Hubungan Variabel Eksogen Terhadap Variabel Endogen Melalui Variabel Intervenning

☎ ✡ ✝ Selain itu, pola asuh juga dapat mempengaruhi perkembangan sosial seperti perilaku, gangguan hiperaktif, kecemasan dan depresi Waylen dkk., 2008. Pola asuh terhadap anak merupakan penentu dalam pola makan anak dan kesehatan fisik anak. Namun, hasil dari pola asuh terhadap pola makan dan kesehatan anak tidak dapat diukur secara langsung dengan menggunakan antropometri, yang mana hasil pengukuran antropometri ini digunakan untuk menyatakan keadaan stunting. Perubahan komposisi tubuh yang pada akhirnya secara tidak langsung digambarkan dalam melalui pengukuran antropometri. Sehingga, diketahui bahwa tubuh mengalami stunting adalah kekurangan energi, protein dan lemak Briend dkk., 2015. Pola asuh memiliki hubungan terhadap energi, protein, lemak dan penyakit infeksi. Namun, energi, protein, lemak dan penyakit infeksi memiliki afinitas yang besar terhadap perubahan komposisi tubuh, hal berlawanan dengan pola asuh. Sedangkan, untuk menyatakan anak mengalami stunting atau tidak, harus melalui pengukuran antropometri terkait tinggi badan yang berhubungan dengan komposisi tubuh. Padahal dalam penelitian ini, energi, protein, lemak dan penyakit infeksi tidak memiliki hubungan langsung terhadap stunting. Sehingga, tidak ada hubungan antara pola asuh terhadap stunting melalui energi, protein, lemak dan penyakit infeksi. ☎ ✡ ✞

BAB VII SIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian faktor – faktor yang berhubungan dengan kejadian Stunting pada siswa siswi MI Muhammadiyah, Haurgeulis, Indramayu tahun 2015, dapat disimpilkan bahwa 1. Sebayak 28 anak 42,4 anak mengalami stunting dan 38 anak 57,6 tidak mengalami stunting 2. Rata – rata asupan energi kelompok total 1.451,4 kkal, kelompok case 1.428,4 kkal dan kelompok control 1.468,3 kkal semua rendah. Kemudian rata – rata asupan protein kelompok total 47,54 gr, kelompok case 47,40 gr dan kelompok control 47,60 gr semua rendah. Selanjutnya rata – rata asupan lemak kelompok total 50,38 gr, kelompok case 48,60 gr dan kelompok control 51,70 gr semua rendah dan terakhir rata – rata yang mengalami penyakit infeksi kelompok total 45,50 kelompok case 50 dan kelompok control 42,1 . Serta tidak ada perbedaan rata – rata asupan energi 0,9, protein 0,5, lemak 0.5 dan infeksi 0,9 antara kelompok case dan control. ☎ ✡ ✟ 3. Rata – rata pola asuh ibu atau wali kelompok total 105,3 point, kelompok case 104,5 point dan kelompok control 105,8 point. Kemudian rata – rata pendapatan keluarga kelompok total Rp 1.563.848, kelompok case Rp 1.601.786 dan kelompok control Rp 1.535.895. Selanjutnya, rata – rata pendidikan ibu atau wali kelompok total 10,6 tahun, kelompok case 10,7 tahun dan kelompok control 10,5 tahun. tahun. Selanjutnya, rata – rata pengetahuan ibu atau wali kelompok total 14,09 point, kelompok case 13,70 point dan kelompok control 12,60 point dan terakhir rata – rata jumlah anak masing – masing kelompok adalah 3 orang anak Tidak ada perbedaan rata – rata pola asuh ibu atau wali 0,9, pendapatan 0,6, pendidikan 0,5, pengetahuan 0,09 dan jumlah anak 0,5 antara kelompok case dan control. 4. Tidak ada hubungan antara asupan energi t = 0,55, protein t = 1,35,, lemak t = 0,92, penyakit infeksi t = 0,83 dan pola asuh t = 0,33 terhadap kejadian stunting pada MI Muhammadiyah tahun 2015. 5. Tidak ada hubungan antara pola asuh terhadap kejadian stunting melalui asupan energi t = 0,35, protein t = 0,39, lemak t = 0,19 dan penyakit infeksi t = 0,69 pada MI Muhammadiyan tahun 2015.