Sabun Metode Penentuan Jumlah Sampel Pembuatan Kuesioner

BAB III LANDASAN TEORI

3.1. Sabun

4

3.1. Variabel Mutu Produk Sabun Mandi Padat

Sabun adalah garam logam alkali biasanya garam natrium dari asam-asam lemak. Sabun mengandung garam C16 dan C18, namun dapat juga mengandung beberapa karboksilat dengan bobot atom lebh rendah. Sekali penyabunan itu telah lengkap, lapisan air yang mengandung gliserol dipisahkan, dan gliserol dipulihkan dengan penyulingan. Gliserol digunakan sebagai pelembab dalam tembakau, industri farmasi dan kosmetik. Sifat dari sabun ini timbul dari gugus-gugus hidroksil yang dapat berikatan hidrogen dengan air dan mencegah penguapan air itu. Sabun dimurnikan dengan mendidihkannya dalam air bersih untuk membuang lindi yang berlebih, NaCl dan gliserol. Zat tambahan aditif seperti batu apung, zat warna dan parfum kemudian ditambahkan. Sabun padat itu dilelehkan dan dituang kedalam suatu cetakan. 5 Variabel Mutu Produk Sabun Mandi Padat dapat membantu pola pikir dalam menetapkan masalah yang ada untuk mengukur sampai sejauh mana telah dicapai . 4 http:www.scribd.comdoc23977749pembuatan-sabun 5 Benjamin W Niebel and Alan B. Drapper, Product Design and Process Engineering Universitas Sumatera Utara standar dan efektivitas produk sabun mandi padat antiseptik ini. Variabel mutu disusun berdasarkan referensi pada perancangan produk engineering tersebut adalah: 1. Desain Produk Desain produk adalah sebuah ide, pengembangan konsep, pengujian dan pelaksanaan manufaktur objek fisik, seperti : jenis kemasan, bentuk kemasan, berat, dan bentuk produk, dan lain-lain 2. Daya tarik Daya tarik adaah suatu kemampuan untuk mempengaruhi konsumen agar mau membeli produk . seperti : brandmerek mudah diingat dan familiar, informasi, warna produk, dan lain-lain 3. Karakteristik yang berkualitas Karakteristik yang berkualitas adalah kondisi yang berbeda dari suatu produk dibandingkan para pesaingnya yang dapat ditawarkan kepada konsumen seperti : kemampuan menghasilkan busa, wangi yang menarik, kinerjakemampuan produk jika digunakan parfum yang digunakan. 4. Harga yang kompetitif Harga adalah jumlah uangharta yang dibayar untuk mendapatkan hak untuk menggunakan produk. Universitas Sumatera Utara

