108 telah dilakukan secara turun temurun, dan berpengaruh terhadap persepsi ibu
yang menganggap komplikasi kehamilan merupakan hukuman karena ibu melanggar adat setempat. Bagi ibu yang tidak pernah mengalami komplikasi
kehamilan dan tidak menggunakan tenaga kesehatan dapat disebabkan oleh pengalaman ibu pada saat melahirkan anak-anak sebelumnya.
Paparan informasi kesehatan mengenai persalinan sangatlah penting untuk menarik minat ibu dalam menggunakan tenaga kesehatan sebagai
penolong persalinan. Selain itu, upaya pemenuhan sarana dan prasarana untuk mengakses pelayanan persalinan sangat dibutuhkan, karena dapat
memudahkan ibu untuk mengakses tenaga kesehatan. Pelayanan yang baik juga dapat meningkatkan kepercayaan ibu untuk menggunakan tenaga
kesehatan sebagai penolong persalinannya.
6.5.2 Kunjungan Pelayanan Antenatal
Pelayanan antenatal merupakan salah satu kebutuhan pokok yang harus dipenuhi oleh ibu hamil. Dalam pelayanan antenatal ini selain
memeriksakan kehamilan ibu, juga dilakukan konseling dan perencanaan persalinan.
Penyuluhan kesehatan yang diberikan dapat menambah pengetahuan ibu terhadap penolong persalinan. Kunjungan antenatal
dianjurkan paling sedikit dilakukan sebanyak 4 kali. Hasil uji statistik didapat Pvalue sebesar 0,000 yang artinya terdapat
hubungan yang signifikan antara kunjungan pelayanan antenatal dengan penggunaan penolong persalinan. Hal ini sejalan dengan penelitian yang
109 dilakukan oleh Auliasih,dkk 2013, Amano, dkk 2012, diketahui bahwa
terdapat hubungan antara kunjungan pelayanan antenatal dengan penggunaan penolong persalinan.
Dalam penelitian ini diketahui bahwa ibu yang melakukan kunjungan antenatal 4 kali atau lebih, lebih memilih menggunakan tenaga kesehatan oleh
tenaga kesehatan dibandingkan dengan ibu yang tidak melakukan kunjungan antenatal. Hal ini dikarenakan pada saat ibu melakukan kunjungan antenatal,
ibu lebih mengetahui keadaan kehamilannya dan mengetahui kebutuhan yang diperlukan ibu pada saat hamil dan melahirkan. Pelayanan antenatal dapat
memberikan kesempatan bagi petugas kesehatan untuk memberikan informasi secara spesifik tentang masalah kehamilannya, yang dapat juga
mempengaruhi ibu membuat keputusan untuk persalinannya Lelei, dkk.,2013. Ibu yang melakukan kunjungan antenatal memiliki kesempatan
untuk menerima pendidikan kesehatan tentang kehamilan dan komplikasi kehamilan. Selain itu, mereka juga dapat menerima informasi tentang manfaat
melakukan persalinan oleh tenaga kesehatan dan mampu merencanakan persalinan yang aman, sehingga ibu yang melakukan kunjungan antenatal
lebih cenderung memilih tenaga kesehatan sebagai penolong persalinan. Informasi-informasi kesehatan yang didapatkan ibu pada saat
melakukan kunjungan pelayanan antenatal memberikan pengaruh kepada ibu untuk memilih menggunakan tenaga kesehatan pada saat melakukan
kunjungan antenatal. Oleh karena itu, peningkatan penyediaan fasilitas pelayanan antenatal sangatlah dibutuhkan untuk meningkatkan penggunaan
110 tenaga kesehatan. Ketersediaan tenaga kesehatan yang terampil dalam
melakukan pemeriksaan kehamilan dan dalam melakukan konseling atau penyuluhan untuk pendidikan kesehatan sangatlah diperlukan, untuk
meningkatkan kinerja pelayanan dan meningkatkan kepercayaan masyarakat terhadap pelayanan antenatal dan tenaga kesehatan.
