2015.
4. Diketahuinya hubungan variabel eksogen terhadap variabel endogen melalui variabel intervenning pada siswa / siswi MI Muhammadiyah, Haurgeulis, Indramayu 2015.
(26)
E. Manfaat Penelitian
1. Bagi Siswa / Siswi MI Muhammadiyah Haurgeulis
Hasil penelitian ini dapat menjadi paparan terkait gizi untuk memaparkan para siswa / siswi MI sejak dini terkait gizi. Para siswa / siswi MI dapat mengetahui perilaku apa yang sebaiknya dihindari agar tidak mengalami stunting dan perilaku apa yang seharusnya ditingkatkan agar mereka menjadi anak yang sehat. 2. Bagi Ibu atau Wali Siswa / Siswi MI Muhammadiyah
Haurgeulis
Hasil penelitian ini dapat menjadi informasi bagi ibu para siswa / siswi MI Muhammdiyah terkait apa penyebab anak untuk menjadi stunting. Sehingga, ibu dapat menanggulangi agar anak tidak menjadi stunting. Selain itu, hasil penelitian ini dapat menjadi edukasi awal bagi ibu atau wali murid untuk mengenal ilmu gizi lebih mendalam lagi. Sehingga, diharapkan ibu dapat menerapkan ilmu gizi yang sudah lebih baik dalam kesehariannya di rumah tangga.
3. Bagi Sekolah MI Muhammadiyah Haurgeulis
Hasil penelitian ini dapat menggambarkan keadaan status gizi para siswa/siswi MI Muhammadiyah dan faktor risiko yang mempengaruhi status gizi para siswa/siswi MI Muhammadiyah. Hasil laporan ini juga dapat menjadi landasan pertimbangan pihak sekolah untuk membuat kebijakan program “Nutrition at School” yang dimana kegiatan nutrition at school merupakan program
(27)
perbaikan gizi yang dilakukan di sekolah dan difasilitasi oleh sekolah.
4. Bagi Puskesmas Haurgeulis
Hasil penelitian ini dapat menjadi bahan evaluasi ketercapaian program peningkatan kesehatan anak di Indramayu. Hasil penelitian ini juga dapat digunakan untuk membuat perencanaan peningkatan kesehatan anak di Indramayu.
5. Bagi Peneliti Selanjutnya
Penelitian ini merupakan media untuk peneliti berkontribusi dalam meningkatkan kesehatan masyarakat dalam bidang gizi, karena dengan diketahui hasil penelitian yang telah dilakukan dapat digunakan untuk perencanaan intervensi.
(28)
F. Ruang Lingkup
Penelitian ini dilaksanakan selama bulan November 2014 – Juni 2015. Penelitian yang bertujuan untuk mengetahui hubungan antara asupan energi, protein, lemak dan penyakit infeksi terhadap status gizi anak sekolah serta mengetahui variabel yang paling mempengaruhi antara asupan energi, protein lemak dan penyakit infeksi dengan status gizi para siswa/siswi berusia 6 – 12 tahun di MI Muhammadiyah, Haurgeulis, Indramayu tahun 2015 dengan menggunakan desain case control.
Pada penelitian ini, peneliti membatasi untuk melakukan penilaian status gizi menggunakan pengukuran antropometri, asupan makanan dengan food record dan food recall serta pengukuran penyakit infeksi dengan kuesioner gejala klinis. Analisis data yang dilakukan adalah univariat dan bivariat dengan analisis Partial Least Square (PLPS).
(29)
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Stunting (pendek) Pada Anak Sekolah
Stunting merupakan istilah yang digunakan untuk menggambarkan ketidaktercapaian tinggi badan sesuai umur yang disebabkan karena mengalami kurang gizi menahun atau kronis (Sharlin dan Edelstein, 2011).
Stunting merupakan gambaran kekurangan gizi yang sudah terjadi selama menahun (kronis) (Briend dkk., 2015).
Berdasarkan teori tahap perkembangan Ericson, anak sekolah ialah anak yang berada pada tahap usia 6 – 12 tahun (Thalib, 2010). Laju pertumbuhan fisik anak memang tidak secepat pada masa bayi (Almatsier dkk., 2011), namun anak tetap membutuhkan nutrisi untuk perkembangan kognitifnya (Bryan dkk., 2004) . Pada masa ini, sudah memungkinkan bagi anak untuk mulai makan sendiri secara bebas dan mulai mengembangkan kesukaannya secara subjektif terhadap makanan (Almatsier dkk., 2011).
