Deskripsi Data HASIL OBSERVASI DAN PEMBAHASAN

yaitu siswa yang duduk di depan. 2 Siswa menanggapi setiap pertanyaan guru 9 Siswa menanggapi pertanyaan dari guru walaupun jawaban yang diberikan kurang tepat 3 Siswa aktif dalam diskusi 9 Tidak ada diskusi pada saat proses pembelajaran itu, namun ada tanya jawab antara guru dengan siswa. 4 Siswa memperhatikan penjelasan teman 9 Penjelasan dari beberapa siswa yang ditunjuk oleh guru tidak ditanggapi oleh siswa lain 5 Siswa mencatat hal- hal penting saat pembelajaran berlangsung 9 Sebagian besar siswa mencatat hal-hal penting yang ditulis oleh guru, karena pada saat itu materi menggunakan rumus menghitung 6 Siswa mengemukakan atau menanggapi pendapat teman yang sedang menjelaskan 9 Tidak ada di antara para siswa menanggapi pendapat teman yang sedang menjelaskan. 7 Siswa memperhatikan guru yang mengajar 9 Sebagian besar siswa pada awal pelajaran memperhatikan, namun ketika masuk pertengahan pelajaran ketika dibagi soal terdapat beberapa siswa mengobrol sendiri bahkan ada yang tidur-tiduran 8 Siswa menanggapi pembahasan pembelajaran dengan baik 9 Siswa menanggapi pembahasan, walupun guru harus beberapa kali menunjuk siswa agar kembali ke topik pelajaran 9 Siswa mengajukan pertanyaan 9 Tidak ada siswa yang mengajukan pertanyaan terhadap guru pada saat pembelajaran saat itu 10 Siswa mengerjakan tugas yang diberikan dengan baik 9 Tugaslatihan soal yang diberikan oleh tidak dikerjakan dengan baik oleh para siswa. Selain melakukan observasi langsung terhadap siswa, peneliti juga membagikan kuesioner untuk mengukur aspek conscience dan compassion . Data aspek conscience dan compassion yang diperoleh melalui kuesioner pada pra penelitian tampak dalam lampiran 38 dan 39. Berikut adalah rangkuman deskripsi data aspek conscience dan compassion pada pra penelitian. Tabel 5.3 Deskripsi Data Aspek Conscience dan Compassion Pada Pra Penelitian Kategori Rata-Rata Skor Kriteria Sikap 3,24 Cukup Minat 3,28 Cukup Hemat 3,41 Baik Kerjasama 4,02 Baik Tabel tersebut di atas menunjukkan data aspek conscience sikap, minat, hemat dan compassion kerjasama siswa pada pra penelitian. Berdasarkan Penilaian Acuan Patokan PAP yang kemudian dikonversikan ke data kualitatif menyatakan bahwa skor rata-rata “sikap” siswa sebesar 3,24 termasuk dalam kriteria “cukup”, skor rata- rata “minat” sebesar 3,28 termasuk dalam kriteria “cukup”, skor rata- rata “nilai hemat” sebesar 3,41 termasuk dalam kriteria “baik”, dan skor rata-rata “kerja sama” sebesar 4,02 termasuk dalam kriteria “baik”. c. Observasi Kelas Kondisi kelas secara fisik sudah cukup memadai jika digunakan untuk melaksanakan proses pembelajaran. Di dalam kelas terdapat 2 papan tulis 1 blackboard dan 1 whiteboard, 1 meja dan kursi guru, 17 meja dengan 34 kursi siswa, papan presensi siswa untuk mencatat ketidakhadiran siswa, serta sirkulasi udara dan penerangan yang cukup sehingga sangat menunjang kegiatan belajar siswa. 2. Siklus Pertama Siklus pertama ini dilaksanakan dalam dua kali pertemuan. Pertemuan pertama dilaksanakan pada hari Sabtu, 28 April 2012 pada jam pelajaran ketiga sampai keempat pukul 08.30-10.00 WIB. Pertemuan kedua dilaksanakan pada hari Selasa, 1 Mei 2012 pada jam pelajaran kedua pukul 07.45-08.30 WIB. Materi pembelajaran adalah fungsi konsumsi. Jumlah siswa kelas XB sebanyak 34 siswa. Pada siklus pertama ini menerapkan model pembelajaran word square dengan media berupa kotak berbentuk teka-teki silang. Berikut disajikan tahap-tahap penerapan Paradigma Pedagogi Reflektif. a. Perencanaan Pada tahap ini dilakukan penyusunan rencana pembelajaran untuk materi fungsi konsumsi. Langkah-langkah persiapan dan perencanaan sebagai berikut: 1 Peneliti dan guru mitra membuat perangkat pembelajaaran yang meliputi rencana pelaksanaan pembelajaran RPP, materi pembelajaran, handout, dan media pembelajaran. Berikut disajikan uraian masing-masing: a Rencana Pelaksanaan Pembelajaran RPP disusun sebagai pedoman pelaksanaanrencana pelaksanaan pembelajaran. RPP ini disusun dengan mengacu pada pola pembelajaran dengan PPR yaitu perumusan indikator mencakup aspek competence, conscience, dan compassion serta menggunakan lima tahap dalam proses pembelajarannya, yaitu konteks, pengalaman rfleksi, aksi dan evaluasi. RPP tersaji pada lampiran 1. b Materi Pada siklus pertama ini materi hanya mencakup fungsi konsumsi saja. Dengan standar kompetensi memahami konsumsi dan investasi, dan kompetensi dasar mendeskripsikan fungsi konsumsi dan fungsi tabungan. Materi pembelajaran termuat dalam RPP yang tersaji pada lampiran1. c Handout Handout yang dipersiapkan oleh peneliti dan guru mitra digunakan dalam proses pembelajaran guna mempermudah siswa dalam memahami materi ajar sehingga dapat membantu siswa pada saat mengerjakan teka-teki silang materi konsumsi. Materi yang tersaji dalam handout adalah pengertian konsumsi, fungsi konsumsi, konsumsi sebagai fungsi dari disposable income, average propensity to consume, marginal propensity to consume, fungsi konsumsi, dan faktor-faktor yang mempengaruhi konsumsi. Handout tersaji pada lampiran 3. d Media Pembelajaran Ada beberapa media pembelajaran yang digunakan dalam siklus pertama. Berikut adalah uraian media pembelajaran yang digunakan: 1 Teka-teki silang Teka-teki silang berisikan soal tentang fungsi konsumsi. Teka-teki silang merupakan modifikasi kotak dari word square agar lebih menarik dan mempermudah siswa dalam mengerjakannya, sekaligus dibuat sebagai warming up sebelum masuk ke latihan soal. Gambar teka-teki silang tersaji pada lampiran 4. 2 Lembar Kerja Siswa LKS LKS ini berisi soal-soal yang akan dikerjakan siswa dalam kelompok untuk mengembangkan nilai kerja sama siswa. LKS tersaji pada lampiran 5. 