62
5.2 Analisis Bivariat
Analisis bivariat digunakan untuk mengetahui hubungan antara variabel independen dengan variabel dependen. Analisis bivariat dilakukan dengan uji
Chi Square. Dikatakan berhubungan secara signifikan apabila didapatkan nilai p 0,05 dan dikatakan tidak berhubungan secara signifikan ap abila didapatkan
nilai p0,05.
5.2.1 Gambaran Faktor Predisposisi Dengan Penggunaan Penolong Persalinan 1
Hubungan antara Umur Ibu dengan Penggunaan Penolong Persalinan
Hasil analisis bivariat antara umur ibu dengan penggunaan penolong persalinan akan dijelaskan pada tabel 5.13 berikut ini:
Tabel 5.13 Hubungan antara Umur Ibu dengan Penggunaan Penolong Persalinan
di Provinsi Papua-Data SDKI 2012
Umur Ibu Penggunaan Penolong Persalinan
Total P
value Tanpa
Penolong Bukan
Tenaga Kesehatan
Tenaga Kesehatan
n n
n n
0,324
20tahun 27
62,8 16
37,2 43
100 20-34 tahun
10 2,2
228 49,1
226 48,7
464 100
35-49 tahun 3
1,6 102
54,8 81
43,5 186
100 13
1,9 357
51,5 323
46,6 693
100
Berdasarkan hasil tabel diatas, diketahui bahwa ibu yang melahirkan tanpa penolong lebih tinggi terjadi pada kelompok umur 20-34 tahun sebesar
2,2, dan ibu yang menggunakan bukan tenaga kesehatan untuk menolong persalinannya lebih tinggi pada kelompok umur 20 tahun 62,8.
Sedangkan ibu yang menggunakan tenaga kesehatan lebih tinggi pada ibu dengan kelompok umur 20-34 tahun. Berdasarkan hasil uji statistik
63 didapatkan Pvalue 0,324 yang artinya pada = 5 diketahui bahwa tidak
terdapat hubungan yang signifikan antara umur ibu dengan penggunaan penolong persalinan pada ibu melahirkan di Provinsi Papua berdasarkan data
SDKI 2012.
2 Hubungan antara Paritas dengan Penggunaan penolong Persalinan
Hasil analisi bivariat antara paritas dengan penggunaan penolong persalinan akan dijelaskan pada tabel 5.14 berikut ini:
Tabel 5.14 Hubungan antara Paritas dengan Penggunaan Penolong Persalinan
di Provinsi Papua-Data SDKI 2012
Paritas Ibu Penggunaan Penolong Persalinan
Total P
value Tanpa
Penolong Bukan
Tenaga Kesehatan
Tenaga Kesehatan
n n
N n
0,000 6+
28 68,3
13 31,7
41 100
4-5 6
4,5 72
53,7 56
41,8 134
100 2-3
6 1,4
222 53,6
186 44,9
414 100
1 4
1,1 148
40,7 212
58,2 364
100 16
1,7 470
49,3 467
49,0 953
100
Berdasarkan hasil tabel diatas, diketahui bahwa ibu yang melahirkan tanpa penolong lebih tinggi pada ibu dengan paritas 4-5 yaitu 4,5 , dan ibu
dengan penolong persalinan bukan tenaga kesehatan lebih tinggi pada ibu dengan paritas 6+ yaitu sebanyak 68,3. Berdasarkan hasil uji statistik di
peroleh Pvalue 0,000 yang artinya pada = 5 terdapat hubungan yang signifikan antara paritas dengan penggunaan penolong persalinan pada ibu
melahirkan berdasarkan data SDKI 2012.
