67
0,247 lampiran 5 halaman 103. Nilai koefisien korelasi tersebut menunjukkan bahwa hubungan prestasi belajar siswa dengan minat
siswa melanjutkan studi ke perguruan tinggi adalah positif dan dikategorikan rendah. Sementara hasil pengujian
signifikansi menunjukkan bahwa pada taraf signifikansi 5 besarnya t t
hitung
= 2,100; sedangkan nilai t
tabel
dengan db = 70-2 pada taraf signifikansi 5 sebesar 1,995. Hasil perhitungan menunjukkan bahwa t
hitung
t
tabel
atau 2,100 1,995 lampiran 5 halaman 103. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa H
ditolak dan menerima H
1
. Dengan kata lain ada hubungan yang positif dan signifikan antara prestasi belajar siswa dan
minat siswa melanjutkan studi ke perguruan tinggi.
D. Pembahasan
1. Hubungan antara tingkat pendidikan orang tua dengan minat siswa
melanjutkan studi ke perguruan tinggi.
Hasil analisis koefisien korelasi menunjukkan bahwa nilai koefisien korelasi r
hitung
variabel tingkat pendidikan orang tua dengan minat siswa melanjutkan studi ke perguruan tinggi adalah 0,370 lampiran 5 halaman
105. Nilai koefisien tersebut menunjukkan bahwa hubungan antara tingkat pendidikan orang tua dengan minat siswa melanjutkan studi ke perguruan
tinggi adalah positif, dan terkategorikan rendah. Sedangkan hasil pengujian signifikansi menunjukkan bahwa besarnya t
hitung
= 3,288. Mengingat nilai t
hitung
= 3,288 t
tabel
= 1,995, maka dapat disimpulkan bahwa hubungan
68
positif antara tingkat pendidikan orang tua dengan minat siswa melanjutkan studi ke perguruan tinggi adalah signifikan.
Tingkat pendidikan orang tua merupakan jenjang pendidikan formal yang diselesaikan oleh para orang tua. Semakin tinggi jenjang pendidikan
formal yang diselesaikan orang tua maka dapat dikatakan bahwa orang tua memiliki tingkat pendidikan tinggi dan bila sebaliknya dikatakan memiliki
tingkat pendidikannya rendah. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa tingkat pendidikan orang tua SMA Pangudi Luhur Sedayu pada umumnya
SMA tingkat pendidikan ayah SMA 37 siswa atau sebesar 52,86, tingkat pendidikan ibu SMA 26 siswa atau sebesar 37,14.
Minat siswa melanjutkan ke perguruan tinggi menunjukkan bagaimana keinginan siswa untuk melanjutkan pendidikannya ke jenjang
pendidikan lebih tinggi. Berdasarkan deskripsi data yang telah diuraikan, minat siswa SMA Pangudi Luhur Sedayu untuk melanjutkan ke perguruan
tinggi dapat dikatakan tinggi 37,14 yang dikategorikan tinggi dan 22,86 dikategorikan sangat tinggi. Kesimpulan tersebut didukung hasil
analisis data yang menunjukkan nilai mean 48,71, nilai modus 49,5 dan nilai median 49,22 .
Tingkat pendidikan orang tua merupakan salah satu faktor eksogen yang mempengaruhi minat siswa untuk melanjutkan studi ke perguruan
tinggi. Dorongan atau nasehat dari orang tua akan mempengaruhi minat siswa tersebut. Isi dari nasehat orang tua tergantung dari pola pikir orang
tua. Pola pikir antara lain tergantung juga dari tingkat pendidikan dari
69
orang tua itu sendiri. Berdasarkan uraian yang telah dijabarkan menunjukkan bahwa minat siswa melanjutkan ke perguruan tinggi
dikategorikan tinggi. Tingginya minat siswa tersebut ternyata berhubungan positif dengan pendidikan orang tua. Hal ini kemungkinan disebabkan
orang tua memiliki pandangan yang positif tentang perlunya anak melanjutkan studi ke perguruan tinggi. Karenanya, orang tua mendorong
anaknya untuk meneruskan studi. Hasil penelitian ini sejalan dengan pendapat Dimyati Mahmud
1990:87 menyatakan siswa yang orang tuanya berpendidikan tinggi lebih memungkinkan melanjutkan studi ke perguruan tinggi daripada yang orang
tuanya tidak pernah mengenyam pendidikan tinggi, dan siswa yang orang tuanya berijazah sekolah lanjutan tingkat atas lebih mungkin melanjutkan
studinya ke perguruan tinggi dari pada yang orang tuanya tidak seperti itu. Sedangkan pada orang tua yang berpendidikan rendah itu kurang
memahami tentang pendidikan sehingga tidak dapat melihat secara objektif manfaat pendidikan bagi anak-anaknya, akhirnya mereka mengabaikan
pendidikan anaknya Anwar,2001 dalam http:pk.ut.ac.idjsi112cov.htm
2. Hubungan antara pendapatan orang tua dengan minat siswa melanjutkan
studi ke perguruan tinggi.
