Sifat Mekanis Papan Komposit pada Berbagai Kadar Parafin
garis rekatan, tetapi jika parafin ditambahkan lagi, dapat menghalangi ikatan antara partikel dengan perekat.
Tabel 4.4 Nilai rata-rata sifat mekanis papan komposit
Kadar MOR MOE IB KPS Parafin kgfcm
2
10
4
kgfcm
2
kgfcm
2
kgfcm
2
0 179 1,39 2,99 55,49 1 212 1,53 3,56 65,60
3 224 1,59 3,20 63,53 5 206 1,18 3,12 62,23
Ket : MOR = keteguhan patah MOE = modulus elastisitas
IB = internal bond KPS = kuat pegang sekrup
Hasil sidik ragam pada Lampiran 33 dan 34, memperlihatkan bahwa kadar parafin tidak berpengaruh nyata terhadap nilai MOR dan MOE papan komposit.
Maloney 1993 menyatakan bahwa penambahan parafin lebih besar dari pada 1 akan menurunkan sifat kekuatan papan. Haygreen dan Bowyer 1993 menyebutkan
bahwa penambahan parafin sebesar 2 atau kurang berdasarkan berat kering partikel mempunyai pengaruh yang kecil atau tidak mempengaruhi sifat kekuatan papan
partikel. Hasil penelitian Hermawan 2005 dengan menggunakan bahan baku bukan kayu berupa inti kenaf, hasil penelitian menunjukkan bahwa penambahan parafin
hingga 8 tidak mempengaruhi sifat keteguhan patah papan. Hal ini menunjukkan bahwa kadar parafin yang dibutuhkan untuk meminimalkan pengembangan tebal dan
tidak berpengaruh terhadap kekuatan papan tergantung pada sifat bahan baku yang digunakan. Hal ini sejalan dengan pernyataan Maloney 1993, papan yang terbuat
dari douglas fir umumnya menggunakan wax sebanyak 0,25 - 0,5, papan dari kayu aspen menggunakan 0,75 – 1,25. Hsu et al. 1990 diacu dalam Muehl dan Krzysik
1997, menyatakan bahwa penambahan parafin akan menurunkan pengembangan tebal dan cenderung meningkatkan sifat mekanis papan, tetapi efeknya tidak secara
proporsional dengan penambahan kandungan parafin. Sementara penelitian oleh Youngquist et al. 1990 dalam Muehl dan Krzysik 1997, melaporkan bahwa hasil
pengujian perendaman 24 jam, dengan adanya peningkatan kandungan resin dan parafin umumnya menurunkan daya serap air dan pengembangan tebal, tetapi
menurunkan sifat mekanis papan bending properties. Jika dibandingkan dengan standar JIS A 5908:2003, nilai MOR papan komposit yang dihasilkan hanya dapat
memenuhi standar papan partikel berlapis venir pada searah lebar papan yang mensyaratkan nilai 153 kgfcm
2
, tetapi belum dapat memenuhi standar searah panjang papan yang mensyaratkan nilai MOR sebesar 306 kgfcm
2
. Nilai MOE papan yang dihasilkan hanya memenuhi type 24-10 tetapi tidak memenuhi standar papan berlapis
venir. Keteguhan rekat tertinggi pada papan dengan penambahan parafin 1 dan
menurun dengan penambahan parafin dengan kadar yang lebih tinggi dari 1. Hal ini disebabkan parafin dapat menghambat masuknya perekat ke dalam partikel kayu
karena mengandung minyak yang dapat melapisi permukaan partikel Carll,1996. Hasil sidik ragam pada Lampiran 35, memperlihatkan bahwa keteguhan rekat papan
tidak dipengaruhi oleh penambahan parafin. Penelitian oleh Winistorfer et al. 1992 yang diacu dalam Muehl dan Krzysik 1997 dengan pemakaian parafin pada
berbagai kadar yaitu 0,5, 1 dan 1,5 berdasarkan BKT, memperlihatkan bahwa pemakaian parafin menurunkan kualitas rekatan, tetapi semakin tinggi kadar parafin
yang digunakan, penurunan daya serap air, penurunan pengembangan tebal dan penurunan pengembangan linier juga semakin tinggi pula. Jika dibandingkan dengan
standar JIS A 5908:2003, keteguhan rekat papan yang dihasilkan dapat memenuhi standar papan partikel berlapis venir.
Berdasarkan hasil analisis sidik ragam pada Lampiran 36, nilai kuat pegang sekrup papan tidak dipengaruhi oleh penambahan parafin pada kadar yang berbeda.
Hal ini disebabkan karena tidak adanya perbedaan perlakuan pengempaan dan perbedaan perlakuan pada permukaan papan, memungkinkan papan yang dihasilkan
cenderung seragam sehingga kuat pegang sekrup papan juga cenderung seragam.
Berdasarkan standar JIS A 5908:2003 untuk standar veneered particleboard yang mensyaratkan nilai kuat pegang sekrup minimal 51 kgf, maka kuat pegang sekrup
papan yang dihasilkan memenuhi standar tersebut.