96 4. Hasil penilaian untuk masing- masing individu secara detail dapat dilihat pada
Lampiran 16.
6.4.3 Penentuan Kebutuhan Pelatihan Rata- rata Tingkat Mandor Tanaman Unit Usaha Kedaton
Penerapan metode TNA-T dapat dilihat pada hasil pengolahan terhadap data kuesioner yang diberikan pada karyawan tingkat mandor tanaman di Unit Usaha
Kedaton. Dimana diperoleh pasangan rata-rata KKJ dan KKP seperti dilihat pada Tabel 33. Pasangan nilai rata-rata tersebut kemudian diplotkan pada diagram
analisis kebutuhan pelatihan seperti tampak pada Lampiran 14. Hasil pengeplotan nilai KKJ dan KKP tersebut hampir seluruhnya berada pada wilayah C.
Berdasarkan analisis kebutuhan pelatihan untuk karyawan tingkat mandor tanaman Tabel 33, diperoleh hasil bahwa hampir seluruh karyawan tingkat
mandor tanaman di Unit Usaha Kedaton dapat melaksanakan tugas dengan baik. Dimana kemampuan kerja yang diharapkan perusahaan KKJ dapat dipenuhi
hampir seluruhnya oleh kemampuan kerja karyawan itu sendiri. Hal tersebut dapat dilihat dari hasil pengeplotan nilai KKJ dan KKP yang berada di wilayah C untuk
jenis pelatihan dalam hal; 1 kemampuan dalam pelaksanaan dan pengawasan; 2 pengaturan; 3 kemampuan memimpin 4 komunikasi. Namun, dari hasil
analisis kebutuhan pelatihan para karyawan tingkat mandor tanaman, ada yang memiliki kemampuan dalam peningkatan karir wilayah D yaitu kemampuan
bidang administrasi laporan manajeman serta tugas insidentil dan tambahan. Hal tersebut dikarenakan KKP mandor tanaman melebihi KKJ yang diharapkan.
Dengan demikian, kamampuan yang perlu dilatih wilayah B hanya dalam hal motivasi dan tingkat disiplin.
97
Tabel 33. Nilai Rata-Rata KKJ dan KKP Karyawan Tingkat Mandor Tanaman Unit Usaha Kedaton
No Subyek Analisis
Nilai Rata-rata Selisih Wilayah
KKJ KKP
1 2
3
4 5
6 7
Pelaksanaan dan Pengawasan Pengaturan
Bidang Administarasi laporan manajemen
Tugas Insidentil dan Tambahan Motivasi dan Tingkat Disiplin
Kepemimpinan Komunikasi
8,3 8,3
6,7
7,3 9
8,3 8
8,5 8,3
8,3
8,4 7,7
7,8 7,4
-0,2 -1,6
-1,1 1,3
0,5 0,6
C C
D D
B C
C
6.4.3.1 Kebutuhan Jenis Pelatihan Karyawan Mandor Tanaman Unit Usaha Kedaton
Menentukan kebutuhan pelatihan karyawan masing – masing mandor tanaman Unit Usaha Kedaton dengan menggunakan metode TNA-T dapat
dilakukan dengan menghitung kesenjangan antara KKJ dengan KKP dari setiap jenis kemampuan yang harus dimiliki oleh mandor tanaman. Dengan demikian,
diperoleh nilai kesenjangan KKJ dan KKP Lampiran 16 , dan diketahui titik perpotongannya berada pada wilayah A, B, C atau D.
Berdasarkan data pada Tabel 34, menunjukan dari tujuh jenis pelatihan yang sangat perlu dilatih berada pada wilayah A sebesar 9,25 persen, jenis pelatihan
yang perlu dilatih berada pada wilayah B sebesar 17,86 persen, jenis pelatihan yang tidak perlu dilatih berada pada wilayah C sebesar 36,91 persen, dan sisanya
kondisi kemampuan mengembangkan karir sebesar 35,71 persen. Artinya pada umumnya karyawan mandor tanaman Unit Usaha Kedaton, kondisi kebutuhan
jenis pelatihan berada pada wilayah C yaitu tidak perlu dilatih. Untuk lebih jelas
98 gambaran kebutuhan jenis pelatihan respondenmandor tanaman berdasarkan
kondisi kebutuhan pelatihan dapat dilihat pada Tabel 34.
Tabel 34. Gambaran Kebutuhan Jenis Pelatihan RespondenMandor Tanaman Berdasarkan Kondisi Kebutuhan Pelatihan
Jumlah Responden orang
Kondisi Kebutuhan Pelatihan
Jenis Pelatihan Presentase
1 2
3 4
5 6
7
A B
C D
- 3
6 3
- 3
5 4
- 1
1 10
- 1
4 7
2 4
6
- 2
3 4
3 4
- 5
3 9,52
17,86 36,91
35,71
Total 12
12 12 12
12 12
12 100
Keterangan : A = Sangat perlu dilatih
B = Perlu dilatih C = Tidak perlu untuk dilatih
D = Kemampuan untuk kemajuan karier Jenis Pelatihan :
1. Pelaksanaan dan pengawasan membantu mandor tanaman dalam pelaksanaan kerja
2. Pengaturan mengatur penempatan kerja, waktu dan memeriksa peralatan 3. Bidang administrasi laporan manajemen
4. Tugas insidentil dan tambahan melaksanakan konseling, membina
hubungan baik dengan lingkungan 5. Motivasi dan tingkat disiplin mengikuti standar dan prosedur kerja dan
meningkatkan prestasi 6. Kepemimpinan mambantu mandor besar dalam mengawasi pekerja
7. Komunikasi kemampuan berkomunikasi dengan atasan dan bawahan
Berdasarkan Tabel 34, jumlah respondenkaryawan yang sangat perlu dilatih berada pada wilayah A umumnya untuk jenis pelatihan komunikasi 7 sebanyak
empat orang. Jumlah karyawan yang perlu dilatih berada pada wilayah B umumnya untuk jenis pelatihan motivasi dan tingkat disiplin 5 sebanyak empat
orang. Sedangkan jumlah karyawan yang tidak perlu dilatih berada pada wilayah C umumnya untuk jenis pelatihan pelaksanaan dan pengawasan 1 sebanyak
enam orang, serta jenis pelatihan motivasi dan tingkat disiplin 5 sebanyak enam orang. Untuk jumlah karyawan pada kondisi kemampuan untuk kemajuan karir
umumnya jenis pelatihan bidang administrasi 3 sebanyak 10 orang.. Hasil
99 penilaian untuk masing- masing individu secara detail dapat dilihat pada
Lampiran 16.
6.5 Rekomendasi Bagi Divisi SDM di PT Perkebunana Nusantara VII