19
BAB III METODE PENELITIAN
3.1 Waktu dan Tempat Penelitian
Penelitian ini termasuk jenis penelitian deskriptif dan penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Penelitian Fakultas Farmasi Universitas Sumatera
Utara pada bulan Oktober 2014 sampai dengan Desember 2014.
3.2 Alat
Alat–alat yang digunakan dalam penelitian adalah spektrofotometer ultraviolet Shimadzu 1800 yang dilengkapi dengan komputer dengan software
UV Probe 2.34, sonikator Branson 1510, neraca analitik Boeco, kuvet, lumpang dan alu, alat-alat gelas Oberoi dan alat-alat lainnya yang diperlukan
dalam penyiapan sampel dan larutan.
3.3 Bahan
Bahan yang digunakan adalah metanol p.a, amoksisilin trihidrat BPFI, kalium klavulanat baku Phiexia Company, tablet Coamoxiclav
®
PT. Indofarma, tablet Claneksi
®
PT. Sanbe, dan tablet Augmentin
®
PT. Glaxo Smith Kline.
3.4 Pengambilan Sampel
Pengambilan sampel dilakukan secara purposif yaitu ditentukan atas dasar pertimbangan bahwa sampel yang terambil mempunyai karakteristik yang sama
dengan yang diteliti yang ditunjukkan dengan nomor bets yang sama. Sampel yang digunakan yaitu tablet yang masing-masing mengandung amoksisilin
500 mg dan kalium klavulanat 125 mg yang meliputi tablet Coamoxiclav
®
20 PT. Indofarma, tablet Claneksi
®
PT. Sanbe, dan tablet Augmentin
®
PT. Glaxo Smith Kline yang diperoleh dari apotek Kalimas.
3.5 Prosedur Penelitian 3.5.1 Pembuatan Larutan Induk Baku Amoksisilin
Larutan induk amoksisilin dibuat dengan menimbang secara seksama serbuk amoksisilin BPFI setara 50 mg, kemudian dilarutkan dengan pelarut metanol di
dalam labu tentukur 50 mL dan dicukupkan dengan pelarut yang sama sehingga didapatkan larutan dengan konsentrasi 1000 mcgmL LIB I. Dari larutan ini
dipipet 10 ml, dimasukkan ke dalam labu tentukur 100 ml, diencerkan dengan metanol sampai garis tanda, dikocok sampai homogen sehingga diperoleh larutan
dengan konsentrasi 100 mcgml LIB II.
3.5.2 Pembuatan Larutan Induk Baku Kalium Klavulanat
Larutan induk kalium klavulanat dibuat dengan menimbang secara seksama serbuk kalium klavulanat setara 50 mg, kemudian dilarutkan dengan pelarut
metanol di dalam labu tentukur 50 mL dan dicukupkan dengan pelarut yang sama sehingga didapatkan larutan dengan konsentrasi 1000 mcgmL LIB I. Dari
larutan ini dipipet 10 ml, dimasukkan ke dalam labu tentukur 100 ml, diencerkan dengan metanol sampai garis tanda, dikocok sampai homogen sehingga diperoleh
larutan dengan konsentrasi 100 mcgml LIB II. Larutan induk baku ini dapat digunakan dalam kondisi analisis selama satu sampai dua jam.