51
BAB V
HASIL
5.1 Analisis Univariat
Analisis univariat menggambarkan distribusi frekuensi dari masing-masing variabel yang diteliti, baik variabel dependen maupun variabel independen.
Adapun variabel tersebut adalah penolong persalinan, umur ibu, paritas, status perkawinan, pendidikan ibu, pendidikan suami, status pekerjaan ibu, status
pekerjaan suami, tingkat kekayaan, wilayah tempat tinggal, komplikasi kehamilan dan kunjungan antenatal.
5.1.1 Gambaran Penggunaan Penolong Persalinan Di Provinsi Papua
Gambaran distribusi frekuensi ibu berdasarkan penggunaan penolong persalinan di Provinsi Papua dapat dilihat pada tabel 5.1 berikut ini:
Tabel 5.1 Distribusi Penggunaan Penolong Persalinan pada Ibu Melahirkan
di Provinsi Papua Data SDKI 2012
Penggunaan Penolong Persalinan Tidak Dibobot
Dibobot n
n
Tanpa Penolong Persalinan 6
1,8 6
0,7 Bukan Tenaga Kesehatan
175 51,9
350 42,5
Tenaga Kesehatan 156
46,3 468
56,8
Total 337
100 824
100
52 Berdasarkan Tabel 5.1 diketahui bahwa setelah dilakukan pembobotan
weighting persentase ibu yang melahirkan tanpa penolong persalinan sebanyak 0,7 ibu, persentase ibu yang menggunakan bukan tenaga
kesehatan sebagai penolong persalinannya sebanyak 42,5 ibu, dan ibu yang menggunakan tenaga kesehatan sebagai penolong persalinan saat melahirkan
sebanyak 56,8. Dari hasil pembobotan tersebut menunjukkan bahwa persentase ibu yang menggunakan tenaga kesehatan lebih tinggi dibanding ibu
yang menggunakan bukan tenaga kesehatan. Hal ini dikarenakan jumlah residual penggunaan tenaga kesehatan yang tinggi yaitu sebesar 193,3. Meski
demikian, dari hasil tersebut menunjukkan bahwa persentase penggunaan bukan tenaga kesehatan masih tinggi.
5.1.2 Gambaran Responden Berdasarkan Faktor Predisposisi
Faktor predisposisi dalam penelitian ini terdiri dari umur ibu, paritas, status perkawinan, pendidikan ibu, pendidikan suami, status pekerjaan ibu,
dan status pekerjaan suami. Dalam penelitian ini variabel-variabel tersebut dikategorikan sesuai dengan data SDKI 2012. Gambaran distribusi frekuensi
ibu berdasarkan faktor predisposisi dapat dilihat pada tabel-tabel berikut ini:
53
1 Distribusi Umur Ibu Tabel 5.2
Distribusi Responden Berdasarkan Umur Ibu
Umur Ibu Tidak Dibobot
Dibobot n
n
20 tahun 43
12,8 43
6,2 20-34 tahun
232 68,8
464 67,0
35-49 tahun 62
18,4 186
26,8
Total 337
100 693
100
Berdasarkan tabel diatas, diketahui bahwa setelah dilakukan
pembobotan weighting ibu yang berumur 20 tahun sebanyak 6,2, ibu yang termasuk dalam kelompok umur 20-34 tahun sebanyak 67,0, dan ibu
yang termasuk dalam kelompok umur 35-49 tahun sebanyak 26,8. Berdasarkan hasil analisis, baik yang tidak dilakukan pembobotan atau yang
dilakukan pembobotan tersebut, menunjukkan bahwa ibu pada kelompok umur 20-34 tahun lebih tinggi di banding ibu dengan kelompok umur lainnya.
2 Distribusi Paritas Ibu Tabel 5.3
Distribusi Responden Berdasarkan Paritas Ibu
Paritas Tidak Dibobot
Dibobot n
n
6+ 41
12,2 41
4,3 4-5
67 19,9
134 14,1
2-3 138
40,9 414
43,3 1
91 27
364 38,2
Total 337
100 953
100
54 Berdasarkan tabel diatas, diketahui bahwa setelah dilakukan
pembobotan weighting persentase ibu yang memiliki paritas 6+ sebesar 4,3, ibu yang termasuk dalam kelompok paritas 4-5 sebanyak 14,1, ibu
yang termasuk dalam kelompok paritas 2-3 sebanyak 43,3, dan ibu yang termasuk dalam kelompok paritas 1 sebanyak 38,2. Berdasarkan hasil
analisis, baik yang tidak dilakukan pembobotan atau yang dilakukan pembobotan tersebut, menunjukkan bahwa persentase paritas ibu di Provinsi
Papua lebih tinggi pada ibu yang termasuk dalam kelompok paritas 2-3.
