Analisis Komparasi tentang Competence, Conscience, dan Compassion

Tabel 5.16 Perbandingan Skor Aspek Conscience antara Sebelum dan Sesudah Penerapan PPR Pengukuran Rata- rata Hasil Rerata Sebelum dan Sesudah Keterangan Sebelum penerapan PPR 3,31 3,31 Cukup Akhir siklus pertama 3,52 3,58 Baik Akhir siklus kedua 3,63 Dapat dilihat bahwa rerata skor aspek conscience menunjukkan perkembangan di setiap siklusnya. Perkembangan rata-rata aspek conscience dari sebelum penerapan PPR sebesar 3,31 naik menjadi 3,52 di akhir siklus pertama, kemudian naik menjadi 3,63 di siklus kedua. Kemudian dilihat dari rerata sebelum dengan sesudah penerapan PPR diperoleh hasil bahwa rerata sebelumnya sebesar 3,31 naik menjadi sebesar 3,58 atau naik sebesar 0,27 8,15. Apabila dikonversikan data kuantitatif tersebut ke data kualitatif berdasarkan Penilaian Acuan Patokan PAP dapat disimpulkan bahwa terjadi peningkatan dari kriteria cukup sebelum penerapan PPR menjadi kriteria baik setelah penerapan PPR. Perkembangan aspek conscience dapat dilihat juga dari hasil refleksi siswa terhadap perangkat dan model pembelajaran paradigma pedagogi reflektif PPR di akhir siklus kedua yang menunjukkan bahwa sebanyak 77 siswa memahami nilai-nilai kemanusiaan yang terkait dalam materi dan 23 atau kurang dari seperempat siswa kurang memahami nilai yang terkandung dalam materi. Didukung pula dengan lembar refleksi dan aksi di setiap akhir siklus yang menunjukkan sebagian besar siswa mengungkapkan bahwa sikap hemat itu penting karena dengan hemat orang bisa mengelola pengeluaran, bisa menabung, menahan orang agar tidak menjadi konsumtif. Dari lembar aksi diperoleh beberapa tips-tips berhemat yang akan diterapkan siswa antara lain: menabung, membuat skala prioritas dan mengesampingkan ego dan gengsi. Hal tersebut dapat disimpulkan bahwa dengan penerapan PPR pada pembelajaran ekonomi dapat meningkatkan aspek conscience siswa. 3. Compassion Aspek compassion yang dikembangkan dalam penerapan PPR ini adalah kerja sama. Untuk pengukuran aspek ini digunakan instrumen berupa kuesioner. Pengukuran aspek compassion dalam penerapan PPR ini dilakukan tiga kali, yaitu satu kali sebelum penerapan PPR dan dua kali di setiap akhir siklus. Pengukuran dilakukan dengan kuesioner yang terdiri 10 butir pertanyaan. Kuesioner disusun berdasarkan skala Likert. Berikut adalah hasil pengukuran terhadap perkembangan aspek compassion. Tabel 5.17 Perbandingan Skor Aspek Compassion antara Sebelum dan Sesudah Penerapan PPR Pengukuran Rata-rata Rerata sebelum dan sesudah Keterangan Sebelum penerapan PPR 4,02 4,02 Baik Akhir siklus pertama 4,04 4,05 Baik Akhir siklus kedua 4,07 Dapat dilihat bahwa hasil rerata skor aspek compassion menunjukkan perkembangan di setiap siklusnya. Perkembangan skor rata- rata aspek compassion dari sebelum penerapan PPR sebesar 4,02 naik menjadi sebesar 4,04 di akhir siklus pertama, kemudian naik menjadi 4,07 di akhir siklus kedua. Kemudian dilihat dari rerata skor sebelum dengan sesudah penerapan PPR diperoleh hasil bahwa sebelumnya sebesar 4,02 menjadi sebesar 4,05 atau naik sebesar 0,03 0,75. Apabila dikonversikan data kuantitatif tersebut ke data kualitatif berdasarkan Penilaian Acuan Patokan PAP dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi peningkatan yaitu keduanya termasuk kriteria baik. Walaupun tidak terjadi peningkatan berdasarkan PAP namun pada aspek compassion terjadi kenaikan rerata meskipun relatif kecil tetapi masih dalam kriteria yang sama. Perkembangan aspek compassion dapat dilihat juga dari hasil refleksi siswa terhadap penerapan paradigma pedagogi reflektif PPR di akhir siklus kedua yang menunjukkan bahwa sebanyak 77 siswa memahami nilai-nilai kemanusiaan yang terkait dalam materi dan 23 atau kurang dari perempat siswa kurang memahami nilai yang terkandung dalam materi. Didukung pula dengan lembar refleksi dan aksi di setiap akhir siklus yang menunjukkan sebagian besar siswa mengungkapkan bahwa jika bekerja sama dengan orang lain hasil yang para siswa peroleh antara lain: pekerjaan yang sulitberat akan menjadi ringan dan mudah, saling menghormati dan menghargai pendapat orang lain, kekompakan. Dari berbagai hal tersebut dapat disimpulkan bahwa dengan penerapan PPR pada pembelajaran ekonomi dapat meningkatkan aspek compassion siswa. Berdasarkan hasil analisis komparasi di atas tampak bahwa terdapat peningkatan pada ketiga aspek competence, conscience, dan compassion. Hal ini dapat dilihat pada tabel berikut: Tabel 5.18 Perbandingan Skor Aspek Competence, Conscience, serta Compassion antara Sebelum dan Sesudah Penerapan PPR Aspek Pengukuran Persentase Peningkatan Keterangan Sebelum penerapan PPR Setelah penerapan PPR Competence 41,77 74,27 77,8 - Conscience 3,31 3,58 8,15 Baik Compassion 4,02 4,05 0,75 Baik Dari tabel tersebut dapat terlihat bahwa penerapan Paradigma Pedagogi Reflektif PPR dapat membantu meningkatkan competence, conscience , dan compassion. Terjadinya peningkatan di setiap aspek yang diteliti menggambarkan bahwa ada perkembangan pada aspek competence, conscience , dan compassion dalam diri siswa meskipun kenaikan skor tersebut relatif kecil dan masih dalam kriteria yang sama pada data kualitatif. Namun hal tersebut belum bisa dijadikan patokan bahwa siswa sudah berubah secara karakternya setelah penelitian ini selesai dilakukan karena membutuhkan waktu yang lama untuk menjadikan seseorang atau siswa merubah karakternya sesuai dengan niat-niat dalam aksi yang mereka tuliskan. Selain itu untuk merubah karakternya sesuai dengan niat- niat dalam aksi yang mereka tuliskan harus ada kemauan dan niat dari setiap diri para siswa.