3 Video Video ini digunakan untuk mengembangkan aspek conscience para siswa. Video ini berisi cuplikan berita liputan 6 siang tentang aksi stop belanja sebagai bentuk keprihatinan atas budaya konsumtif setiap menjelang lebaran. 4 Artikel Artikel dengan judul “tips agar lebih hemat di tahun 2012” berisi tentang tips agar berhemat ini digunakan untuk mengembangkan aspek conscience siswa. Artikel tersaji pada lampiran 6. 5 Media pembelajaran lainnya Media pembelajaran lainnya meliputi laptop, viewer, dan speaker . Media tersebut digunakan untuk menunjang proses pembelajaran yaitu untuk menyajikan power point dan video yang digunakan dalam pembelajaran. 2 Peneliti bersama guru mitra membagi para siswa ke dalam kelompok secara acak. Para siswa masuk ke dalam kelompok kemudian setiap kelompok diberi latihan soal. Diharapkan para siswa dapat mengembangkan kerja sama dalam diskusi kelompok. 3 Peneliti menyiapkan instrumen pengumpulan data yang meliputi: a Kuesioner untuk mengukur aspek sikap, minat, dan nilai hemat conscience serta kerja sama compassion. Kuesioner diberikan pada akhir pelajaran. Instrumen ini tersaji pada lampiran 7, 8, 9, 10. b Instrumen observasi terhadap kegiatan guru, dan lembar refleksi guru dalam melaksanakan Paradigma Pedagogi Reflektif. Lembar observasi kegiatan guru dan lembar refleksi guru tersaji pada lampiran 11, 12. c Instrumen observasi terhadap kegiatan siswa, lembar refleksi, dan aksi siswa yang digunakan untuk merefleksikan pengalaman para siswa yang didapat selama penerapan Paradigma Pedagogi Reflektif serta mengungkapkan aksi berdasarkan hasil refleksi. Lembar instrumen observasi terhadap kegiatan siswa, lembar refleksi, dan aksi siswa tersaji pada lampiran 13, 14, 15. d Panduan wawancara terhadap siswa mengenai penerapan PPR setelah siklus pertama dilaksanakan. b. Tindakan Proses pembelajaran dengan menggunakan penerapan Paradigma Pedagogi Reflektif dilaksanakan dalam dua kali pertemuan. Pertemuan pertama dilaksanakan pada hari Sabtu, 28 April 2012 pukul 08.30- 10.00 WIB 2 jam pelajaran, sedangkan pertemuan kedua dilaksanakan pada hari Selasa, 1 Mei 2012 pukul 07.45-08.30 WIB 1 jam pelajaran. Sebelum penerapan paradigma pedagogi reflektif dimulai siswa diberikan soal pre test. Soal pre tests lampiran 30 berisi 10 soal check point. Pre test digunakan untuk mengukur aspek competence siswa sebelum diterapkan paradigma pedagogi reflektif. Langkah-langkah tindakan penerapan PPR adalah sebagai berikut: 1 Konteks Dalam tahap ini, siswa diajak untuk mencermati konteks- konteks di sekitar mereka guna mendukung proses pembelajaran. Sebelum memulai pelajaran guru mengucapkan salam kepada para siswa. Guru tidak langsung menuju materi pelajaran, tetapi berusaha mengetahui kemampuan siswa dengan tanya jawab sederhana seputar konsumsi misalnya pada saat pelajaran itu guru menanyakan pada para siswa antara lain: apa itu konsumsi? apa yang kalian lakukan ketika sedang beristirahat? apa saja yang kalian beli ketika beristirahat?. Beberapa siswa mulai mengutarakan tentang apa saja yang mereka lakukan ketika beristirahat seperti, membeli makanan dan minuman di kantin, ataupun makan bekal yang mereka bawa dari rumah. Dari tanya jawab tersebut guru bersama siswa menarik kesimpulan sederhana mengenai pengertian konsumsi yaitu kegiatan menggunakan atau menghabiskan manfaat suatu barang atau jasa dari pengorbanan yang kita keluarkan. Setelah itu guru menyampaikan indikator serta tujuan pembelajaran fungsi konsumsi. 2 Pengalaman Pada tahap ini siswa diajak mencari pemahamanan baru dari apa yang didapat atau dilakukan selama proses kegiatan pembelajaran. Pengalaman yang diberikan pada para siswa dilakukan secara tidak langsung yaitu dari mendengarkan, membaca, dan sebuah video. Video yang ditampilkan setelah konteks berisi tentang para aktivis yang menggelar aksi stop belanja sebagai bentuk keprihatinan budaya konsumtif setiap menjelang lebaran. Aktivis juga menyerukan agar masyarakat bijak dalam berbelanja. Ketika menjelang lebaran, warga diingatkan bahwa lebaran tidak harus disambut dengan bersikap konsumtif, karena dengan alasan menjelang lebaran memang promosi dan potongan harga berbagai produk sering menggoda calon konsumen. Video tersebut diputar sebanyak dua kali. Setelah itu guru mulai bertanya jawab dengan siswa tentang apa yang dapat ditangkap para siswa setelah melihat video tersebut. Banyak diantara siswa berkomentar tentang pola hidup konsumtif. Kemudian guru mulai sharing dengan siswa tentang bagaimana siswa menentukan sikap terhadap banyaknya promosi dan potongan harga, untuk tidak mudah tergoda dan lebih hemat dalam mengelola keuangan, misalnya ketika jajan di kantin sesuai kebutuhan. Video tersebut digunakan untuk mengembangkan nilai conscience siswa yaitu nilai hemat. Para siswa kemudian masuk ke dalam kelompok masing-masing. Lembar teka-teki silang dan handout dibagikan untuk setiap kelompok. Ada beberapa pertanyaan dalam teka-teki silang tersebut dan semua jawaban tersembunyi dalam handout yang telah diberikan. Di sini para siswa bekerja sama untuk menemukan jawaban yang tersembunyi dan berlomba menyelesaikan teka-teki silang untuk menjadi yang tercepat. Maksud dari diskusi kelompok ini dalam rangka mengembangkan nilai kerja sama para siswa. Kerja sama adalah salah satu nilai kemanusiaan yang merupakan aspek dari compassion . Setelah warming up dengan lembar teka-teki silang para siswa dituntut lagi untuk bekerja sama dalam menyelesaikan latihan soal mengenai fungsi konsumsi. Pengalaman yang terakhir diberikan adalah sebuah artikel dengan judul “tips agar lebih hemat di tahun 2012” yang berisi tentang tips agar berhemat, tips ini digunakan untuk mengembangkan conscience siswa khususnya sikap hemat. 