64
3 Hubungan antara Status Perkawinan dengan Penggunaan penolong
Persalinan
Hasil analisi bivariat antara status perkawinan dengan penggunaan penolong persalinan akan dijelaskan pada tabel 5.15 berikut ini:
Tabel 5.15 Hubungan antara Status Perkawinan dengan Penggunaan
Penolong Persalinan di Provinsi Papua-Data SDKI 2012
Status Perkawinan
Penggunaan Penolong Persalinan Total
P value
Tanpa Penolong
Bukan Tenaga
Kesehatan Tenaga
Kesehatan n
n N
n
0,000
Pisah 5
100 5
100 Cerai Hidup
20 100
20 100
Cerai Mati 15
71,4 6
28,6 21
100 Hidup
Bersama 2
3,3 32
53,3 26
43,3 60
100 Menikah
5 1,7
154 52,4
135 45,9
294 100
7 1,8
201 50,2
192 48,0
400 100
Berdasarkan tabel diatas, diketahui bahwa ibu yang melahirkan tanpa penolong persalinan lebih tinggi pada ibu dengan status menikah yaitu 1,7,
dan ibu yang menggunakan penolong persalinan bukan tenaga kesehatan lebih tinggi pada ibu dengan cerai mati yaitu 71,4. Berdasarkan hasil uji statistik
diperoleh Pvalue 0,000 yang artinya pada = 5 terdapat hubungan yang signifikan antara status perkawinan dengan penggunaan penolong persalinan
di provinsi Papua berdasarkan data SDKI 2012.
65
4 Hubungan antara Pendidikan Ibu dengan Penggunaan Penolong Persalinan
Hasil analisi bivariat antara pendidikan ibu dengan penggunaan penolong persalinan akan dijelaskan pada tabel 5.16 berikut ini:
Tabel 5.16 Hubungan antara Pendidikan Ibu dengan Penggunaan Penolong
Persalinan di Provinsi Papua-Data SDKI 2012
Tingkat Pendidikan
Penggunaan Penolong Persalinan Total
P value
Tanpa Penolong
Bukan Tenaga
Kesehatan Tenaga
Kesehatan n
n n
n 0,000
Tanpa Pendidikan
3 2,4
104 83,2
18 14,4
125 100
Pendidikan Dasar
2 1,5
76 58,5
52 40,0
130 100
Pendidikan Menengah
6 1,7
99 27,5
255 70,8
360 100
Pendidikan Tinggi
108 100
108 100
11 1,5
279 38,6
433 59,9
723 100
Berdasarkan hasil tabel diatas, diketahui bahwa ibu yang melahirkan tanpa penolong persalinan lebih tinggi pada kelompok ibu tanpa pendidikan
yaitu sebesar 2,4, dan ibu dengan tanpa pendidikan lebih tinggi menggunakan penolong persalinan bukan tenaga kesehatan yaitu 83,2.
Sedangkan penggunaan tenaga kesehatan sebagai penolong persalinan lebih tinggi digunakan oleh ibu dengan ibu yang mempunyai pendidikan tinggi
yaitu sebesar 100. Berdasarkan hasil uji statistik diperoleh Pvalue 0,000 yang artinya pada = 5 terdapat hubungan yang signifikan antara tingkat
pendidikan ibu dengan penggunaan penolong persalinan oleh ibu melahirkan di Provinsi Papua berdasarkan data SDKI 2012.
66
5 Hubungan
antara Pendidikan SuamiPasangan dengan Penggunaan Penolong Persalinan
Hasil analisi bivariat antara tingkat pendidikan suamipasangan dengan penggunaan penolong persalinan akan dijelaskan pada tabel 5.17
berikut ini:
Tabel 5.17 Hubungan antara Pendidikan SuamiPasangan dengan Penggunaan
Penolong Persalinan di Provinsi Papua-Data SDKI 2012
Tingkat Pendidikan
Penggunaan Penolong Persalinan Total
P value
Tanpa Penolong
Bukan Tenaga
Kesehatan Tenaga
Kesehatan n
n n
n
0,000
Tanpa Pendidikan
2 2,7
68 90,7
5 6,7
75 100
Pendidikan Dasar
2 1,6
76 62,3
44 36,1
122 100
Pendidikan Menengah
6 1,2
189 37,7
306 61,1
501 100
Pendidikan Tinggi
4 2,9
24 17,6
108 79,4
136 100
14 1,7
357 42,8
463 55,5
834 100
Berdasarkan hasil tabel diatas, diketahui bahwa suamipasangan dengan tanpa pendidikan lebih tinggi menggunakan penolong persalinan
bukan tenaga kesehatan untuk menolong persalinan ibu melahirkan yaitu sebanyak 90,7, dan tanpa penolong persalinan untuk ibu melahirkan sebesar
2,7. Sedangkan penggunaan tenaga kesehatan lebih tinggi digunakan pada ibu yang memiliki suamipasangan dengan pendidikan tinggi sebesar 79,4.