Hasil analisis koefisien korelasi menunjukkan bahwa nilai koefisien korelasi r
hitung
variabel pendapatan orang tua dengan minat siswa melanjutkan studi ke perguruan tinggi adalah 0,342 lampiran 5 halaman
106. Nilai koefisien tersebut menunjukkan bahwa hubungan antara
70
pendapatan orang tua dengan minat siswa melanjutkan studi ke perguruan tinggi adalah positif, dan terkategorikan rendah. Sedangkan hasil pengujian
signifikansi menunjukkan bahwa besarnya t
hitung
= 3,001. Mengingat nilai t
hitung
= 3,001 t
tabel
= 1,995, maka dapat disimpulkan bahwa hubungan positif antara pendapatan orang tua dengan minat siswa melanjutkan studi
ke perguruan tinggi adalah signifikan. Semakin tinggi pendidikan, maka semakin besar biaya yang
dibutuhkan. Dengan kondisi demikian pendapatan orang tua cukup menentukan kelangsungan jenjang pendidikan seorang siswa. Pendapatan
orang tua ini umumnya diukur berdasarkan pendapatan orang tua tiap bulan. Berdasarkan data yang didapat dari hasil penelitian menunjukkan
bahwa sebagian besar pendapatan orang tua adalah sebesar Rp 750.000 sampai dengan Rp 999.999. Besarnya pendapatan orang tua ini
dikategorikan tinggi. Pendapatan orang tua tersebut ternyata mempunyai hubungan positif dengan minat siswa untuk melanjutkan ke perguruan
tinggi. Hal demikian kemungkinan disebabkan oleh jumlah pendapatan tersebut, orang tua masih mampu untuk membiayai anaknya untuk studi ke
jenjang yang lebih tinggi. Semakin mahal biaya pendidikan mempengaruhi minat anak dalam
melanjutkan studi ke perguruan tinggi. Bila anak hidup dalam kondisi ekonomi keluarga yang cukup, kondisi jiwa anak tidak terbebani oleh
keadaan ekonomi keluarganya, maka akan menimbulkan minat untuk melanjutkan studi ke jenjang yang lebih tinggi. Kondisi sebaliknya dalam
71
keluarga yang kekurangan psikis anak sudah dibebani oleh keadaan ekonomi keluarganya, sehingga orientasi anak bukan melanjutkan
pendidikan melainkan bagaimana membantu perekonomian keluarga. Beker dalam Anwar, 2001
http:pk.ut.ac.idjsi112cov.htm menyatakan bahwa faktor ekonomi merupakan salah satu masalah umum
yang menyebabkan anak tidak melanjutkan sekolah. Sesuai dengan teori human capital yang memandang pendidikan sebagai investasi jangka
panjang yang memerlukan biaya mahal. Melihat pernyataan demikian berarti juga untuk mengenyam pendidikan yang lebih tinggi memerlukan
biaya yang tidak sedikit. Kondisi tersebut yang mempengaruhi minat anak dalam melanjutkan pendidikan. Seperti yang dikatakan dalam Anwar, 2001
dalam http:pk.ut.ac.idjsi112cov.htm
yang menyatakan salah satu faktor
anak tidak melanjutkan pendidikan adalah 1 biaya terlalu berat, 2 ingin membantu orang tua.
3. Hubungan antara lingkungan sosial dengan minat siswa melanjutkan studi
ke perguruan tinggi.