Masa anak sekolah, anak – anak sudah mulai menguasai keterampilan dasar seperti menulis, membaca, sehingga prestasi anak sekolah merupakan tema utama pada masa anak sekolah (Santrock, 2009). Pemilihan makan dimasa ini akan membentuk pola makan anak tersebut pada masa yang akan datang. Pemilihan makan dipengaruhi oleh banyak faktor yang akhirnya akan berdampak pada asupan gizi anak tersebut (Almatsier dkk., 2011). Tidak hanya faktor ketersediaan makanan dalam rumah tangga, faktor budaya, lingkungan dan interaksi dengan orang tua
(30)
juga dapat mempengaruhi anak dalam memilih makanan (Almatsier dkk., 2011).
Usia anak sekolah merupakan usia pertumbuhan yang lambat namun konsisten (Almatsier dkk., 2011). Pada usia ini, mereka secara signifikan menunjukkan peningkatan yang berarti dalam motorik, kognitif, sosial dan emosional (Almatsier dkk., 2011). Pemilihan makanan yang terbentuk pada usia ini, merupakan dasar pembentukan pola makan pada usia selanjutnya (Almatsier dkk., 2011).
Stunting atau pendek merupakan gambaran kurang gizi yang berdasarkan pada indeks tinggi badan menurut usia (TB/U) (KEMENKES, 2011). Anak dikatakan stunting jika nilai z-score untuk TB/U< - 2 SD. Anak – anak yang memiliki TB/U < - 2 SD harus dievaluasi, hal ini dikarenakan anak gagal dalam pencapaian tinggi badan sesuai usianya.
Pada umumnya, pola makan dan asupan gizi pada masa anak tidak jauh berbeda dengan teman sebayanya. Meskipun masa anak sekolah merupakan masa sesudah masa pra-sekolah yang artinya kebutuhan energi mereka akan lebih besar jika dibandingkan dengan kebutuhan energi pada usia anak pra-sekolah, namun frekuensi makan pada masa ini lebih rendah empat hingga enam kali, hal ini disebabkan karena pada usia anak sekolah mereka lebih banyak mengonsumsi makanan dalam bentuk cemilan (snack) (Almatsier dkk., 2011).
(31)
Seseorang yang mengalami gizi kurang atau gizi lebih dapat diketahui dengan penilaian status gizi. Penilaian status gizi dilakukan untuk membantu negara – negara berkembang dalam penentuan status gizi penduduknya, serta mengidentifikasi masalah gizi yang terjadi dan cara penanggulangannya (Almatsier dkk., 2011). Banyak cara untuk melakukan penilaian status gizi, namun umumnya pengukuran penilaian status gizi dengan melakukan pengukuran antropometri (SMERU dkk., 2010). Antropometri merupakan metode yang universal dalam menentukan status gizi individu (SMERU dkk., 2010).
Para ahli kesehatan melakukan perbandingan pengukuran antropometri individu dengan kriteria populasi sesuai jenis kelamin dan usia dengan pengukuran individu yang telah dilakukan sebelumnya (Whitney dan Rolfes, 2008). Pengukuran ini dilakukan secara berkala dan selalu dibandingkan dengan pengukuran yang sebelumnya untuk melihat perubahan status individu yang terjadi (Whitney dan Rolfes, 2008).
1. Penilaian Status Gizi
Pengukuran antropometeri merupakan pengukuran fisik yang menggambarkan komposisi dan pertumbuhan badan (Whitney dan Rolfes, 2008). Antropometri memiliki tiga tujuan utama yaitu: untuk mengevaluasi laju pertumbuhan janin pada wanita hamil, bayi, anak- anak dan remaja untuk, mendeteksi kekurangan gizi atau kelebihan gizi pada setiap kelompok umur
(32)
serta mengukur perubahan komposisi tubuh dari waktu ke waktu (Whitney dan Rolfes, 2008).
Penilian status gizi yang dilakukan pada anak usia sekolah di Indonesia, masih berdasarkan pada keputusan menteri kesehatan tentang standar antropometri penilaian status gizi yang pada standar World Health Organization. Stunting pada usia anak sekolah dinyatakan berdasarkan indikator TB/U dengan istilah sangat pendek (< -3SD), pendek (-3SD sampai < - 2SD), normal ( > - 2SD sampai 1SD). Penilaian status gizi pada usia anak sekolah, umur dihitung dalam bulan penuh (KEMENKES, 2011), contoh jika lahir pada 23/08/2004 dan dilakukan pengukuran pada 7 Januari 2015, artinya umur yang digunakan adalah umur 10 tahun, 4 bulan.
