Instrumen Penelitian Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Penggunaan Penolong Persalinan Di Provinsi Papua (Data SDKI 2012)

42 Jumlah sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah 337 ibu, dan yang tidak digunakan dalam penelitian ini sebanyak 583 ibu. Jumlah ini diperoleh setelah melalui proses cleaning atau pembersihan data dari data yang tidak tersedia atau data missing dalam tahap pengambilan sampel yang diperlukan dalam penelitian ini. Adapun langkah-langkah penentuan sampel dalam penelitian ini sebagai berikut: Gambar 4.1 Penentuan Sampel

4.4 Instrumen Penelitian

Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuesioner SDKI 2012. Kuesioner yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuesioner wanita usia subur WUS 15-49 tahun dan kuesioner rumah tangga. Kuesioner WUS Wanita usia 15-49 tahun yang memenuhi syarat untuk diwawancarai dalam SDKI 2012 di provinsi papua = 968 wanita Wanita usia 15-49 tahun yang memenuhi syarat berdasarkan hasil kunjungan dalam SDKI 2012 di provinsi papua = 920 wanita Wanita usia subur 15-49 tahun yang pernah melahirkan dalam lima tahun terakhir di provinsi Papua = 349 wanita Setelah melalui proses cleaning data missing atau data tidak tersedia, jumlah sampel yang diperoleh sebesar 337 ibu yang pernah melahirkan dalam lima tahun terakhir 43 dan rumah tangga ini digunakan untuk mengumpulkan informasi yang berhubungan dengan variabel-variabel yang digunakan dalam penelitian, yaitu penolong persalinan, umur, paritas, status perkawinan, pendidikan ibu, pendidikan suami, status pekerjaan ibu, status pekerjaan suami, tingkat kekayaan, wilayah tempat tinggal, kunjungan pelayanan antenatal dan komplikasi kehamilan. Adapun daftar variabel dan kusioner yang digunakan dalam penelitian ini sebagai berikut: Tabel 4.1 Daftar Variabel Dan Kuesioner Dalam SDKI 2012 No. Variabel Keterangan Kuesioner 1. Penolong persalinan Kuesioner Wanita Usia Subur bagian 4 No. 433 2 Umur ibu Kuesioner Wanita Usia Subur bagian 1 No. 103, 215