BAB VI KESIMPULAN, KETERBATASAN, DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, dapat diambil kesimpulan bahwa pembelajaran materi fungsi konsumsi dan tabungan dengan penerapan Paradigma Pedagogi Reflektif PPR dapat meningkatkan aspek competence, conscience, dan compassion siswa XB SMA Pangudi Luhur St. Louis IX Sedayu. Hal tersebut dapat dilihat dari peningkatan skor aspek competence, conscience dan compassion siswa setelah melakukan pembelajaran menggunakan pola PPR. Pada aspek competence sebelum menerapkan PPR sebesar 47,77, dan setelah penerapan PPR skor menjadi sebesar 74,27, dengan kata lain mengalami peningkatan sebesar 77,8. Pada aspek conscience sebelum penerapan PPR dilakukan pengukuran dengan skala Likert diperoleh skor sebesar 3,31 menjadi 3,58 setelah penerapan PPR, naik sebesar 8,15 atau jika data kuntitafif dikonversikan ke data kualitatif naik dari kriteria cukup sebelum penerapan PPR menjadi kriteria baik setelah penerapan PPR. Rerata skor aspek compassion sebelum penerapan PPR sebesar 4,02 menjadi 4,05 setelah penerapan PPR naik sebesar 0,75 namun jika data kuntitafif dikonversikan ke data kualitatif kriteria baik sebelum penerapan PPR tidak mengalami peningkatan setelah penerapan PPR. 95

B. Keterbatasan Penelitian

Adapun keterbatasan dalam penelitian ini adalah: 1. Waktu pelaksanaan dalam penerapan Paradigma Pedagogi Reflektif ini dirasa kurang. Seharusnya dibutuhkan waktu 135 menit untuk satu siklus namun karena kurangnya waktu dalam satu pertemuan sehingga dilanjutkan ke pertemuan berikutnya, satu siklus siklus dua pertemuan dengan jeda waktu beberapa hari, sehingga harus ada penyesuaian lagi untuk pertemuan berikutnya. 2. Pengukuran aspek conscience dan compassion relatif sulit dilakukan. Instrumen kuesioner yang digunakan untuk mengukur conscience dan compassion kemungkinan juga masih memiliki kelemahan. Di sisi lain sulit dipertanggungjawabkan apakah kuesioner tersebut diisi dengan jujur. Karena ada kemungkinan siswa mengisi dengan tidak jujur, sehingga ada kemungkinan hasil pengukuran conscience dan compassion tidak mencerminkan keadaan yang sebenarnya. 3. Guru masih canggung dalam penerapan beberapa model pembelajaran yang digunakan dalam penelitian ini. 4. Banyaknya butir soal dalam lembar kuesioner dan lembar refleksi sehingga membuat siswa kurang antusias ketika dibagi lembar tersebut, dan kemungkinan siswa tidak serius dalam mengisi kuesioner dan lembar refleksi.

