Hubungan Variabel Eksogen dan Variabel Intervenning terhadap Variabel Endogen
✞ ☎
Tabel 5.24 Hubungan Variabel Eksogen dan Variabel Intervenning
terhadap Variabel Endogen di MI Muhammadiyah Haurgeulis Tahun 2015
Setelah diketahui kekuatan hubungan antar vaiabel, inner model juga digunakan untuk melihat hubungan antar variabel.
Dikatakan berhubungan jika t hitung lebih besar dari t tabel yaitu 1,96. Berdasarkan tabel 5.23 diketahui, bahwa tidak ada variabel
yang berhubungan dengan variabel stunting karena semua nilai t test dari 1,97.
Tabel 5.25 Hubungan Variabel Eksogen terhadap Variabel
Intervenning pada MI Muhammadiayah tahun 2015 Energi
Original Sampel
Standar Error
T Test Pola Asuh
0,14 0,14
0,95
Berdasarkan tabel 5.25 diketahui, bahwa variabel pola asuh tidak berhubungan langsung dengan variabel asupan energi karena
nilai t hitung 1,97 yaitu 0,95.
Stunting Original
Sample Standar
Error T test
Energi
0,10 0,24
0,50
Protein
-0,20 0,20
1,18
Lemak
0,20 0,20
0,80
Infeksi
0,10 0,13
0,21
Pola asuh
0,04 0,12
0,20
✞ ✡
Tabel 5.26 Hubungan Variabel Eksogen terhadap Variabel
Intervenning pada MI Muhammadiayah tahun 2015 Protein
Original Sampel
Standar Error
T Test Pola Asuh
0,06 0,11
0,50
Berdasarkan tabel 5.26 diketahui, bahwa variabel pola asuh tidak berhubungan langsung dengan variabel asupan protein karena
nilai t test 1,97 yaitu 0,50.
Tabel 5.27 Hubungan Variabel Eksogen terhadap Variabel
Intervenning pada MI Muhammadiayah tahun 2015 Lemak
Original Sampel
Standar Error
T Test Pola Asuh
0,03 0,12
0,30
Berdasarkan tabel 5.27 diketahui, bahwa variabel pola asuh tidak berhubungan langsung dengan variabel asupan lemak karena
nilai t test 1,97 yaitu 0,30.
✞ ☛
Tabel 5.28 Hubungan Variabel Eksogen terhadap Variabel
Intervenning pada MI Muhammadiayah tahun 2015 Infeksi
Original Sampel
Standar Error
T Test Pola Asuh
0,02 0,07
0,26
Berdasarkan tabel 5.28 diketahui, bahwa variabel pola asuh tidak berhubungan langsung dengan variabel infeksi karena nilai t
test 1,97 yaitu 0,26. Hasil inner model menghasilkan sebuah diagram yanga
menggambarkan hubungan. Berikut diagram hasil evaluasi inner model.
❝ ❯
B ag
an 5.
1 B
ag an Eva
lu asi
Oute r
da n
Inne r
Model
❞ ❡
❢ ❢
❢ ❣
❤ ✐
✐ ✐
❥ ❦
❧ ♠
♥ ♦
♣ q
r s
t ✉
✈ ✇
❧ ①
② ③
♣ r
④ ⑤
⑥ ⑦
⑧ ⑨
⑩ ❶
❷ ❸
❶ ❹
❸ ❺
❻ ❦
❼ ❧
③ ⑦
♦
❥ ❦
❧ ♠
♥ ♦
❽ ❾
❿ ➀
❻ ❦
❼ ❧
③ ⑦
♦ ➁
♠ ➂
➃ ❧
♦ ❦
✇ ❧
① ②
③
➁ ➂
➄ ②
✐ ❤
➅ ✐
❞ ❡
❢ ❢
❢ ❞
❡ ❢
❢ ❢
❞ ❡
❢ ❢
❢ ➆
➇ ➈
➈ ➈
✞ ✌
Bagan 5.1 mengambarakan hasil evaluasi outer dan inner model. Bentuk persegi panjang menunjukkan indikator dan bentuk lingkaran
menunjukkan variabel laten. Berikut keterangannya : 1 Indikator pola asuh terhadap variabel pola asuh memiliki nilai outer
1,000. 2 Indikator energi terhadap variabel energi memiliki nilai outer 1,000
3 Indikator protein terhadap variabel protein memiliki nilai outer 1,000. 4 Indikator lemak terhadap variabel lemak memiliki nilai outer 1,000.
5 Indikator infeksi terhadap variabel infeksi memiliki nilai outer 1,000. 6 Indikator TBU terhadap variabel stunting memiliki nilai outer 1,000.
7 Variabel pola asuh terhadap variabel energi memiliki nilai t test 0,95 8 Variabe pola asuh terhadap variabel protein memiliki nilai t test 0,50
9 Variabel pola asuh terhadap variabel lemak memiliki nilai t test 0,30 10 Variabel pola asuh terhadap variabel infeksi memiliki nilai t test 0,76
11 Variabel pola asuh terhadap variabel stunting memiliki nilai t test 0,20 12 Variabel energi terhadap variabel stunting memiliki nilai t test 0,50
13 Variabel lemak terhadap variabel stunting memiliki nilai t test 0,80 14 Variabel protein terhadap variabel stunting memiliki nilai t test 1,18
15 Variabel infeksi terhadap variabel stunting memiliki nilai t test 0,21
✞ ✆