Pengembangan tebal papan komposit komersial berkisar dari 3,9-79,62. Pengembangan tebal tertinggi pada papan MDF tebal 1,6 cm sebesar 79,62 dan
terendah pada kayu lapis sebesar 3,91. Sementara pengembangan tebal papan komposit yang dihasilkan sebesar 12,65. Pengembangan tebal papan tersebut
dapat dilihat pada Gambar 7.5 dan 7.6. Nilai ini lebih tinggi dari pengembangan tebal kayu lapis tapi lebih rendah dibandingkan pengembangan tebal papan
partikel. Pengembangan tebal papan ini disebabkan karena daya serap air selama proses perendaman berlangsung.
3.91 68.48
79.62
14.45 12.65
20 40
60 80
100
P e
ng e
m ba
n g
a n Te
b a
l
K.Lapis PP
MDF 1.6 MDF 0.9 K. Bambu
Jenis Papan
Gambar 7.4 Pengembangan tebal papan komposit komersial
Gambar 7.5 Tebal papan komposit sebelum perendaman
JIS A 5908-2003
Papan Berlapis
Anyaman Bambu
MDF tebal 1,6 dan 0,9 cm
Semakin tinggi daya serap air, pengembangan tebal papan akan semakin tinggi pula. Tetapi dalam hal ini daya serap air yang tinggi pada suatu papan tidak
berarti papan tersebut mempunyai pengembangan tebal yang tinggi pula. Hal ini terlihat pada pada kayu lapis yang mempunyai daya serap air yang lebih tinggi
dari papan komposit berlapis anyaman bambu tapi pengembangan tebal kayu lapis lebih rendah dari papan komposit berlapis anyaman bambu. Hal ini
disebabkan karena kayu lapis mempunyai pengembangan yang lebih besar ke arah linier dari pada pengembangan tebalnya karena susunan sel-selnya searah
longitudinal. Jika dibandingkan dengan standar JIS A 5908:2003 yang mensyaratkan
pengembangan maksimal sebesar 12, hanya kayu lapis yang dapat memenuhi standar tersebut. Jika dibandingkan dengan standar JAS SE-1-2003 untuk kayu
lapis, nilai kerapatan yang disyaratkan sebesar 5,76, maka kayu lapis yang beredar di pasaran dapat memenuhi standar.
Gambar 7.6 Pengembangan tebal papan komposit setelah perendaman 24 jam
Papan Berlapis
Anyaman Bambu
MDF tebal 1,6 dan 0,9 cm
7.3.2 Sifat Mekanis Papan Komposit 1. MOR Papan
Hasil perhitungan nilai MOR papan komposit komersial tertera pada Gambar 7.7. Nilai MOR papan komposit komersial berkisar dari 62-340 kgfcm
2
. MOR tertinggi pada kayu lapis dan terendah pada papan MDF tebal 1,6 cm,
sementara MOR papan komposit yang dihasilkan sebesar 405 kgfcm
2
. Gambar tersebut menunjukkan bahwa MOR papan komposit yang
dihasilkan lebih tinggi 200 dari MOR papan partikel, 40 dari MDF, 20 dari kayu lapis yang ada di pasaran. Hal ini disebabkan papan komposit yang
dihasilkan menggunakan anyaman bambu sebagai pelapis, sehingga permukaan papan lebih kuat dalam memikul beban.
340
132 62
289 405
100 200
300 400
500
MO R
kg f
cm
2
K.Lapis PP
MDF 1.6 MDF 0.9 K. Bambu
Jenis Papan
JIS A 5908:2003
Berlapis venir Sejajar panjang
papan
Berlapis venir Tegak lurus
panjang papan
Gambar 7.7 MOR papan komposit komersial Jika dibandingkan dengan standar JIS A 5908:2003, yang mensyaratkan
nilai MOR papan sebesar 300 kgcm
2
untuk standar papan partikel berlapis venir, maka layu lapis dan papan komposit berlapis anyaman bambu yang dapat
memenuhi standar tersebut, sementara MOR papan MDF tebal 0,9 cm dan papan
partikel hanya memenuhi standar type 24-10, sedangkan papan MDF tebal 1,6 cm tidak memenuhi standar.
2. MOE Papan
Hasil perhitungan MOE papan komposit komersial berkisar dari 8,87- 41,50 10
4
kgfcm
2
, terlihat pada Gambar 9.8. Nilai MOE papan komposit komersial tertinggi pada kayu lapis sebesar 41,50 x 10
4
kgfcm
2
dan terendah pada papan MDF tebal 1,6 cm sebesar 8,87 x 10
4
kgfcm
2
, sementara nilai MOE papan komposit yang dihasilkan sebesar 29,60 x 10
4
kgfcm
2
, nilai ini lebih rendah sekitar 40 dibanding MOE kayu lapis, tetapi lebih tinggi sekitar 10
dibandingkan MOE papan partikel dan papan MDF tebal 0,9 cm dan lebih tinggi sekitar 200 dari MOE MDF tebal 1,6 cm dan sekitar 80 lebih tinggi dari nilai
MOE papan partikel.
4.15
1.62 0.88
2.62 2.96
1 2
3 4
5
MO E
10
4
kg f
cm
2
K.Lapis PP
MDF 1.6 MDF 0.9 K. Bambu
Jenis Papan
Berlapis venir Sejajar panjang
papan
JIS A 5908:2003
Berlapis venir Tegak lurus
panjang papan
Gambar 7.8 MOE papan komposit komersial MOE menunjukkan sifat kekakuan bahan sehingga semakin tinggi nilai
MOE maka bahan tersebut akan semakin kaku. Hal ini berarti bahwa walaupun anyaman bambu dapat memberikan kontribusi yang sangat tinggi pada MOR
papan sehingga nilainya lebih besar dari kayu lapis, tetapi tidak berarti bahwa