Dalam penelitian ini, pengukuran stunting menggunakan
software World Health Organization AnthroPlus, Anthropometric Calculator. Hasil perhitungan dinyatakan dalam indikator TB/U dan IMT/U dengan nilai Z-score.
B. Faktor- Faktor Risiko Stunting Pada Anak
1. Asupan Makanan
Asupan makanan yang kurang akan sangat mempengaruhi keseimbangan nutrisi dalam tubuh. Tidak tersedianya makanan dirumah akan berdampak pada asupan makan anak. Apabila ketersedian makanan di rumah tidak adekuat maka anak akan
(33)
mendapatkan makanan bergizi yang kurang (Krisnansari, 2010). Ketersedian makanan di rumah juga akan membentuk pola makan anak pada periode selanjutnya (Almatsier dkk., 2011).
Pola makan yang terbentuk dalam keadaan kurangnya konsumsi makanan bergizi, pada akhirnya anak akan terbiasa untuk mengonsumsi makanan kurang bergizi. Kurangnya makan yang bergizi dalam jangka waktu lama akan menyebabkan tubuh mengalami kekurangan gizi.
Energi sangat baik untuk angka pertumbuhan anak usia 7 – 10 tahun, diperkirakan rata-rata kenaikan berat badan anak usia 7 – 10 tahun adalah 5 – 12 gr/hari (Sharlin dan Edelstein, 2011). Kurangnya asupan makanan sehingga berdampak pada kekurangan energi akan dapat menyebabkan kehilangan berat badan, gangguan pertumbuhan berat badan dan terhambatnya pencapaian tinggi badan (Sharlin dan Edelstein, 2011).
Kebutuhan energi pada anak usia sekolah akan meningkat karena meningkatnya ukuran tubuh dan aktifitas fisik (Thompson dkk., 2011). Kebutuhan total energi setiap anak berbeda tergantung dari usia, berat badan dan level aktifitas fisik (Thompson dkk., 2011). Rekomendasi kebutuhan energi di Indonesia berpedoman pada Angka Kecukupan Gizi 2013, digambarkan pada tabel berikut :
(34)
Tabel 2.1
Angka Kecukupan Gizi 2013 Untuk Energi
Tahun BB (kg) TB (cm) Energi
Anak 4-6 tahun 19 112 1,600
Anak 7 – 9 tahun 27 130 1.850
Laki - Laki 10 – 12 tahun
34 142 2.100
Perempuan 10 – 12 tahun
36 145 2.000
Rata - Rata 1.887,5
Tabel 2.l, menunjukan bahwa kebutuhan energi setiap tingkatan usia anak sekolah dasar berbeda-beda. Anak sekolah dasar merupakan tahapan pertumbuhan pada usia 6 hingga 12 tahun.
Hasil penelitian yang dilakukan Wardani (2007) menyatakan bahwa ada hubungan yang bermakna antara status gizi dan konsumsi energi dengan nilai p = 0,049 dan OR= 205,5 artinya adalah anak balita yang mengalami kurang konsumsi energi akan memiliki risiko mengalami gizi buruk 205,5 kali lebih besar jika dibandingkan dengan dengan anak balita yang memiliki konsumsi energi cukup (Wardani, 2007).
Protein merupakan nutrisi yang sangat dibutuhkan untuk membantu pertumbuhan yang optimal pada anak (Sharlin dan Edelstein, 2011). Kebutuhan protein setiap anak berbeda – beda tergantung dengan berat badan anak, yaitu 0,95 gr/kg/hari atau direkomendasikan untuk memenuhi kebutuhan protein anak adalah
(35)
10% – 20% dari total energi (Thompson dkk, 2011, Sharlin dan edelstein, 2011). Hal ini setara dengan 1 ukuran ayam bagian paha bawah yang berbentuk seperti pemukul drum dengan direbus atau dipanggang kemudian ditambah dengan 2 gelas susu (Thompson dkk., 2011). Rekomendasi untuk memenuhi kebutuhan protein di Indonesia berpedoman pada Angka Kecukupan Gizi 2013, digambarkan dalam tabel berikut :
Tabel 2.2
Angka Kecukupan Gizi 2013 Untuk Protein
Tahun BB (kg) TB (cm) Protein
(gr)
Anak 4-6 tahun 19 112 35
Anak 7 – 9 tahun 27 130 49
Laki - Laki 10 – 12 tahun
34 142 56
Perempuan 10 – 12 tahun
36 145 60
Rata – rata 50
Tabel 2.2 diketahui bahwa rekomendasi yang dianjurkan untuk memenuhi kebutuhan protein di Indonesia berbeda dengan rekomendasi yang dikutip dalam buku The Scienc of Nutrition. Kebutuhan protein di Indonesia berdasarkan usia dan jenis kelamin.