3 Refleksi Melalui refleksi, pengalaman siswa diharapkan menjadi bermakna sehingga mampu mendorong siswa untuk melakukan aksi atau tindakan, setelah melalui tahap konteks dan pengalaman pada pertemuan pertama. Pada pertemuan kedua ini guru meminta siswa untuk mengingat-ingat dengan menggunakan daya ingat, pemahaman, pengalaman, serta ide pada pertemuan yang lalu. Pada tahap ini guru membimbing siswa untuk berefleksi. Mereka diminta mengutarakan tentang apa yang mereka dapat dari pelajaran kemarin, nilai apa saja yang mereka peroleh, bagaimana perasaan mereka ketika masuk dalam dinamika kelompok, apakah berbeda mengerjakan soal sendiri dengan mengerjakan dalam kelompok. Refleksi pada hari itu kemudian mereka tuangkan dalam lembar refleksi yang sudah peneliti persiapkan sebelumnya. 4 Aksi Pengolahan pengalaman melalui refleksi mendorong para siswa membentuk sikap dan nilai. Pada tahap ini guru meminta siswa untuk memaknai pengalaman melalui refleksi kemudian menuangkannya dalam niatan-niatan. Guru mulai membimbing para siswa untuk membuat niatan dengan melontarkan pertanyaan sebagai berikut: setelah kalian tahu tentang pentingnya sikap hemat, tindakanniat apa yang akan dilakukan selanjutnya dalam hidup kalian masing-masing. Peneliti kemudian memberikan lembar aksi kepada para siswa. 5 Evaluasi Evaluasi dalam pembelajaran adalah aktivitas untuk memantau perkembangan aspek competence, conscience, dan compassion siswa selama penerapan PPR. Guru memberikan soal post test lampiran 31 sebagai evaluasi. Soal post test berupa 10 soal pilihan ganda. Untuk mengukur perkembangan aspek conscience dan compassion digunakan kuesioner. c. Observasi Observasi mencakup observasi terhadap guru, observasi terhadap siswa. Hasil observasi pada penerapan PPR siklus pertama dipaparkan sebagai berikut: 1 Observasi Terhadap Guru Observasi terhadap kegiatan guru dilakukan bersamaan dengan pelaksanaan tindakan pada siklus pertama. Kegiatan guru selama proses pembelajaran tampak dalam catatan anekdotal kegiatan guru siklus pertama lampiran 34, selain itu adapun rangkuman kegiatan guru dalam proses pembelajaran disajikan dalam tabel berikut: Tabel 5.4 Hasil Observasi Kegiatan Guru Dalam Proses Pembelajaran Pada Siklus I No Kegiatan yang diamati Ya Tidak 1 Guru menggali pengalaman siswa 9 2 Guru menggali pengetahuan siswa 9 3 Guru melihat sejauh mana siswa sudah memahami materi yang akan diajarkan 9 4 Guru menjelaskan materi dengan baik 9 5 Guru memberikan latihan soal 9 6 Guru mengaitkan materi dengan realitas kehidupan sehari-hari 9 7 Guru mengajak siswa untuk mencari nilai-nilai kemanusiaan yang terkait dengan materi pembelajaran 9 8 Guru memancing siswa melalui media untuk lebih memahami nilai- nilai kemanusiaan yang terkait 9 9 Guru berusaha meyakinkan siswa untuk menumbuhkembangkan nilai- nilai kemanusiaan untuk dipetik 9 10 Guru menyatakan bahwa dalam setiap pembelajaran terdapat nilai-nilai kemanusiaan yang dapat di petik 9 11 Guru memberi kesempatan siswa untuk berdiskusi dalam kelompok 9 12 Guru mengajak siswa untuk saling membantu satu sama lain dalam pembelajaran 9 13 Guru berusaha meyakinkan siswa bahwa kerjasama itu memberikan banyak keuntungan 9 14 Guru mengajak siswa untuk sharing atas pengalaman dalam diskusi 9 15 Guru menegaskan kepada siswa pentingnya kerjasama 9 16 Guru mengajak siswa untuk berefleksi 9 17 Guru memeberikan pertanyaan refleksi selama pembelajaran 9 18 Guru mengajak siswa untuk melakukan tindakan melalui refleksi tersebut 9 19 Guru memberikan pertanyaan aksi tindakan 9 20 Guru mengingatkan kembali nilai- nilai kemanusiaan yang sudah dipetik setelah pembelajaran berakhir 9 Tabel tersebut adalah deskripsi aktivitas guru dalam proses pembelajaran menggunakan penerapan PPR. Pada kegiatan siklus pertama ini secara garis besar guru sudah melaksanakan pembelajaran secara runtut sesuai dengan RPP yang telah dibuat bersama. Pada awal pelajaran guru sudah mengungkapkan konteks mengenai konsumsi berkaitan dengan apa saja yang dilakukan siswa ketika istirahat, apa saja yang mereka beli di kantin ketika istirahat, apa saja yang siswa makan ketika istirahat. Dari situ guru menarik kesimpulan bahwa konsumsi yaitu kegiatan menggunakan atau menghabiskan manfaat suatu barang atau jasa dari pengorbanan yang dikeluarkan. Kemudian pengalaman diberikan melalui video dan artikel untuk menegembangkan conscience dan diskusi kelompok dengan media teka-teki silang dan latihan soal untuk mengembangkan competence serta compassion. Pada pertemuan kedua guru meminta siswa untuk mengingat-ingat dengan menggunakan daya ingat, pemahaman, pengalaman, serta ide pada penerapan PPR siklus pertama pertemuan pertama untuk berefleksi. Selanjutnya guru meminta siswa untuk memaknai pengalaman melalui refleksi serta menuangkannya dalam niatan- niatanaksi tentang pentingnya hemat dan kerja sama. Pada tahap akhir pembelajaran guru melakukan evaluasi melalui soal post test guna memantau perkembangan competence, serta kuesioner guna memantau perkembangan aspek conscience dan compassion. 