Saran Faktor – Faktor Yang Berhubungan Dengan Kejadian Stunting Anak Sekolah Pada Siswa / Siswi Madrasah Ibtidaiyah (MI) Muhammadiyah Haurgeulis Indramayu Tahun 2015

✂ ✁ DAFTAR TABEL No Tabel Nama Tabel Halaman Tabel 2.1 Angka Kecukupan Gizi 2013 Untuk Energi 15 Tabel 2.2 Angka Kecukupan Gizi 2013 Untuk Protein 16 Tabel 2.3 Angka Kecukupan Gizi 2013 Untuk Lemak 18 Tabel 3.1 Definisi Operasional 42 Tabel 5.1 Rata - Rata Asupan Energi Protein Lemak Siswa Siswi MI Muhammadiyah Haurgeulis Tahun 2015 67 Tabel 5.2 Rata - Rata Asupan Kalsium Siswa Siswi MI Muhammadiyah Haurgeulis Tahun 2015 67 Tabel 5.3 Rata - Rata Asupan Kalsium Siswa Siswi MI Muhammadiyah Haurgeulis Tahun 2015 68 Tabel 5.4 Hasil Uji U Asupan Energi, Protein dan Lemak Antara Kelompok Case dengan Kelompok Control di MI Muhammadiyah tahun 2015 69 Tabel 5.5 Hasil Uji U Asupan Kalsium Antara Kelompok Case dengan Kelompok Control di MI Muhammadiyah tahun 2015. 69 Tabel 5.6 Distribusi Riwayat Penyakit Infeksi Siswa MI Muhammadiyah Haurgeulis Tahun 2015 70 Tabel 5.7 Distribusi Riwayat Penyakit Infeksi Siswa MI Muhammadiyah Haurgeulis Tahun 2015 71 Tabel 5.8 Hasil Uji U Penyakit Infeksi Antara Kelompuk Stunting dengan Kelompok Tidak Stunting di MI Muhammadiyah tahun 2015 71 Tabel 5.9 Distribusi Rata - Rata Pola asuh Siswa MI Muhammadiyah Haurgeulis Tahun 2015 72 Tabel 5.10 Gambaran Pekerjaan Ibu atau Wali Siswa Siswi Pada Kelompok Case dan Kelompok Control di MI Muhammadiyah tahun 2015 72 Tabel 5.11 Hasil Uji U Pola Asuh Antara Kelompok Case dengan Kelompok Control di MI Muhammadiyah tahun 2015 73 Tabel 5.12 Distribusi Rata – Rata Pendapatan Keluarga Siswa MI Muhammaidyah tahun 2015 73 Tabel 5.13 Hasil Uji U Antara Kelompok Case dengan Kelompok Control di MI Muhammadiyah tahun 2015 74 Tabel 5.14 Distribusi Rata – Rata Lama Tahun Pendidikan 74 ✂ ✁ Oleh Ibu Atau Wali Murid, Siswa MI Muhammadiyah tahun 2015 Tabel 5.15 Nilai Modus Lama Tahun Pendidikan Oleh Ibu Atau Wali Murid, Siswa MI Muhammadiyah tahun 2015 75 Tabel 5.16 Hasil Uji U Antara Kelompok Case dengan Kelompok Control di MI Muhammadiyah tahun 2015 75 Tabel 5.17 Distribusi Rata- Rata Pengetahun Ibu Siswa MI Muhammadiyah Haurgeulis Tahun 2015 Terkait Pengetahun Gizi 76 Tabel 5.18 Hasil Uji U Antara Kelompok Case dengan Kelompok Control di MI Muhammadiyah tahun 2015 76 Tabel 5.19 Distribusi Jumlah Anak Dalam Keluarga atau Rumah Siswa MI Muhammdaiyah Haurgeulis Tahun 2015 77 Tabel 5.20 Urutan Anak yang Dilahirkan Dalam Keluarga atau Rumah Siswa MI Muhammdaiyah Haurgeulis Tahun 2015. 77 Tabel 5.21 Hasil Uji U Antara Kelompok Case dengan Kelompok Control di MI Muhammadiyah tahun 2015 78 Tabel 5.22 Hasil Analisis Outer Model 79 Tabel 5.23 Hasil Analisis Inner Model 79 Tabel 5.24 Hubungan Variabel Eksogen dan Variabel Intervenning terhadap Variabel Endogen di MI Muhammadiyah Haurgeulis Tahun 2015 81 Tabel 5.25 Hubungan Variabel Eksogen terhadap Variabel Intervenning pada MI Muhammadiayah tahun 2015 81 Tabel 5.26 Hubungan Variabel Eksogen terhadap Variabel Intervenning pada MI Muhammadiayah tahun 2015 82 Tabel 5.27 Hubungan Variabel Eksogen terhadap Variabel Intervenning pada MI Muhammadiayah tahun 2015 82 Tabel 5.28 Hubungan Variabel Eksogen terhadap Variabel Intervenning pada MI Muhammadiayah tahun 2015 83 Tabel 5.29 Hasil Uji Arorian Pola Asuh dengan Stunting Melalui Energi 86 Tabel 5.30 Hasil Uji Arorian Pola Asuh dengan Stunting Melalui Protein 86 Tabel 5.31 Hasil Uji Arorian Pola Asuh dengan Stunting Melalui Lemak 87 Tabel 5.32 Hasil Uji Arorian Pola Asuh dengan Stunting Melalui Penyakit Infeksi 88 ✂ ✁ DAFTAR BAGAN No Gambar Nama Bagan Halaman Bagan 2.1 Kerangka Teori ☛ ✟ Bagan 3.1 Kerangka Konsep ☛ ☎ Bagan 4.1 Teknik Pengambilan Besar Sampel Desain Studi Case control ✌ ✠ Bagan 4.2 Alur Sobel Test ✆ ✡ Bagan 5.1 Bagan Evaluasi Outer dan Inner Model ✝ ☛ ☎

