Sifat Mekanis Papan Komposit
berlapis anyaman bambu tanpa kulit saling tegak lurus 1 cm dan papan berlapis anyaman bambu dengan kulit saling tegak lurus dengan kulit 2 cm, berbeda nyata
dengan papan lainnya, dan terendah pada papan tanpa lapisan. Hal tersebut memperlihatkan bahwa arah anyaman berpengaruh nyata terhadap MOR papan,
tetapi bagian bambu, dalam hal ini kulit dan tanpa kulit serta lebar anyaman tidak berpengaruh nyata.
192 292
197 332
228 386
190 316
359
138 100
200 300
400 500
A B
C D
E F
G H
I J
Jenis Lapisan MO
R k
g f
c m
2
JIS A 5908:2003 Berlapis venir
Sejajar panjang papan
Berlapis venir Tegak lurus
panjang papan
Gambar 5.8 MOR papan komposit pada arah lapisan anyaman bambu yang berbeda
Keterangan : sama dengan Gambar 5.1. Hasil penelitian tersebut memperlihatkan bahwa anyaman bambu tegak
lurus mempunyai kekuatan dalam memikul beban yang lebih tinggi dibandingkan dengan anyaman bambu yang miring. Hal tersebut disebabkan pada saat
pembebanan, terjadinya perlemahan lapisan bambu pada saat menerima beban pada arah 0
o
, tetapi di sisi lain pada arah 90
o
terjadi penguatan pada anyaman bambu pada saat menerima beban karena beban yang diterima masih dapat
ditahan oleh bilah bambu yang arahya tegak lurus. Hal berbeda terjadi pada anyaman miring, di mana tidak ada arah bilah bambu yag dapat meneruskan
beban yang diterima. Berdasarkan standar JIS A 5908:2003, nilai MOR yang disyaratkan adalah 150 kgfcm
2
pada arah tegak lurus arah panjang papan dan 300
kgfcm
2
pada searah panjang papan, sehingga nilai MOR papan komposit yang dihasilkan dapat memenuhi standar tersebut kecuali papan tanpa lapisan.
Perbedaan permukaan papan dengan adanya variasi lapisan pada face dan back terlihat pada Gambar 5.9.
Bambu tanpa kulit
Bambu dengan kulit Venir
Tanpa Lapisan
Gambar 5.9. Permukaan papan komposit pada lapisan yang berbeda Nilai MOE papan berkisar dari 1,50 – 4,00 x 10
4
kgfcm
2
seperti terlihat pada Gambar 5.10. Hasil penelitian menunjukkan bahwa nilai MOE tertinggi
pada papan berlapis venir sebesar 4,04 x 10
4
kgfcm
2
dan terendah pada papan tanpa lapisan sebesar 1,53 x 10
4
kgfcm
2
. Hasil penelitian tersebut memperlihatkan kecenderungan sifat mekanis papan yang berlapis anyaman
bambu tegak lurus lebih besar dibandingkan papan dengan lapisan anyaman bambu miring. Hasil analisis sidik ragam pada Lampiran 44, memperlihatkan
bahwa lapisan berpengaruh nyata terhadap MOE papan. Di mana MOE tertinggi pada papan berlapis venir, tidak berbeda nyata dengan papan berlapis anyaman
bambu dengan arah anyaman saling tegak lurus yang lainnya, baik dengan kulit maupun tanpa kulit dengan lebar bilah 1 cm dan 2 cm. Hasil tersebut berbeda
nyata dengan papan berlapis anyaman bambu dengan arah anyaman miring baik
dengan kulit maupun tanpa kulit dengan lebar bilah 1 dan 2 cm, juga dengan papan tanpa lapisan. Hal ini juga mengindikasikan bahwa arah anyaman
berpengaruh nyata terhadap nilai MOE, tetapi bagian bambu dan lebar bilah tidak berpengaruh nyata terhadap nilai MOE papan.