2 Observasi Siswa Observasi terhadap kegiatan siswa dilakukan bersamaan dengan pelaksanaan tindakan pada siklus pertama ini. Kegiatan siswa selama proses pembelajaran tampak dalam catatan anekdotal kegiatan siswa siklus pertama lampiran 35, Adapun rangkuman kegiatan siswa dalam proses pembelajaran disajikan dalam tabel berikut: Tabel 5.5 Hasil Observasi Kegiatan Siswa pada Siklus I No Kegiatan Ya Tidak 1 Siswa siap mengikuti pembelajaran 9 2 Siswa menanggapi setiap pertanyaan guru 9 3 Siswa aktif dalam diskusi 9 4 Siswa memperhatikan penjelasan teman 9 5 Siswa mencatat hal-hal penting saat pembelajaran berlangsung 9 6 Siswa mengemukakan atau menanggapi pendapat teman yang sedang menjelaskan 9 7 Siswa memperhatikan guru yang mengajar 9 8 Siswa menanggapi pembahasan pembelajaran dengan baik 9 9 Siswa mengajukan pertanyaan 9 10 Siswa mengerjakan tugas yang diberikan dengan baik 9 Adapun data hasil pretest posttest siswa tersaji pada lampiran 16. Dari lampiran tersebut menunjukan hasil pre test dan post test penerapan PPR siklus pertama. Terlihat bahwa rata-rata siswa hasil pre test siklus pertama sebesar 35,88 dan rata-rata hasil post test siklus pertama 73,82 dengan kata lain mengalami peningkatan sebesar 106. Berdasarkan hasil tersebut, dapat dikatakan bahwa aspek competence mengalami peningkatan setelah penerapan PPR. Untuk hasil observasi aspek conscience dan compassion tersaji dalam lampiran 17 dan 18. Tabel tersebut menunjukan data hasil observasi pada penerapan PPR siklus pertama. Berdasarkan Penilaian Acuan Patokan PAP rata-rata data tersebut dikonversikan ke data kualitatif menyatakan bahwa sikap sebesar 3,49 dinyatakan baik, minat sebesar 3,38 dinyatakan cukup, hemat sebesar 3,68 dinyatakan baik, kerja sama sebesar 4,04 dinyatakan baik. Secara keseluruhan hasil kuesioner dari penerapan PPR siklus pertama mengalami peningkatan dibandingkan observasi pra penelitian. d. Refleksi Pada tahap ini dilaksanakan refleksi mengenai pengalaman, pemaknaan, maupun penyimpulan yang telah dilakukan oleh guru maupun siswa mengenai penerapan PPR pada siklus pertama lampiran 43. 1 Guru Tabel 5.6 Hasil Refleksi Guru Mitra Terhadap Perangkat dan Model Pembelajaran dengan Paradigma Pedagogi Reflektif PPR Pada Siklus I No. Uraian Komentar 1 Penilaian guru terhadap komponen pembelajaran yang digunakan dalam pembelajaran dengan metode PPR Baik. Pembelajaran jadi lebih menarik 2 Penilaian guru terhadap aktivitas siswa dalam kegiatan pembelajaran PPR Siswa terlibat aktif dalam kegiatan pembelajaran 3 Kesan guru terhadap Siswa menjadi lebih tertarik aktivitas siswa selama diskusi dalam kelompok dengan materi yang diajarkan 4 Kesan guru terhadap proses pembelajaran dengan PPR Dapat meningkatkan aktivitas siswa 5 Kesan guru terhadap hasil belajar siswa pada pembelajaran dengan PPR Siswa dapat belajar mandiri tanpa harus selalu diberitahu oleh guru 6 Kesan guru terhadap minat siswa selama pembelajaran dengan menerapakan PPR Minat siswa meningkat 7 Hambatan yang ditemui, jika nanti guru akan merencanakan kegiatan pembelajaran dengan menggunakan PPR Perlu perencanaan dan persiapan yang cukup matang serta membutuhkan banyak waktu untuk menerpakan pembelajaran menggunakan PPR 8 Hal-hal yang mendukung jika nanti guru merencanakan pembelajaran dengan menggunakan PPR Dengan PPR, pemahaman siswa langsung dapat diukur 9 Manfaat yang diperoleh dalam merencanakan dan menerapkan pembelajaran dengan menggunakan PPR Meningkatkan peran siswa dalam proses belajar mengajar 10 Hal-hal apa saja yang masih perlu diperbaiki kembali dari pembelajaran dengan menerapkan PPR seperti yang telah dilakukan Siswa perlu mempelajari materi sebelum pelaksanaan pembelajaran 11 Apakah siswa berminat mengikuti pembelajaran dengan metode PPR selanjutnya seperti yang diterapkan di dalam kelas Ya, karena pembelajaran dengan metode PPR lebih menarik 12 Keberhasilan yang telah dicapai dengan menerapkan PPR dalam pembelajaran Siswa terlibat aktif dalam proses pembelajaran Tabel tersebut menunjukkan refleksi guru mitra setelah pembelajaran dengan penerapan PPR. Dalam refleksi tersebut hambatan yang dialami oleh guru adalah perlu perencanaan dan persiapan yang cukup matang serta membutuhkan banyak waktu untuk menerpakan pembelajaran menggunakan PPR karena banyaknya aspek yang harus dikembangkan belum lagi media yang harus dipersiapkan. Manfaat yang diperoleh adalah meningkatkan peran siswa dalam proses pemebelajaran. 2 Siswa Refleksi siswa terhadap proses pembelajaran dilakukan dengan wawancara. Berikut adalah hasil wawancara antara peneliti dengan siswa: Tabel 5.7 Wawancara Siswa pada Siklus Pertama No. Pertanyaan Jawaban Siswa 1 Setelah melakukan pembelajaran dengan model PPR, bagaimana tanggapan anda dengan model pembelajaran model PPR tersebut? Model pembelajaran PPR cukup membantu, saya bisa merefleksikan kembali apa yang dipelajari tadi sehingga kita bisa lebih memahami pelajaran. 2 Setelah mengikuti pembelajaran dengan model PPR, apakah anda Dapat mengembangkan sikap hemat di kehidupan sehari- hari, uang tersebut bisa memahami nilai-nilai kemanusiaan yang terkandung dalam materi terkait ? ditabung, buat skala prioritas, sehingga uang tersebut bisa digunakan untuk lain waktu Bisa bekerja sama dengan teman lain. 3 Apakah ada hambatan yang Anda temui selama mengikuti kegiatan pembelajaran dengan menerapkan PPR? Hambatan apa saja yang anda temui? Ada teman tidak mau ikut berpikir, teman hanya menerima jawaban saja. Ada teman pasif kurang kerja sama. 4 Apakah ada hal positif yang anda temui selama mengikuti kegiatan pembelajaran dengan menggunakan penerapan PPR, hal positif apa saja yang anda temui? Lebih berkesan, lebih menarik, sebelum pelajaaran berakhir kita bisa mengingat kembali apa yang kita pelajari melalui refleksi. 5 Apakan anda sudah terlibat aktif dalam diskusi kelompok, kegiatan apa saja yang anda lakukan selama kerja kelompok? Mengajukan pendapat, diskusi sharing dengan kelompok kemudian menyatukan pendapat, mengajukan pertanyaan. 