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Undernutrition atau gizi kurang merupakan satu dari tiga alasan yang mendasari semua kematian anak. Fenomena peningkatan harga pangan dan penurunan pendapatan yang terjadi tahun lalu, berdampak terhadap meningkatnya risiko kekurangan gizi, terutama pada kalangan anak – anak WHO, 2010. Data dunia menunjukan 90 anak yang mengalami stunting atau pendek berada di Asia dan Afrika, hal ini masih merupakan masalah kesehatan masyarakat yang belum terselesaikan Wardlaw dkk., 2012. Stunting merupakan gambaran kurangnya tinggi badan untuk umur yang disebabkan oleh kekurangan gizi kronis Sharlin dan Edelstein, 2011. Stunting pada anak sekolah dapat diketahui dari indikator TBU, timbulnya kondisi seperti ini erat kaitannya dengan kegagalan pertambahan tinggi badan yang tidak mencapai batas angka pertumbuhan tinggi badan sesuai umur SMERU dkk., 2010. Menurut teori tahap perkembangan Ericson, anak sekolah dasar ialah anak yang berada pada tahapan usia 6 – 12 tahun Thalib, 2010. Masa usia sebelum Madrasah Ibtidaiyah dan usia Madrasah Ibtidaiyah mengalami penurunan laju pertumbuhan jika dibandingkan dengan laju pertumbuhan masa bayi Almatsier dkk., 2011. Oleh karena itu, penelitian setelah periode bayi relatif diabaikan, padahal nutrisi tetap memiliki peran terhadap perkembangan kognitif pada usia anak sekolah Bryan dkk., 2004. ✡ Gangguan perkembangan kognitif seperti penurunan IQ, apatis, tidak percaya diri, sulit berkonsentrasi sehingga mengalami penurunan prestasi akademik di sekolah merupakan dampak dari anak sekolah yang mengalami stunting Nency dan Arifin, 2005. Menurut UNICEF, banyak faktor yang saling mempengaruhi terjadinya anak mengalami stunting. Faktor tersebut terdiri dari faktor langsung yaitu asupan makanan dan penyakit infeksi, serta faktor tidak langsung yaitu akses terhadap pangan, akses terhadap pelayanan kesehatan, lingkungan yang sehat, perawatan untuk anak dan wanita serta kebijakan pemerintahan SMERU dkk., 2010. Sehingga diketahui, anak mengalami stunting secara langsung disebabkan oleh kurangnya asupan makanan bergizi atau terkena infeksi Nency dan Arifin, 2005. Asupan makanan yang dimaksud adalah makanan yang kaya akan nutrisi. Energi, protein dan lemak merupakan nutrisi penting dalam pertumbuhan anak, energi membantu anak untuk mancapai berat badan dan tinggi badan yang sesuai periode pertumbuhanya. Protein membantu pembentukan jaringan tubuh seperti otot dan organ tubuh lainnya. Sedangkan lemak berperan dalam pertumbuhan otak anak, setidaknya 60 pembentukan saraf pusat dan saraf tepi dibentuk oleh lemak Sharlin dan Edelstein, 2011. Penyakit infeksi yang dapat mempengaruhi gizi buruk adalah Infeksi Saluran Pernafasan Akut ISPA dan diare Ernawati, 2006. ISPA dapat menurunkan nafsu makan Ernawati, 2006, padahal ISPA pada anak biasanya diikuti dengan kenaikan suhu tubuh sehingga anak membutuhkan asupan