Rata - Rata Pola Asuh Ibu Atau Wali Murid
☎ ✠
☛
interaksi tersebut maka semakin baik kualitas dan kuantitas peran ibu dalam mengasuh anak Adriani dan Wijatmadi, 2012. Diantara banyaknya
tugas ibu atau wali dalam menagasuh anak dua diantaranya adalah terkait dengan urusan makan sehari hari dan kesehatan anak.
Selain itu, dalam tumbuh kembang anak kasih sayang ibu merupakan kebutuhan dasar menunjang pertumbuhan yang sempurna,
sehingga dikhawatirkan jika anak kurang mendapatkan kasih sayang terutama dari ibu akan menggangu pertumbuhan anak.
Hal ini dibuktikan dari hasil observasi bahwa ibu yang bekerja sebagai pembantu rumah tangga, atau berdagang makanan keliling atau
mengajar kebanyakan anak – anaknya memiliki kebebasan memilih jajanan sesuka mereka. Selain itu bagi orang tua yang bercerai atau tinggal
beda rumah biasanya anak akan di jaga oleh kakek atau neneknya yang mana kebanyakan kakek dan neneknya juga membebaskan cucu mereka
untuk memilih jajanan. Dalam hal ini, membebaskan anak untuk memilih jenis dan jumlah jajanan mereka sendiri memiliki skor terendah yaitu 1
poin. Selain pekerjaan dan hubungan keharmonisan, riwayat penyakit
anak juga mempengaruhi skor pola asuh tersebut. Hal ini terbukti dari hasil wawancara kepada ibu selama melakukan pengisian kuesioner pola
asuh. Ketika peneliti menanyakan kebiasaan ibu terkait jajan anak, ibu tersebut menyatakan bahwa ia merupakan orang yang melarang anaknya
untuk bebas memilih dan menentukan jajan anaknya. Hal ini terkait dengan riwayat anaknya yang pernah mengalami penyakit pneunomia.
☎ ✠
☞
Sehingga pola asuh tersebut memiliki skor tertinggi yaitu 5 poin karena tidak membebaskan anak dalam memilih dan menentukan jenis
jajanannya. Setelah diketahui rata – rata setiap kelompok, uji U
menggambarkan bahwa tidak ada perbedaan antara rata – rata pola asuh antara kelompok case dan control dengan nilai signifikan dari 0,05
yaitu 0,9. Melihat rata – rata pola asuh ibu atau walinya antara kelompok case dan kelompok control memang terlihat bahwa kelompok case
memiliki rata – rata pola asuh lebih rendah dari rata – rata kelompok total, sedangkan kelompok control memiliki rata – rata pola asuh yang lebih
tinggi dari rata – rata kelompok total. Namun, selisih kedua kelompok ini tidak jauh berbeda dan belum cukup untuk menggambarkan perbedaan
diantara kedua kelompok, oleh karenanya hasil uji U menyatakan tidak ada perbedaan rata – rata antara kelompok case dan kelompok control.
Pola asuh memang memiliki stimulasi yang baik antara ibu dan anak. Sehingga, interaksi ibu dan anak ini akan memberikan kesempatan
bagi ibu untuk mengerti maksud atau sinyal – sinyal yang ditunjukkan oleh anak dan ibu juga akan mengerti cara terbiak untuk merespon sinyal –
snyal perkembangan tersebut Yousafzai dkk., 2014. Namun, beberapa penelitian menyatakan bahwa pola asuh harus dikombinasikan dengan
asupan nutrisi agar menunjang perkembangan dan pertumbuhan yang maksimal pada anak Yousafzai dkk., 2014.
Ibu yang bekerja akan memiliki waktu untuk mengawasi anaknya berkurang, sehingga asupan anak juga tidak terpantau secara langsung oleh
☎ ✠
✌
ibu Anoraga, 2005. Selain itu, menurut Kayangananto 2012 menyatakan bahwa ibu yang bekerja lebih banyak memiliki anak berstatus
gizi kurang jika dibandingkan oleh ibu yang tidak bekerja Kayangananto, 2012.
Selain pekerjaan ibu diluar rumah, keharmonisan antara rumah tangga juga mempengaruhi asupan makan anak. Hal ini berhubungan
dengan peran ayah, ayah memiliki peran untuk membantu ibu dalam melakukan tugas rumah tangga dan menjaga keharmonisan rumah tangga
Kurniawan, 2009. Ayah juga memiliki peran terhadap pengambilan keputusan terkait pemberian makan anak Evareny dkk., 2010. Sehingga
rendahnya keharmonisan rumah tangga, memiliki keterkaitan terhadap rendahnya kepedulian ayah terhadap tugas – tugas ibu.
Ayah yang mendukung ibu dalam pengambilan keputasan terhadap makan anak akan memiliki resiko lebih kecil hingga 2,25 kali untuk
memiliki anak berstatus gizi kurang. Jika dibandingkan dengan ayah yang tidak mendudukung ibu Evareny dkk., 2010.
Hasil kuesioner menggambarkan bahwa kelompok case lebih banyak memiliki ibu yang bekerja jika dibandingkan oleh kelompok
control dan pada kelompok case lebih banyak yang mengalami perceraian atau tidak tinggal bersama orang tua kandung jika dibandingkan dengan
kelompok control. Oleh karena itu, meskipun pola asuh antara kelompok case
dan control tidak terdapat perbedaan rata – rata pola asuh. Namun, banyaknya ibu yang bekerja atau rendahnya keharmonisan rumah tangga
☎ ✠
✆
pada kelompok case yang menyebabkan kelompok case mengalami kekerdilan atau stunting.
Saran dalam penulisan ini terkait pola asuh, peneliti menyarankan bagi ibu yang memiliki pekerjaan atau aktifitas fisik diluar rumah.
Disarankan untuk lebih baik dalam membagi waktu terhadap kegiatan didalam rumah dan diluar rumah. Sehingga, akan lebih banyak waktu
bersama keluarga.