3. Siklus Kedua Siklus kedua ini dilaksanakan dalam dua kali pertemuan. Pertemuan pertama dilaksanakan pada hari Sabtu, 12 Mei 2012 pada jam pelajaran ketiga sampai keempat pukul 08.30-10.00 WIB. Pertemuan kedua dilaksanakan pada hari Selasa, 15 Mei 2012 jam pelajaran kedua pukul 07.45-08.30WIB. Materi pembelajaran adalah fungsi tabungan, dengan peserta pembelajaran adalah siswa kelas XB yang berjumlah 34 siswa. Penerapan Paradigma Pedagogi Reflektif pada siklus kedua ini menerapkan model pembelajaran peta konsep. Berikut disajikan tahap- tahap penerapan Paradigma Pedagogi Reflektif. a. Perencanaan Pada tahap ini dilakukan penyusunan rencana pembelajaran untuk materi fungsi tabungan. Langkah-langkah persiapan dan perencanaan sebagai berikut: 1 Peneliti membuat perangkat pembelajaaran yang meliputi rencana pelaksanaan pembelajaran RPP, materi pembelajaran dan media pembelajaran. Berikut disajikan uraian masing-masing perangkat: a Rencana Pelaksanaan Pembelajaran RPP disusun sebagai pedoman pelaksanaanrencana pelaksanaan pembelajaran. RPP ini disesuaikan dengan PPR yaitu mengacu pada competence, conscience, dan compassion, serta menggunakan lima tahap dalam proses pembelajarannya, yaitu konteks, pengalaman refleksi, aksi dan evaluasi. Indikator dan tujuan pembelajaran disesuaikan dengan ketiga ranah tersebut. RPP tersaji pada lampiran 2. b Materi Pada siklus kedua ini materi yang diberikan fungsi tabungan. Standar kompetensi : memahami konsumsi dan investasi, dan kompetensi dasar : mendeskripsikan fungsi konsumsi dan fungsi tabungan. Materi pembelajaran termuat dalam RPP. c Media Pembelajaran Ada beberapa media pembelajaran yang digunakan dalam siklus kedua. Berikut adalah uraian media pembelajaran yang digunakan: 1 Peta konsep Peta konsep berisi soal tentang fungsi konsumsi dan tabungan. Peta konsep dibuat untuk mengingat-ingat materi sebelumya sekaligus pelajaran pada saat siklus kedua, sekaligus dibuat sebagai warming up sebelum masuk ke latihan soal. Gambar peta konsep tersaji pada lampiran 19. 2 Lembar Kerja Siswa LKS ini berisi soal-soal yang akan dikerjakan siswa dalam kelompok untuk mengembangkan nilai kerja sama siswa. Gambaran LKS tersaji dalam lampiran 20. 3 Video Video ini digunakan untuk mengembangkan aspek conscience para siswa. Video ini berisi tentang seorang pemuda yang mendapatkan undian berhadiah namun karena pemuda itu berfoya-foya dan tidak mampu mengelola keuangan sehingga mengakibatkan jatuh miskin. 4 Media pembelajaran lainnya Media pembelajaran lainnya meliputi laptop, viewer, dan speaker . Media tersebut digunakan untuk menunjang proses pembelajaran pada saat itu. Laptop, viewer, dan speaker digunakan untuk menyajikan power point dan video yang akan digunakan dalam pembelajaran. 2 Peneliti bersama guru mitra membagi para siswa ke dalam kelompok secara acak yang digunakan pada saat penerapan paradigma pedagogi reflektif. Para siswa akan masuk ke dalam kelompok kemudian setiap kelompok akan diberi latihan soal. Diharapkan para siswa dapat mengembangkan kerja sama dalam diskusi kelompok. 3 Peneliti menyiapkan instrumen pengumpulan data yang meliputi: a Kuesioner untuk mengukur sikap, minat, dan nilai hemat conscience serta kerja sama compassion. Kuesioner diberikan pada akhir pelajaran. Instrumen ini tersaji pada lampiran 7, 8, 9, 10. b Instrumen observasi terhadap kegiatan guru dalam melaksanakan Paradigma Pedagogi Reflektif. Lembar observasi kegiatan guru tersaji pada lampiran 20. c Instrumen observasi terhadap kegiatan siswa, lembar refleksi, dan aksi siswa yang digunakan untuk merefleksikan pengalaman para siswa yang didapat selama penerapan Paradigma Pedagogi Reflektif serta mengungkapkan aksi berdasarkan hasil refleksi. Lembar instrumen observasi terhadap kegiatan siswa, lembar refleksi, dan aksi siswa siklus dua tersaji pada lampiran 21 dan 22. b. Tindakan Proses pembelajaran dengan menggunakan Paradigma Pedagogi Reflektif dilaksanakan dalam dua kali pertemuan. Pertemuan pertama dilaksanakan pada hari Sabtu, 12 Mei 2012 pukul 08.30-10.00 WIB 2 jam pelajaran sedangkan pertemuan kedua dilaksanakan pada hari Selasa, 15 Mei 2012 pukul 07.45-08.30 WIB 1 jam pelajaran. Sebelum penerapan paradigma pedagogi reflektif dimulai siswa diberikan soal pre test siklus dua lampiran 23. Soal pre tests berisi 10 soal check point. Pre test digunakan untuk mengukur competence siswa sebelum diterapkan Paradigma Pedagogi Reflektif. Langkah- langkah tindakan penerapan PPR adalah sebagai berikut: 1 Konteks Dalam tahap ini, siswa diajak untuk mencermati konteks- konteks di sekitar mereka guna mendukung proses pembelajaran. Sebelum memulai pelajaran guru mengucapkan salam kepada para siswa. Guru tidak langsung menuju materi pelajaran. Konteks yang diberikan oleh guru adalah menekankan bahwa tabungan sudah dikenal oleh siswa sejak kecil. Guru menceritakan tentang dulu ketika kita kecil diberi uang dan uang tersebut sisa, uang receh selalu kita memasukan ke dalam celengan berbentuk kodok, ayam dan babi. 2 Pengalaman Pada tahap ini siswa diajak mencari pemahaman baru dari apa yang didapat atau dilakukan atas semua kegiatan dalam pembelajaran. Pengalaman diberikan pada para siswa secara tidak langsung yaitu dari mendengarkan penjelasan guru. Pada saat itu guru membahas beberapa soal pre test. Selanjutnya setelah selesai dengan beberapa soal pre test guru meminta siswa berkumpul dengan masing-masing kelompok. Siswa diberi guru soal berupa bagan peta konsep yang tidak lengkap, kemudian dalam kelompok siswa harus mengisi peta konsep tersebut agar lengkap. Di sini para siswa akan bekerja sama untuk menemukan jawaban dan berlomba menyelesaikan peta konsep untuk menjadi yang tercepat. Maksud dari diskusi kelompok ini dalam rangka mengembangkan competence serta nilai kerja sama para siswa. Kerja sama adalah salah satu nilai kemanusiaan yang merupakan aspek dari compassion . Setelah warming up dengan lembar peta konsep para siswa dituntut lagi untuk bekerja sama dalam menyelesaikan LKS mengenai fungsi tabungan. Pengalaman yang terakhir diberikan adalah sebuah video berjudul undian berhadiah dengan durasi sebelas menit. Video ini diberikan pada pertemuan kedua. Video ini berkisah tentang pemuda yang mendapat undian berhadiah. Namun karena pemuda itu tidak bisa berhemat atau berfoya-foya mengakibatkan semua harta yang diperoleh dari hasil undian itu pun habis. Video tersebut digunakan untuk mengembangkan nilai conscience siswa yaitu minat, sikap, serta hemat. 