Berdasarkan hasil uji statistik diperoleh Pvalue 0,000 yang artinya pada = 5 terdapat hubungan yang signifikan antara tingkat pendidikan
67 suamipasangan dengan penggunaan penolong persalinan oleh ibu melahirkan
di Provinsi Papua berdasarkan data SDKI 2012.
6 Hubungan antara Status Pekerjaan Ibu dengan Penggunaan Penolong
Persalinan
Hasil analisi bivariat antara status pekerjaan ibu dengan penggunaan penolong persalinan akan dijelaskan pada tabel 5.18 berikut ini:
Tabel 5.18 Hubungan antara Status Pekerjaan Ibu dengan Penggunaan Penolong
Persalinan di Provinsi Papua-Data SDKI 2012
Status Pekerjaan Ibu
Penggunaan penolong persalinan Total
P value
Tanpa penolong
Bukan tenaga
kesehatan Tenaga
kesehatan n
n n
n
Tidak Bekerja 1
0,8 28
23,5 90
75,6 119
100
0,000
Bekerja 10
2,3 294
67,4 132
30,3 436
100 11
2,0 322
58,0 222
40,0 555
100
Berdasarkan hasil tabel diatas, diketahui bahwa ibu yang bekerja lebih tinggi menggunakan penolong persalinan bukan tenaga kesehatan untuk
menolong persalinannya yaitu sebanyak 67,4, dan tanpa penolong persalinan untuk persalinannya sebesar 2,3. Sedangkan penggunaan tenaga
kesehatan lebih tinggi pada ibu yang tidak bekerja yaitu sebesar 75,6. Berdasarkan hasil uji statistik diperoleh Pvalue 0,000 yang artinya pada =
5 terdapat hubungan yang signifikan antara status pekerjaan ibu dengan penggunaan penolong persalinan oleh ibu melahirkan di Provinsi Papua
berdasarkan data SDKI 2012.
68
7 Hubungan antara Status Pekerjaan SuamiPasangan dengan Penggunaan
Penolong Persalinan
Hasil analisi bivariat antara status pekerjaan suamipasangan dengan penggunaan penolong persalinan akan dijelaskan pada tabel 5.19 berikut ini:
Tabel 5.19 Hubungan antara Status Pekerjaan Suamipasangan dengan Penggunaan
Penolong Persalinan di Provinsi Papua-Data SDKI 2012
Status Pekerjaan
Penggunaan penolong persalinan Total
P value
Tanpa penolong
Bukan tenaga
kesehatan Tenaga
kesehatan n
n n
n
Tidak bekerja 1
2,7 27
73,0 9
24,3 37
100
0,014
Bekerja 10
1,7 296
49,3 294
49,0 600
100 11
1,7 323
50,7 303
47,6 637
100
Berdasarkan hasil tabel diatas, diketahui bahwa suamipasangan yang tidak bekerja lebih tinggi menggunakan penolong persalinan bukan tenaga
kesehatan untuk menolong persalinan ibu melahirkan yaitu sebanyak 73,0, dan tanpa penolong persalinan untuk persalinannya sebesar 2,7. Sedangkan
penggunaan tenaga kesehatan lebih tinggi pada ibu yang memiliki suamipasangan yang bekerja sebesar 49,0. Berdasarkan hasil uji statistik
diperoleh Pvalue 0,014 yang artinya pada = 5 terdapat hubungan yang signifikan antara status pekerjaan suamipasangan dengan penggunaan
penolong persalinan oleh ibu melahirkan di Provinsi Papua berdasarkan data SDKI 2012.
69
5.2.2 Gambaran Faktor Pemungkin Dengan Penggunaan Penolong Persalinan 1