21 tinggi adalah seseorang dengan pendidikan sampai Sekolah
Menegah Atas atau setingkat lainnya keatas. Berdasarkan hasil penelitian Simanjuntak 2012 dan
Amalia 2011, terdapat hubungan antara pendidikan ibu dengan pemilihan penolong persalinan. Ibu yang memiliki
pendidikan tinggi lebih memilih menggunakan tenaga kesehatannya daripada ibu yang berpendidikan rendah. Hal ini
sejalan dengan hasil penelitian yang dilakukan Jat dkk 2011 yang dilakukan di India, didapatkan bahwa ibu dengan
pendidikan lebih tinggi memiliki 2,35 kali kesempatan untuk memilih tenaga kesehatan sebagai penolong persalinannya,
dibandingkan dengan ibu yang memiliki pendidikan rendah. Selain pendidikan ibu, pendidikan suami atau pasangan
juga mempunyai pengaruh terhadap pemilihan penolong persalinan. Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan Dagne
2010 di Ethiopia, menyebutkan bahwa wanita dengan suami atau pasangan yang mempunyai pendidikan tinggi mempunyai
peluang 2,2 kali untuk menggunakan tenaga kesehatan sebagai penolong persalinannya.
2. Status Pekerjaan
Pekerjaan merupakan aktivitas atau kegiatan yang
dilakukan oleh seseorang untuk memperoleh penghasilan. Sesorang yang bekerja mempunyai penghasilan
memberikan kontribusi besar pada kesejahteraan keluarga
22 karena semakin baik pekerjaan seseorang maka semakin
besar pula penghasilan dan semakin baik juga kesejahteraan keluarga Arung, dkk., 2013.
Berdasarkan penelitian yang dilakukan Arung, dkk 2013 di Toraja Utara, diketahui bahwa terdapat hubungan
antara status pekerjaan ibu dengan pemilihan pelayanan persalinan oleh tenaga kesehatan. Selain status pekerjaan ibu,
status pekerjaan suami atau pasangan juga mempunyai pengaruh dalam keputusan ibu untuk memanfaatkan penolong
persalinan. Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan Kanini di Kenya pada tahun 2012, di ketahui terdapat hubungan antara
status pekerjaan suamipasangan dengan penggunaan penolong persalinan.
3. Budaya
Kebudayaan mempunyai
pengaruh besar terhadap pembentukkan sikap seseorang. Menurut Kontjaraningrat
2004 kebudayaan adalah kompleks yang mencakup pengetahuan, kepercayaan, kesenian, moral, hukum, adat
istiadat dan perbedaan kemampuan-kemampuan dan kebiasaan-kebiasaan yang didapatkan seseorang sebagai
anggota masyarakat Juliwanto, 2008. Berdasarkan hasil penelitian Juliwanto 2008 terdapat
hubungan antara budaya dengan pemilihan tenaga penolong persalinan. Ibu dengan budaya yang tidak mendukung 48
23 cenderung lebih memilih bukan tenaga kesehatan untuk
penolong persalinan dibandingkan dengan budaya yang mendukung 15,2. Budaya dalam penelitian ini merupakan
budaya yang mendukung penolong persalinan oleh tenaga kesehatan.
C. Kepercayaan Pada Kesehatan
Kepercayaan pada kesehatan berkaitan dengan sikap, pengetahuan
dan kepercayaan
terhadap manfaat-manfaat
pelayanan kesehatan. Adapun variabel yang termasuk dalam kepercayaan pada kesehatan yang mempengaruhi pemilihan
penolong persalinan sebagai berikut:
1. Pengetahuan Ibu
Pengetahuan merupakan hasil dari tahu, hal ini terjadi setelah seseorang melakukan pengindraan yakni penglihatan,
pendengaran, penciuman, rasa dan raba terhadap suatu objek Notoatmodjo, 2007. Pengetahuan merupakan domain yang
sangat penting dalam membentuk tindakan seseorang. Perilaku seseorang akan lebih langgeng apabila didasari dengan
pengetahuan Fitriani, 2011. Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh
Buyandaya 2012 dan Amalia 2011 diketahui terdapat hubungan antara pengetahuan ibu dengan pemilihan penolong
persalinan. Hal ini sejalan pula dengan hasil penelitian yang dilakukan Juliwanto 2008, diketahui bahwa ibu dengan
24 pengetahuan baik lebih memilih tenaga kesehatan sebagai
penolong persalinannya dibandingkan dengan ibu yang pengetahuannya kurang.
2. Sikap Ibu
Sikap adalah merupakan reaksi atau respons seseorang terhadap stimulus atau objek. Sikap belum merupakan suatu
tindakan atau aktivitas, akan tetapi merupakan predisposisi tindakan atau perilaku. Menurut Alport 1994, sikap
mempunyai 3 komponen utama yaitu 1 kepercayaan atau keyakinan, ide dan konsep terhadap suatu objek; 2 kehidupan
emosional atau evaluasi emasional terhadap suatu objek; 3 kecenderungan untuk bertindak trend to behave. Ketiga
komponen tersebut secara bersama-sama membentuk sikap yang utuh Mubarak,dkk, 2007.
Sikap yang dimaksud disini adalah pandangan atau pendapat ibu terhadap penolong persalinan. Berdasarkan
penelitian yang dilakukan Juliwanto 2008 terdapat hubungan antara sikap ibu dengan pemilihan penolong persalinan. Ibu
yang mempunyai sikap kurang setuju mempunyai peluang 5 kali untuk memilih penolong persalinan bukan oleh tenaga
kesehatan.
2.3.2 Faktor Pemungkin
Faktor pemungkin enabling merupakan memungkinkan
seseorang untuk mengakses atau menggunakan pelayanan kesehatan