35
Gambar 16. Kurva tumpang tindih serapan amoksisilin, kalium klavulanat dan
campuran amoksisilin dan kalium klavulanat.
Gambar 17. Kurva tumpang tindih serapan derivat pertama amoksisilin dan
kalium klavulanat Amoksisilin 22 mcgml
K.Klavulanat 5,5 mcgml Amoksisilin 22 mcgml
K.Klavulanat 5,5 mcgml Campuran amoksisilin 22 mcgml
dan K.Klavulanat 5,5 mcgml
36
Gambar 18. Kurva tumpang tindih serapan derivat pertama amoksisilin, kalium
klavulanat, dan campuran amoksisilin dan kalium klavulanat.
Gambar 19.
Kurva tumpang tindih serapan derivat kedua amoksisilin dan kalium klavulanat.
Amoksisilin 22 mcgml K.Klavulanat 5,5 mcgml
Amoksisilin 22 mcgml K.Klavulanat 5,5 mcgml
Campuran amoksisilin 22 mcgml dan K.Klavulanat 5,5 mcgml
37
Gambar 20. Kurva tumpang tindih serapan derivat kedua amoksisilin, kalium
klavulanat, dan campuran amoksisilin dan kalium klavulanat.
Gambar 21 . Zero crossing amoksisilin
338,40
Amoksisilin 22 mcgml K.Klavulanat 5,5 mcgml
Amoksisilin 22 mcgml K.Klavulanat 5,5 mcgml
Campuran amoksisilin 22 mcgml dan K.Klavulanat 5,5 mcgml
38
Gambar 22. Zero crossing kalium klavulanat
Gambar 23 . Panjang gelombang analisis amoksisilin
279,20 279,20
Amoksisilin 22 mcgml K.Klavulanat 5,5 mcgml
Amoksisilin 22 mcgml K.Klavulanat 5,5 mcgml
Campuran Amoksisilin 22 mcgml dan K.Klavulanat 5,5 mcgml
39
Gambar 24 . Panjang gelombang analisis kalium klavulanat
Dari gambar dapat dilihat bahwa panjang gelombang analisis untuk penetapan kadar campuran amoksisilin dan kalium klavulanat adalah pada serapan
derivat kedua. Untuk mengetahui lebih tepatnya dilakukan pemilihan panjang gelombang analisis. Amoksisilin dan kalium klavulanat memiliki banyak zero
crossing pada serapan derivat kedua yaitu pada panjang gelombang 338,40 nm zero crossing dari amoksisilin dan 220 nm, 258,60 nm, 261 nm, 263,20 nm,
279,20 nm, dan 291 nm zero crossing dari kalium klavulanat. Kurva serapan penentuan panjang gelombang analisis dapat dilihat pada lampiran 3. Dasar
pemilihan panjang gelombang analisis adalah pada saat serapan senyawa pasangannya dan campurannya hampir sama atau persis sama, karena pada
panjang gelombang tersebut dapat secara selektif mengukur serapan senyawa pasangannya dan pada saat serapan yang paling besar Nurhidayati, 2007. Data
hasil serapan amoksisilin, kalium klavulanat, dan campuran amoksisilin dan kalium klavulanat pada derivat kedua dapat dilihat pada tabel 2.
338,40
Amoksisilin 22 mcgml K.Klavulanat 5,5 mcgml
Campuran Amoksisilin 22 mcgml dan K.Klavulanat 5,5 mcgml
40
Tabel 2. Data hasil serapan amoksisilin, kalium klavulanat, dan campuran
amoksisilin dan kalium klavulanat pada derivat kedua.
Dari tabel di atas, diperoleh panjang gelombang analisis adalah pada 279,20 nm dan pada 338,40 nm. Panjang gelombang analisis untuk amoksisilin
adalah pada 279,20 nm lihat gambar 23, karena pada panjang gelombang ini serapan kalium klavulanat adalah nol, sedangkan amoksisilin dan campuran
keduanya mempunyai nilai serapan sama dan maksimum yaitu 0,0013. Demikian juga panjang gelombang analisis untuk kalium klavulanat adalah pada 338,40 nm
lihat gambar 24, karena pada panjang gelombang ini serapan amoksisilin adalah nol, sedangkan kalium klavulanat dan campuran keduanya mempunyai nilai
serapan sama dan maksimum yaitu 0,0009.