3 Refleksi Pada tahap ini siswa diajak untuk berefleksi, mengenai pengalaman belajar yang diperoleh siswa dari pertemuan pertama siklus kedua serta dari video yang diputar serta diharapkan mempunyai makna sehingga mampu mendorong siswa untuk melakukan aksi atau tindakan. Guru meminta siswa untuk mengingat-ingat dengan menggunakan daya ingat, pemahaman, pengalaman, serta ide pada pertemuan yang lalu. Guru memberikan lembar pertanyaan refleksi tertulis lampiran 25 kepada siswa, yang terdiri dari: apa yang kalian rasakan ketika berdiskusi, nilai apa yang dapat dipetik dari berdiskusi?, apa manfaat jika kita dapat bekerja sama dengan teman?, nilai apa yang terkandung dalam video?, manfaat apa yang kita rasakan jika kita bisa berhemat?. 4 Aksi Siswa diminta untuk menuliskan aksi mereka dalam lembar aksi lampiran 26 yang telah diberikan sebelumnya oleh peneliti. Pertanyaan aksi antara lain: setelah kalian menyadari pentingnya kerja sama dalam kelompok, niattindakan apa yang akan kalian lakukan?, setelah melihat video undian berhadiah dan tahu tentang pentingnya sikap hemat, tindakanniat apa yang akan dilakukan dalam kehidupan sehari-hari. 5 Evaluasi Sebagai evaluasi guru memberikan soal post test yang sekaligus digunakan untuk melihat aspek competence. Soal post test lampiran 24 berupa 10 soal pilihan ganda. Kemudian untuk mengukur perkembangan ranah conscience dan compassion digunakan kuesioner. c. Observasi 1 Observasi Terhadap Guru Observasi terhadap kegiatan guru dilakukan bersamaan dengan dilaksanakannya proses pembelajaran pada siklus kedua. Kegiatan guru selama proses pembelajaran tampak dalam catatan anekdotal kegiatan guru siklus kedua lampiran 36, selain itu adapun rangkuman kegiatan guru dalam proses pembelajaran disajikan dalam tabel berikut: Tabel 5.8 Hasil Observasi Kegiatan Guru Dalam Proses Pembelajaran Pada Siklus II NO KEGIATAN YANG DIAMATI YA TIDAK 1 Guru menggali pengalaman siswa 9 2 Guru menggali pengetahuan siswa 9 3 Guru melihat sejauh mana siswa sudah memahami materi yang akan diajarkan 9 4 Guru menjelaskan materi dengan baik 9 5 Guru memberikan latihan soal 9 6 Guru mengaitkan materi dengan realitas kehidupan sehari-hari 9 7 Guru mengajak siswa untuk mencari nilai-nilai kemanusiaan yang terkait dengan materi pembelajaran 9 8 Guru memancing siswa melalui media untuk lebih memahami nilai- nilai kemanusiaan yang terkait 9 9 Guru berusaha meyakinkan siswa untuk menumbuhkembangkan nilai- nilai kemanusiaan untuk dipetik 9 10 Guru menyatakan bahwa dalam setiap pembelajaran terdapat nilai- nilai kemanusiaan yang dapat dipetik 9 11 Guru memberi kesempatan siswa untuk berdiskusi dalam kelompok 9 12 Guru mengajak siswa untuk saling membantu satu sama lain dalam pembelajaran 9 13 Guru berusaha meyakinkan siswa bahwa kerjasama itu memberikan banyak keuntungan 9 14 Guru mengajak siswa untuk sharing 9 atas pengalaman dalam diskusi 15 Guru menegaskan kepada siswa pentingnya kerjasama 9 16 Guru mengajak siswa untuk berefleksi 9 17 Guru memberikan pertanyaan refleksi selama pembelajaran 9 18 Guru mengajak siswa untuk melakukan tindakan melalui refleksi tersebut 9 19 Guru memberikan pertanyaan aksi tindakan 9 20 Guru mengingatkan kembali nilai- nilai kemanusiaan yang sudah dipetik setelah pembelajaran berakhir 9 Tabel 5.8 tersebut di atas mendeskripsikan penerapan PPR siklus kedua dalam dua pertemuan. Pada pelaksanaan siklus dua sama dengan siklus pertama, guru sudah melaksanakan pembelajaran dengan runtut sesuai dengan RPP yang telah dibuat. Setelah pre test guru membuka dengan konteks tentang tabungan, kemudian dilanjutkan dengan pengalaman melalui ceramah, diskusi dalam kelompok, dan video. Di dalam pengalaman tersebut guru mengembangkan ketiga aspek competence, conscience, dan compassion . Setelah tahap tersebut guru menuntun siswa agar berefleksi. Kemudian dari pengolahan pengalaman melalui refleksi siswa diminta untuk membuat aksitindakan. Tahap terakhir siswa mengerjakan pre test , kuesioner, serta lembar refleksi dan aksi guna mengetahui perkembangan competence, conscience dan compassion setelah penerapan PPR siklus kedua. 2 Observasi siswa Observasi ini dilakukan bersamaan dengan pelaksanaan siklus kedua. Kegiatan siswa selama proses pembelajaran tampak dalam catatan anekdotal kegiatan siswa siklus kedua lampiran 37, selain itu adapun data hasil observasi siswa selama proses pembelajaran dapat dilihat pada table berikut: Tabel 5.9 Hasil Observasi Kegiatan Siswa pada Siklus II No Kegiatan Ya Tidak 1 Siswa siap mengikuti pembelajaran 9 2 Siswa menanggapi setiap pertanyaan guru 9 3 Siswa aktif dalam diskusi 9 4 Siswa memperhatikan penjelasan teman 9 5 Siswa mencatat hal-hal penting saat pembelajaran berlangsung 9 6 Siswa mengemukakan atau menanggapi pendapat teman yang sedang menjelaskan 9 7 Siswa memperhatikan guru yang mengajar 9 8 Siswa menanggapi pembahasan pembelajaran dengan baik 9 9 Siswa mengajukan pertanyaan 9 10 Siswa mengerjakan tugas yang diberikan dengan baik 9 Adapun data hasil observasi siswa untuk analisis aspek competence di sajikan pada lampiran 27. Pada lampiran tersebut menunjukkan hasil pre test dan post test penerapan PPR siklus kedua. Dari data di atas terlihat bahwa rata-rata siswa hasil pre test siklus pertama sebesar 47,65 dan rata-rata hasil post test siklus pertama 74,71 dengan kata lain mengalami peningkatan sebesar 56,8. Berdasarkan hasil tersebut penerapan PPR aspek competence dapat dikatakan mengalami