C. Saran

Sehubungan dengan penelitian yang telah dilakukan, ada beberapa saran yang perlu dipertimbangkan sebagai bahan untuk meningkatkan mutu pendidikan khususnya dalam proses pembelajaran, diantaranya adalah sebagai berikut : 1 Bagi Guru PPR dapat digunakan sebagai salah satu pembelajaran yang inovatif, karena selain mengembangkan aspek competence para siswa, PPR juga dapat mengembangkan aspek conscience dan compassion siswa. 2 Bagi Kampus PPR digunakan untuk referensi tambahan pembelajaran inovatif yang nantinya dapat diterapkan dalam perkuliahan. DAFTAR PUSTAKA Adi, C. Kuntoro, Dr., et al. 2010. Model Pendidikan Karaker Di Universitas Sanata Dharma Yogyakarta. Yogyakarta : Universitas Sanata Dharma. Departemen Pendidikan Nasional. 2007. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta. Depdiknas Eko, Yuli. 2009. Ekonomi untuk SMA dan MA Kelas X, Jakarta : CV Mitra Media Pustaka Kusumah, Wijaya dan Dwitagama, Dedi. 2009. Mengenal Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Indeks. P3MP dan LPM Universitas Sanata Dharma. 2010. Panduan Evaluasi Pembelajaran Berbasis Pedagogi Ignasian . Yogyakarta: Universitas Sanata Dharma. Poerwadarminta. 2005. Kamus Umum Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka. Prijowuntato Widanarto. 2007. Modul Evaluasi Pembelajaran. Universitas Sanata Dharma Yogyakarta: tidak diterbitkan Priyotamtama, P. Wiryono. 2008. “Model Pembelajaran Pedagogi Ignasian Ditinjau Dari Komponen “Pengalaman” dengan Pengaruh-Pengaruh yang Bisa Diharapkan”. Widya Dharma Oktober 2008 Subagya. 2010. Paradigma Pedagogi Reflektif. Yogyakarta: Kanisius. Sukamto Slamet, dkk. 2006. Ekonomi SMA Kelas X. Jakarta: Yudhistira. Sukwiaty, H. Sudirman Jamal, Slamet Sukamto. 2009. Ekonomi SMA Kelas X. Jakarta: Yudhisthira. Susilo, 2007. Panduan Penelitian Tindakan Kelas. Yogyakarta: Pustaka Book Publisher. Tim PPR SD Kelompok Kanisius. Paradigma Pedagogi Reflektif PPR: Pengertian dan Dinamika . SD Kanisius Yogyakarta: tidak diterbitkan M-edukasi. 2012. Tujuan PTK Penelitian Tindakan Kelas [Online]. Tersedia: http:www.m-edukasi.web.id201205tujuan-ptk-penelitian-tindakan- kelas.html [19 September 2012] 98 Lampiran 1 RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN RPP Sekolah : SMA Pangudi Luhur St. Louis IX Sedayu Mata Pelajaran : Ekonomi KelasSemester : X2 Alokasi Waktu :3 x 45 menit Standar Kompetensi : 6. Memahami konsumsi dan investasi Kompetensi Dasar : 6.1 Mendeskripsikan fungsi konsumsi dan fungsi tabungan Indikator : a. Competencekompetensi dasar: 1 Siswa mampu mendeskripsikan pengertian konsumsi 2 Menghitung fungsi konsumsi 3 Menyebutkan faktor-faktor yang mempengaruhi konsumsi b. Consciencesuara hati: Siswa menyadari akan pentingnya pola hidup hematsikap kritis di kehidupan sehari-hari. Dengan sikap kritis siswa mampu memiliki kemandirian dan tanggung jawab dalam hal kecil. Misalnya pengelolaan uang saku yang diberikan, menjadikan siswa semakin selektif dalam mengonsumsi, terkait dengan masalah konsumsi dan tabungan. c. Compassionbelarasa: Siswa mampu mengamalkan kerjasama dalam kehidupan sehari-hari baik keluarga, teman, maupun di masyarakat. A. Tujuan Pembelajaran a. Competence: 1 Siswa mampu mendeskripsikan pengertian konsumsi 2 Siswa mampu menghitung fungsi konsumsi 3 Siswa mampu menyebutkan faktor-faktor yang mempengaruhi konsumsi 4 Siswa mampu mendeskripsikan pengertian tabungan 5 Siswa mampu menghitung fungsi tabungan 6 Siswa mampu menyebutkan faktor-faktor yang mempengaruhi tabungan b. Consciencesuara hati: Siswa menyadari akan pentingnya hematsikap kritis di kehidupan sehari- hari. Misal dari kemandirian dalam pengelolaan uang saku yang diberikan, menjadikan siswa semakin selektif dalam mengonsumsi, terkait dengan masalah fungsi konsumsi dan tabungan. c. Compassionbelarasa: Siswa memiliki kepekaan terhadap permasalahan yang ada di sekitar mereka terkait dengan nilai kerjasama, misalnya menjadikan siswa peduli dengan teman mereka misal siswa mampu bekerjasama dalam satu kelompok, bahkan membantu teman yang mengalami kesulitan dalam mengerjakan latihan.