4.6 Pembuatan dan Penentuan Linearitas Kurva Kalibrasi
Penentuan linieritas kurva kalibrasi menunjukkan hubungan yang linier antara absorbansi dengan konsentrasi, untuk amoksisilin dengan koefisien
korelasi, r = 0,9993 dan persamaan regresi Y = 59X + 7.10
-6
; untuk kalium klavulanat dengan koefisien korelasi, r = 0,9999 dan persamaan regresi
Serapan Derivat Kedua
Panjang gelombang nm
220,00 258,60 261,00 263,20 279,20 291,00 338,40 Amoksisilin
22 mcgml 0,0043 0,0006 0,0005 0,0007 0,0013 0,0010
Kalium klavulanat 5,5 mcgml
0,0009 Campuran
amoksilin dan kalium klavulanat
0,0041 0,0005 0,0004 0,0005 0,0013 0,0010 0,0009
41 Y = 160X – 1.10
-6
. Kurva kalibrasi amoksisilin dan kalium klavulanat dapat dilihat pada lampiran 4 dan perhitungan regresi kalibrasi amoksisilin dan kalium
klavulanat masing masing dapat dilihat pada lampiran 5 dan 7.
4.7 Penentuan Kadar Amoksisilin dan Kalium Klavulanat dalam Sediaan Tablet
Penetapan kadar amoksisilin dan kalium klavulanat dilakukan dengan menggunakan tablet yang mengandung amoksisilin 500 mg dan kalium klavulanat
125 mg. Dibuat larutan uji sehingga didalamnya terdapat amoksisilin dan kalium klavulanat kemudian diukur serapannya pada derivat kedua pada panjang
gelombang analisis 279,20 nm dan 338,40 nm. Contoh perhitungan penetapan kadar amoksisilin dan kalium klavulanat dapat dilihat pada lampiran 9.
Kurva serapan penetapan kadar amoksisilin dan kalium klavulanat pada tablet Coamoxiclav
®
dapat dilihat pada lampiran 10, tablet Claneksi
®
pada lampiran 11, dan untuk tablet Augmentin
®
pada lampiran 12. Data hasil perhitungan kadar amoksisilin dan kalium klavulanat setelah dilakukan uji
statistik data dan perhitungan dapat dilihat pada lampiran 13–20 dapat dilihat pada tabel 3.
Tabel 3 . Data hasil perhitungan kadar amoksisilin dan kalium klavulanat setelah
dilakukan uji statistik No
Nama Tablet Kadar Amoksisilin
Kadar Kalium Klavulanat
1. Coamoxiclav
®
PT. Indofarma
99,76 ± 0,61 97,28 ± 0,83
2. Claneksi
®
PT. Sanbe 104,94 ± 1,09
94,65 ± 0,77 3.
Augmentin
®
PT. Glaxo Smith Kline
99,36 ± 0,24 91,02 ± 0,10
42 Persyaratan kadar untuk sediaan tablet amoksisilin dan kalium klavulanat
menurut USP 30 dan NF 25 2007 dan Farmakope Indonesia Edisi V 2014 yaitu mengandung amoksisilin dan kalium klavulanat tidak kurang dari 90,0 dan
tidak lebih dari 120,0 dari jumlah yang tertera pada etiket. Dari tabel 2 dapat dilihat bahwa kadar amoksisilin dan kalium klavulanat pada ketiga tablet telah
memenuhi persyaratan kadar menurut USP 30 dan NF 25 2007 dan Farmakope Indonesia Edisi V 2014.
Tablet kombinasi amoksisilin dan kalium klavulanat merupakan tablet salut yang bertujuan untuk menghindari proses oksidasi pada zat aktif tablet tersebut
yaitu kalium klavulanat. Kalium klavulanat memiliki gugus alkohol primer yang apabila terkena zat pengoksidasi yaitu pengaruh oksigen di lingkungan analisis
akan berubah menjadi aldehid kemudian asam karboksilat Ditjen POM, 1995; Fessenden dan Fessenden, 1986. Proses oksidasi ini dapat menyebabkan
penguraian pada tablet sehingga mampu mempengaruhi kadar tablet Martin, dkk., 1983.
Cara mengatasi oksidasi ini dapat dengan menambahkan antioksidan, menghindari oksigen, mendapar larutan pada pH yang sesuai, menggunakan
pelarut bebas logam, dan menyimpan pada temperatur rendah agar dapat meminimalisir penguraian zat aktif pada tablet Martin, dkk., 1983.
4.8 Uji Validasi
Parameter validasi yang diuji adalah akurasi kecermatan, presisi keseksamaan, batas deteksi dan batas kuantitasi. Akurasi kecermatan metode
dinyatakan dalam persen perolehan kembali recovery yang ditentukan dengan menggunakan metode penambahan baku. Pada penelitian ini dilakukan uji