1.79 3.81
1.95 3.29
2.26 3.47
1.62 3.03
4.04
1.53 1
2 3
4 5
6
A B
C D
E F
G H
I J
Jenis Lapisan MO
E 1
4
kg f
cm
2
JIS A 5908:2003 Berlapis venir
Sejajar panjang papan
Berlapis venir Tegak lurus
panjang papan
Gambar 5.10 MOE papan komposit pada arah lapisan anyaman bambu yang berbeda
Keterangan : sama dengan Gambar 5.1 Hasil penelitian Hu et al. 2004, menunjukkan bahwa nilai MOE
menurun dengan semakin bertambahnya sudut yang dibentuk terhadap arah panjang serat. Tetapi dalam penelitian ini, bilah bambu yang digunakan dalam
bentuk anyaman sehingga arah serat lapisan bambu tidak sama. Hasil penelitian menunjukkan arah anyaman saling tegak lurus memberikan kontribusi MOE yang
lebih tinggi dibandingkan dengan arah anyaman miring. Hal ini dapat dijelaskan seperti pada fenomena yang terjadi pada MOR papan, di mana arah serat yang
saling tegak lurus dapat memberikan kekuatan dalam memikul beban dibandingkan dengan arah serat yang miring.
Berdasarkan standar JIS A 5908:2003, nilai MOE yang dipersyaratkan pada arah tegak lurus arah panjang papan sebesar 2,80 x 10
4
kgfcm
2
dan pada
searah panjang papan sebesar 4,00 x 10
4
kgfcm
2
, maka nilai MOE papan memenuhi standar, kecuali pada papan berlapis anyaman bambu arah miring baik
dengan kulit, maupun tanpa kulit, serta papan tanpa lapisan.
2 Keteguhan Rekat internal bond
Keteguhan rekat papan komposit yang dihasilkan dapat dilihat pada Gambar 5.11.
3.38 4.28
3.54 3.14
3.96 3.59 3.28 3.36
2.37 2.92
1 2
3 4
5 6
7 8
9 10
A B
C D
E F
G H
I J
Jenis Lapisan K
e te
g u
h a
n R
ekat k
g fcm
2
Gambar 5.11 Keteguhan rekat papan komposit pada arah lapisan anyaman bambu yang berbeda
Keterangan : sama dengan Gambar 5.1 Keteguhan rekat papan tertinggi pada papan berlapis venir sebesar 4,28
kgfcm
2
dan terendah pada papan berlapis anyaman bambu dengan kulit, arah miring lebar bilah anyaman 2 cm sebesar 2,37 kgfcm
2
. Berdasarkan hasil analisis sidik ragam pada Lampiran 45, keteguhan rekat papan tidak dipengaruhi
oleh jenis lapisan yang digunakan. Jika dibandingkan dengan standar JIS A 5908:2003 yang mensyaratkan
nilai keteguhan rekat sebesar 3,1 kgfcm
2
, maka nilai keteguhan rekat papan memenuhi standar tersebut, kecuali papan berlapis anyaman bambu dengan kulit,
lebar bilah 2 cm baik arah tegak lurus maupun arah miring tidak memenuhi standar tersebut. Hal ini disebabkan karena tebalnya lapisan kulit dengan lebar
JIS A 5908:2003
bilah 2 cm sehingga kerusakan produk cenderung terjadi di antara partikel kayu dan anyaman bambu. Terjadinya kerusakan pada bagian antara lapisan anyaman
bambu dengan partikel kayu mengindikasikan kurang baiknya sifat rekatan pada daerah tersebut, di mana bambu bagian luar ini mempunyai sel-sel penyusun yang
rapat dan mengandung silika yang lebih tinggi mengakibatkan keterbasahannya lebih rendah, seperti yang terlihat pada Gambar 5.12 dan 5.13. Menurut Kai dan
Xuhe 2006, keterbasahan bambu yang mengandung kulit sangat rendah sehingga menyulitkan di dalam penyerapan perekat.
Gambar 5.12 Sudut kontak bambu Gambar 5.13 Sudut kontak bambu bagian dalam
bagian luar Gambar di atas menunjukkan sudut kontak antar perekat PU dengan
bambu apus bagian luar lebih tinggi sebesar 118
o
, dan bagian dalam 66
o
. Hal ini menunjukkan keterbasahan bambu bagian luar lebih rendah dibandingkan bambu
bagian dalam.