99 suami. Oleh karena itu, perlunya dukungan dari anggota kelurga lain maupun
petugas kesehatan untuk meningkatkan penggunaan tenaga kesehatan sebagai penolong persalinan.
6.4 Hubungan Faktor Pemungkin Dengan Penggunaan Penolong
Persalinan
Faktor pemungkin merupakan faktor yang dapat memungkinkan ibu untuk mengakses penolong persalinan. Adapun faktor pemungkin yang dapat
mendukung ibu untuk menggunakan penolong persalinan pada penelitian ini antara lain tingkat kekayaan dan wilayah tempat tinggal ibu yang akan dijabarkan
sebagai berikut.
6.4.1 Tingkat Kekayaan
Tingkat kekayaan merupakan salah satu faktor yang dapat mempengaruhi seseorang untuk mengakses pelayanan kesehatan. Hasil uji
statistik didapatkan Pvalue sebesar 0,000 yang artinya terdapat hubungan yang signifikan antara tingkat kekayaan dan penggunaan penolong persalinan
oleh ibu melahirkan di Provinsi Papua. Penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan Jat, dkk 2011 di India, diketahui bahwa ibu yang
termasuk dalam kelompok kekayaan menengah atas dan teratas lebih memilih menggunakan penolong persalinan tenaga kesehatan dibandingkan ibu yang
termasuk dalam kelompok terbawah dan menengah bawah. Tingkat kekayaan dapat digunakan untuk mengukur status ekonomi
rumah tangga. Dalam SDKI 2012 kekayaan rumah tangga merupakan
100 karakteristik latar belakang rumah tangga yang digunakan sebagai pandekatan
untuk mengukur standar hidup rumah tangga dalam waktu yang panjang. Pengukuran ini didasarkan pada data karakteristik perumahan dan
kepemilikan barang, jenis sumber air minum, fasilitas toilet dan karakteristik lain yang terkait dengan status ekonomi rumah tangga. Tingkat kekayaan
dalam SDKI dibagi kedalam lima kuantil yaitu kuantil terbawah, menengah bawah, menengah, menengah atas dan teratas BPS, 2013. Hasil analisis
menunjukkan bahwa ibu di Provinsi Papua yang termasuk dalam tingkat kekayaan terbawah sebesar 43,3, menengah bawah 14,4, menengah
20,5, menengah atas 12,6, dan teratas 9,2. Berdasarkan hasil analisis diketahui bahwa ibu yang memiliki tingkat
kekayaan tinggi akan penggunaan tenaga kesehatan sebagai penolong persalinan, seperti ibu dengan tingkat kekayaan menengah menggunakan
tenaga kesehatan sebesar 91,9, ibu dengan tingkat kekayaan menengah atas menggunakan tenaga kesehatan sebesar 100, dan ibu dengan tingkat
kekayaan teratas menggunakan tenaga kesehatan sebagai penolong persalinan sebesar 90. Hal ini berbeda dengan ibu yang berada pada tingkat kekayaan
terbawah yang menggunakan tenaga kesehatan hanya sebesar 28,6, dan lebih tinggi dalam menggunakan bukan tenaga kesehatan sebagai penolong
persalinannya yaitu sebesar 70,1. Berdasarkan hal tersebut diketahui bahwa ibu yang memiliki tingkat
kekayaan atas akan lebih memilih menggunakan tenaga kesehatan sebagai penolong persalinannya dibandingkan ibu yang berada pada tingkat kekayaan
101 terbawah. Hal ini dapat berhubungan dengan sumberdaya yang dimiliki ibu
memenuhi untuk menggunakan pelayanan kesehatan termasuk penggunaan tenaga kesehatan. Tingkat kekayaan merupakan salah satu sumberdaya yang
dapat mendukung untuk menggunakan pelayanan kesehatan Andersen, 1968. Tingkat kekayaan keluarga juga menunjukkan kemampuan ibu untuk
mengeluarkan biaya untuk mengakses persalinan oleh tenaga kesehatan. Dalam penelitian ini diketahui bahwa ibu yang menggunakan tenaga
kesehatan sebagai penolong persalinannya lebih tinggi pada ibu yang termasuk dalam tingkat kekayaan menengah sampai ibu yang memiliki
tingkat kekayaan atas. Hal ini menunjukkan bahwa ibu yang memiliki tingkat kekayaan tinggi lebih mudah dalam mengakses pelayanan persalinan.
6.4.2 Wilayah Tempat Tinggal