Rekomendasi ini dibentuk demi memastikan bahwa energi untuk tubuh yang berasal dari semua nutrisi tercukupi. Sehingga, kelebihan persediaan protein digunakan untuk pertumbuhan dan pembangunan jaringan (Sharlin dan Edelstein, 2011).
(36)
Anak sangat berisiko mengalami kekurangan protein, terutama pada anak – anak dengan keluarga yang pendapatannya rendah, alergi protein hewani dan diet vegetarian yang tidak mengonsumsi sumber hewani (Sharlin dan Edelstein, 2011).
Hasil penelitian yang dilakukan Wardani (2007) menyatakan bahwa ada hubungan yang bermakna antara status gizi dan konsumsi protein dengan nilai p = 0,011, dengan nilai dan OR = 87,9, artinya adalah anak balita yang mengalami kurang konsumsi protein akan memiliki risiko mengalami gizi buruk 87,9 kali lebih besar jika dibandingkan dengan anak balita yang memiliki konsumsi protein cukup (Wardani, 2007).
Asupan lemak menjadi aturan main dalam pembentukan otak pada usia 3 tahun. Lemak membentuk minimal 60% sistem saraf pusat dan sistem saraf tepi, hal ini penting untuk mengontrol, menjaga dan menyatukan sistim tubuh sehingga asupan lemak penting dalam proses pertumbuhan anak (Sharlin dan Edelstein, 2011). Akan tetapi, makanan rendah lemak akan menyebabkan mudah lapar dan kemudian menyebabkan makan berlebih. Sehingga tidak semua lemak baik untuk pertumbuhan (Sharlin dan Edelstein, 2011).
Lemak sebaiknya berasal dari polysaturated fat dan
monosaturated fat seperti ikan, sebagian besar kacang – kacangan dan minyak sayur, lemak ini membantu menjaga kolesterol tetep rendah dan High Density Lipoprotein (HDL) tetap tinggi. Lemak
(37)
jenis ini merupakan kolesterol yang baik (Sharlin dan Edelstein, 2011).
Makanan tinggi lemak jenuh seperti mentega, keju dan olahan daging sapi akan menyebabkan kolesterol menjadi tinggi dan Low Density Lipoportein (LDL) tinggi, akhirnya menyebabkan obesitas (Sharlin dan Edelstein, 2011).
Meskipun demikian, lemak merupakan kunci kebutuhan gizi pada anak usia sekolah dasar dibutuhkan 25% hingga 35% dari total energi harus terdiri dari lemak (Thompson dkk., 2011). Namun, lemak yang dimaksud adalah lemak baik yang dapat diperoleh dari kacang – kacangan, ikan, susu rendah lemak, keju mozzarella rendah lemak, yogurt rendah lemak dan mengurangi asupan makanan yang diolah dengan cara digoreng (Thompson dkk., 2011). Rekomendasi lemak di Indonesia berpedoman pada Angka Kecukupan Gizi 2013, digambarkan sebagai berikut :
(1)
Mann-Whitney Test
Ranks
Stuntin
g N Mean Rank Sum of Ranks
Pla_asuh 0 28 33.70 943.50
1 38 33.36 1267.50
Total 66
Mann-Whitney Test
Ranks
Stuntin
g N Mean Rank Sum of Ranks
Rsio 0 28 31.00 868.00
1 38 35.34 1343.00
Total 66
Mann-Whitney Test
Ranks
Stuntin
g N Mean Rank Sum of Ranks
Jml_An 0 28 35.30 988.50
1 38 32.17 1222.50
Total 66
Mann-Whitney Test
Ranks
Stuntin
g N Mean Rank Sum of Ranks
Uang_Mkn 0 28 34.82 975.00
1 38 32.53 1236.00
Total 66
Test Statisticsa
Pla_asuh Mann-Whitney U 526.500