6.6 Hubungan Faktor Predisiposisi, Faktor Pemungkin, dan Faktor Kebutuhan Terhadap Penggunaan Penolong Persalinan
Faktor predisposisi
merupakan kecenderungan
seseorang dalam
memanfaatkan pelayanan kesehatan. Faktor ini berada dalam setiap individu dan berbeda-beda setiap individu, sehingga faktor ini termasuk dalam faktor yang
sulit atau tidak dapat diubah Andersen, 1995. Faktor predisposisi terdiri dari tiga komponen yang terdiri dari demografi, struktur sosial, dan kepercayaan
kesehatan. Dalam penelitian ini yang termasuk variabel yang termasuk kedalam kategori demografi anatara lain umur ibu, paritas, status perkawinan, pendidikan
ibu, pendidikan suami, pekerjaan ibu dan pekerjaan suami. Faktor pemungkin merupakan keadaan yang memungkinkan seseorang untuk
menggunakan pelayanan kesehatan Andersen Newman, 2005. Faktor pemungkin ini didukung oleh adanya sumberdaya dari diri seseorang tersebut
dan sumberdaya dari lingkungan untuk mengakses pelayanan kesehatan. Adapun yang termasuk kedalam faktor pemungkin dalam adalah tingkat kekayaan ibu
dan wilayah tempat tinggal ibu. Faktor lain yang mempengaruhi seseorang untuk menggunakan pelayanan kesehatan adalah faktor kebutuhan. Faktor kebutuhan
111 merupakan faktor yang dapat langsung mempengaruhi seseorang untuk mencari
pelayanan kesehatan. Dalam penelitian ini yang termasuk dalam faktor kebutuhan adalah komplikasi kehamilan dan kunjungan pelayanan antenatal.
Berdasarkan hasil penelitian didapatkan bahwa faktor predisposisi yang berhubungan dengan penggunaan tenaga kesehatan yaitu faktor demografi yang
berhubungan adalah paritas.
Paritas dapat mempengaruhi ibu untuk menggunakan tenaga kesehatan sebagai penolong persalinan. Hal ini dipengaruhi
oleh pengalaman ibu dalam melahirkan, pengalam ibu ini dapat mendukung ibu untuk menggunakan penolong persalinan baik tenaga kesehatan maupun bukan
tenaga kesehatan atau tanpa persalinan. Hal ini tergantung dari pengalaman baik atau buruk yang ibu alami.
Variabel Struktur sosial yang berhubungan antara lain tingkat pendidikan ibu dan tingkat pendidikan suami, pekerjaan ibu dan pekerjaan suami. Pendidikan
dan pekerjaan seseorang dapat menunjukkan status seseorang dalam komunitas, dan menunjukkan gaya hidup dan pola perilaku seseorang yang berhubungan
pula dengan penggunaan pelayanan kesehatan Andersen Newman, 2005. Pendidikan ibu dan pendidikan suami atau pasangan dapat berpengaruh terhadap
pengetahuan dan sikap ibu dan suamipasangan terhadap penggunaan penolong persalinan. Pekerjaan ibu dan suamipasangan memiliki peran penting dalam
penggunaan pelayanan kesehatan. hal ini berhubungan dengan kemampuan ibu untuk menggunakan penolong persalinan.
Berdasarkan hasil analisis statistik menunjukkan bahwa faktor pemungkin yang berhubungan dengan penggunaan penolong persalinan antara lain yaitu
112 tingkat kekayaan dan wilayah tempat tinggal ibu. Dua hal ini dapat
mempengaruhi ibu dalam mengakses tenaga kesehatan. tingkat kekayaan dan wilayah tempat tinggal ibu yang tidak mendukung akan menyebabkan ibu untuk
menggunakan penolong persalinan bukan tenaga kesehatan atau melakukan persalinan tanpa penolong. Wilayah tempat tinggal mungkin berhubungan
dengan norma yang ada untuk menggunakan pelayanan kesehatan Andersen Newman, 2005.
Adapun faktor kebutuhan yang berhubungan dengan penggunaan penolong persalinan yaitu kunjungan pelayanan antenatal. pelayanan antenatal ini dapat
mempengaruhi ibu untuk menggunakan tenaga kesehatan sebagai penolong persalinannya hal ini dimungkinkan karena ibu yang melakukan kunjungan
antenatal lebih mengetahui kondisi kehamilan serta mengetahui perencanaan persalinan yang aman.
Berdasarkan Andersen 1968 menunjukkan bahwa variabel predisposisi, pemungkin dan kebutuhan dalam penggunaan
tenaga kesehatan saling
berhubungan satu sama lain. Faktor predisposisi, pemungkin dan kebutuhan dibutuhkan agar ibu dapat mengakses tenaga kesehatan sebagai penolong
persalinan. Berdasarkan hasil analisis diketahui bahwa faktor-faktor yang berhubungan dengan penggunaan penolong persalinan oleh ibu melahirkan di
Provinsi Papua antara lain faktor predisposisi yaitu paritas, pendidikan ibu, pendidikan suamipasangan, pekerjaan ibu, pekerjaan suamipasangan; faktor
pemungkin yaitu tingkat kekayaan, wilayah tempat tinggal; dan faktor kebutuhan yaitu kunjungan pelayanan antenatal. Faktor-faktor tersebut mempunyai
113 hubungan yang signifikan dalam penggunaan penolong persalinan. Berdasarkan
hal tersebut menunjukkan bahwa faktor perdisposisi, pemungkin dan kebutuhan dapat mendukung ibu untuk menggunakan penolong persalinan.
BAB VII KESIMPULAN DAN SARAN
114
7.1 Kesimpulan