peningkatan. Untuk hasil observasi aspek conscience dan compassion tersaji pada lampiran 28 dan 28. Pada lampiran 28 dan 29 menunjukkan data hasil observasi pada penerapan PPR siklus kedua. Berdasarkan Penilaian Acuan Patokan PAP rata-rata data tersebut dikonversikan ke data kualitatif menyatakan bahwa sikap sebesar 3,66 dinyatakan baik, minat sebesar 3,49 dinyatakan cukup, hemat sebesar 3,74 dinyatakan baik, kerja sama sebesar 4,07 dinyatakan baik. Secara keseluruhan hasil kuesioner dari penerapan PPR siklus kedua mengalami peningkatan. d. Refleksi Refleksi ini dilakukan pada akhir siklus kedua. Refleksi dilakukan oleh guru mitra dan siswa lampiran 44. Berikut ini dipaparkan hasil refleksi siklus kedua: 1 Guru Tabel 5.10 Hasil Refleksi Guru Mitra Terhadap Perangkat dan Model Pembelajaran dengan Paradigma Pedagogi Reflektif PPR Pada Siklus II No Uraian Komentar 1 Penilaian guru terhadap komponen pembelajaran yang digunakan dalam pembelajaran Baik. Siswa dapat mengukur pemahaman yang diperoleh setiap dengan metode PPR pertemuan 2 Penilaian guru terhadap aktivitas siswa dalam kegiatan pembelajaran PPR Baik. Semua siswa dapat berperan aktif pada setiap kegiatan pembelajaran 3 Kesan guru terhadap aktivitas siswa selama diskusi dalam kelompok Baik. Semua siswa telah melaksanakan diskusi kelompok dengan baik 4 Kesan guru terhadap proses pembelajaran dengan PPR Baik. Merangsang aktivitas siswa 5 Kesan guru terhadap hasil belajar siswa pada pembelajaran dengan PPR Baik. Siswa dapat lebih mudah memahami materi 6 Kesan guru terhadap minat siswa selama pembelajaran dengan menerapakan PPR Baik. Siswa tidak bosan mengikuti pembelajaran 7 Hambatan yang ditemui, jika nanti guru akan merencanakan kegiatan pembelajaran dengan menggunakan PPR - Waktu kurang - Suasana kelas tidak kondusif 8 Hal-hal yang mendukung jika nanti guru merencanakan pembelajaran dengan menggunakan PPR Sudah memiliki pengalaman melaksanakan PTK sehingga tinggal mengembangkan 9 Manfaat yang diperoleh dalam merencanakan dan menerapkan pembelajaran dengan menggunakan PPR Dapat merangsang perkembangan siswa tidak hanya dari aspek kognitif saja 10 Hal-hal apa saja yang masih perlu diperbaiki kembali dari pembelajaran dengan menerapkan PPR seperti yang telah dilakukan - Suasana kelas yang lebih kondusif - Waktu untuk meresapkan materi bagi siswa 11 Apakah siswa berminat mengikuti pembelajaran dengan metode PPR selanjutnya seperti yang Ya, siswa berminat dan aktif dalam pembelajaran. diterapkan di dalam kelas 12 Keberhasilan yang telah dicapai dengan menerapkan PPR dalam pembelajaran Siswa mudah dan cepat memahami materi Tabel tersebut menunjukkan refleksi guru selama penerapan PPR. Dalam refleksi, hambatan yang dialami oleh guru adalah alokasi waktu serta situasi kelas tidak kondusif. Dalam hal ini pada saat diskusi membuat para siswa lebih aktif sehingga membuat kondisi kelas sedikit ramai, serta perhatian guru harus terbagi dalam kelompok-kelompok tersebut. Adapun manfaat dapat merangsang perkembangan siswa tidak hanya dari aspek kognitif saja. Dapat disimpulkan bahwa guru dapat mengembangkan ketiga aspek competence, conscience, dan compassion walaupun kondisi kelas tidak kondusif. 2 Siswa Dari hasil refleksi siswa terhadap lembar refleksi dan aksi pada siklus kedua diperoleh hasil sebagai berikut: Tabel 5.11 Hasil Refleksi Siswa terhadap Perangkat dan Model Pembelajaran dengan Paradigma Pedagogi Reflektif PPR Pada Siklus II No Aspek yang diamati Ya Tidak Komentar 1 Apakah anda memperoleh manfaat dengan mempelajari materi fungsi konsumsi dan tabungan? Manfaat 100 Bisa mengetahui fungsi konsumsi dan tabungan, dan bisa menghitung konsumsi dan apa yang Anda peroleh? tabungan, bisa berhemat, tidak boros, lebih minat untuk menabung 2 Setelah mengikuti pembelajaran dengan menerapkan PPR, apakah Anda semakin berminat untuk mengikuti kegiatan pembelajaran selanjutnya? Bagaimana tanggapan anda dengan model pembelajaran PPR tersebut? 84 16 Menarik, mendukung siswa untuk memahami materi, menyenangkan, tidak membosankan, asyik, biasa saja. 3 Setelah mengikuti pembelajaran dengan menerapkan PPR, apakah Anda dapat memahami nialai- nilai kemanusiaan yang di dalam materi yang terkait? 77 23 Kerjasama, bisa ngirit hemat, saling menghargai, tidak egois, tolong menolong 4 Apakah ada hambatan yang Anda temui selama mengikuti kegiatan pembelajaran dengan menerapkan PPR? Hambatan apa saja yang anda temui? 48 52 Tidak ada, model PPR sudah membantu saya untuk lebih memahami materi. Ada hambatan kurang memahami materi, kondisi belajar tidak efektif, ribut. 5 Apakah anda sudah terlibat aktif dalam, diskusi kelompok? kegiatan apa yang anda lakukan selama kerja kelompok? 90 10 Mengemukakan pendapat, diskusi, menyamakan pendapat, mengajukan pertanyaan, Berdasarkan tabel tersebut di atas kesan siswa tentang PPR siklus kedua antara lain: semua siswa dapat memahami materi fungsi konsumsi dan tabungan, pembelajaran dengan PPR menarik, mendukung siswa untuk memahami materi, menyenangkan, tidak membosankan, dan asyik. Namun ada beberapa siswa yang masih merasa biasa saja. Sebagian siswa sudah memahami nilai yang terkandung dalam materi yaitu nilai hemat dan kerja sama, namun masih ada siswa yang belum menangkap nilai hemat dan kerja sama yang terkandung dalam materi dan proses pembelajaran. Hal ini terlihat adanya nilai-nilai lain yang ditulis dalam lembar refleksi dan aksi, yaitu: saling menghargai, tidak egois, tolong menolong, dan sebagainya. Beberapa hambatan yang dialami adalah kurang memahami materi, kondisi belajar tidak efektif, dan ribut. Kerja sama sudah terjalin dengan baik, yang tampak dari siswa sudah mengemukakan pendapat, berdiskusi, menyamakan pendapat, dan mengajukan pertanyaan dalam diskusi.

