16
2.4 Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Dalam Pemilihan Penolong Persalinan
Pemilihan penolong persalinan oleh tenaga kesehatan merupakan salah satu bentuk pemanfaatan pelayanan kesehatan. Berdasarkan Andersen
pemanfaatan pelayanan kesehatan dipengaruhi oleh tiga faktor, yaitu faktor predisposisi predisposing, faktor pemungkin enabling, dan faktor
kebutuhan need. Adapun faktor-faktor tersebut adalah sebagai berikut:
2.3.1 Faktor Predisposisi A. Karakteristik Demografi
Berdasarkan beberapa
penelitian yang
telah dilakukan
karakteristik demografi
yang mempunyai
peran dalam
mempengaruhi ibu untuk memilih penolong persalinan adalah umur, tempat tinggal, dan paritas Salam Siddiqui, 2006;
Simanjuntak,dkk., 2012; Fauziyah,dkk., 2013. Karakteristik demografi ibu yang mempengaruhi terhadap pemilihan penolong
persalinan sebagai berikut:
1. Umur Ibu
Umur merupakan lama hidup seseorang yang dihitung sejak dilahirkan. Umur adalah tingkat yang menempatkan
individu-individu dalam urutan perkembangan. Umur yang baik untuk kehamilan dan persalinan adalah antara umur 20-35
tahun, ini disebut juga dengan usia reproduksi sehat. Wanita yang melahirkan di bawah usia 20 tahun atau lebih dari 35
17 tahun akan mempunyai resiko yang tinggi baik pada ibu
maupun bayi Kemenkes, 2011. Umur ibu merupakan faktor yang dapat berpengaruh
terhadap pengambilan keputusan untuk memilih tenaga penolong persalinan. Ibu yang lebih muda cenderung lebih
memilih menggunakan tenaga kesehatan sebagai penolong persalinan daripada ibu yang lebih tua, beberapa penelitian
menunjukkan bahwa ibu yang berumur lebih tua lebih sedikit menggunakan
tenaga kesehatan
sebagai penolong
persalinannya. Sedangkan, berdasarkan hasil SDKI 2012 diketahui bahwa
Presentase kelahiran ditolong tenaga kesehatan lebih rendah diantara ibu yang berumur 20 tahun
daripada ibu yang lebih tua BPS, 2013.
2. Paritas
Paritas merupakan frekuensi ibu pernah melahirkan anak baik hidup atau mati, tetapi bukan aborsi. Pengalaman
melahirkan merupakan bagian penting untuk menentukan hasil kehamilan saat ini. Paritas dapat dibedakan menjadi primipara,
multipara dan grande multipara. Primipara adalah wanita yang telah melahirkan bayi aterm sebanyak satu kali.
Multipara adalah wanita yang pernah melahirkan anak hidup beberapa kali, dimana persalinan tersebut tidak lebih dari
lima kali. Sedangkan Grande multipara adalah ibu yang pernah melahirkan lima kali atau lebih Salmah,dkk., 2006.
18 Menurut Wikjhosastro 2007, paritas adalah jumlah
anak yang dilahirkan, termasuk yang meninggal dengan usia kehamilan 36 minggu. Paritas 1-3 merupakan paritas yang
paling aman bagi kesehatan ibu maupun janin dalam kandungan. Paritas 2-3 merupakan paritas yang paling aman di
tinjau dari sudut kematian maternal, paritas 1 dan paritas tinggi lebih dari 3 mempunyai resiko angka kematian maternal
lebih tinggi Yenita, 2011. Menurut Kementerian kesehatan 2011, paritas dapat
dikategorikan menjadi dua, yaitu paritas dikategorikan rendah apabila ibu melahirkan kurang atau sama dengan 3 kali
kelahiran, sedangkan paritas tinggi yaitu apabila ibu melahirkan lebih dari 3 kali kelahiran.
Berdasarkan penelitian yang dilakukan Assfaw 2010 di Ethiopia,
ibu dengan paritas rendah lebih memilih
menggunakan tenaga kesehatan sebagai penolong persalinan dibandingkan dengan ibu dengan paritas tinggi. Hal ini
dikarenakan pengalaman ibu dengan paritas rendah yang masih kurang dalam persalinan, sehingga mereka cenderung
memiliki ketakutan lebih tinggi dibanding ibu yang telah sering melahirkan. Penelitian yang dilakukan Fauziyah, dkk
2013, juga mengungkapkan bahwa terdapat hubungan antara paritas dengan pemilihan penolong persalinan. Penelitian lain
yang dilakukan Tarekegn, dkk 2014 di Ethiopia, diketahui
19 bahwa ibu dengan paritas rendah mempunyai peluang 2,4 kali
untuk menggunakan tenaga kesehatan sebagai penolong persalinan.
3. Status Perkawinan