Wilcoxon W 1267.500
Z -.072
Asymp. Sig. (2-tailed) .943 a. Grouping Variable: Stunting
Test Statisticsa
Rsio Mann-Whitney U 462.000
Wilcoxon W 868.000
Z -1.061
Asymp. Sig. (2-tailed) .289 a. Grouping Variable: Stunting
Test Statisticsa
Jml_An Mann-Whitney U 481.500
Wilcoxon W 1.222E3
Z -.685
Asymp. Sig. (2-tailed) .493 a. Grouping Variable: Stunting
Test Statisticsa
Uang_Mkn Mann-Whitney U 495.000
Wilcoxon W 1236.000
Z -.501
Asymp. Sig. (2-tailed) .617 a. Grouping Variable: Stunting
(2)
Mann-Whitney Test
Ranks
Stunting N Mean Rank Sum of Ranks
kalsium Stunting 28 34.50 966.00
tidak stunting 38 32.76 1245.00
Total 66
Prot_Nabati Stunting 28 36.59 1024.50
tidak stunting 38 31.22 1186.50
Total 66
Test Statisticsa
kalsium Prot_Nabati Mann-Whitney U 504.000 445.500
Wilcoxon W 1.245E3 1186.500
Z -.363 -1.122
Asymp. Sig. (2-tailed) .716 .262 a. Grouping Variable: Stunting
(3)
nalisis
Partial Least Square
(PLS)
R Square
R Square
energi
0,018698
infeksi
0,000374
lemak
0,001257
pola asuh
protein
0,003298
stunting 0,028268
Outer Model (Weights or Loadings)
energi
infeksi
lemak
pola asuh protein
stunting
Energi
1,000000
Lemak
1,000000
Pola Asuh
1,000000
Prot
1,000000
TB/U
1,000000
rasio inf
1,000000
Path Coefficients (Mean, STDEV, T-Values)
Original Sample
(O)
Sample Mean
(M)
Standard Deviation
(STDEV)
Standard Error
(STERR)
T Statistics
(|O/STERR|)
energi -> stunting 0,123279
0,131610
0,249764
0,249764
0,493580
infeksi -> stunting 0,035369
0,030095
0,169792
0,169792
0,208310
lemak -> stunting
0,158528
0,144140
0,208151
0,208151
0,761604
pola asuh -> energi 0,136740
0,140918
0,144500
0,144500
0,946296
pola asuh ->
infeksi
0,019340
0,019544
0,073946
0,073946
0,261539
pola asuh -> lemak 0,035448
0,043857
0,123566
0,123566
0,286874
pola asuh ->
protein
0,057427
0,064748
0,113919
0,113919
0,504101
pola asuh ->
stunting
0,023617
0,030145
0,120013
0,120013
0,196783
(4)
Frequencies Total
Statistics
Uang_Mk n
Jmlh_KL
G Jml_An Ispa Diare infeks Pla_asuh
Pngetah
uan En Pr Lm Peddkn
Urutan anak yang
dilahirkan
Koding_pkr
jaan_ibu kalsium
Prot_Nab ati
N Valid 66 66 66 66 66 66 66 66 66 66 66 66 66 66 66 66
Missing 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
Mean
1.5638E6 5.2121 3.0758 .5758 .8939 .6970 105.2576 13.0909 1451.4015 47.540 9
50.381 8
10.606
1 2.36 3.73
195.827
3 23.1394 Median
1.5000E6 5.0000 3.0000 1.0000 1.000
0 1.0000 109.0000 13.0000 1394.1000 42.850
0 47.700
0 9.0000 2.00 4.00
174.550
0 22.3500 Mode 1.50E6 4.00 2.00a 1.00 1.00 1.00 109.00 11.00 269.40a 34.50a 33.60a 9.00 2 4 165.70a 8.90a Std. Deviation 6.65225E
5 1.65032 1.51211 .49801 .3102
7 .60688 18.75946 2.36466 358.33670 1.8090
3E1 2.0706
4E1 3.0578
0 1.343 1.235
1.01791
E2 11.12385 Skewness
.450 1.005 1.492 -.314
-2.619 .256 -1.206 .219 .072 1.827 .786 .396 1.420 -.823 1.339 .549 Std. Error of
Skewness .295 .295 .295 .295 .295 .295 .295 .295 .295 .295 .295 .295 .295 .295 .295 .295