B. Analisis Komparasi tentang Competence, Conscience, dan Compassion

3C Siswa Sebelum dan Sesudah Penerapan Paradigma Pedagogi Reflektif PPR Analisis komparasi dilakukan untuk melihat perkembangan competence, conscience , dan compassion siswa sebelum dan sesudah penerapan paradigma pedagogi reflektif PPR. Berikut dipaparkan hasil analisis komparasi competence , conscience, dan compassion. 1. Aspek Competence Berdasarkan hasil tes aspek competence yang dilakukan dari kondisi awal sebelum penerapan pola PPR sampai akhir siklus II, tampak ada peningkatan pada aspek competence. Perkembangan aspek competence dapat dilihat pada tabel berikut: Tabel 5.12 Analisis Komparasi Aspek Competence Siswa Komponen Skor Rata-Rata Siklus Rerata Pertama Kedua Pre test 35,88 47,65 41,77 Post test 73,82 74,71 74,27 Kenaikan 37,94 27,06 32,5 Dari tabel di atas dapat disimpulkan bahwa pada siklus pertama seluruh siswa mengalami peningkatan dalam aspek competence. Hal ini dapat dilihat dari skor rata-rata pre test siklus pertama sebesar 35,88 menjadi sebesar 73,82 pada post test atau mengalami peningkatan sebesar 106. Pada siklus kedua skor rata-rata tes naik dari sebesar 47,65 menjadi sebesar 74,71 atau mengalami peningkatan sebesar 56,8. Secara umum dari siklus pertama ke siklus kedua mengalami peningkatan di setiap tes, walaupun secara persentase kenaikan siklus pertama lebih tinggi dibandingkan siklus kedua. Dapat disimpulkan bahwa penerapan PPR pada mata pelajaran ekonomi khususnya pada materi fungsi konsumsi dan tabungan dapat memberi dampak meningkatnya aspek competence. Hal ini dapat dilihat dari skor rata-rata pre test siklus pertama dan siklus kedua sebesar 41,77 naik menjadi sebesar 74,27 pada skor rata-rata post test siklus pertama dan kedua. 2. Aspek Conscience Pada aspek ini nilai yang dikembangkan adalah sikap hemat, namun bukan hanya nilai itu saja yang diukur, ada pula ranah sikap dan ranah minat. Untuk penilaian aspek ini digunakan instrumen berupa kuesioner. Penilaian dalam penerapan PPR ini dilakukan tiga kali yaitu satu kali sebelum penerapan PPR dan dua kali di setiap akhir siklus. Kuesioner disusun berdasarkan skala Likert. a. Sikap Pengukuran sikap dilakukan menggunakan kuesioner dengan 10 butir pernyataan. Berikut adalah hasil rata-rata penilaian sikap berdasar Penialaian Acuan Patokan PAP kemudian dikonversikan ke data kualitatif . Tabel 5.13 Skor Rata-rata Sikap Pengukuran Rata-rata Rerata sesudah dan sebelum Keterangan Sebelum penerapan PPR 3,24 3,24 Cukup Akhir siklus pertama 3,49 3,58 Baik Akhir siklus kedua 3,66 Dari tabel di atas, dapat dilihat bahwa rerata skor sikap antara sebelum dan setelah penerapan PPR mengalami peningkatan, yaitu dari sebesar 3,24 menjadi 3,58, atau naik sebesar 0,34 10,5. Dapat juga dikatakan bahwa sikap siswa mengalami perubahan dari kriteria “cukup” menjadi kriteria “baik” setelah data kuantitatif dikonversikan ke data kualitatif. b. Minat Aspek minat diukur menggunakan kuesioner dengan 10 butir pernyataan. Berikut adalah hasil pengukuran sikap berdasar Penialaian Acuan Patokan PAP yang kemudian dikonversikan ke data kualitatif. Tabel 5.14 Skor Rata-rata Minat Pengukuran Rata-rata Rerata sesudah dan sebelum Keterangan Sebelum penerapan PPR 3,28 3,28 Cukup Akhir siklus pertama 3,38 3,44 Baik Akhir siklus kedua 3,49 Dari tabel di atas, dapat dilihat bahwa rerata skor sikap antara sebelum dan setelah penerapan PPR mengalami peningkatan, yaitu dari sebesar 3,28 menjadi 3,44, atau naik sebesar 0,16 4,87. Dapat juga dikatakan bahwa sikap siswa mengalami perubahan dari kriteria “cukup” menjadi kriteria “baik” setelah data kuantitatif dikonversikan ke data kualitatif. c. Nilai Hemat Penilaian sikap hemat diukur menggunakan kuesioner dengan 10 butir pernyataan. Berikut adalah hasil rata-rata penilaian sikap berdasar Penialaian Acuan Patokan PAP kemudian dikonversikan ke data kalitatif menyatakan: Tabel 5.15 Skor Rata-rata Penilaian Hemat Pengukuran Rata-rata Rerata sesudah dan sebelum Keterangan Sebelum penerapan PPR 3,41 3,41 Baik Akhir siklus pertama 3,68 3,71 Baik Akhir siklus kedua 3,74 Dari tabel 5.13 terlihat bahwa rerata skor nilai hemat antara sebelum dan setelah penerapan PPR mengalami peningkatan dari sebesar 3,41 menjadi 3,71, atau naik sebesar 0,30 8,79. Dengan demikian dapat juga dikatakan bahwa sikap hemat siswa mengalami peningkatan, meskipun secara kuantitatif kecil dan secara kualitatif masih berada pada kriteria yang sama. Berdasarkan hasil pengukuran sikap, minat, dan nilai hemat dapat didapat perkembangan rerata aspek conscience yang tersaji pada tabel berikut: Tabel 5.16 Perbandingan Skor Aspek Conscience antara Sebelum dan Sesudah Penerapan PPR Pengukuran Rata- rata Hasil Rerata Sebelum dan Sesudah Keterangan Sebelum penerapan PPR 3,31 3,31 Cukup Akhir siklus pertama 3,52 3,58 Baik Akhir siklus kedua 3,63 Dapat dilihat bahwa rerata skor aspek conscience menunjukkan perkembangan di setiap siklusnya. Perkembangan rata-rata aspek conscience dari sebelum penerapan PPR sebesar 3,31 naik menjadi 3,52 di akhir siklus pertama, kemudian naik menjadi 3,63 di siklus kedua. Kemudian dilihat dari rerata sebelum dengan sesudah penerapan PPR diperoleh hasil bahwa rerata sebelumnya sebesar 3,31 naik menjadi sebesar 3,58 atau naik sebesar 0,27 8,15. Apabila dikonversikan data kuantitatif tersebut ke data kualitatif berdasarkan Penilaian Acuan Patokan PAP dapat disimpulkan bahwa terjadi peningkatan dari kriteria cukup sebelum penerapan PPR menjadi kriteria baik setelah penerapan PPR. Perkembangan aspek conscience dapat dilihat juga dari hasil refleksi siswa terhadap perangkat dan model pembelajaran paradigma pedagogi reflektif PPR di akhir siklus kedua yang menunjukkan bahwa sebanyak 77 siswa memahami nilai-nilai kemanusiaan yang terkait dalam materi dan 23 atau kurang dari seperempat siswa kurang memahami nilai yang terkandung dalam materi. Didukung pula dengan lembar refleksi dan aksi di setiap akhir siklus yang menunjukkan sebagian besar siswa mengungkapkan bahwa sikap hemat itu penting karena dengan hemat

Dokumen yang terkait

Implementasi paradigma pedagogi reflektif dalam pembelajaran matematika untuk meningkatkan competence, conscience, dan compassion mahasiswa.

1 1 11

Penerapan paradigma pedagogi reflektif dalam pembelajaran materi uang untuk meningkatkan Competence, Conscience, dan Compassion (3C) siswa kelas X1 SMA Kolese De Britto Yogyakarta.

3 19 299

Penerapan paradigma pedagogi reflektif dalam pembelajaran materi fungsi konsumsi dan tabungan untuk meningkatkan competence, conscience, dan compassion siswa kelas X2 SMA Pangudi Luhur Yogyakarta.

0 0 223

Penerapan Paradigma Pedagogi Reflektif (PPR) dalam pembelajaran materi pendapatan nasional untuk meningkatkan competence, conscience, dan compassion siswa kelas XC SMA Pangudi Luhur St. Louis IX Sedayu.

0 15 256

Penerapan paradigma pedagogi reflektif dalam pembelajaran materi fungsi konsumsi dan tabungan untuk meningkatkan competence, conscience, dan compassion siswa kelas X SMA Pangudi Luhur St.Louis IX Sedayu

0 4 194

Penerapan Paradigma Pedagogi Reflektif (PPR) dalam pembelajaran materi pendapatan nasional untuk meningkatkan competence, conscience, dan compassion siswa kelas XC SMA Pangudi Luhur St. Louis IX Sedayu - USD Repository

0 1 254

PENERAPAN PARADIGMA PEDAGOGI REFLEKTIF PADA PEMBELAJARAN MATERI FUNGSI KONSUMSI DAN TABUNGAN UNTUK MENINGKATKAN COMPETENCE, CONSCIENCE, DAN COMPASSION SISWA KELAS X-2 SMA PANGUDI LUHUR YOGYAKARTA SKRIPSI

0 1 221

Penerapan paradigma pedagogi reflektif pada pembelajaran materi indeks harga dan inflasi untuk meningkatkan competence, conscience, dan compassion siswa kelas X SMA Pangudi Luhur Santo Louis IX Sedayu - USD Repository

0 0 204

Implementasi pembelajaran sejarah berbasis paradigma pedagogi reflektif melalui pemanfaatan multimedia untuk meningkatkan competence, conscience, dan compassion siswa kelas XI IPA 2 SMA Pangudi Luhur St. Louis IX Sedayu - USD Repository

0 17 271

Implementasi pembelajaran sejarah berbasis paradigma pedagogi reflektif melalui pemanfaatan multimedia untuk meningkatkan competence, conscience, dan compassion siswa kelas XI IPA 1 SMA Pangudi Luhur St. Louis Ix Sedayu - USD Repository

0 0 222