3.1.2. Dimensi Produk Sabun Mandi Padat Antiseptik

6 Ketika kata kualitas yang digunakan, kita biasanya berpikir dalam hal produk yang sangat baik atau jasa yang memenuhi atau melebihi harapan kita. Harapan ini didasarkan pada tujuan penggunaan dan harga jual. Adapun dimensi yang perlu dikembangkan sehingga dimensi itu dapat meningkatkan kualitas produk dan dapat memenuhi kebutuhan dan keinginan konsumenpelanggan 7 1. Jenis Kemasan Kertas yaitu : Kemasan sangat penting peranannya dalam pencantuman penandaan dilakukan sedemikian rupa, sehingga tidak mudah lepas atau terpisah dari kemasannya dan tidak mudah luntur atau rusak 2. Bentuk kotakpersegi Bentuk kotaktempat sabun harus khas dan ergonomis, sehingga dalam penyimpanan, bentuk dari produk yang berada di dalamnya tidak rusakcacat. 3. Berat yang standar sesuai dengan permintaan pasar Sabun mandi dikemas dalam wadah yang tertutup rapat dan tidak bereaksi dengan isi aman selama transportasi atau penyimpanan sehingga berat produk tidak berpengaruh . 4. OvalLonjong Bentuk produk harus khas dan ergonomis, dalam menggenggam produk sabun mandi padat antiseptik ini, 6 Peraturan Kepala badan Pengawas Obat dan makanan Republik Indonesia No. HK. 03.1.23.12.10.12123. Tahun 2010 tentang Pedoman Dokumen tentang Informasi Produk Universitas Sumatera Utara 5. Busa yang banyak dan cepat, serta mudah dibersihkan Uji stabilitas busafoam dan di standarisasi terus-menerus 6. Parfum dengan Aroma Herbal Parfum harus tercantum nama dan nomor kode pewangi, nama dan alamat pemasok serta pernyataan memenuhi pedoman international fragrance association IFRA yang terkini. 7. Cepat membunuh kuman, dan tidak menimbulkan iritasi kulit - Memiliki sifat harmonis antiseptik harus tetap efektif meskipun sediaan itu lama disimpan, di lain pihak antiseptik tersebut tidak boleh merusak atau mengubah sediaan kosmetik itu, ia tidak boleh mengurangi daya pembusa sabun, mengubah warna, dan menimbulkan bau yang tidak sedap dan lain-lain - Bahan-bahan yang dapat mematikan mikroorganisme biasanya juga tidak sepenuhnya aman bagi makroorganisme termasuk manusia ia dapat meracuni, mengiritasi atau mensensitisasi suatu antiseptik baru boleh digunakan di dalam sediaan kosmetik setelah menjalani tes dosis yang aman bagi manusia, tetapi cukup besar untuk mematikan atau menghambat pertumbuhan mikroorganisme pada kondisi standard. Derajat daya terima kulit terhadap sesuatu antiseptik merupakan syarat penting dalam memilih antiseptik untuk materi sabun 7 Board, Nirr, Handbook of Soap, Detergents, Acid Lurry, Asia Pasific Business Press . Universitas Sumatera Utara - 8. Menggunakan huruf besar agar mudah dilihat dan jelas Brand atau merek harus mencantumkan lambang yang jelas dan memiliki makna dan arti yang jelas 9. Komposisi secara detail dan lengkap. Menggunakan nama bahan kosmetik, sesuai dengan nama INCI Ingredient International Nomenclature of Comestic Ingredents menggunakan nama genus dan spesies untuk bahan yang berasl dari tumbuhan atau ekstrak tumbuhan, diurutkan dari kadar terbesar hingga kadar terkecil. 10. Diletakkan pada tempat yang mudah dilihat dengan huruf yang bagus dan besar Penulisan tanggal kadaluarsa ditulis dengan urutan tanggal, bulan, dan tahun atau bulan dan tahun. Sehingga produk dapat digunakan dalam jangka yang telah ditentukan. 11. Warna yang menarik dan transparan Bahan pewarna yang diizinkan pada semua sediaan kosmetik seperti : sabun, shampoo , airliner dan sebagainya sehingga konsumen tidak ragu dan takut jika menggunakan produk sabun mandi padat antiseptik ini. 12. Harga yang terjangkau dan ekonomis Sesuaikan dengan upah minimum masyarakatkonsumen yang menggunakannya Universitas Sumatera Utara

3.2. Metode Penentuan Jumlah Sampel

8 1 Z 1 d 1 Z 2 2 - 1 2 2 2 - 1 p p N N p p n − + − − = α α Penelitian survei ini, biasanya menggunakan proporsi binomunal binomunal proportions jika besar populasi N diketahui, maka dicari dengan menggunakan rumus berikut: Jumlah populasi N yang diketahui, maka peneliti bisa melakukan pengambilan sampel secara acak. Namun apabila besar populasi N tidak diketahui atau N-nN-1=1 maka besar sampel dihitung dengan rumus sebagai berikut : 2 2 2 2 d 1 Z d Z p p pq n − = = α Keterangan : n = jumlah sampel minimal yang diperlukan α = derajat kepercayaan p = proporsi anak yang diberi ASI secara eksklusif q = 1-p proporsi anak yang tidak diberi ASI secara eksklusif d = limit dari error atau presisi absolute Jika ditetapkan α=0,05 atau Z1- α 2 = 1,96 atau Z 2 1- α 2 = 1,96 2 atau dibulatkan menjadi 4, maka rumus untuk besar N yang diketahui kadang-kadang diubah menjadi: 8 Ir. Suyanto, MKes “Menghitung Besar Sampel Penelitian Kesehatan Masyarakat” UNDIP Semarang Universitas Sumatera Utara 2 d 4 pq n =

