Tingkat Pendidikan Ibu Hubungan Faktor Predisposisi Dengan Penggunaan Penolong Persalinan

91

6.3.4 Tingkat Pendidikan Ibu

Pendidikan mempunyai peran penting dalam perilaku seseorang. Pendidikan dapat juga mempengaruhi terhadap pengetahuan dan sikap seseorang terhadap pelayanan kesehatan, termasuk dalam menggunakan tenaga kesehatan sebagai penolong persalinan. Hasil analisis memperoleh Pvalue sebesar 0,000 yang artinya terdapat hubungan yang signifikan antara tingkat pendidikan ibu dengan penggunaan penolong persalinan. Pendidikan dapat mempengaruhi seseorang dalam mengambil keputusan untuk menggunakan pelayanan kesehatan. Menurut Andersen and Newman 2005, pendidikan dapat menunjukkan gaya hidup seseorang dan pola perilaku seseorang yang berhubungan juga dengan penggunaan pelayanan kesehatan. Tingkat pendidikan seseorang dapat menunjukkan kesadaran dan ketertarikan yang lebih terhadap masalah kesehatan. Ibu dengan pendidikan tinggi akan lebih cenderung untuk menggunakan tenaga kesehatan untuk penolong persalinannya dibandingkan dengan ibu yang mempunyai pendidikan rendah atau tanpa pendidikan. Hasil analisis menunjukkan bahwa ibu dengan tanpa pendidikan lebih tinggi menggunakan penolong persalinan bukan tenaga kesehatan yaitu sebesar 83,2 dan melakukan persalinan tanpa penolong persalinan lebih tinggi dibandingkan dengan ibu lainnya. Sedangkan ibu dengan pendidikan tinggi lebih banyak menggunakan tenaga kesehatan sebagai penolong persalinannya yaitu sebesar 100. Berdasarkan hal tersebut dapat diketahui bahwa pendidikan ibu sangat mempengaruhi keputusan ibu untuk 92 menggunakan penolong persalinan. Tingkat pendidikan ibu yang rendah akan mempengaruhi perilaku ibu yang cenderung kearah yang kurang sehat. Sedangkan ibu yang berpendidikan tinggi memiliki kemungkinan yang lebih tinggi untuk berperilaku sehat, termasuk dalam mengakses pelayanan kesehatan. Hal ini ada kaitannya pula dengan pengetahuan yang dimiliki oleh ibu. Tingkat pendidikan dapat pula mempengaruhi pengetahuan yang dimiliki seseorang. Ibu yang mempunyai pengetahuan kurang tentang persalinan yang aman akan cenderung untuk menggunakan penolong persalinan bukan tenaga kesehatan atau bahkan melakukan persalinan tanpa penolong persalinan. Hal ini dikarenakan ibu tidak mengetahui masalah yang dapat ditimbulkan pada saat melahirkan dan hal yang harus dilakukan untuk mencegah terjadinya komplikasi saat persalinan. Penelitian yang dilakukan Simanjuntak, dkk 2012 di Tapanuli Utara, menunjukkan bahwa terdapat hubungan antara pengetahuan ibu dengan penggunaan penolong persalinan. Pengetahuan ibu yang kurang tentang penolong persalinan dapat juga berpengaruh terhadap sikap ibu terhadap penggunaan penolong persalinan. Sikap ibu yang memiliki pendidikan tinggi akan berbeda dengan ibu yang memiliki pendidikan rendah atau tanpa pendidikan terhadap penolong persalinan oleh tenaga kesehatan. Sikap dapat merubah tanggapan seseorang terhadap suatu objek, akan tetapi tidak harus memprediksi tindakan tertentu Azjen Fishbein, 1977. Sikap tidak secara langsung dapat mempengaruhi perilaku ibu untuk menggunakan penolong persalinan. Akan tetapi, ibu yang 93 memiliki sikap yang kurang terhadap tenaga kesehatan akan berpengaruh terhadap keputusan ibu untuk menggunakan tenaga kesehatan sebagai penolong persalinannya. Penelitian yang dilakukan Juliwanto 2009 di Aceh, menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang antara sikap ibu dengan pemilihan penolong persalinan Sikap dapat terbentuk melalui keyakinan atau kepercayaan seseorang terhadap sesuatu. Penggunaan penolong persalinan bukan oleh tenaga kesehatan pada ibu yang berpendidikan rendah atau tanpa pendidikan dapat dipengaruhi oleh kepercayaan lingkungan setempat ibu terhadap tenaga kesehatan. Di beberapa daerah Papua masih terdapat ibu yang berpikir bahwa terjadinya komplikasi saat kehamilan atau persalinan merupakan hukuman karena melanggar adat setempat Dumatubun, 2002. Hal ini dapat disebabkan pula oleh kurangnya informasi-informasi kesehatan yang didapat oleh ibu, sehingga pengetahuan yang didapatkan oleh ibu hanya didapatkan dari pengalaman ibu ataupun dari kepercayaan-kepercayaan masyarakat setempat. Pemberian informasi-informasi kesehatan melalui media komunikasi umum, dan melalui petugas-petugas kesehatan terkait penolong persalinan kepada ibu hamil. Berkerjasama dengan lembaga-lembaga masyarakat lain untuk memberikan pendidikan kesehatan kepada ibu, suami atau pasangan, dan keluarga sehingga dapat menambah wawasan dan pengtahuan serta dapat mengubah sikap ibu dan tindakan ibu untuk memilih penolong persalinan. 94

6.3.5 Tingkat Pendidikan SuamiPasangan