Tabel 4.2 Data Distribusi Penduduk Berdasarkan Golongan Umur dan Jenis Kelamin di Wilayah Kerja Puskesmas Pijorkoling Tahun
2013
No Tahun
Jumlah Penduduk Laki-laki
Perempuan Jumlah laki-laki dan
perempuan
1 0 – 4
984 1.011
1.995 2
5 – 9 1.533
1.435 2.968
3 10 – 14
1.614 1.805
3.419 4
15 – 19 1.094
1.144 2.238
5 20 – 24
1.063 1.176
2.239 6
25 – 29 872
1.018 1.890
7 30 – 34
739 779
1.518 8
35 – 39 624
725 1.349
9 40 – 44
492 648
1.140 10 45 – 49
786 995
1.781 11 50 – 54
548 838
1.386 12 55 – 59
527 389
916 13 60 – 64
321 253
574 14 65 – 69
224 253
477 15 70 – 74
135 113
248 16 75 +
94 107
201 Jumlah
11.650 12.689
24.339
Sumber: Puskesmas Pijorkoling Tahun 2013
Tabel 4.3 Data Tenaga Kesehatan Menurut Pendidikan Puskesmas PijorkolingTahun 2013
No Tenaga Kesehatan Jumlah
1 Dokter Umum
1 2
Dokter Gigi 1
3 Bidan
6 4
SPK Sekolah Perawat Kesehatan 6
5 Akademi Kebidanan
5 6
Akademi Keperawatan 5
7 LCPK Latihan Cepat Pekarya Kesehatan
2 8
SMU 2
9 Asisten Apoteker
1 10
D3 Sanitasi 1
11 D3 Gizi
1 12
Analis 1
Sumber: Puskesmas Pijorkoling Tahun 2013
4.2 Karakteristik Informan
Karakteristik dari masing-masing informan pada penelitian ini, dapat dilihat pada tabel berikut.
Tabel 4.4 Karakteristik Informan No
Informan Jenis
kelamin Umur
tahun Pendidikan
Jabatan
1 Rosima
perempuan 48
SMA Staf bidang
Pengendalian dan
Pemberantasan Penyakit
2 dr. N. Syafran
Laki-laki 42
S1 Kepala
Puskesmas 3
Nurul Hudaina Perempuan
30 D3
Petugas TB paru
4 Sari T. Lambanua Perempuan
54 D3
Petugas Analis Laboratorium
5 Randi Taufik
Laki-laki 21
SMA Penderita TB
Paru 6
Misrawati Perempuan
50 SMA
Pengawas Menelan Obat
7 M. Syahril
Laki-laki 26
S1 Penderita TB
Paru yang Sembuh
Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa jumlah informan dalam penelitian ini adalah 7 informan, yang terdiri dari 1 informan staf bidang pengendalian dan
pemberantasan penyakit yang berusia dengan 48 tahun dengan pendidikan SMA, 1 informan Kepala Puskesmas Pijorkoling yang berusia 42 tahun dengan
pendidikan S1, 1 informan petugas TB paru yang merupakan penanggungjawab program TB paru yang berusia 30 tahun dengan pendidikan D3, 1 informan
petugas analis laboratorium yang merupakan penanggungjawab laboratorium Puskesmas Rujukan Mikroskopis PRM yang berusia 54 tahun dengan
pendidikan D3, 1 informan penderita TB paru yang berobat ke puskesmas berusia 21 tahun dengan pendidikan SMA, 1 informan Pengawas Menelan Obat PMO
yang merupakan orang tua penderita TB paru yang berusia 50 tahun dengan pendidikan SMA dan 1 informan penderita TB paru yang sembuh berusia 26
tahun dengan pendidikan S1.
4.3 Wawancara Program Penanggulangan TB Paru Di Puskesmas
Pijorkoling Tahun 2015
4.3.1
Pernyataan Informan tentang Komitmen Politis dalam Program Penanggulangan TB paru
Tabel 4.5
Matriks Pernyataan Informan tentang Komitmen Politis dalam Program Penanggulangan TB Paru
Informan Pernyataan
Informan 1 Dinas Kesehatan
Pernah. Ya, karena penyakit TB paru ini kan penularannya tinggi. Jadi kalau dia gak diobati, nanti dia
akan menularkan. Satu penderita saja bisa menularkan 10 sampai 15 orang dalam setahun. Bicara soal dana,
masih kuranglah dananya karena dana Global fund sudah berkurang. Dana APBD itu terbatas juga untuk
penjaringan dan supervisi. Sebenarnya dana yang didapat tidak sebanding dengan pekerjaannya. Kadang-
kadang kita harus turun ke puskesmas, menanyakan data penderita, nomor lab nya, tanggal berapa sembuhnya.
Terkadang saat kita turun ke puskesmas, datanya belum lengkap. Jadi mau tidak mau harus kita yang turun.
Kadang kita pastikan juga petugasnya itu memang ada di puskesmas atau diluar. Kadang petugasnya diluar
puskesmas jadi butuh uang buat beli pulsa.
Dari pernyataan informan di atas dapat diketahui bahwa informan Dinas Kesehatan Kota Padangsidimpuan menganggap masalah TB paru dianggap
penting. Masalah TB paru dianggap penting karena 1 penderita bisa menularkan 10 sampai 15 orang dalam setahun. Ketersediaan dana yang disampaikan oleh
informan Dinas Kesehatan masih minim karena dana global fund sudah berkurang, sementara dana APBD Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah
yang didapat hanya untuk penjaringan dan supervisi.