Pernyataan Informan tentang Strategi dalam Program

Informan 3 Petugas TB Kebetulan kapusnya baru ganti. Jadi saya juga kemarin mengusulkan sama kapusnya biar penjaringan itu dibantu sama teman-teman yang di desanya terdapat penderita TB. Misalnya terdapat penderita TB di desa, jadi penderita itu diajak biar berobat ke puskesmas dan diobati secara gratis. Dari pernyataan informan di atas dapat diketahui bahwa strategi dalam penanggulangan TB paru dilakukan melalui penjaringan, dimana penjaringan dilakukan dengan meminta bantuan dari petugas lain di puskesmas. Bila di suatu desa terdapat penderita TB paru, sebaiknya penderita tersebut diajak berobat ke puskesmas. 4.3.10 Pernyataan Informan tentang Penemuan Kasus dalam Program Penanggulangan TB Paru di Puskesmas Pijorkoling Tabel 4.14 Matriks Pernyataan Informan tentang Penemuan Kasus dalam Program Penanggulangan TB Paru di Puskesmas Pijorkoling Informan Pernyataan Informan 3 Petugas TB Biasanya, kalau di puskesmas ini datang hanya berobat. Dari anamnesanya kita tahu berarti dia mungkin penyakit TB, lalu kita lakukan periksa terhadap suspek. Kalau kita turun ke lapangan, kita lakukan pengobatan juga disitu. Jadi hampir sama juga. Gimana ya, ke lapangan pun sekali sebulannya. Itupun semua puskesmas turun secara bersamaan. Jadi kebanyakan menunggu disini. Kita gabung sama puskel. Jadi kita temukan suspek di puskel. Kalau ada keluarganya yang di rumah dengan gejala TB kita suruh dibawa ke puskel. Tapi kalau rumah ke rumah kita gak sanggup, karena masih banyak kerjaan kita kalau door to door mana cukup 1 hari. Untuk tahun ini belum tercapai target. Informan 5 Penderita TB Kan waktu itu aku sakit batuk terus dibawa mamak berobat ke puskesmas Informan 6 PMO Pernah kemarin si Randi sakit, jadi kubawa saja dia ke puskesmas. Di Pijorkoling kan dekat, makanya kesana. Informan 7 Penderita Sembuh Awalnya itu batuk terus-terusan, berobat ke rumah sakit. Ketahuanlah kalau kena TB paru, terus disuruh orang tua berobat ke puskesmas. Di puskesmas diperiksa lagi, memang hasilnya TB. Dari pernyataan informan di atas dapat diketahui bahwa penemuan kasus yang dilakukan hanya dengan menunggu penderita TB paru datang ke puskesmas untuk memeriksakan kesehatannya dan berdasarkan anamnesa dari penderita. Penjaringan terhadap suspek ke lapangan hanya dilakukan sekali sebulan. Informan penderita dan PMO menyatakan bahwa mereka ke puskesmas ketika mereka sakit. Hal ini dapat dikatakan bahwa penemuan kasus hanya secara pasif. 4.3.11 Pernyataan Informan tentang Pemeriksaan BTA + dalam Program Penanggulangan TB Paru di Puskesmas Pijorkoling Tabel 4.15 Matriks Pernyataan Informan tentang Pemeriksaan BTA + dalam Program Penanggulangan TB Paru di Puskesmas Pijorkoling Informan Pernyataan Informan 3 Petugas TB Berdasarkan mikroskopis saja. Kita fiksasinya disini, baru kita bawa ke Padangmatinggi karena kita satelit. Ke PRM naik kendaraan sendiri. Kita kan dari slide saja mendiagnosa. Kalau gak dapat mikroskopis ya dilihat dari rontgen. Tetap konsultasi sama dokternya dulu, kita pastikan dulu hasil foto rontgen sama dokter. Kalau memang menderita TB paru, baru kita kasih penyuluhan. Informan 4 Petugas Analis Pemeriksaan mikroskopis. Karena petugasnya cuma sendiri jadi kadang dia gak sanggup. Ditambah lagi kurangnya pendidikan masyarakat tentang bahaya TB paru. Dari pernyataan informan di atas dapat diketahui terdapat kesamaan pendapat bahwa pemeriksaan dahak hanya berdasarkan mikroskopis. Puskesmas hanya melakukan fiksasi dan slide dibawa ke PRM. Informan 4 mengatakan terdapat kendala di PRM yaitu jumlah tenaga analis yang kurang.

4.3.12 Pernyataan Informan tentang Penyuluhan dalam Program

Penanggulangan TB Paru di Puskesmas Pijorkoling Tabel 4.16 Matriks Pernyataan Informan tentang Penyuluhan dalam Program Penanggulangan TB Paru di Puskesmas Pijorkoling Informan Pernyataan Informan 3 Petugas TB Kalau dalam penyuluhan semua kerjasama. Promkes juga melakukan penyuluhan. Kalau kita turun penyuluhan, dokternya pun ikut penyuluhan. Kita kasih penyuluhan bahwa dia harus minum obat selama 6 bulan. Gak boleh berhenti 1 hari pun. Gak boleh terlewati 1 hari pun, berobat rutin. Terus kita kasih penyuluhan tentang puding juga. Kalau dia datang selalu diingatkan. Saya rasa itu sebagai penyuluhan juga. Penyuluhan perbulan saja, di pusling itu. Ketika kita temukan pasiennya kita kasih penyuluhan, kan sekalian sama masyarakat. Informan 5 Penderita TB Gak pernah. Informan 6 PMO Gak ada dek. Cuma kita terkadang berkunjung ke puskesmas kita baca disitu yang terkena serangan TBC begini. Gejalanya begini batuk sekian hari seperti ini. Gejala awal ini. Penyuluhan dan sosialisasi mereka belum ada turun. Bertahun-tahun pun ibu disini belum. Tapi kalau di tempat yang lain, gak tau juga ibu. Informan 7 Penderita Sembuh Kayaknya gak pernah. Dari pernyataan informan di atas dapat diketahui hanya ada 1 informan yang mengatakan bahwa telah dilaksanakannya penyuluhan dan adanya kerjasama dengan promkes untuk penyuluhan. Penyuluhan hanya dilakukan pada saat pusling Puskemas Keliling. Informan penderita TB paru dan PMO berpendapat sama bahwa penyuluhan belum pernah dilaksanakan.