3 Status Perkawinan

Kuesioner SDK12-WUS bagian 6 No. 601-603 4 Pendidikan ibu Kuesioner Wanita Usia Subur bagian 1 No. 105-106 5 Pendidikan suami Kuesioner SDK12-WUS bagian 8 No. 804-805 6 Status pekerjaan ibu Kuesioner Wanita Usia Subur bagian 8 No. 808 7 Status pekerjaan suami Kuesioner SDK12-WUS bagian 8 No. 805A 8 Paritas Kuesioner Wanita Usia Subur bagian 2 No. 202-208 9 Wilayah tempat tinggal Kuesioner Wanita Usia Subur bagian pengenalan tempat No. 5 10 Tingkat kekayaan Kuesioner Rumah Tangga Bagian III dan IV 11 Komplikasi Kehamilan Kuesioner Wanita Usia Subur bagian 4 No. 414C 12 Kunjungan Pelayanan Antenatal Kuesioner Wanita Usia Subur bagian 4 No. 408 44 Adapun pengukuran data dari setiap variabel yang digunakan adalah sebagai berikut: 1 Pemilihan Penolong persalinan Pemilihan penolong persalinan didefinisikan sebagai pilihan ibu dalam menggunakan tenaga kesehatan, non tenaga kesehatan atau tanpa penolong pada saat melahirkan dalam lima tahun terakhir. Penolong persalinan yang ditanyakan dalam kuesioner SDKI 2012 terdiri dari 3 tiga kategori yaitu petugas kesehatan dokter umum, dokter kandungan, perawat, bidan dan bidan desa, orang lain dukun, temankelurga dan lainnya, dan tanpa penolong. Hasil ukur yang digunakan adalah 0 apabila ibu melahirkan tanpa penolong persalinan, 1 apabila ibu menggunakan bukan tenaga kesehatan dan 2 apabila ibu menggunakan tenaga kesehatan. 2 Umur Ibu Umur ibu dalam penelitian ini didefinisikan sebagai umur ibu pada ulang tahun terakhir dikurangi dengan umur anak terakhir. Umur ibu didapatkan dari jawaban kuesioner SDKI 2012 yang dikurangi umur anak terakhir 5 tahun sebelum survei dilakukan. Dalam penelitian ini umur ibu dikelompokkan menjadi umur muda yaitu kurang dari 20 tahun 20, umur ibu sedang 20-35 tahun, dan umur lebih tua lebih dari 35 tahun 35 Kemenkes, 2011. Hasil ukur yang digunakan adalah 0 apabila umur ibu kurang dari 20 tahun, 1 apabila umur ibu 20-34 tahun, dan 2 apabila umur ibu 35-49 tahun. 3 Paritas 45 Paritas dalam penelitian ini didefinisikan sebagai jumlah kelahiran yang pernah dialami ibu, baik lahir hidup maupun lahir mati. Jawaban ini diperoleh melalui jumlah anak yang pernah dimiliki ibu baik hidup atau mati, yang ditanyakan dalam kuesioner SDKI 2012. Hasil ukur yang digunakan adalah 0 apabila paritas ibu lebih dari 6, 1 apabila paritas ibu 4 sampai 5, 2 apabila paritas ibu 2-3, dan 3 apabila paritas ibu 1. 4 Status Perkawinan Status perkawinan dalam penelitian ini didefinisikan sebagai ikatan perkawinan yang ibu miliki pada kelahiran anak terakhir. Hasil ukur yang digunakan adalah 0 apabila responden pisah, 1 apabila responden cerai hidup, 2 apabila responden cerai mati, 3 apabila responden hidup bersama, dan 4 apabila responden menikah . 5 Pendidikan Ibu Pendidikan ibu dalam penelitian ini didefinisikan sebagai tingkat pendidikan formal tertinggi yang dicapai oleh ibu. Jenjang pendidikan yang ditanyakan dalam kuesioner SDKI 2012 terdiri dari tidak pernah bersekolah, Sekolah Dasar SD, Sekolah Menengah Pertama SMP, Sekolah Menengah Atas SMA, Akademi atau Universitas. Dalam penelitian ini, pendidikan dikategorikan sesuai dengan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 47 Tahun 2008 mengenai Wajib Belajar. Pendidikan rendah jika tamat SMA dan pendidikan tinggi jika tamat SMA Kemendiknas, 2008. Hasil ukur yang digunakan adalah 0 46 apabila ibu tanpa pendidikan, 1 apabila pendidikan dasar, 2 apabila pendidikan menengah dan 3 apabila pendidikan tinggi. 6 Pendidikan SuamiPasangan Pendidikan suamipasangan dalam penelitian ini didefinisikan sebagai tingkat pendidikan formal tertinggi yang dicapai oleh suamipasangan. Hasil ukur yang digunakan adalah 0 apabila suami atau pasangan tanpa pendidikan, 1 apabila pendidikan dasar, 2 apabila pendidikan menengah dan 3 apabila pendidikan tinggi. 7 Status pekerjaan ibu Status pekerjaan ibu dalam penelitian ini didefinisikan sebagai status bekerja pada ibu, baik yang dilakukan dirumah maupun di luar rumah dan memperoleh penghasilanimbalan. Status bekerja pada ibu didapatkan melalui jawaban ibu menggunakan kuesioner SDKI 2012. Hasil ukur yang digunakan adalah 0 apabila ibu tidak bekerjaIRT dan 1 apabila ibu bekerja. 8 Status pekerjaan suamiPasangan Status pekerjaan suamipasangan yang didefinisikan sebagai jenis kegiatan yang dilakukan suamipasangan untuk mendapatkan penghasilanimbalan. Hasil ukur yang digunakan adalah 0 apabila suamipasangan tidak bekerja dan 1 apabila suamipasangan bekerja. 9 Tingkat kekayaan Tingkat kekayaan dalam penelitian ini didefinisikan Tingkat kekayaan rumah tangga, didapatkan dengan mengukur karakteristik latar belakang rumah tangga yang digunkana untuk mengukur standar hidup 47 rumah tangga dalam jangka panjang. Tingkat kekayaan didasarkan pada karakteritik perumahan dan kepemilikan barang, jenis air minum, fasilitas sanitasi rumah tangga yang dimiliki dan karakteristik lain yang sesuai dengan status ekonomi rumah tangga. Setiap karakteristik tersebut kemudian diberi skor untuk setiap rumah tangga, yang kemudian dijumlahkan untuk menghasilkan skor total setiap rumah tangga yang kemudian diurutkan. Selanjutnya tingkat rumah tangga ini dibagi ke dalam quintiles mulai dari satu paling rendah sampai dengan lima paling tinggi. Kemudian dihasilkan lima kategori yaitu terbawah, menengah kebawah, menengah, menengah keatas, dan teratas. Hasil ukur yang digunakan adalah 0 terbawah, 1 menengah kebawah, 2 menengah, 3 menengah keatas, dan 4 teratas. 10 Wilayah tempat tinggal Wilayah tempat tinggal dalam penelitian ini didefinisikan sebagai tempat tinggal ibu yang dikategorikan berdasarkan perkotaan dan pedesaan. Pengelompokkan wilayah tempat tinggal ini mengacu pada Peraturan Kepala Pusat Statistik Nomor 37 Tahun 2010 Tentang Klasifikasi Perkotaan dan Perdesaan. Hasil ukur yang digunakan adalah 0 apabila wilayah tempat tinggal ibu pedesaan, 1 apabila wilayah tempat tinggal ibu perkotaan. 11 Komplikasi Kehamilan Komplikasi kehamilan didefinisikan sebagai riwayat komplikasi kehamilan ibu selama masa kehamilannya. Hasil ukur yang digunakan 48 apabila 0 apabila ibu pernah mengalami komplikasi kehamilan, dan 1 apabila ibu tidak pernah mengalami komplikasi kehamilan. 12 Kunjungan pelayanan antenatal Kunjungan Pelayanan Antenatal didefinisikan jumlah kunjungan ibu kepelayanan kesehatan untuk memeriksakan kehamilannya . Hasil ukur yang digunakan adalah 0 apabila ibu tidak melakukan kunjungan antenatal, 1 apabila ibu melakukan kunjungan 1 kali, 2 apabila ibu melakukan kunjungan 2-3 kali, dan 3 apabila ibu melakukan kunjungan lebih dari 4 kali.

4.5 Pengumpulan Data