Hasil analisis koefisien korelasi menunjukkan bahwa koefisien korelasi r
hitung
variabel lingkungan sosial dengan minat siswa melanjutkan studi ke perguruan tinggi adalah 0,387 lampiran 5 halaman 107. Nilai
koefisien tersebut menunjukkan bahwa hubungan antara lingkungan sosial dengan minat siswa melanjutkan studi ke perguruan tinggi adalah positif,
dan terkategorikan rendah. Sedangkan hasil pengujian signifikansi menunjukkan besarnya t
hitung
= 3,465. Mengingat nilai t
hitung
= 3,465 t
tabel
72
= 1,995, maka dapat disimpulkan bahwa hubungan yang signifikan antara lingkungan sosial dengan minat siswa melanjutkan studi ke perguruan
tinggi. Lingkungan sosial adalah tempat dimana anak itu berkembang. Pola
pikir anak banyak dipengaruhi oleh lingkungan sosial begitu juga halnya dengan minat. Pada dasarnya minat banyak dipengaruhi oleh lingkungan
seperti keluarga, masyarakat, teman sebaya, dan teman sepermainan. Sebagai tempat yang paling dekat dengan anak, maka minat untuk
melanjutkan studi juga sangat dipengaruhi oleh lingkungan sekitar anak tersebut. Secara umum hasil penelitian menunjukkan bahwa siswa berada
dalam lingkungan kondisi yang baik. Hal ini dapat dilihat dari deskripsi data yang menunjukkan bahwa lingkungan sosial siswa baik. 50 siswa
berada dalam lingkungan yang baik. Dengan deskripsi minat siswa yang cukup tinggi dapat dikatakan terdapat korelasi antara lingkungan sosial
dengan minat siswa melanjutkan ke perguruan tinggi. Bila
dalam suatu
keluarga,mayoritas angota
keluarganya mengenyam pendidikan tinggi, anak yang tumbuh dalam lingkungan
tersebut akan memiliki ketertarikan melanjutkan pendidikan setinggi mungkin seperti melanjutkan ke perguruan tinggi selepas SMA. Hal ini
disebabkan mereka banyak mendapat masukan dan pengertian-pengertian tentang pendidikan dari lingkungan keluarga. Sebaliknya anak yang
tumbuh dalam keluarga yang menganggap pendidikan bukan hal yang penting, akan tumbuh pola pikir yang menganggap pendidikan bukan hal
73
yang penting dalam kehidupan. Pada lingkungan masyarakat dan teman sepermainan banyaknya angka putus sekolah, maka anak yang tumbuh
dalam masyarakat yang seperti itupun memiliki pandangan serupa. Hal itu menunjukkan bahwa wawasan anak tidak lepas dari pergaulan sehari-hari.
Bila anak terbiasa bergaul dengan orang-orang yang memiliki pendidikan yang tidak tinggi dan terbiasa mendengar bahwa pendidikan bukan
merupakan hal yang utama dalam kehidupan, maka hal itu akan mempengaruhi pola pikir dan pendapat tentang pendidikan dan tentu
mempengaruhi minat anak tersebut untuk melanjutkan ke perguruan tinggi. Seperti yang dinyatakan oleh Andi Mappiere 1980:64, minat
dipengaruhi oleh latar belakang lingkungan, tingkat ekonomi, status sosial, dan pengalaman. Anak yang mempunyai minat tinggi untuk melanjutkan
studi ke perguruan tinggi dapat berubah dengan melihat dan pegaruh dari lingkungan sosial yang meliputi keluarga, teman sepermainan sebaya,
masyarakat sekitar tempat tinggal. 4.
Hubungan antara prestasi belajar siswa dengan minat siswa melanjutkan studi ke perguruan tinggi.
Hasil analisis koefisien korelasi menunjukkan bahwa nilai koefisien korelasi r
hitung
variabel prestasi belajar siswa dengan minat siswa melanjutkan studi ke perguruan tinggi adalah 0,247 lampiran 5 halaman
108. Nilai koefisien tersebut menunjukkan bahwa hubungan antara prestasi belajar siswa dengan minat siswa melanjutkan studi ke perguruan
tinggi adalah positif dan terkategorikan rendah. Sedangkan hasil pengujian
74
signifikansi menunjukkan bahwa besarnya t
hitung
= 2,100. Mengingat nilai t
hitung
= 2,100 t
tabel
= 1,995, maka dapat disimpulkan bahwa hubungan positif antara prestasi belajar siswa dengan minat siswa melanjutkan studi
ke perguruan tinggi adalah signifikan. Faktor internal dari minat untuk melanjutkan ke perguruan tinggi
adalah kemampuan dalam hal akademik dari setiap siswa. Kemampuan ini dilihat dari prestasi balajar yang didapatkan dari nilai rapor setiap siswa.