B. Materi Ajar :

a. Konsumsi 1 Pengertian Konsumsi Konsumsi merupakan tindakan manusia untuk menghabiskan atau mengurangi kegunaan suatu benda. Konsumsi dalam cakupan makro ekonomi adalah konsumsi nasional yang mempunyai fungsi menghubungkan antara laju pengeluaran dengan pendapatan nasional. Namun harus diakui, bahwa tambahan laju pengeluaran

Dokumen yang terkait

Implementasi paradigma pedagogi reflektif dalam pembelajaran matematika untuk meningkatkan competence, conscience, dan compassion mahasiswa.

1 1 11

Penerapan paradigma pedagogi reflektif dalam pembelajaran materi uang untuk meningkatkan Competence, Conscience, dan Compassion (3C) siswa kelas X1 SMA Kolese De Britto Yogyakarta.

3 19 299

Penerapan paradigma pedagogi reflektif dalam pembelajaran materi fungsi konsumsi dan tabungan untuk meningkatkan competence, conscience, dan compassion siswa kelas X2 SMA Pangudi Luhur Yogyakarta.

0 0 223

Penerapan Paradigma Pedagogi Reflektif (PPR) dalam pembelajaran materi pendapatan nasional untuk meningkatkan competence, conscience, dan compassion siswa kelas XC SMA Pangudi Luhur St. Louis IX Sedayu.

0 15 256

Penerapan paradigma pedagogi reflektif dalam pembelajaran materi fungsi konsumsi dan tabungan untuk meningkatkan competence, conscience, dan compassion siswa kelas X SMA Pangudi Luhur St.Louis IX Sedayu

0 4 194

Penerapan Paradigma Pedagogi Reflektif (PPR) dalam pembelajaran materi pendapatan nasional untuk meningkatkan competence, conscience, dan compassion siswa kelas XC SMA Pangudi Luhur St. Louis IX Sedayu - USD Repository

0 1 254

PENERAPAN PARADIGMA PEDAGOGI REFLEKTIF PADA PEMBELAJARAN MATERI FUNGSI KONSUMSI DAN TABUNGAN UNTUK MENINGKATKAN COMPETENCE, CONSCIENCE, DAN COMPASSION SISWA KELAS X-2 SMA PANGUDI LUHUR YOGYAKARTA SKRIPSI

0 1 221

Penerapan paradigma pedagogi reflektif pada pembelajaran materi indeks harga dan inflasi untuk meningkatkan competence, conscience, dan compassion siswa kelas X SMA Pangudi Luhur Santo Louis IX Sedayu - USD Repository

0 0 204

Implementasi pembelajaran sejarah berbasis paradigma pedagogi reflektif melalui pemanfaatan multimedia untuk meningkatkan competence, conscience, dan compassion siswa kelas XI IPA 2 SMA Pangudi Luhur St. Louis IX Sedayu - USD Repository

0 17 271

Implementasi pembelajaran sejarah berbasis paradigma pedagogi reflektif melalui pemanfaatan multimedia untuk meningkatkan competence, conscience, dan compassion siswa kelas XI IPA 1 SMA Pangudi Luhur St. Louis Ix Sedayu - USD Repository

0 0 222