Minimum 300000.00 2.00 1.00 .00 .00 .00 49.00 7.00 269.40 11.50 6.00 6.00 1 1 12.60 2.60
Maximum 3.00E6 10.00 8.00 1.00 1.00 2.00 134.00 18.00 2503.40 130.00 113.00 16.00 7 5 578.40 54.40
a. Multiple modes exist. The smallest value is shown
(5)
Frequencies Case
Statistics
Uang_M kn
Jmlh_KL
G Jml_An Ispa Diare infeks
Pla_asu h
Pngetahu
an En Pr Lm Peddkn
Urutan anak yang
dilahirkan
Koding_pkr
jaan_ibu kalsium
Prot_Nab ati
N Valid 28 28 28 28 28 28 28 28 28 28 28 28 28 28 28 28
Missing 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
Mean 1.6018E
6 5.3929 3.2500 .5000 .8929 .7143
104.500
0 13.7143
1428.457 1
47.396 4
48.610 7
10.714
3 2.71 3.54
192.917
9 24.5036
Median 1.5000E
6 5.0000 3.0000 .5000 1.0000 1.0000
110.000
0 13.5000
1394.400 0
46.700 0
44.450 0
12.000
0 3.00 4.00
189.900
0 25.3500
Mode 1.50E6 5.00 3.00 .00a 1.00 1.00 62.00a 11.00 269.40a 42.40 33.60 12.00 3 4 12.60a 21.40
Std. Deviation 7.12648
E5 1.77094 1.6914
8 .50918 .31497 .65868
19.7118
1 2.46242
387.2105 2
1.5799 8E1
2.2014 4E1
2.7197
1 1.436 1.201
86.3589
1 11.26067 Skewness .253 1.160 1.752 .000 -2.686 .376 -1.304 -.061 -.643 .532 .572 .206 1.351 -.781 .610 .057 Std. Error of Skewness .441 .441 .441 .441 .441 .441 .441 .441 .441 .441 .441 .441 .441 .441 .441 .441
Minimum 300000.
00 2.00 1.00 .00 .00 .00 62.00 9.00 269.40 11.50 6.00 6.00 1 1 12.60 2.60
Maximum 3.00E6 10.00 8.00 1.00 1.00 2.00 130.00 18.00 2066.10 91.80 99.40 16.00 7 5 404.00 48.70 a. Multiple modes exist. The smallest value
(6)
Frequencies Control
Statistics
Uang_M kn
Jmlh_KL
G Jml_An Ispa Diare infeks
Pla_asu h
Pngetahu
an En Pr Lm Peddkn
Urutan anak yang
dilahirkan
Koding_pkrj
aan_ibu kalsium
Prot_Nab ati
N Valid 38 38 38 38 38 38 38 38 38 38 38 38 38 38 38 38
Missing 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
Mean 1.5359E
6 5.0789 2.9474 .6316 .8947 .6842
105.815
8 12.6316
1468.307 9
47.647 4
51.686 8
10.526
3 2.11 3.87
197.971
1 22.1342
Median 1.5000E
6 5.0000 3.0000 1.0000 1.0000 1.0000
109.000
0 12.0000
1394.100 0
40.800 0
48.850
0 9.0000 2.00 4.00
168.450
0 20.2500
Mode 1.50E6 4.00 2.00 1.00 1.00 1.00 109.00 11.00 1004.10a 34.50 22.00a 9.00 2 5 75.30a 17.00
Std. Deviation 6.36325
E5 1.56622 1.3744
3 .48885 .31101 .57447
18.2739
7 2.21080
339.8160 1
1.9817 1E1
1.9885 7E1
3.3185
5 1.226 1.256
1.12911
E2 11.06361 Skewness .636 .843 1.088 -.568 -2.679 .115 -1.161 .385 .877 2.300 1.085 .502 1.556 -.949 1.543 .952 Std. Error of Skewness .383 .383 .383 .383 .383 .383 .383 .383 .383 .383 .383 .383 .383 .383 .383 .383 Kurtosis .733 .437 1.067 -1.773 5.464 -.550 1.827 .319 .665 7.210 1.801 -.815 2.461 -.265 2.640 .815 Std. Error of Kurtosis .750 .750 .750 .750 .750 .750 .750 .750 .750 .750 .750 .750 .750 .750 .750 .750
Minimum 300000.0
0 2.00 1.00 .00 .00 .00 49.00 7.00 1004.10 26.60 22.00 6.00 1 1 75.30 5.60
Maximum 3.00E6 9.00 7.00 1.00 1.00 2.00 134.00 18.00 2503.40 130.00 113.00 16.00 6 5 578.40 54.40 a. Multiple modes exist. The smallest value