Rata - Rata Pendidikan dan Pengetahuaan Ibu Terkait Gizi
☎ ✠
✟
Diketahui bahwa rata - rata pendidikan ibu untuk kelompok total adalah 10,6 tahun, kelompok case selama 10,7 tahun dan kelompok control 10,5
tahun. Hasil uji U menyatakan tidak ada perbedaan pendidikan ibu antara kelompok case dan kelompok control dengan nilai signifikan 0,05 yaitu
0,5. Sehingga dapat disimpulkan bahwa pendidikan pada setiap kelompok sama – sama setingkat sekolah menengah awal SMA.
Selanjutnya pengetahuan ibu, diketahui bahwa rata – rata pengetahuan ibu terkait gizi pada kelompok total adalah sebesar 13,09
poin, kelompok case 13,7 poin dan kelompok control 12,6 poin. Hal ini menggambarkan bahwa rata – rata pengetahuan ibu kelompok case lebih
tinggi dari rata – rata kelompok total dan rata – rata kelompok control lebih rendah dari rata – rata kelompok total. Namun, berdasarkan uji U
diketahui bahwa tidak ada perbedaan rata – rata pengetahuan ibu antara kelompok case dan control dengan nilai signifikan 0,05 yaitu 0,09.
Pengetahuan erat hubungannya dengan pendidikan. Pengetahuan yang baik ada karena diajarkan dalam pendidikan yang baik. Pengetahuan
yang baik diharapkan dapat mengubah perilaku seseorang, sehingga ibu yang mempunyai pengetahuan gizi diperkirakan dapat memiliki
kemampuan untuk menyusun menu makanan yang memenuhi kebutuhan gizi.
Pengetahuan secara langsung dapat mempengaruhi perubahan perilaku, dan perubahan perilaku ini didominasi oleh sikap. Namun, sikap
juga dipengaruhi oleh stimulus dari luar lingkungan dan dari dalam diri sendiri Handayani, 2008. Rendahnya stimulus tersebut akan berpengaruh
☎ ☎
✠
terhadap sikap sehingga terkadang sikap orang yang memiliki pengetahuan tinggi sama dengan orang yang tidak berpengatahuan tinggi. Sehingga,
dapat disimpulkan bahwa tinngginya pengetahuan pada kelompok case tidak menjamin mereka mempraktikan pengetahuan yang diketahui karena
stimulus yang diperoleh mereka rendah. Lingkungan masyarakat memiliki peran besar dalam stimulus
perubahan sikap yang pada akhinya akan berdampak pada perilaku. Teman sebaya, merupakan faktor dari lingkungan yang memiliki hubungan kuat
terhadap perubahan perilaku seseorang Kurniawan, 2009. Berdasarkan hasil kuesioner, diketahui bahwa tidak ada perbedaan rata – rata
pendidikan antara kelompok case dan kelompok control. Sehingga, tidak ada perbedaan antara pengetahuan ibu pada kelompok case dengan ibu
pada kelompok control. Meskipun diketahui bahwa proporsi pengetahuan ibu pada
kelompok case lebih tinggi jika dibandingkan dengan ibu pada kelompok control. Namun, tidak ada perbedaan pendidikan , sehingga karena sama –
sama tinggal dalam satu lingkungan yang tidak memiliki perbedaan pendidikan, pengetahuan yang lebih tinggi pada kelompok case tidak
menjamin untuk berperilaku baik terkait pemenuhan kebutuhan gizi. Hal ini sesuai dengan pernyataan yang dinyatakan oleh Nency dan Arifin
2011 yang menyatakan bahwa pendidikan erat hubungan dengan pengetahuan, kemudian pengetahuan akan mempengaruhi perilaku
seseorang. Sehingga pendidikan yang sama akan membuahkan perilku yang tidak jauh berbeda juga Nency dan Arifin, 2011.
☎ ☎
☎
Hal ini diperkuat dengan hasil penelitian yang menyatakan tidak ada perbedaan rata – rata pola asuh ibu atau wali antara kelompok case
dan control. Sehingga, tergambarkan bahwa perilaku ibu dbaik kelompok case dan control tidak jauh berbeda. Namun, jika melihat proporsi nilai
pola asuh. Ibu pada kelompok case memiliki pola asuh yang lebih rendah jika dibandingkan dengan ibu pada kelompok control. Rendahnya pola
asuh ibu atau wali pada kelompok case karena ibu pada kelompok lebih banyak memiliki pekerjaan diluar menjadai ibu rumah tangga.
Sehingga, meskipun pendidikan dan pengetahuan ibu pada kelompok case lebih tinggi dari nilai proporsinya, namun mereka tetep
memiliki anak yang stunting. Hal tersebut karena pola asuh ibu atau wali pada kelompok case lebih rendah jika dibandingan kelompok control. Hal
ini juga diperkuat dengan teori yang menyakatan bahwa pengetahuan akan mempengaruhi pola asuh terlebih dahulu kemudian pola asuh
mempengaruhi asupan makan atau penyakit infeksi yang kemudian menghasilkan stunting.
Peneliti menyarankan, bagi ibu atau wali untuk lebih meningkatkan perilaku yang dapat menguntungkan bagi status gizi anak. Semua, bisa
dimulai dengan menambah waktu bermain ibu dengan anak. Dengan bermain, ibu akan mengetahui apa yang dibutuhkan oleh anak.