3.3 Pembuatan Kuesioner

9 9 Rosnani Ginting. Perancangan Produk. Graha Ilmu. Yogyakarta. 2009. hal : 67-80 Kuesioner merupakan sejumlah pertanyaan tertulis yang digunakan untuk memperoleh informasi dari responden dalam arti laporan tentang pribadinya, atau hal-hal yang ia ketahui. Pada penelitian, penggunaan kuesioner merupakan hal yang sangat pokok dalam pengmpulan data. Tujuan pembuatan kuesioner adalah untuk memperoleh informasi yang relevann dengan tujuan dengan cara mengisi pertanyaan yang dberikan oleh peneliti terhadap responden yang dipilih. Syarat pengisian kuesioner adalah pertanyaan harus jelas dan mengarah ketujuan penelitian. Komponen inti dari sebuah kuesioner, yaitu : 1. Subjek, yaitu individu atau lembaga yang melaksanakan penelitian. 2. Permohonana ajakan, yaitu permohonan dari peneliti untuk turut serta mengisi secara aktif dan objektif pertanyaan maupun pernyataan yang tersedia. 3. Petunjuk pengisian kuesioner, dimana petunjuk yang tersedia harus mudah dimengerti. 4. Adanya pertanyaan maupun pernyataan beserta tempat mengisi jawaban baik secara terbuka, semi tertutup, ataupun tertutup, dalam membuat pertanyan ini juga disertakan dengan isian untuk identitas responden. Kuesioner dapat dibedakan berdasarkan : Universitas Sumatera Utara 1. Berdasarkan cara menjawab a.Kuesioner terbuka, yang memberikan kesempatan kepada responden untuk menjawab dengan kalimatnya sendiri tanpa dibatasi oleh apapun. b.Kuesioner tertutup, yang telah disediakan jawabannya sehingga responden hanya tinggal memilih sesuai pilihan yang ada. 2. Berdasarkan jawaban yang diberikan a.Kuesioner langsung, yaitu responden menjawab tentang dirinya atau memberikan informasi mengenai perihal pribadi. b.Kuesioner tidak langsung, yaitu jika responden memberikan respon tentang perihal orang lain. 3. Berdasarkan bentuknya a.Kuesioner pilihan ganda, yaitu sama seperti kuesioner tertutup, dimana terdapat pilihan jawaban. b.Kuesioner isian, yaitu sama seperti kuesioner terbuka, berbentuk essay. c.Check List, yaitu sebuah daftar dimana responden tinggal membubuhkan tanda Check List pada klom yang sesuai. d.Rating Scale, yaitu sebuah pernyataan diikuti oleh kolom-kolom yang menunjukkan tingkatan-tingkatan, misalnya, mulai dari sangat setuju hingga sangat tidak setuju. Keuntungan menggunakan kuesioner : 1. Tidak memerlukan hadirnya peneliti 2. Membagikan secara serentak kepada banyak responden Universitas Sumatera Utara 3. Dijawab oleh responden menurut kecepatannya masing-masing, menurut waktu senggang responden 4. Dibuat terstandar sehingga bagi semua responden dapat diberi pertanyaan yag benar dan sama Kelemahan menggunakan kuesioner : 1. Responden sering tidak teliti dalam menjawab sehingga adanya pertanyaan yang terlewati tidak dijawab 2. Validitas sulit diperoleh 3. Terkadang responden menjawab secara tidak jujur. 4. Sering tidak dikembalikan 5. Waktu pengambilan tidak sama, bahkan kadang-kadang ada yang teralu lama, sehingga menghambat proses pengolahan data lebih lanjut.

3.5. Skala Penilaian

Dokumen yang terkait

Aplikasi Integrasi Metode Fuzzy Servqual dan Quality Function Deployment (QFD) Dalam Upaya Peningkatan Kualitas Layanan Pendidikan (Studi Kasus: SMP Swasta Cinta Rakyat 3 Pematangsiantar)

10 125 85

Integrasi Metode QFD (Quality Function Deployment) dan AHP (Analytic Hierarchy Process) untuk Meningkatkan Kualitas Produk Sabun Mandi Padat Antiseptik (Studi Kasus : Di PT. Oleochem and Soap Industri)

18 109 164

Penerapan Metode Kano, Quality Function Deployment Dan Value Engineering Untuk Peningkatan Mutu Produk Sarung Tangan Karet

11 73 101

Integrasi Aplikasi Metode Quality Function Deployment (QFD) dengan Blue Ocean Strategy (BOS) untuk Meningkatkan Mutu Pelayanan Hotel, Studi Kasus: Hotel Grand Angkasa Internasional Medan

15 91 169

Perancangan Fasilitas Kerja Menggunakan Metode QFD (Quality Function Deployment) Dengan Pendekatan AHP (Analytical Hierarchy Process) Dan Memperhatikan Prinsip Ergonomi Di PT. Carsurindo

7 83 212

Rancangan Penggiling Buah Kopi Dengan Metode Quality Function Deployment (QFD) untuk Meningkatkan Produktivitas (Studi Kasus di UKM Tani Bersama

4 70 111

Perbaikan Rancangan Produk Menggunakan Metode Quality Function Deployment Dan Design For Manufacturing And Assembly

10 99 227

BAB III LANDASAN TEORI 3.1. Sabun - Integrasi Metode QFD (Quality Function Deployment) dan AHP (Analytic Hierarchy Process) untuk Meningkatkan Kualitas Produk Sabun Mandi Padat Antiseptik (Studi Kasus : Di PT. Oleochem and Soap Industri)

0 0 111

BAB I PENDAHULUAN - Integrasi Metode QFD (Quality Function Deployment) dan AHP (Analytic Hierarchy Process) untuk Meningkatkan Kualitas Produk Sabun Mandi Padat Antiseptik (Studi Kasus : Di PT. Oleochem and Soap Industri)

0 0 11

Integrasi Metode QFD (Quality Function Deployment) dan AHP (Analytic Hierarchy Process) untuk Meningkatkan Kualitas Produk Sabun Mandi Padat Antiseptik (Studi Kasus : di PT. Oleochem and Soap Industri)

1 1 20