Bivariat dan Multivariat a Bivariat

✆ ✠ juga dapat mengaplikasikan uji regresi. Artinya, PLS juga dapat melakukan analisis multivariat. Dalam penelitian ini, terdapat tiga bentuk variabel yaitu variabel eksogen merupakan variabel yang mempengaruhi. Kemudian, variabel endogen merupakan variabel yang di pengaruhi serta variabel intervenning merupakan variabel perantara antara variabel eksogen dan endogen. Kekuatan hubungan mereka dinyatakan dalam r square yang mana artinya jika nilai r square memiliki nilai 0,5 maka hubungan dikatakan kuat dan jika 0,5 maka dikatakan lemah. Pada analisis menggunakan PLS ini, terdapat dua model evaluasi, yaitu evaluasi outer model dan inner model. Outer model dirancang untuk mengevaluasi atau melihat apakah ada hubungan antara indikator dengan variabel latennya. Sedangkan inner model dilakukan untuk mengevaluasi atau melihat apakah ada hubungan antara variabel laten eksogen dengan variabel laten endogen dan variabel laten intervenning. Evaluasi outer model dikatakan valid jika nilai cronbach’s alpha 0,7. Sedangkan untuk evaluasi inner model dikatakan berhubungan antara variabel eksogen, endogen dan intervenning jika nilai t statistics atau t test t table 1,96. Sehingga jika suatu variabel eksogen memiliki ✆ ☎ nilai r square 0,5 dan t test 1,97 maka variabel tersebut memiliki peran yang kuat atau besar dan memiliki hubungan terhadap variabel intervenning dan endogen. Hasil evaluasi outer model dan inner model akan menghasilkan sebuah kerangka perhitungan. Kerangka tersebut terdiri dari bentuk lingkaran, persegi panjang dan anak panah. Lingkaran mewakili variabel laten baik variabel eksogen, endogen, dan intervenning. Sedangkan persegi panjang mewakili indikator atau manifest setiap masing masing variabel latennya. Tanda arah anak panah menunjukan jika arah panah dimulai dari variabel laten menuju indikator maka dinamakan indikator formatif. Indikator formatif adalah indikator yang menggambarkan atau mendefinisikan atau menjelaskan karakteristik dari variabel latennya. Sedangkan jika anak panah berasal dari indikator menuju variabel latennya maka dinamakan indikator refleksi. Indikator refleksi merupakan indikator yang bersifat manifestasi terhadap variabel latennya. Tanda anak panah yang digunakan dalam penelitian ini adalah indikator formatif. Selain melihat hubungan langsung antara variabel, pada penelitian ini, peneliti juga akan melihat hubungan tidak langsung antara variabel eksogen terhadap variabel endogen dengan melalui variabel intervenning. Maka dari itu, dalam ✆ ✡ penelitian ini juga menggunakan analisis Sobel test dengan Aorian Version. Sobel test merupakan tes yang dilakukan dengan memasukan nilai t test hasil hubungan antara variabel eksogen terhadap variabel intervenning dan hasil dari variabel intervenning terhadap variabel endogen. Hasil t test dinyatakan berhubungan jika nilai t test lebih besar dari nilai t table 1,96. ❏ ❊ ❋ ● ❍ ■ ● ❊ ❊ ❏ ❊ ❑ ❫ ❊ ❴ ❵ ❑ ● ❊ ❫ ❛ ❜ ❵ ❑ ● ❊ Bagan 4.2 Alur Sobel Test ✆ ☛ ✆ ☛

BAB V HASIL

A. Univariat

Analisis data dengan univariat guna melihat distribusi frekuensi pada setiap variabel penelitian. Dalam penulisan ini peneliti ingin menuliskan hasil univariat dalam tiga kelompok yaitu kelompok total dimana kelompok total ini adalah gabungan dari kelompok case kasus dan kelompok control kontrol yang hasilnya dinyatakan dalam rata – rata. Sedangkan dua kelompok lainnya adalah pemisahan antara kelompok case kasus dan kelompok control kontrol yang hasilnya dinyatakan dalam nilai rata – rata.

B. Uji Mann Withney Test Uji U

Penelitian ini menggunakan desain penelitian case control, dimana terdapat dua kelompok sampel yang berbeda. Sehingga untuk melihat perbedaan rata - rata antara kelompok case dan control dilakukan uji Mann Whitney Test. Uji Mann Whitney Test atau uji U merupakan uji beda dua mean seperti uji T test , namun uji U merupakan uji non parametrik yang tidak mengindahkan peraturan uji T test seperti data harus berdistribusi normal. ✆ ☞

1. Gambaran Wilayah

Kecamatan Haurgeulis, Kabupaten Indramayu. Haurgeulis merupakan salah satu kecamatan yang berada di kabupaten Indramayu. Haurgeulis memiliki luas wilayah sebesar 64,46 km 2 , yang mana luas ini memenuhi 3,07 wilayah kabupaten Indramayu. Haurgeulis memiliki 10 desa dengan jumah 95 RW dan 257 RT. Haurgeulis memiliki iklim hujan dengan curah 97 hari dalam satu tahun. Hal ini menggambarkan bahwa Haurgeulis memiliki iklim panas dan jarang mengalami hujan. Mata pencarian mayoritas penduduk Haurgeulis adalah petani dan buruh bangunan. Hal ini dibuktikan dengan banyaknya wilayah persawahan sekitar daerah Haurgeulis. Dalam segi kesehatan, Haurgeulis memiliki 3 puskesmas yang terdiri dari 3 puskesmas utama. Haurgeulis tidak memiliki puskesmas pembantu. Dalam segi akses pangan, Haurgeulis memiliki sebuah pasar utama di pusat wilayah Haurgeulis. Status gizi Ibu hamil pada tahu 2006 diketahui sebanyak 25,9 ibu mengalami anemia yang disebabkan oleh faktor ekonomi, umur kehamilan, pantangan makanan dan prioritas konsumsi makan. Selain anemia, Kekurangan Energi Kronis KEK pada ibu hamil tahun 2006 sebanyak 20,9, paling banyak terdiri dari kelompok ibu yang bekerja sebagai Pegawai Negeri Sipil PNS dan ibu yang berusia 18 – 35 tahun. KEK pada ibu hamil erat dengan faktor – faktor usia ibu hamil, usia kawin pertama ibu hamil, pendidikan ibu dan konsumsi suplemen.