Semakin tinggi nilai rapor siswa menunjukkan semakin tinggi prestasi belajar siswa tersebut. Hasil penelitian menunjukkan bahwa prestasi
belajar siswa SMA Pangudi Luhur Sedayu cukup tinggi dengan nilai meannya mencapai 6,98 dengan lebih dari 50 siswa dikategorikan
mempunyai prestasi belajar tinggi. Hal tersebut menunjukkan tidak ada faktor yang menghambat siswa untuk melanjutkan ke perguruan tinggi. Hal
ini dikarenakan pada umumnya siswa mampu untuk melanjutkan ke perguruan tinggi. Korelasi kedua hal tersebut terlihat dari analisis data yang
menunjukkan adanya hubungan positif antara minat siswa melanjutkan ke perguruan tinggi dengan prestasi belajar siswa.
Melanjutkan studi ke perguruan tinggi memerlukan kemampuan yang lebih untuk dapat masuk ke universitas-universitas yang bermutu.
Kemampuan siswa dalam belajar dapat dilihat dari prestasi belajar siswa di sekolah. Prestasi belajar ini memiliki hubungan yang positif dengan minat
siswa melanjutkan studi ke perguruan tinggi. Semakin tinggi prestasi belajar, siswa termotivasi melanjutkan studi ke perguruan tinggi. Hal
75
demikian disebabkan siswa merasa dapat berhasil jika mereka melanjutkan studi ke perguruan tinggi.
Prestasi belajar merupakan nilai yang tercantum dalam rapor dan merupakan perumusan terakhir yang diberikan guru mengenai kemajuan
prestasi siswa selama masa tertentu Sumadi Suryabrata, 1984:43. Prestasi belajar ini dapat dilihat dari nilai-nilai dan keberhasilan yang telah dicapai
dalam suatu waktu. Siswa yang berprestasi dalam sekolah cenderung memiliki kesempatan untuk melanjutkan dan menentukan pilihan jurusan
mana yang akan dipilih. Minat melanjutkan studi ke perguruan tinggi akan muncul bila anak memiliki ketertarikan pada bidang keahlian tertentu dan
ada kesempatan untuk mempelajarinya. Banyak universitas akan memberikan kemudahan-kemudahan dan fasilitas bagi siswa berprestasi,
juga pemberlakuan standar nilai test masuk untuk universitas-universitas terkemuka. Anak yang berprestasi di sekolah beranggapan bahwa dia
mampu melewati ujian masuk universitas pilihannya, maka ia akan bersemangat untuk melanjutkan studinya. Sedangkan, anak yang prestasi
belajar di sekolah rendah mereka akan mengalami kesulitan melewati tes penerimaan mahasiswa universitas pilihan mereka. Maka siswa yang
termasuk memiliki prestasi belajar rendah akan enggan untuk melanjutkan studi karena akan merasa kurang mampu untuk melewati tes masuk dan
dapat mengambil jurusan yang ia minati.
76
BAB VI KESIMPULAN, SARAN, DAN KETERBATASAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan analisis dari hasil penelitian penyebaran kuesioner yang ditujukan pada siswa kelas 3 SMA Pangudi Luhur Sedayu Yogyakarta, dapat
ditarik kesimpulan: 1.
Ada hubungan positif dan signifikan antara tingkat pendidikan orang tua dengan minat siswa melanjutkan studi ke perguruan tinggi. Hal ini
ditunjukkan dari hasil perhitungan nilai koefisien korelasi r
hitung
0,370 dan hasil pengujian signifikansi yang menunjukkan taraf signifikansi 5
besarnya nilai t
hitung
3,288 t
tabel
1,995. 2.
Ada hubungan positif dan signifikan antara pendapatan orang tua dengan minat siswa melanjutkan studi ke perguruan tinggi. Hal ini ditunjukkan dari
hasil perhitungan nilai koefisien korelasi r
hitung
0,342 dan hasil pengujian signifikansi yang menunjukkan taraf signifikansi 5 besarnya nilai t
hitung
3,001 t
tabel
1,995. 3.
Ada hubungan positif dan signifikan antara lingkungan sosial dengan minat siswa melanjutkan studi ke perguruan tinggi. Hal ini ditunjukkan dari
hasil perhitungan nilai koefisien korelasi r
hitung
0,378 dan hasil pengujian signifikansi yang menunjukkan taraf signifikansi 5 besarnya nilai t
hitung
3,465 t
tabel
1,995.