3 Distribusi Status Perkawinan Ibu Tabel 5.4
Distribusi Responden Berdasarkan Status Perkawinan Ibu
Status Perkawinan Tidak
Dibobot Dibobot
n n
Pisah 1
0,3 5
1,2 Cerai hidup
5 1,5
20 5,0
Cerai mati 7
2,1 21
5,2 Hidup bersama
30 8,9
60 15,0
Menikah 294
87,2 294
73,5
Total 337
100 400
100
Berdasarkan tabel diatas, diketahui bahwa setelah dilakukan
pembobotan weighting persentase ibu yang memiliki status perkawinan pisah
sebanyak 1,2, ibu yang memiliki status perkawinan cerai hidup
sebanyak 5,0, ibu yang memiliki status perkawinan cerai mati sebanyak 5,2, ibu yang memiliki status hidup bersama sebanyak 15,0, dan ibu yang
memiliki status menikah sebanyak 73,5. Berdasarkan hasil analisis, baik
55 yang tidak dilakukan pembobotan atau yang dilakukan pembobotan tersebut,
menunjukkan bahwa persentase ibu yang berstatus menikah lebih tinggi dibandingkan ibu yang memiliki status perkawinan lainnya.
4 Distribusi Tingkat Pendidikan Ibu Tabel 5.5
Distribusi Responden Berdasarkan Tingkat Pendidikan Ibu
Tingkat Pendidikan Ibu Tidak
Dibobot Dibobot
n n
Tanpa pendidikan 125
37,1 125
17,3 Pendidikan dasar
65 19,3
130 18,0
Pendidikan menengah 120
35,6 360
49,8 Pendidikan tinggi
27 8
108 14,9
Total 337
100 723
100
Berdasarkan tabel diatas, diketahui bahwa setelah dilakukan pembobotan weighting persentase ibu yang tanpa pendidikan sebesar 17,3,
ibu yang memiliki tingkat pendidikan dasar sebesar 18,0, ibu yang memiliki pendidikan menengah sebesar 49,8, ibu yang memiliki pendidikan tinggi
sebesar 14,9. Berdasarkan hasil tersebut terlihat perbedaan antara ibu dengan tanpa pendidikan sebelum dilakukan pembobotan dan setelah
dilakukan pembobotan. Sebelum dilakukan pembobotan ibu dengan tanpa pendidikan merupakan tingkat pendidikan paling banyak yang dimiliki ibu,
sedangkan setelah dilakukan pembobotan tingkat pendidikan paling banyak yaitu pendidikan menengah.
56
5 Distirbusi Tingkat Pendidikan SuamiPasangan Tabel 5.6
Distribusi Responden Berdasarkan Tingkat Pendidikan SuamiPasangan
Pendidikan SuamiPasangan
Tidak Dibobot
Dibobot n
n
Tanpa pendidikan 75
22,3 75
9,0 Pendidikan dasar
61 18,1
122 14,6
Pendidikan menengah 167
49,6 501
60,1 Pendidikan tinggi
34 10,1
136 16,3
Total 337
100 834
100
Berdasarkan tabel diatas, diketahui bahwa setelah dilakukan pembobotan weighting persentase suamipasangan yang dimiliki ibu dengan
tanpa pendidikan sebesar 9,0, suamipasangan yang dimiliki ibu dengan tingkat pendidikan dasar sebesar 14,6, suamipasangan yang dimiliki ibu
dengan pendidikan menengah sebesar 60,1, suamipasangan yang dimiliki ibu dengan pendidikan tinggi sebesar 16,3. Berdasarkan hasil tersebut
menunjukkan bahwa presentase tingkat pendidikan suami paling banyak terdapat pada suamipasangan dengan pendidikan menengah.
6 Distribusi Status Pekerjaan Ibu Tabel 5.7
Distribusi Responden Berdasarkan Status Pekerjaan Ibu
Status Pekerjaan Ibu Tidak
Dibobot Dibobot
n n
Tidak Bekerja 119
35,3 119
21,4 Bekerja
218 64,7
436 78,6
Total 337
100 555
100
57 Berdasarkan tabel diatas, diketahui bahwa setelah
dilakukan pembobotan weighting persentase ibu yang tidak bekerja sebesar 21,4,
sedangkan ibu yang bekerja sebesar 78,6. Berdasarkan hasil tersebut menunjukkan bahwa presentase ibu yang bekerja lebih tinggi dibanding ibu
yang tidak bekerja, baik sebelum dilakukan pembobotan maupun setelah dilakukan pembobotan.
7 Distribusi Status Pekerjaan SuamiPasangan Tabel 5.8
Distribusi Responden Berdasarkan Status Pekerjaan SuamiPasangan
Status Pekerjaan SuamiPasangan
Tidak Dibobot
Dibobot n
n
Tidak Bekerja 37
11 37
5,8 Bekerja
300 89
600 94,2
Total 337
100 637
100
Berdasarkan tabel diatas, diketahui bahwa setelah dilakukan pembobotan weighting persentase suamipasangan yang tidak bekerja
sebesar 5,8, sedangkan suamipasangan yang bekerja sebesar 94,2. Berdasarkan hasil tersebut menunjukkan bahwa presentase suamipasangan
yang bekerja lebih tinggi dibandingkan suamipasangan yang tidak bekerja, baik sebelum dilakukan pembobotan maupun setelah dilakukan pembobotan.
5.1.3 Gambaran Responden Berdasarkan Faktor Pemungkin